BAB I PENDAHULUAN. Sepak Bola yang berdiri pada tahun 1978 di Cengkareng-Jakarta Barat, dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain, mudah memperoleh teman, sukses dalam pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti

PENGGUNAAN STRATEGI POWER PLAY DALAM PERTANDINGAN FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang, sedangkan penting maksudnya bahwa ilmu pengetahuan itu besar

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sudah mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perbedaan persepsi dan sikap terhadap pengalaman, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan olahraga sepak bola dan bulutangkis. Peminat olahraga hoki

BAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman

Transkrip Wawancara. Informan 1. : Nilam Rahmadani. Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 18 Februari : Jl. Tj. Balai, Gg. Bersama Sunggal Kanan Medan

Rumah Ketua RT : (tok tok tok.) Assalamuallaikum.. permisi : Waallaikum salam eeeh perawat Evita.. apa kabar?

BAB I PENDAHULUAN hingga (Unicef Indonesia, 2012). Menurut Departemen Sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu fenomena yang tidak dapat dilepaskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini khususnya dalam melatih kemampuan verbal, kuantitatif, berpikir

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) adalah Perusahaan yang bersifat terbuka,

Kompetisi antar-klub amatir di Kabupaten Purworejo PENDAHULUAN. Ada banyak klub sepak bola amatir di Kabupaten Purworejo, baik yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Pendidikan berfungsi untuk mengembangkan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan individu menghadapi persaingan global yang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persepakbolaan nasional khususnya Sumatera Utara, banyak anakanak

LAMPIRAN. 4. Menurut kamu sudah baik kah pelayanan humas? Ya mereka sudah bekerja dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu bentuk Organisasi. Organisasi menggambarkan

Bab 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia kegiatan psikologi olahraga belum berkembang secara meluas.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. diwarnai dengan berbagai macam emosi, baik itu emosi positif maupun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan, Ujian Nasional (UN) bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

MOTIVASI BERPRESTASI ABSTRACK

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membicarakan olahraga, tidak akan terlepas dari persoalan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

Sepanjang jalan tiada henti bercerita dan tertawa, aku menghitung bintang-bintang dan tak terasa sudah sampai di tempat mie ayam rica-ricanya Pasti

BAB I PENDAHULUAN. dari semua kalangan maupun usia. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya club dan

BAB I PENDAHULUAN. pembuahan hingga akhir kehidupan selalu terjadi perubahan, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul merupakan salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. motivasi dan prestasi yang membentuk suatu kesatuan makna dan. berprestasi adalah usaha seseorang dalam menguasai tugasnya,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah Dasar RSBI Kebon Jeruk 11 Pagi merupakan sekolah yang sudah

Gak Kalah Dengan Duet Raisa Dan Isyana, Inilah Duet 2 Pebasket Cantik Esa Unggul di Timnas Sea Games

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mengkomsumsi rokok. Banyak di lapangan kita temui orang-orang merokok

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan istilah kunci yang penting dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. klub-klub sepakbola yang memiliki pemain-pemain yang berkualitas. Pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. olahraga yang paling digemari masyarakat, terbukti dengan adanya klub-klub

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah olahraga yang paling terpopuler di dunia dan permainan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebanyak-banyaknya kegawang lawan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Olahraga di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tugas perkembangan yang sangat penting yaitu mencapai status

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan futsal ditandai dengan banyak didirikannya lapangan. futsal di Indonesia khususnya wilayah Jakarta sejak tahun 2000.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Aku dan adik kelasku.

BAB I PENDAHULUAN. individual yang bisa hidup sendiri tanpa menjalin hubungan apapun dengan individu

Motif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak zaman dulu, olahraga telah dikenal sebagai aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. individu dan tim yang menyatu dalam sebuah kerja sama keseluruhan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya menuju dewasa. Remaja cenderung memiliki peer group yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PADA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

ANALISIS MARKET RESEARCH UNEJ

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian, dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa tiap-tiap warga negara

BAB I PENDAHULUAN (TEAM) (PRIDE)

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan jasa pendidikan bagi peserta didik sebagai pelanggannya.

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

This is the beginning of everything

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia yang terbentang dari Sabang hingga Merauke dan memiliki pulau yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

2015 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Ada banyak sekagli pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. primitive dan sederhana sampai menjadi permainan sepakbola modern. Permainan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hakekat olahraga merupakan kegiatan teknik yang mengandung sifat permainan

USIA MENGINJAK DEWASA. Di atas usia 20 keatas adalah usia yang. saatnya memikul beban yang berat, dimana. pada usia 20-an kita sudah terbebani dengan

BAB I PENDAHULUAN. Individu mulai mengenal orang lain di lingkungannya selain keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. membangun kehidupan sosial dan kehidupan bermasyarakat secara luas bagi seorang anak.

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan. Semakin dini stimulus yang diberikan, semakin banyak peluang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sepakbola ini maka dibentuklah organisasi sepakbola dunia yaitu FIFA (Federation

LAMPIRAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

LAMPIRAN II VERBATIM DAN FIELD NOTE RESPONDEN IC

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekuasaan dan pertalian merupakan tiga kebutuhan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Sepak Bola Garec s (SSB Garec s) adalah salah satu Sekolah Sepak Bola yang berdiri pada tahun 1978 di Cengkareng-Jakarta Barat, dan didirikan oleh Bapak Sariman. Visi dari sekolah sepak bola Garec s adalah menumbuhkan semangat kompetitif bagi generasi muda, mencetak bintangbintang baru untuk tingkat nasional dan internasional dengan kemampuan yang terbaik, sehingga dapat meraih prestasi yang gemilang. Dalam rangka mencapai visi tersebut, Garec s memiliki misi dengan menerapkan metode pelatihan yang sebaik-baiknya, memberikan latihan fisik yang terarah, melatih kedisiplinan untuk lebih siap secara mental dalam bertanding, dan meningkatkan prestasi di kejuaraan tingkat Sekolah Sepak Bola nasional dan internasional. Artinya, seluruh pemain diharapkan dapat menerapkan metode yang sesuai sehingga mampu meningkatkan prestasi di setiap kejuaraan (wawancara kepada Pengelola Sekolah Sepak Bola Garec s). Meningkatnya prestasi sekolah sepak bola Garec s, terlihat pada pemainnya, yaitu Arif Wibowo yang berhasil masuk dalam tim sepak bola di Uruguay. Hal ini menunjukkan sekolah sepak bola Garec s telah mampu mencetak pemain, baik dalam tingkat nasional maupun internasional. Selain itu, pada tahun 1978 sekolah sepak bola Garec s berhasil menjadi juara kedua pada

pertandingan sepak bola yang telah diselenggarakan oleh pengurus PSSI, juara pertama U-12; U-15; U-18; U-23, juara petama Sekolah Sepak Bola metropolitan, dan kejuaraan-kejuaraan lainnya. Prestasi-prestasi tersebut telah membuat Sekolah Sepak Bola Garec s menjadi terkenal dan menjadi Sekolah Sepak Bola pilihan. Akan tetapi, pada tahun 2009 mulai terjadi penurunan prestasi, dimana Sekolah Sepak Bola Garec s tidak berhasil mendapatkan juara pada U-18. Pada tahun 2010 U-15 dan U-18 kembali gagal menjadi juara di liga Danone dan liga lainnya. Walaupun pada tahun 2011, U-12 berhasil mendapatkan juara tiga piala Pengcab Jakarta Barat, namun tetap tidak membuat Sekolah Sepak Bola Garec s menjadi sekolah sepak bola favorit kembali. Selain terjadi penurunan prestasi pada saat kejuaraan, penurunan prestasi juga terjadi pada saat proses seleksi pemain nasional dan internasional yang dilakukan setiap 5 tahun sekali. Sekolah sepak bola Garec s hanya mampu meloloskan 3 pemain yang lulus seleksi, padahal di tahun sebelumnya sekolah sepak bola Garec s mampu meloloskan 10 pemain di setiap seleksi. Kondisi seperti ini membuat prestasi sekolah sepak bola Garec s semakin memudar. Terjadinya penurunan prestasi ini tentunya bukan hanya melibatkan sekolah sepak bola tersebut atau pelatih sepak bola, melainkan pemain ikut andil dalam hal tersebut. Penurunan prestasi pemain dapat dikarenakan menurunnya motivasi berprestasi pada masing-masing pemain, dimana setiap pemain memiliki

kebutuhan tersendiri. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan beberapa responden berikut ini, Responden pertama berusia 14 tahun, Fk (Inisial) mengatakan bahwa Tujuan saya gabung di SSB Garec s karena saya suka main bola dan ingin menjadi pemain terkenal. Pertama kali saya ikut tanding lupa saya di mana, yang pasti juara pertama inget banget itu saya hehe.. emang nih sekarang ini jarang juara pertama lagi, malahan udah ga kayaknya. Abisnya lawannya susah, trus kita aja yang kurang latihan, yah mau gimana ga apa-apa lah. Kan bisa ditingkatin lagi, buat pelajaran aja, kita kalah berarti kita harus banyak latihan terutama dengan strategi baru. ( Wawancara tanggal 23 Oktober 2011 ) Berdasarkan hasil wawancara di atas, Fk merasa bahwa lawan bermain saat tanding mempunyai kemampuan yang lebih baik. Fk juga mengakui bahwa pada saat itu, usaha yang dimiliki Fk dengan timnya kurang optimal dikarenakan kurangnya latihan. Meskipun mengalami kegagalan, Fk tetap merasa semangat untuk meningkatkan kemampuannya agar menjadi pemain terkenal. Menjadi pemain terkenal adalah tujuan dari seseorang untuk menjadi yang lebih unggul. Oleh karena itu, dalam mencapai kebutuhannya Fk memiliki usaha, yaitu berlatih dan mencari strategi baru agar mencapai tujuan.

Selain itu, terlihat responden kedua berusia 18 tahun, K (inisial) mengatakan bahwa Tujuannya mau jadi pemain profesional kak, kaya kaka yang pemain Milan itu, tapi kalau sekarang-sekarang ini mah gak tau deh bisa apa ga.hehe. Dulu saya kapten kak, karena beberapa teman saya yang udah pada diambil ke SSB lain, saya jadi satu tim sama anak-anak baru. Duh males banget kak sama mereka, ga asik. Saya jadi males buat ngasih instruksi pas di lapangan, soalnya setiap main tuh kurang klop aja gitu, merekanya kaya kurang gesit gitu, ya udahlah sekarang menang Alhamdulillah, kalah ga apa-apa hehe.. (Wawancara tanggal 23 Oktober 2011) Kemudian responden ketiga berusia 20 tahun, G (inisial) mengemukakan bahwa Saya pernah ikut tanding waktu itu, tapi ga pernah juara pertama sih. Dulu sih pernah tuh tau nih sekarang, karena lawannya susah, atau kita yang kurang latihan. Tapi kalo menurut saya sih karena saya kurang latihan aja sih. Saya sedikit males sebenarnya, biarin aja deh, mau menang apa kalah. abisnya mau ga mau sih ikutan sekolah sepak bola, saya mah sukanya bulu tangkis, kalo bukan karena papa saya. Ga bakalan saya mau. (Wawancara tanggal 23 Oktober 2011) Selanjutnya pada responden keempat A (inisial) mengatakan

Aku masuk kesini ikut-ikut aja hehehee abisnya temen-temen sekolah pada ikutan sekolah sepak bola, katanya bagus yaudah ikut-ikut aja sekalian aku olah raga, jadi yah buat seneng-seneng ajaa..menang yah seneng kalah yah biarin deh. Tapi waktu itu aku ikutan tanding sih trus menang hahahaa temen-temenku pada jago-jago sih. (Wawancara tangal 3 Maret 2012) Dari hasil wawancara di atas, K mengakui bahwa ia ingin menjadi pemain profesional. Namun, K tidak melakukan tugasnya sebagai kapten, ia merasa malas untuk mengintruksikan teman-temannya saat di lapangan, dan ia juga menjadi acuh terhadap prestasi timnya. Selanjutnya pada responden ketiga, G mengakui bahwa ia tidak peduli dengan kekalahan di sekolah sepak bola Garec s, dikarenakan lebih menyukai bulu tangkis dibandingkan sepak bola. Perilaku yang timbul, ia tetap menjalaninya dikarenakan tuntutan dari ayahnya. Responden keempat yaitu A mengakui bahwa, ia mengikuti teman-temannya untuk masuk ke sekolah sepak bola Garec s dan hanya untuk bersenang-senang serta bertujuan olah raga rutin. A juga pernah mengikuti pertandingan, namun kemenangan tersebut bukan karena dirinya, melainkan teman-temannya yang dapat bermain bola dengan baik. Dengan kata lain, A bergabung dengan Sekolah Sepak Bola Garec s hanya mengikuti teman-temannya untuk menciptakan suasana akrab, dan harmonis dengan teman-temannya. Namun A kurang memiliki usaha untuk mencapai tujuannya itu. Sesuai yang telah dipaparkan di atas, Sekolah Sepak Bola Garec s memiliki tujuan, yaitu ingin menerapkan metode pelatihan yang sesuai, seperti latihan fisik dan

melatih kedisiplinan untuk siap secara mental, sehingga mampu memberikan prestasi kejuaraan yang meningkat. Namun, pada kenyataannya terjadi penurunan sehingga tidak mengalami kejuaraan di dalam pertandingan. Menurut pengakuan dari beberapa pemain sepak bola Garce s, yaitu mereka mengikuti sekolah sepak bola karena ingin menjadi pemain sepak bola yang professional seperti idolanya, namun ia kurang berusaha semaksimal mungkin ketika terpilih menjadi kapten, masuk sekolah sepak bola Garec s karena keinginan Ayahnya dan sampai akhirnya tidak berusaha untuk menjalankan latihan dengan baik, dan adapula yang masuk ke sekolah sepak bola Garec s dikarenakan mengikuti teman-temannya. Artinya bahwa penurunan prestasi pemain sepak bola di Garec s kemungkinan besar mempengaruhi motivasi berprestasi, yaitu tujuan dan usaha yang tidak seimbang membuat mereka menjadi menurun. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi sekolah sepak bola Garec s cenderung menurun. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat usaha pemain sepak bola Garec s untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu menjadi pemain sepak bola yang profesional. Padahal motivasi berprestasi dapat dicapai bila terdapat tujuan dan usaha yang seimbang dari para pemain sepak bola. Tujuan dan usaha di dalam mencapai prestasi itu sendiri dipengaruhi oleh motif achievement, affiliation dan power. Menurut McClelland (dalam munandar, 2001), motivasi berprestasi akan didasari oleh berbagai motif, yaitu motif achievement, affiliation dan power mempengaruhi tujuan dan usaha pemain. Ketiga motif ini sejalan dengan teori

motivasi McClelland dalam Munandar (2001), yaitu motivasi untuk berprestasi (nach) dimana individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilannya dan bekerja lebih bertanggung jawab. Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow) adanya keinginan yang kuat untuk mempengaruhi orang lain dan untuk memiliki dampak terhadap orang lain. Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-aff) adanya hasrat atau hubungan antar pribadi yang hangat, dalam menjalin hubungan yang erat dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Dari keempat kasus pemain sepak bola di Garec s di atas (Fk, K, G, dan A) terlihat ada yang memiliki tujuan namun tidak ada usaha. Sebaliknya ada yang tidak memiliki tujuan, tetapi memiliki usaha yang kuat. Selain itu ada beberapa pemain sepak bola di Sekolah Sepak Bola Garec s yang berprestasi lebih didasari oleh keinginan yang diakui oleh ayahnya dan ada yang menjadi pemain sepak bola karena ikut-ikutan temannya. Artinya, ada pemain sepak bola Garec s yang memiliki tujuan dan usaha yang didasari oleh motif achievement, affiliation maupun motif power. Selain motif yang mendasari motivasi berprestasi seperti yang dijelaskan di atas, usia dan jenis kelamin dapat mempengaruhi motivasi berprestasi para pemain. Berdasarkan paparan di atas mengenai penurunan prestasi, dapat dilihat pemain U-15 dan U-18 mengalami penurunan prestasi. Dan pemain U-12 masih cukup baik dalam mempertahankan prestasinya. Hal ini dapat dikarenakan faktor usia yang mempengaruhi motivasi prestasi para pemain tersebut. McClelland mengatakan bahwa kualitas motivasi berprestasi dipengaruhi oleh usia. Dikatakan bahwa motivasi berprestasi akan mengalami perubahan sesuai dengan

perkembangan usia individu. Memasuki usia pertengahan 20-30 tahun motivasi berprestasi individu akan mengalami peningkatan prestasi dan akan mengalami penurunan setelah melewati usia pertengahan (Mc.Clelland dalam Handa, Mujiasih dan Masykur, 2008). Kemudian, di Sekolah Sepak Bola Garec s seluruh pemain memiliki jenis kelamin laki-laki. Dengan penurunan prestasi yang terjadi, dapat dikatakan motivasi prestasi mereka pun cenderung rendah. Hal ini tidak sesuai dengan yang diungkapkan oleh McClelland yang menjelaskan bahwa jenis kelamin laki-laki lebih memiliki motivasi berprestasi yang tinggi. Lebih lanjut McClelland menjelaskan bahwa lakilaki lebih dilatih untuk aktif, kompetitif, dan mandiri. Melihat fenomena di atas, penulis berminat untuk mengangkat masalah yang berhubungan dengan motivasi berprestasi pemain sepak bola, sebagai bahan penelitian di sekolah sepak bola Garec s. B. Identifikasi Masalah Sekolah sepak bola Garec s ingin mencetak bintang-bintang baru untuk tingkat nasional dan internasional dengan kemampuan yang terbaik. Namun, dengan adanya pemain lama yang sudah banyak keluar dan banyaknya pemain baru yang bergabung dengan Sekolah Sepak Bola ini tidak dapat membuat nama Sekolah Sepak Bola Garec s semakin bersinar. Ternyata dari fakta yang ada, prestasi dari Sekolah Sepak Bola semakin menurun, dan ini bertolak belakang dengan visi dari Sekolah Sepak Bola tersebut. Menurunnya prestasi dikarenakan beberapa pemain tidak memiliki tujuan (goal) untuk meraih prestasi dalam sepak bola, dan juga memiliki tujuan tetapi tidak

mengerahkan usahanya untuk meningkatkan kualitasnya dalam bermain sepak bola. Mereka yang masuk ke sekolah sepak bola Garec s memiliki tujuan untuk menjadi pemain yang professional, namun hanya karena keinginan ayahnya, dan menyenangkan teman-temannya yang mengikuti timnya sekolah sepak bola Garec s, dan ingin terkenal. Artinya, mereka ingin berprestasi di dunia sepak bola dan berusaha untuk berlatih terus menerus, serta bertanding dengan berbagai club, namun berbeda dalam motif yang melatar belakanginya. Ada yang dilatar belakangi oleh motif achievement, affiliation dan power. Dari permasalahan tersebut, sehingga hal ini sangat menarik membuat penulis untuk mengetahui motivasi berprestasi pemain sepak bola di sekolah sepak bola Garec s. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Untuk mengetahui gambaran tinggi / rendahnya motivasi berprestasi pemain sepak bola di sekolah Sepak Bola Garec s, 2. Untuk mengetahui dimensi dan subdimensi yang dominan pada pemain sebak bola di Sekolah Sepak Bola Garec s, 3. Untuk mengetahui motivasi berprestasi pemain sepak bola di Sekolah Sepak Bola Garec s dilihat dari data penunjang.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan perluasan teori di bidang psikologi pendidikan olahraga, yaitu mengenai motivasi berprestasi pemain sepak bola di sekolah sepak bola Garec s. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya sumber kepustakaan penelitian mengenai psikologi pendidikan olahraga, Sehingga hasil penelitian nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai penunjang untuk bahan penelitian lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis Penilitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi pemain yaitu sebagai evaluasi diri, agar dapat mencapai hasil yang optimal. Bagi sekolah sepak bola untuk memberikan informasi motivasi pemain, dan membuat kebijakan untuk pemain. E. Kerangka Berpikir Sekolah sepak bola Garec s memiliki visi yaitu menumbuhkan semangat kompetitif bagi generasi muda, mencetak bintang-bintang baru untuk tingkat nasional dan internasional dengan skill yang terbaik, sehingga bisa meraih prestasi yang gemilang. Untuk itu sekolah sepak bola Garec s menerapkan metode pelatihan yang sebaik-baiknya, dengan cara latihan fisik, menerapkan metode disiplin kepada para pemain, dan meningkatkan prestasi kejuaraan di tingkat Sekolah Sepak Bola nasional maupun internasional.

Untuk menjadi pemain yang profesional tersebut bukanlah hal yang mudah. Walaupun sekolah sepak bola Garec s berusaha sedemikian rupa, namun kunci dari keberhasilannya tetap berada pada diri pemain sepak bola sendiri. Para pemain tentunya memiliki tujuan dan usaha untuk mencapai hal tersebut. Dengan adanya tujuan (goal) kuat yang dimiliki oleh pemain dan diimbangi dengan usaha yang sesuai, dapat dikatakan bahwa pemain tersebut memiliki motivasi berprestasi yang cenderung tinggi. Sebaliknya jika tujuan (goal) yang lemah dan kurang diimbangi dengan usaha, atau adanya goal yang kuat dan kurang diimbangi dengan usaha, ataupun memiliki tujuan tetapi kurang maksimal dalam usahanya, dapat dikatakan motivasi berprestasi yang dimiliki cenderung rendah. Tujuan (goal) dan usaha para pemain tentunya dipengaruhi oleh kebutuhan mereka. Menurut McClelland (dalam Munandar), Kebutuhan tersebut dapat berupa need of achievement, need of affiliation, dan need of power. Motivasi untuk prestasi (n-ach) adalah tingkah laku seseorang dengan titik berat pada tercapainya suatu prestasi tertentu. Motivasi ini berhubungan dengan pekerjaan, kegiatan usaha, dan perjuangan agar memperoleh prestasi. Individu seperti ini dalam situasi persaingan berkeinginan untuk berhasil dan unggul. Berusaha melakukan sesuatu dengan caracara baru dan kreatif. Memilih risiko yang moderat, serta akan mencari umpan balik dan mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatannya. Pemain yang memiliki motif berprestasi yang tinggi mereka akan terus berusaha seberat apapun rintangannya demi mengejar mimpinya. Sedangkan pemain yang memiliki motif

berprestasi rendah, mereka akan berhenti ketika ada rintangan yang berat dan lebih memilih menghindar dan melupakan mimpinya tersebut. Kebutuhan akan kekuasaan (n-pow), motivasi yang mengarahkan individu ingin menguasai atau mendominasi dalam hubungan dengan orang lain, sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dan organisasi, peka terhadap pengaruh struktur antar pribadi atau kelompok, dan bertujuan untuk mengarahkan anggota kelompok meningkatkan motivasi berprestasi. Seorang pemain baik itu kapten maupun anggota, ia bisa membantu pelatih dalam menangani permasalahan anggota lain dalam bermain untuk bisa memenangkan pertandingan. Pemain yang memiliki motif berkuasa yang tinggi adalah pemain yang bisa memimpin teamnya pada saat berada di pinggir lapangan maupun di dalam lapangan, untuk memenangkan suatu pertandingan. Sedangkan pemain yang memiliki motif berkuasa yang rendah adalah mereka yang kurang memiliki keinginan untuk menjadi pemimpin team. Kebutuhan untuk berafiliasi atau bersahabat (n-affil), adalah motivasi yang akan mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Tingkah lakunya akan selalu mencari bentuk hubungan yang sangat intim dengan orang lain. Tujuannya untuk menciptakan suasana akrab, santai, dan harmonis. Motivasi ini dalam kegiatan pekerjaan lebih suka bekerja sama dengan orang lain. Mencari persetujuan dan kesepakatan orang lain. Sehingga pekerjaan yang dilakukan akan lebih efektif dengan suasana yang lebih kreatif. Pemain yang memiliki motif bersahabat yang tinggi adalah mereka yang mewujudkan mimpinya dengan cara bersahabat dengan pemain lainnya dan bekerja sama dengan baik. Sedangkan pemain

yang memiliki motif bersahabat yang rendah adalah pemain yang kurang memiliki keinginan untuk bekerja sama dalam team. Secara skematis dapat digambarkan alur kerangka berfikir terjadinya motivasi berprestasi pemain sepak bola Garec s, seperti pada gambar 1.1 Visi SSB Garec s Pemain Sepak Bola Motivasi Berprestasi Need Achievement Need Power Need Affiliation Tujuan (Goal) Usaha (Level of Effort) Tinggi Rendah Memiliki daya juang yang tinggi Tujuan yang signifikan Kurang bersikap simpati Tidak memiliki tujuan yang jelas Memiliki semangat yang rendah Skema 1.1 Kerangka Berpikir