BAB I PENDAHULUAN. yang cukup tinggi sehingga perubahan dalam harga BBM secara otomatis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. telah memberikan kontribusi yang besar terhadap menurunnya laju inflasi dan

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, hal ini disebabkan oleh pertambahan faktor -faktor yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. lalu-lintas modal, dan neraca lalu-lintas moneter. perdagangan dan neraca jasa. Terdapat tiga pokok persoalan dalam neraca

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran rakyat dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab dan sesuai kemampuan daya dukungnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi atau keterbukaan hubungan perekonomian antar negara

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. makroekonomi. Pengeluaran konsumsi seseorang adalah bagian dari. pendapatannya yang di belanjakan. Apabila pengeluaran pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laju inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan utama pengambil

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan dan perekonomian suatu negara, Sirait dan D. Siagian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan. merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. nasional dimana keadaan ekonominya mula-mula relatif statis selama jangka

TINJAUAN KEBIJAKAN HARGA BERSUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK DARI MASA KE MASA Jumat, 30 Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. minyak dunia yang turun, dollar yang menguat dan revolusi shale gas oleh Amerika

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR DENGAN TINGKAT BUNGA SBI DI INDONESIA TAHUN

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, masih memiliki stuktur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan Internasional dalam perekonomian setiap negara memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL RIIL DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas

Skripsi. Oleh: YUNUS YUNIARTA B

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi nasional. Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di

JIKA SUBSIDI BBM DIPATOK RP PER LITER

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

I. PENDAHULUAN. kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) untuk mencapai tujuannya yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Stabilitas perekonomian suatu bangsa dapat digambarkan dengan stabilitas

PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Melalui hal ini Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan Negara-negara lain di

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. obligasi serta indikator makroekonomi (Fatmawati & Beik, 2013).

Herdiansyah Eka Putra B

Catatan Atas Harga BBM: Simulasi Kenaikan Harga, Sensitivitas APBN dan Tanggapan terhadap 3 Opsi Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang.

BAB V PENUTUP. a. Korelasi (hubungan) antar variabel independen : signifikansi sebesar < Artinya setiap kenaikan inflasi

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. R Serfianto D. Purnomo et al. Buku Pintar Pasar Uang & Pasar Valas (Jakarta, Gramedia 2013), h. 98.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I IV

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Inggris (consumption), berarti pembelanjaan yang dilakukan untuk

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah salah satu Negara berkembang di kawasan Asia. Salah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perbankan syariah, dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bank syariah wajib

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan masalah penting suatu negara, untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi pada tahun 1997 dan 1998 yang melanda negara negara

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan penerimaan (atau pendapatan) dimasa yang akan datang. Umumnya

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia tergolong memiliki tingkat ketergantungan yang cukup tinggi sehingga perubahan dalam harga BBM secara otomatis akan membawa perubahan kepada tingkat harga. Ketergantungan ini dapat di lihat dari semakin meningkatnya permintaan akan minyak yang diserap terutama oleh sektor transportasi, rumah tangga, listrik dan industri. Dengan semakin meningkatnya permintaan akan minyak, maka hal ini secara otomatis akan meningkatkan subsidi yang harus diberikan yang berarti pula tingkat spending (pengeluaran) pemerintah akan minyak akan semakin tinggi. Karena komoditi minyak dan gas bumi (migas) mempunyai peranan yang sangat penting dalam kebijaksanaan pembangunan nasional. Tiga peran utama migas yaitu sebagai sumber dalam negeri, sebagai sumber penerimaan devisa, dan sebagai bahan baku industri. Sebagai sumber energi, migas digunakan oleh masyarakat kalangan bawah sampai atas. Oleh karena itu, sangat diperlukan untuk menurunkan kerentanan tingkat perekonomian akan adanya kejutan perubahan harga minyak. Semakin kuat ketergantungan perekonomian akan minyak berarti pula bahwa kenaikan harga minyak cukup memiliki kekuatan untuk mendorong harga, hal ini juga diperkuat dengan tingginya komposisi BBM sebagai input sektoral (Esta,2004). 1

2 Tabel 1.1 Tingkat Konsumsi Sesudah Kenaikkan Harga BBM Tahun 1998 Sektor Tingkat Konsumsi BBM (%) Tranportasi 50,04% Industri 22,18% Rumah Tangga 22,20% Listrik 5,58% Sumber: Ditjen Migas (1998) Dengan adanya kenaikan harga BBM dapat dipastikan menimbulkan apa yang disebut dengan efek spiral. Efek spiral yang bakal muncul adalah kenaikan harga barang dan jasa. Sektor yang langsung terpengaruh oleh kenaikan harga BBM adalah sektor transportasi dan sektor industri. Seperti diketahui pada tahun 1998 sektor transportasi diperkirakan mengkonsumsi 50,04% dari keseluruhan kosumsi BBM sebesar 47.980 kiloliter. Sedangkan sektor industri hanya mengkonsumsi sebesar 22,18%, sektor rumah tangga sebesar 22,20% dan sektor listrik sebesar 5,58%. (Ditjen Migas,1998). Menaikan harga BBM menempatkan pemerintah berada dalam situasi simalakama. Pada satu sisi pemerintah terpaksa menaikkan harga BBM bukan saja karena tekanan IMF, tetapi harga BBM perlu disesuaikan. Harga yang berlaku dianggap tidak sepadan lagi dengan harga komoditi lainnya. Pada sisi lainya, pemerintah merasakan bila harga BBM dinaikkan, maka yang merasakan kesulitan paling besar adalah masyarakat bawah. Kenaikan harga BBM akan mendorong kenaikan harga barang dan jasa lainya melalui trickle down effect dari kenaikan biaya sektor produksi sektor riil. Menurut Cahyono (2001) dengan model I-O kenaikan harga BBM sebesar 20% (tahun 2000)

3 akan berdampak sebesar 0,28% pada inflasi. Selanjutnya menurut Mangiri (2001), kenaikan sebesar 30,1% (tahun2001) akan meningkatkan inflasi 1,5-2% dalam satu bulan paska pengumuman. Kenaikan ini menyebabkan kenaikan inflasi tahun 2001 diprediksi menjadi 11-14%. Masyarakat yaitu rumah tangga mendapat dua kali effek dari kenaikan harga BBM, yaitu pembelian secara langsung seperti minyak tanah dan melalui konsumsi barang-barag industri dan transportasi yang harganya juga terdorong naik (Cahyono,2001). Kenaikan harga BBM mulai 1 januari 2003 akan mempengaruhi besarnya tingkat inflasi. Pada saat pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), harga premium naik menjadi Rp 1810/liter, minyak tanah untuk industri Rp 1970/liter, solar Rp 1980/liter, minyak diesel Rp 1860/liter serta minyak bakar Rp1560/liter. Sementara sebelumnya 31 Desember 2002 pemerintah telah mengumumkan kenikkan Tarif Dasar Listrik (TDL) tahun 2003 melalui empat tahap kenaikkan yang rata-rata 6%. Dengan kenaikkan harga BBM yang demikian tinggi, angka inflasi dapat mencapai kisaran dua digit (Tokoh Indonesia, 2003). Dengan laju inflasi yang cukup rendah, target inflasi Bank Indonesia sebesar 9%, kelihatanya akan tercapai dengan mudah. Bahkan, menurut perhitungan Danareksa research institute, inflasi tahun 2003 diperkirakan dapat ditekan ke tingkat 7,8%. Angka-angka diatas sudah barang tentu mengejutkan, mengingat pada awal tahun 2003 kita melihat ancaman inflasi yang cukup besar karena adanya kebijakan pemerintah menaikkan tarif dasar

4 listrik, mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), dan menaikkan tarif telepon secara bersama-sama. Pada awal tahun bahkan ada beberapa kalangan yang memperkirakan inflasi tahun 2003 akan mencapai 12,5%. (Sadewa,2003). Setiap negara di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang sangat mendambakan stabilitas ekonomi. Sebab stabilitas ekonomi merupakan prasyarat bagi hadirnya stabilitas sosial dan stabilitas politik. Dengan kata lain tanpa stabilitas ekonomi sangat sulit menciptakan stabilitas sosial dan stabilitas politik. Stabilitas ekonomi justru menjadi pilar penting yang menunjang proses realisasi rencana- rencana pembangunan. Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat kondisi Indonesia sendiri, pasca krisis. Krisis ekonomi telah mengakibatkan perekonomian tidak stabil, ini ditandai dengan terus terdepresiasinya rupiah, sementara di sisi lain inflasi terus merangkak naik menembus level 80% (Sitepu,2000). Berdasar dari latar belakang di atas, mendorong penulis untuk meneliti lebih lanjut bagaimana pertumbuhan inflasi sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. Selanjutnya akan dituangkan dalam penelitian ini dengan judul ANALISIS PENGARUH JUB, SBI, KURS TERHADAP PERTUMBUHAN INFLASI DI INDONESIA SEBELUM DAN SESUDAH KENAIKAN HARGA BBM (TAHUN 2001:1 2004:12). B. Perumusan masalah Untuk memberikan pedoman atau arah penelitian maka perlu adanya perumusan masalah yang jelas. Berdasarkan latar belakang masalah maka

5 dirumuskan permasalahan sebagai berikut: bagaimana pengaruh jumlah uang beredar, tingkat suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terhadap pertumbuhan inflasi di indonesia sebelum dan sesudah kenaikan BBM. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengamati sejauh mana arah dan besarnya pengaruh jangka pendek dan jangka panjang jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terhadap pertumbuhan inflasi sebelum dan sesudah kenaikan BBM. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini di harapkan dapat memberikan maanfaat sebagai berikut : 1. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam menentukan suatu kebijakankebijakan yang dapat menyelamatkan bangsa indonesia terhadap kenaikan BBM yang dapat memperbesar pertumbuhan inflasi. 2. Bagi pemerintah Indonesia baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif sebagai bahan rujukan dalam mengevaluasi kebijakan dalam menentukan kenaikan harga BBM di Indonesia. 3. Bagi pembaca, yakni dapat dijadikan wacana untuk menambah wawasan dalam melihat situasi perekonomian Indonesia yang berkembang saat ini.

6 E. Metodologi Penelitian 1. Alat analisis Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel-variabel independen (jumlah uang yang beredar, tingkat suku bunga SBI dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS) terhadap variabel dependen (inflasi) maka digunakan Model Koreksi Kesalahan (ECM), yang formulasi jangka panjangnya sebagai berikut : I t = β 0 + β 1 LN JUBt + β 2 SBI t +β 3 LN KURSt + U t Sementara hubungan jangka pendek dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : I t = α 0 + α 1 LN JUB t +α 2 SBI t + α 3 LN KURS t + α 4 (I t-1 β 0 - β 1 LN JUBt -1 - β 2 SBI t-1 - β 3 LN KURSt -1 ) + U t bentuk persamaan Parameterisasi persamaan jangka pendek dapat menghasilkan: I t = γ 0 + γ 1 LN JUB t +γ 2 SBI t + γ 3 LN KURS t + γ 4 LN JUBt -1 + γ 5 SBI t-1 + γ 6 LN KURSt -1 + γ7ect + Ut Di mana: ECT : β 1 LN JUB t-1 - β 2 SBI t-1 - β 3 LN KURS t-1 I t-1 Di mana: γ 0 : α 4 β 0 γ4 : - α4 (1-β1 ) γ5 : - α4 (1-β2 ) γ6 : - α4 (1-β3 ) γ7 : α4 γ 1 =α 4, γ 2 =α 2, γ 3 =α 3 : Koefisien jangka pendek β 1, β 2, β 3 : Koefisien jangka panjang

7 Keterangan : I SBI JUB KURS JUB t-1 SBI t-1 KURS t-1 ECT U t t : Inflasi : Tingkat Suku Bunga : Jumlah Uang Beredar : Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS : Kelambanan jumlah uang yang beredar : Kelambanan tinkat suku bunga : Kelambana Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS : Error Correction Term : Residu : Perubahan : Periode waktu Selanjutnya akan dilakukan Uji Stabilitas Chow(Chow Tes) yang diformulasikan sebagai berikut: Sebelum kenaikan harga BBM (tahun 2001:1 2003:2) I t = γ 0 + γ 1 LN JUB t +γ 2 SBI t + γ 3 LN KURS t + γ 4 LN JUB t-1 + γ 5 SBI t-1 + γ 6 LN KURS t-1 + γ7ect + Ut Sesudah kenaikan harga BBM (tahun 2003:3 2004:12) I t2 = γ 0 * + γ 1 * LN JUB t + γ 2 * SBI t + γ 3 * LN KURS t + γ 4 * LN JUB t-1 + γ 5 * SBI t-1 + γ 6 * LN KURS t-1 + γ 7 * ECT + U t Gabungan I t = α 0 +α 1 LN JUB t +α 2 SBI t + α 3 LN KURS t + α 4 LN JUB t-1 + α 5 SBI t-1 + α 6 LN KURS t-1 + α 7 ECT + U t Dengan perumusan hipotesis sebagai berikut : Ho : γ 0 =γ 0 *, γ 1 =γ 1 *,γ 2 =γ 2 *, γ 3 =γ 3 * (tidak ada structural break) / stabil Ha : sekurang- kurangnya ada satu γ a γ a * / tidak stabil Jika tidak ada perubahan struktural (structural break), maka RSS R dan RSS UR tidak akan berbeda secara statistik, maka dari itu kita membuat rasio atau perbandingan sebagai berikut :

8 F = ( RSS ( RSS UR R RSS UR ) / K ) /( n1 + n2 2k) F (K,(n 1 + n 2 2k) Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak 2. Jenis dan sumber data Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data skunder yang diperoleh dari studi kepustakaan dan instansi instansi terkait. Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia dan Biro Pusat Statistik menggunakan data bulanan runtut waktu 2001:1-2004:12. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pemahaman dalam pembahasan serta untuk mewujudkan tulisan yang sistematis, maka penulis membagi tulisan ini kedalam beberapa bab, dan masing masing dibagi lagi dalam beberapa sub bab. Adapun sistematikanya sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan. BAB II. LANDASAN TEORI Dalam bab ini dikemukakan landasan teori yang digunakan sebagai bahan pendukung atau mendasari penelitian.

9 BAB III. METODE PENELITIAN Dalam bab ini memuat metode penelitian, sumber data metode pengumpulan data definisi operasional variabel dan metode analisis data. BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Berisi tentang gambaran umum penelitian, diskripsi penelitian analisa hasil estimasi data. BAB V. PENUTUP Berisi mengenai uraian kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan saran-saran yang dianjurkan bagi pihak-pihak terkait dalam mengambil kebijakan terhadap masalah yang diteliti.