PENDESAINAN SISTEM PENGELOLAAN KINERJA PERSONEL BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG MUSI PALEMBANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Farah Esa B

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA CV YAMAHA SINAR UTAMA HIDAYATULLAH SAMARINDA

Finance for Non-Finance Manager: Balanced Scorecards

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

Jurnal Sains & Teknologi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2%

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

PENERAPAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peningkatan kemakmuran bagi para shareholder dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

TINJAUAN PUSTAKA. suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pilot pesawat terbang jet modern sedang menerbangkan pesawatnya.

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PT. BPR DHARMAWARGA UTAMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Efektivitas dan efisiensi sistem perbankan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Alat Ukur Kinerja Perguruan Tinggi Studi Kasus Universitas Komputer Indonesia

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB V PENUTUP. Pontianak untuk merancang dan memperkenalkan balanced scorecard sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: USULAN PENGUKURAN KINERJA STUDI KASUS DI CV CIHANJUANG INTI TEKNIK CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dan David P. Norton pada tahun 1990, namun sistem penilaian kinerja ini mulai

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Penilaian Kinerja dan Tujuan Penilaian Kinerja

PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI KARYAWAN TIRTA MAHAKAM DI BUKUAN

Yateno, S.E., M.M.

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK OBSERVASI

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BEST DENKI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya bisnis ritel seperti yang terlihat pada 2009 ketika sektor ritel

PENERAPAN BALANCE SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KINERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO UNIT PENGELOLA KEGIATAN (UPK) BINA MANDIRI

BAB II LANDASAN TEORI. Pembahasan kinerja dengan konsep balanced scorecard telah banyak

Transkripsi:

PENDESAINAN SISTEM PENGELOLAAN KINERJA PERSONEL BERBASIS BALANCED SCORECARD PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG MUSI PALEMBANG Frisca Nadya Betri Sirajuddin, Rika Kharlina Ekawati Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak : Balanced Scorecard merupakan metode pengukuran kinerja yang tidak hanya diukur dari segi keuangan melainkan nonkeuangan juga. Tujuan skripsi ini adalah untuk mendesain sistem pengelolaan kinerja personel berbasis Balanced Scorecard pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Musi Palembang. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Pendesaianan ini dilakukan dengan beberapa tahap yaitu mengevaluasi visi, misi dan strategi BNI Cabang Musi Palembang, penentuan strategi perusahaan menggunakan analisis SWOT, pemilihan perspektif dan penentuan sasaran strategi perusahaan, dan tolok ukur Balanced Scorecard yang diwujudkan dalam empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Kata kunci : Kinerja Personel, Balanced Scorecard Abstrak : Balanced Scorecard is a performance measurement method is not only measured in fiancial terms but also non-financial. Purpose of this thesis is to design a personnel performance management system based on the Balanced Scorecard of PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Musi Palembang. This research method uses qualitative research. The designing doing by several stages to evaluate the concept vision, mission and strategy of BNI Cabang Musi Palembang, determining corporate strategy using SWOT analysis, the choice of perspective and goal setting corporate strategy, and Balanced Scorecard embodied in four perspectives: financial perspective, customer perspective, internal business perspective, and learning and and growth perspective. Keywords : Personel Performance, Balanced Scorecard I. Pendahuluan Dalam era persaingan bisnis yang pesat seperti sekarang ini, perusahaan dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi apapun dalam menghadapi pesaing-pesaing yang akan timbul. Perusahaan memerlukan strategi baru untuk menghadapi persaingan yang kompetitif saat ini. Dalam melaksanakan strategi barunya, perusahaan membutuhkan suatu pengukuran kinerja untuk menilai berhasil atau tidaknya strategi tersebut. Tujuan pengukuran kinerja adalah untuk memotivasi personel mencapai sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. Untuk dapat menerapkan ukuran yang diperoleh dari strategi dibutuhkan kinerja yang dapat membuat kerangka kerja baru diperusahaan yaitu Balanced Scorecard. Balanced Scorecard merupakan suatu metode pengukuran kinerja yang tidak hanya mencerminkan pada kinerja keuangan saja tetapi juga nonkeuangan. Hal - 1

Balanced Scorecard memberikan kerangka yang jelas dan masuk akal bagi seluruh personel untuk menghasilkan kinerja keuangan melalui perwujudan berbagai kinerja nonkeuangan. Dengan teknologi informasi, Balanced Scorecard dikomunikasikan keseluruh personel, sehingga dapat dilakukan koordinasi dalam mewujudkan berbagai sasaran strategik perusahaan yang telah ditetapkan. Dengan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membahas mengenai Pendesainan Sistem Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Musi Palembang II. LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Personel Dalam Mulyadi (2007,h.331) kinerja personel didefinisikan sebagai keberhasilan personel dalam mewujudkan sasaran-sasaran strategik perusahaan, dan sasaran strategik perusahaan ini merupakan hasil penerjemahan misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, dan strategi perusahaan. Sedangkan dalam Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (2010,h.30) menjelaskan kinerja personel merupakan prestasi yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya yang sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk pekerjaan tersebut. 2.2 Balanced Scorecard Menurut Atkinson, et al dalam buku Sony Yuwono, et al (2007,h.8), Balanced Scorecard yaitu : A measurement and management system that views a business unit s performance from four perspectives: financial, customer, internal business process, and learning and growth, yang berarti pengukuran dan sistem manajemen penilaian kinerja dengan empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Hery Darwanto (2007,h.3) menyatakan bahwa Balanced Scorecard adalah suatu manajemen untuk mengelola implementasi strategi, mengukur kinerja secara utuh, mengkomunikasikan visi, strategi dan sasaran kepada stakeholders. Kata Balanced dalam Balanced Scorecard merujuk pada konsep keseimbangan antara berbagai perspektif, jangka waktu (pendek dan panjang), lingkup perhatian (intern dan ekstern). Scorecard mengacu pada rencana kinerja organisasi dan bagian-bagiannya serta ukurannya seacara kuantitatif. 2.3 Keunggulan Balanced Scorecard Pengetahuan tentang keunggulan Balanced Scorecard membuka peluang untuk memanfaatkan secara optimum alat manajemen dalam melipatgandakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan. Menurut Mulyadi (2001,h.63), keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik adalah mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut : a) Komprehensif Balanced scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ke tiga perspektif yang lain : customers, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif rencana strategik ke perspektif nonkeuangan tersebut menghasilkan manfaat sebagai berikut : 1. Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang. 2. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. b) Koheren Balanced scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan kausal dengan Hal - 2

perspektif keuangan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai contoh, sasaran strategik dalam pembelajaran dan pertumbuhan harus menjadi penyebab diwujudkannya sasaran strategik di perspektif proses bisnis internal atau customers atau secara langsung menjadi penyebab diwujudkannya sasaran strategik di perspektif keuangan. c) Seimbang Kesimbangan sasaran strategik yang dihasilkan sistem perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang. Empat sasaran strategik yang perlu diwujudkan oleh perusahaan: (1) financial returns yang berlipat ganda dan berjangka panjang (perspektif keuangan), (2) produk dan jasa yang mampu menghasilkan value yang terbaik bagi customers (perspektif customer), (3) proses yang produktif dan cost effective (perspektif proses bisnis internal), dan (4) sumber daya manusia yang produktif dan berkomitmen (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan). d) Terukur Balanced scorecard mengukur sasaran strategik yang sulit untuk diukur. Sasaran-sasaran strategik di perspektif customer, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur. Namun dalam balanced scorecard, sasaran pada perspektif nonkeuangan tersebut ditentukan ukurannya agar dapat diketahui sehingga mudah diwujudkan. 2.4 Perspektif Berdasarkan Balanced Scorecard Balanced scorecard merupakan salah satu metode pengukuran dan kinerja manajemen untuk faktor internal dan eksternal dari suatu perusahaan. Setelah misi dan strategi diterapkan maka selanjutnya dilakukan pengukuran yang komprehensif yang terdapat dalam setiap bagian perspektif Balanced Scorecard, yaitu: a) Perspektif Keuangan Perspektif keuangan tetap menjadi perhatian dalam Balanced Scorecard karena ukuran keuangan merupakan ikhtisar dari konsekuensi ekonomi yang terjadi yang disebabkan oleh pengambilan keputusan. Dalam Yuwono (2002,h.31-32) tahapan dalam siklus perspektif keuangan dibedakan menjadi tiga tahapan, diantaranya: 1. Tahapan pertumbuhan (Growth) 2. Tahapan Bertambah (Sustain) 3. Tahapan Menuai (Harvest) b) Perspektif Pelanggan Saat ini banyak perusahaan yang mempunyai kebijakan corporate-nya dengan memfokuskan kepada customers. Untuk menjadi nomor satu, perusahaan harus memberikan nilai lebih bagi customers adalah salah satu misi manajemen dan telah menjadi prioritas utama perusahaan. Dalam Balanced Scorecard, untuk tujuan mengukur kepuasan customers manajemen diharapkan menerjemahkan misi umumnya ke dalam ukuran yang spesifik, misalnya; time, quality, performance and service, dan cost. Dalam Mirhani (2001,h.3) tolok ukur yang digunakan hendaknya yang mencerminkan key-factors, yaitu ; 1. Pangsa Pasar (Market Share) 2. Retensi Pelanggan (Customer Retention) 3. Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition) 4. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) 5. Kemampulabaan Pelanggan (Customer Profitability) c) Perspektif Proses Bisnis Internal Dalam perspektif ini, manajemen perusahaan mengidentifikasikan hal-hal penting yang menjadi proses bisnis internal sebagai prioritas utama dalam perusahaan. Fokus dalam proses bisnis internal bertujuan agar perusahaan mampu mengantisipasi dan mempengaruhi kebutuhan pelanggan dimasa depan. Dalam Kaplan dan Norton (2000,h.84) hal ini terangkum dalam 3 proses bisnis utama, yaitu : Hal - 3

1. Inovasi adalah kegiatan penelitian dan pengembangan. 2. Operasi merupakan suatu sistem atau cara bagaimana menyampaikan produk dan jasa kepada pelanggan yang ada secara efisien, konsisten dan tepat waktu. 3. Layanan purna jual merupakan pelayanan yang diberikan kepada konsumen setelah produk diserahkan kepada pelanggan. Hal ini mencakup garansi dan berbagai aktivitas perbaikan, penggantian produk yang rusak dan dikembalikan serta proses pembayaran. d) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memberikan perusahaan kapasitas untuk pembelajaran strategik. Dalam Balanced Scorecard perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menyediakan infrastruktur untuk mendukung tercapainya tujuan strategis pada ketiga perspektif sebelumnya (perspektif keuangan, pelanggan, dan bisnis internal) dapat tercapai. Dalam Yuwono (2002,h.42) perspektif melihat tolok ukur berupa : 1. Employee capabilities 2. Information systems capabilities 3. Motivation, empowerment, and alignment. 2.5 Kerangka Pendesainan Sistem Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard Pengelolaan kinerja personel ditujukan untuk meningkatkan akuntanbilitas personel dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dalam mewujudkan visi perusahaan melalui misi pilihan. Dalam Mulyadi (2007,h.338) pengelolaan kinerja personel terdiri dari lima tahap yaitu: 1. Perencanaan kinerja yang hendak dicapai perusahaan secara keseluruhan. 2. Penetapan peran dan penentuan kompetensi inti unit organisasi dan personel untuk mewujudkan peran. 3. Peningkatan usaha dengan pendesainan sistem penghargaan berbasis kinerja untuk meningkatkan kepastian bahwa kinerja akan diberi penghargaan. 4. Pengukuran dan penilaian kinerja. 5. Pendistribusian penghargaan berbasis hasil penilaian kinerja untuk meningkatkan nilai penghargaan bagi personel melalui kepuasan personel terhadap penghargaan dan penilaian personel atas kepantasan penghargaan yang mereka terima. III. Metode Penelitian 3.1 Pendekatan Penelitian Menurut Sugiyono (2007,h.11) pendekatan penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu : 1. Penelitian Deskriptif Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel lainnya. 2. Penelitian Komparatif Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. 3. Penelitian Asosiatif Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui antara dua variabel atau lebih. Pendekatan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pendekatan penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan melalui studi kasus dalam suatu perusahaan untuk mendapatkan gambaran perusahaan serta laporan keuangan. 3.2 Jenis Data Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian. Studi ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data perusahaan khususnya hal-hal yang berkaitan dengan penilaian kinerja dengan menggunakan konsep Balanced Scorecard. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Data Primer Hal - 4

Data primer yaitu sumber data penelitian yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan tidak melalui media perantara (Sugiyono 2008,h.19). Data primer dari penelitian ini diperoleh langsung dari perusahaan dengan melakukan wawancara pada pihak yang terkait serta dengan melakukan pengamatan atau observasi. 2. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain (Kuncoro 2009,h.148). Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa : a) Gambaran umum PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Musi Palembang. b) Laporan keuangan tahunan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Musi Palembang. 3.3 Teknik Analisis Data Teknik analisis terbagi menjadi dua yaitu : 1. Analisis Kualitatif Menurut Hasan (2002,h.98) analisis kualitatif merupakan analisis yang tidak menggunakan model matematik, model statistik dan ekonometrik atau modelmodel tertentu lainnya. 2. Analisis Kuantitatif Menurut Husein Umar (2003,h.65), analisis kuantitatif adalah analisis yang dialakukan terhadap data dalam bentuk angka untuk menerapkan suatu penjelasan dari angka-angka tersebut. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Metode analisis data kualitatif yang menggambarkan, menguraikan sifat objek yang diteliti dengan cara mencatat, mengklasifikasikan, serta menguraikan dan menganalisis data yang dikumpulkan sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang mendasar pada teori yang berhubungan dengan Balanced Scorecard. IV. HASIL PEMBAHASAN 4.1 Pendesainan Penilaian Kinerja berbasis Balanced Scorecard pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Musi Palembang. Penerapan sistem manajemen strategis berbasis Balanced Scorecard oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Musi Palembang dapat digunakan sebagai suatu sistem pengukuran kinerja yang secara terus menerus akan memantau keberhasilan penerapan strategi perusahaan dan mengukur kinerja perusahaan secara komprehensif dan seimbang sehingga kinerja perusahaan setiap saat dapat diketahui secara jelas. 4.1.1 Evaluasi dan Konsep Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan Dalam tahap awal perancangan Balanced Scorecard harus dibentuk tim kerja yang dipimpin oleh pimpinan dengan anggota dari berbagai bagian dalam perusahaan sehingga seluruh bagian dalam perusahaan mewakili. Proses pendesainan Balanced Scorecard ini adalah mengevaluasi visi, misi, dan strategi yang ada. Apakah masih akan dipertahankan atau dilakukan perubahan sesuai dengan hasil analisis terhadap visi dan misi perusahaan termasuk analisis terhadap strategi yang digunakan. Bank BNI merupakan salah satu bank yang kepemilikannya berada di bawah tangan pemerintah atau BUMN memiliki visi, yaitu menjadi kebanggaan nasional yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja. Penjabaran visi ke dalam misi perusahaan dilakukan sesuai dengan kriteria utama dalam visinya. Misi Bank BNI adalah memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah dan selaku mitra pilihan utama (the bank choice), meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor, menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi, meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial serta menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik. Hal - 5

Dari pernyataan misi Bank BNI menunjukkan perhatian yang seimbang terhadap seluruh aspek perusahaan. Dengan kata lain, pernyataan misi tersebut telah melihat perusahaan dari berbagai sudut pandang yaitu : 1. Perspektif keuangan yang ditranformasikan menjadi bank yang bertumbuh dan berkembang menjadi bank yang sehat. 2. Perspektif pelanggan yang ditransformasikan menjadi bank yang dapat memenuhi kebutuhan nasabahnya. 3. Perspektif bisnis internal yang ditransformasikan dengan menjadi bank yang inovatif. 4. Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang ditransformasikan dengan bank yang dikelola oleh sumber daya manusia yang professional. 4.1.3 Penentuan Strategi Perusahaan Analisis SWOT digunakan untuk menentukan bisnis yang menjadi pilihan perusahaan dan untuk menggambarkan kondisi masa depan perusahaan (envisioning) yang akan diwujudkan agar sejalan dengan trend perubahan lingkungan bisnis tersebut. Analisis SWOT dapat membantu mengarahkan bisnis perusahaan di masa datang dengan menggunakan kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan termasuk satuan bisnis tertentu sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan yang dihadapi perusahaan. Untuk menentukan strategi yang akan dilakukan dalam menjalankan usahanya haruslah didahului dengan analisis SWOT berupa kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancnaman (threat). 1) Kekuatan (Strength) a) BNI merupakan bank yang berpengalaman sejak 1946 sebagai bank pemerintah yang mempelopori lajunya perkembangan perekonomian Indonesia membuat Bank BNI mampu melayani nasabah dengan baik yang menjadikan bank yang kokoh, terpercaya, dan bersahabat dimata masyarakat dan dimata dunia. b) BNI Cabang Musi memiliki keunggulan produk yang berkualitas berupa produk kredit, penyediaan jasa, layanan, dan produk dana yang ditawarkan secara lengkap, nasabah dapat memilih produk sesuai keinginan. c) BNI Cabang Musi Palembang membawahi cabang pembantu sebanyak 12 wilayah. Menjadi kekuatan BNI Cabang Musi karena memudahkan nasabah medapatkan pelayanan dari BNI dimana saja. d) Lokasi kantor BNI Cabang Musi Palembang yang strategis yang mudah dijangkau oleh nasabah. e) BNI Cabang Musi Palembang didukung oleh sumber daya manusia yang memadai, yang bekerja secara professional dan mampu melayani nasabah dengan baik. 2) Kelemahan (Weakness) a) Kurangnya mutu pelayanan personel bank pada nasabah seringkali terjadi antrian yang cukup lama saat penyetoran atau penarikan tunai pada teller sehingga timbul komplain atau ketidakpuasan nasabah terhadap kinerja personel BNI Cabang Musi Palembang. b) Proses pemasaran produk kepada nasabah seringkali salah sasaran sehingga produk tersebut tidak dapat diterima oleh nasabah. c) Belum adanya sistem yang mendukung pengambilan keputusan bisnis yang menyangkut tentang penentuan nasabah yang potensial. Belum adanya sistem yang dapat membuat proses pemasaran lebih sulit dan memakan waktu yang lebih lama. 3) Peluang (Opportunity) a) Kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap BNI Cabang Musi Palembang dikarenakan BNI memiliki citra dan reputasi yang baik sebagai bank yang berkualitas yang memberikan pelayanan jasa yang baik. Hal - 6

b) Kebutuhan masyarakat akan layanan perbankan semakin besar. Hal ini dimanfaatkan oleh BNI Cabang Musi Palembang dengan memberikan produk yang kompetitif dan pelayanan yang prima. c) Teknologi informasi berkembang sangat pesat. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh BNI Cabang Musi Palembang untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan terhadap nasabah. 4) Ancaman (Threats) a) Persaingan antar bank ditunjukkan dalam strategi dan promosi berbeda. Karena semakin bertambahnya pangsa pasar bank pesaing yang melakukan kegiatan yang sama dengan menawarkan produk dan jasa bank untuk menarik minat nasabah. b) Perekonomian yang tidak stabil mengakibatkan trend pangsa pasar menurun dan memberikan dampak bagi dunia perbankan. 4.1.3 Tolok Ukur Balanced Scorecard PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Musi Palembang Keberhasilan diukur atas pencapaian sasaran strategis yang telah diterapkan serta dipahaminya tolok ukur tersebut oleh seluruh bagian perusahaan maupun personel yang bertanggung jawab terhadap setiap ukuran yang diterapkan. Penentuan tolok ukur yang digunakan harus sesuai dengan sasaran strategik perusahaan. Sasaran strategik yang digunakan sebagai tolok ukur harus mampu mengukur sejauh mana sasaran strategik yang hendak dicapai. Sasaran strategik yang tercapai merupakan pengukuran kinerja pencapaian berupa visi dan misi yang telah ditetapkan perusahaan. Pengukuran kinerja dengan menggunakan balanced scorecard diuraikan dengan empat perspektif yaitu : 1. Perspektif Keuangan Ukuran keuangan sangat penting dalam sebuah perusahaan karena akan menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan yang mendasar bagi keuntungan perusahaan. Perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai pemegang saham. Perspektif keuangan menjelaskan konsekuensi mendefenisikan segmen pasar dalam tiga perspektif lainnya. Dalam mengukur tingkat profitabilitas perusahaan mempergunakan Return on Assets (ROA) sebagai proksi dari kinerja perbankan. Return on Asset digunakan untuk mengukur efektifitas BNI Cabang Musi Palembang dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan total asset yang dimilikinya. Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar pula kinerja BNI Cabang Musi karena return yang didapat semakin besar. Selain itu BNI Cabang Musi Palembang mengukur pertumbuhan pendapatan melalui bauran pendapatan (revenue mix) yakni melihat pendapatan dari berbagai sumber dari mana pendapatan diperoleh. BNI Cabang Musi Palembang memperoleh pendapatan dari bunga kredit pinjaman, fee base income, dan safe deposit box. Pendapatan bunga kredit diperoleh dari bunga pinjaman yang suku bunganya telah ditetapkan sesuai pinjaman yang dinikmati oleh nasabah. Oleh karena itu, untuk menjaga keseimbangan antara dana yang diterima dengan kredit yang disalurkan memerlukan efisiensi biaya operasional. 2. Perspektif Pelanggan Pelanggan merupakan faktor terpenting bagi perusahaan jasa terutama perbankan, karena melalui nasabah dapat menilai kesuksesan BNI Cabang Musi Palembang. Adanya persaingan didunia perbankan membuat BNI Cabang Musi Palembang berusaha mengupayakan kualitasnya untuk menciptakan dan mempertahankan para nasabahnya. Adapun manfaat untuk menciptakan nasabah baru dan menjaga loyalitas nasabah bagi BNI Cabang Musi Palembang yaitu: 1) Dapat mendorong kepuasaan nasabah atas layanan personel BNI Cabang Musi Palembang. 2) Citra dan reputasi BNI Cabang Musi meningkat. Hal - 7

3) Adanya peningkatan penerimaan atas pertumbuhan dana nasabah. 4) Meningkatnya pendapatan perusahaan. Dengan demikian, tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis perspektif pelanggan yaitu: a) Pangsa Pasar (Market Share) Tolok ukur ini merupakan tolok ukur yang penting karena terkait erat dengan visi BNI Cabang Musi Palembang. Peningkatan penguasaan pangsa pasar disebabkan oleh kemampuan BNI Cabang Musi Palembang mempertahankan loyalitas nasabah lama dan menciptakan nasabah baru. BNI Cabang Musi Palembang mampu memenuhi kebutuhan nasabah dan produk, layanan serta jasa BNI Cabang Musi Palembang memberikan kepuasan bagi nasabah. b) Retensi Pelanggan (Retention Customer) Tolok ukur ini mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar dari segmen pasar, BNI Cabang Musi mengamati sasaran pangsa pasar dengan mempertahankan pelanggan yang ada. Hal ini dilakukan untuk melakukan perbandingan antara jumlah nasabah yang loyal dengan produk pada BNI Cabang Musi Palembang pada periode tertentu dan seluruh nasabah untuk produk dari periode sebelumnya. c) Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition) Tolok ukut ini dilihat dari mengukur jumlah nasabah baru yang diperoleh BNI Cabang Musi Palembang setiap tahunnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa loyalnya nasabah terhadap produk, jasa, dan layanan yang diberikan BNI Cabang Musi Palembang. d) Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction) Pengukuran kepuasan nasabah dilakukan untuk mengukur sejauh mana tingkat kepuasan nasabah atas hasil kinerja layanan BNI Cabang Musi Palembang. Tolok ukur ini dapat diketahui melalui survey kepada nasabah BNI Cabang Musi Palembang secara periodik. 3. Perspektif Bisnis Internal Dalam perspektif ini, manajemen perusahaan mengidentifikasi hal-hal yang penting menjadi proses bisnis internal sebagai prioritas utama dalam perusahaan. Fokus dalam bisnis internal bertujuan agar perusahaan mampu mengantisipasi dan mempengaruhi kebutuhan pelanggan dimasa depan. Tolok ukur yang tepat untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis ini adalah : a) Proses Inovasi Dalam hal ini BNI Cabang Musi Palembang meningkatkan layanan mutu produk yang diperbaharui akan berpengaruh pada peningkatan pendapatan hal ini dilakukan dengan melakukan perbaikan produk, jasa, dan layanan secara terus menerus. b) Proses Operasi Dalam hal ini BNI Cabang Musi melakukan perbaikan produk secara terus menerus dan melakukan promosi melalui media cetak maupun elektronik agar mempermudah masyarakat mengenal produk yang ditawarkan perusahaan. c) Proses Purna Jual Dalam tolok ukur ini BNI Cabang Musi Palembang melakukan peningkatan keandalan. Hal ini bertujuan untuk menangani keluhan nasabah. Penanganan ini dilakukan oleh personel yang ahli dalam bidang layanan nasabah. 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan sumber kemampuan yang memungkinkan penyelesaian atau pemenuhan tujuan tiga perspektif lainnya. Adapun tolok ukur perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yaitu : a) Kemampuan Pegawai Tiga pengukuran utama kemampuan pegawai adalah tingkat kepuasan pegawai, persentase pergantian pegawai, dan produktivitas pegawai seperti pendapatan per pegawai di BNI Cabang Musi Palembang. Bentuk ukuran yang mudah atau penggerakan kinerja untuk kemampuan personel adalah jam pelatihan dan rasio strategi cakupan pekerja. Hal - 8

b) Kemampuan Sistem Informasi Tolok ukur ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan personel BNI Cabang Musi Palembang dalam mengoperasikan sistem informasi yang bertujuan untuk melakukan peningkatan kemampuan dengan memberikan informasi yang lebih akurat dan tepat waktu pada personel guna memperbaiki dan melaksanakan proses baru secara efektif. Ukuran seharusnya memperhatikan ketersediaan informasi strategis. Sebagai contoh, kemungkinan ukuran meliputi persentase proses dengan kemampuan respom dalam waktu nyata dan persentase personel menghadapi nasabah dengan akses online ke informasi pelanggan dan produk. c) Motivasi, Pemberdayaan, dan Pensejajaran Pegawai Tolok ukur ini dilakukan untuk memotivasi kinerja personel BNI Cabang Musi Palembang dengan melakukan survey kepuasan personel atas kinerja yang dilakukan secara periode dan memberikan reward atas hasil prestasi kinerja yang telah dicapai personel dengan baik. Pengelolaan kinerja personel berbasis Balanced Scorecard dijadikan sebagai alternatif pemacu kinerja personel dalam membangun daya saing perusahaan. Melalui empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, BNI Cabang Musi Palembang meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja personelnya dengan mengajarkan Balanced Scorecard kepada seluruh personel bahwa Balanced Scorecard menghasilkan rencana strategik yang komprehensif dan koheren. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang diuraikan pada bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pendesainan kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Musi Palembang sudah bisa diterapkan sebagai tolok ukur kinerja yang komprehensif. Pendesainan Balanced Scorecard menjadikan visi, misi dan strategi sebagai sarana untuk memaksimalkan strategi kegiatan usaha BNI Cabang Musi Palembang menjadi lebih baik dan mampu mewujudkan apa yang menjadi kebutuhan nasabah. 5.2 Saran Berdasarkan pembasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat menjadi masukan dan bermanfaat bagi BNI Cabang Musi Palembang sebaiknya memegang pedoman bisnis melalui visi, misi dan strategi yang ditetapkan agar dapat berupaya menjadi bank yang memiliki kinerja yang unggul untuk memuaskan pelayanan terhadap nasabah dan memberikan kualitas layanan yang baik. Daftar Pustaka Darwanto, Heri 2007, Balanced Scorecard Untuk Organisasi Pemerintah, Diakses 8 Oktober 2012 dari www.bappenas.go.id Husein Umar, 2003, Riset Akuntansi, PT. Gramedia, Jakarta. Kaplan, Robert S. & David P. Norton 2000, Balanced Scorecard:Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad 2009, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta. M. Iqbal Hasan 2002, Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalian Indonesia. Jakarta. Mirhani, Siti 2001, The Balanced Scorecard, USU Digital Library, Medan. Mulyadi 2001, Balanced Scorecard : Alat Manajemen Kontemporer Untuk Hal - 9

Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan, Edisi 2, PT. Salemba Emban Patria, Jakarta. 2007, Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personel Berbasis Balanced Scorecard, UPP STIM YKPN, Yogyakarta Sugiyono 2007, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan 10, CV Alfabeta. Bandung 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung. Yuwono Sony, Edy Sukarno, dan Muhammad Ichsan 2002, Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Yuwono Sony, Edy Sukarno, dan Muhammad Ichsan 2007, Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard Menuju Organisasi yang Berfokus pada Strategi, Edisi 4, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hal - 10