ABSTRAK Faktur Pajak merupakan bukti pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) karena penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) atau bukti pemungutan Pajak Pertambahan Nilai oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai karena impor. Pengenaan pajak dilaksanakan berdasarkan sistem faktur sehingga atas penyerahan barang dan atau penyerahan jasa wajib dibuat Faktur Pajak sehingga bukti transaksi penyerahan barang dan atau jasa itu yang digunakan sebagai dasar penghitungan pajak terutang. Pembelian Barang Kena Pajak, penerima Jasa Kena Pajak atau pengimpor Barang Kena Pajak membayar Pajak Pertambahan Nilai dan berhak menerima bukti pungutan pajak. Pajak yang dibayar tersebut merupakan Pajak Masukan, sedangkan Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak wajib memungut Pajak Pertambahan Nilai. Pajak yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak ini dinamakan Pajak Keluaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar Peranan Faktur Pajak dalam Pajak Pertambahan Nilai Sebagai Dasar Penghitungan Pajak Terutang di PT. Kidung Agung Jaya Perkasa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif analitis,yaitu suatu metode yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan fakta yang ada, yang kemudian dikumpulkan, diolah, dan dianalisis. Dalam pengumpulan data, penulis juga membagikan kuesioner kepada beberapa karyawan di perusahaan. Daftar pertanyaan disajikan dalam bentuk pertanyaan yang dibedakan antara variabel independen dan variabel dependen. Kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian tersebut adalah besarnya Pajak Pertambahan Nilai terutang (PPN Kurang Bayar) Masa Pajak Desember 2005 adalah sebesar Rp 1.926.028,00. Hasil tersebut diperoleh dari membandingkan Pajak Keluaran sebesar Rp 17.389.673,00 dengan Pajak Masukan Rp 15.463.645,00. Pajak Pertambahan Nilai terutang akan disetor ke kas negara oleh PT. Kidung Agung Jaya Perkasa dengan mengisi Surat Setoran Pajak (SSP) pada tanggal 9 Januari 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Kidung Agung Jaya Perkasa sudah melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik, dalam hal ini adalah dalam pembuatan dan penyetoran Faktur Pajak yang wajib dilakukannya apabila perusahaan melakukan penjualan produk kepada Pengusaha Kena Pajak lainnya, maka Faktur Pajak yang dibuat secara lengkap dan tepat sangat mendukung perusahaan sebagai dasar penghitungan Pajak Pertambahan Nilai Terutang.
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR LAMPIRAN. i ii v ix x BAB I Pendahuluan 1 1.1 Latar Belakang Penelitian.... 1 1.2 Identifikasi Masalah 4 1.3 Tujuan Penelitian 4 1.4 Kegunaan Penelitian 5 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 5 1.6 Metode Penelitian.. 8 1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian. 9 BAB II Tinjauan Pustaka... 10 2.1 Perpajakan.. 10 2.1.1 Dasar Perpajakan... 10 2.1.2 Definisi Pajak 10 2.1.3 Fungsi Pajak.. 12 2.1.4 Asas-asas Pemungutan Pajak 13
2.1.5 Pengelompokan Pajak... 13 2.1.6 Sistem Pemungutan Pajak. 15 2.2 Pajak Pertambahan Nilai 16 2.2.1 Dasar Hukum Pajak Pertambahan Nilai 16 2.2.2 Karakteristik Pajak Pertambahan Nilai. 18 2.2.3 Mekanisme Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai. 21 2.2.4 Subjek dan Objek Pajak Pertambahan Nilai.. 22 2.2.5 Saat dan Tempat Pajak Pertambahan Nilai Terutang. 27 2.2.6 Dasar Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai... 28 2.2.7 Faktur Pajak... 31 2.2.7.1 Pengertian Faktur Pajak.. 31 2.2.7.2 Fungsi Faktur Pajak 31 2.2.7.3 Jenis-jenis Faktur Pajak.. 32 2.2.7.4 Saat (Batas Terakhir) Pembuatan Faktur Pajak 38 2.2.7.5 Penerbitan Faktur Pajak yang Tidak Tepat Waktu. 39 2.2.7.6 Mekanisme Pembuatan Faktur Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak... 39 2.2.7.7 Pembuatan Faktur Pajak dalam Hal Rincian Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak Tidak Tertampung dalam Satu Faktur Pajak 40 2.2.7.8 Mekanisme Pembetulan Faktur Pajak yang Hilang 41
2.2.7.9 Mekanisme Pembetulan Faktur Pajak yang Rusak atau Cacat atau Salah dalam Pengisian atau Salah DalamPenulisan. 42 2.2.8 Metode Penghitungan Pajak Pertambahan Nilai 44 2.2.9 Restitusi Pajak Pertambahan Nilai. 45 2.2.10 Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai 46 2.3 Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai.. 48 2.3.1 Prosedur Pencatatan Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai. 49 2.3.1.1 Prosedur Pencatatan Pembelian yang PPN-nya Dapat Dikreditkan maupun yang Tidak Dapat Dikreditkan 49 2.3.1.2 Prosedur Pencatatan Penjualan dan Pajak Pertambahan Nilai Terutang.. 53 2.3.1.3 Saat Perhitungan Pembayaran dan Pembuatan Laporan. 57 BAB III Objek dan Metodologi Penelitian. 58 3.1 Objek Penelitian. 58 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 58 3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas... 59 3.2 Metode Penelitian 64 3.2.1 Jenis Data.. 64 3.2.2 Sumber Data.. 65
3.2.3 Metode Pengumpulan Data 65 3.2.4 Operasional Variabel. 66 3.2.5 Penetapan Indikator Variabel 67 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 69 4.1 Perhitungan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Terutang Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000.. 69 4.1.1 Pajak Keluaran... 70 4.1.2 Pajak Masukan... 70 4.1.3 Penyetoran dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Terutang. 71 4.2 Peranan Faktur Pajak.. 73 4.3 Saat Pembuatan Faktur Pajak atas Perhitungan Pajak Terutang 76 4.4 Pengujian Hipotesis... 79 4.4.1 Analisis Deskriptif. 79 BAB V Kesimpulan dan Saran. 84 5.1 Kesimpulan 84 5.2 Saran.. 85 DAFTAR PUSTAKA 87
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Sistem Pajak Pertambahan Nilai Secara Bertingkat 21 Tabel 3.1 Indikator Variabel 67 Tabel 4.1 Perhitungan PPN Keluaran. 70 Tabel 4.2 Perhitungan PPN Masukan Masa Pajak yang Sama... 71 Tabel 4.3 Daftar Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Terutang.. 72 Tabel 4.4 Data Hasil Jawaban Responden Kuesioner Variabel Independen.. 81 Tabel 4.5 Data Hasil Jawaban Responden Kuesioner Variabel Dependen. 81 Tabel 4.6 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Variabel Independen.. 82 Tabel 4.7 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner Variabel Dependen 82
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Struktur Organisasi Surat Setoran Pajak Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Faktur Pajak Standar Kuesioner