BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR. 1. Sejarah dan Pembelajaran Sejarah. adalah ilmu yang dapat memecahkan masalah-masalah sosial (Sanusi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional adalah. pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang

tingkah laku yang dapat dicapai melalui serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERFIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Widowati Kusuma Wardhani Pembimbing: M.Nur Rokhman, M.Pd. ABSTRAK

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

ekonomi dengan model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI).

balik antara guru dan siswa dalam suatu situasi pendidikan. Oleh karena itu, guru dalam menyampaikan pembelajaran dituntut untuk mampu menciptakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

eksternal yang datang dari lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN. historia, kata history yang berarti sejarah. Sartono Kartodirdjo

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CIRC (COOPERATIVE) INTEGRATED READING AND COMPOSITION)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PRANATA SOSIAL DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CIRC. Luwinsih

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

belajar sejarah siswa. Sehingga, model pembelajaran Team Assisted

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

Sutrisno a. Jl. Dr. Cipto-Lontar No1 Semarang Telp. (024) Faks (024)

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,

Adela Siahaan dan Siti Jubaedah Pendidikan Sejarah, FKIP-UNRIKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Teori. 1. Sejarah. Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

mempengaruhi minat adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dan tidak menarik. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrasa lisan dalam kontek bekerja.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan sumber belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

I. PENDAHULUAN. Sejarah adalah salah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kehidupan umat manusia berabad- abad silam, untaian sejarah

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kegiatan proses belajar mengajar harus menghasilkan keluaran (output) yang

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE BERMAIN KARTU

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

BAB III METODE PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan suatu bangsa karena sasaran dari

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

BAB II Kajian Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Sejarah dan Pembelajaran Sejarah a. Konsep Dasar Sejarah Menurut Kuntowijoyo (1995: 18) sejarah merupakan cabang ilmu yang mengkaji secara sistematis keseluruhan perkembangan proses perubahan dan dinamika kehidupan masyarakat dengan segala aspek kehidupanya yang terjadi pada masa lampau. Sejarah tidak hanya sebuah rekontruksi masa lalu yang diceritakan kembali tetapi sejarah adalah ilmu yang dapat memecahkan masalah-masalah sosial (Sanusi, 1985: 14). Sedangkan sejarah menurut Sidi Gazalba (1981 : 13) adalah gambaran masa lalu tentang manusia dengan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara alamiah serta lengkap yang meliputi urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberi pengertian tentang apa yang telah berlalu. Pengertian sejarah menurut Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP UPI (2007: 344) adalah sebagai peristiwa yang memiliki makna yang beranekaragam. Ibnu Khaldun (dalam Yulianti, 2007: 16) berpendapat sejarah adalah catatan tentang masyarakat umat manusia atau peradaban dunia tentang perubahan- perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu. 9

10 Bagi Carr (dalam Ahmad Syafi i M, 2003: 34) sejarah merupakan suatu proses berkelanjutan antara sejarawan dan fakta-faktanya, suatu dialog yang tanpa henti antara masa sekarang dan masa lampau. Sedangkan sejarah menurut Moh. Ali (2005: 12) adalah 1) Jumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwaperistiwa dalam kenyataan sekitar kita. 2) Cerita tentang perubahan itu dan sebagainya. 3) Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan Berdasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa sejarah sebuah ilmu yang mempelajari kehidupan manusia kemudian merenkontruksi yang terjadi pada masa lampau. Selain itu juga sejarah memberikan pengaruh besar bagi siswa sehingga siswa dapat memahami perilaku manusia pada masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. b. Pembelajaran Sejarah Pembelajaran sendiri merupakan suatu perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seorang melalui aktivitas. Menurut Agus Suprijono ( 2009: 2) perubahan disposisi tersebut diperlukan langsung dari proses pertumbuhan seorang secara ilmiah. Pendapat lain mengatakan bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan- pemahaman, ketrampilan, dan nilai sikap (Riyanto, 2009:4 ).

11 Pembelajaran sejarah adalah perpaduan antara aktifitas belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitanya dengan masa kini (I Gde Widya, 1989: 23). Pendapat I Gde Widya tersebut dapat disimpulkan jika mata pelajaran sejarah merupakan bidang studi yang terkait dengan fakta-fakta dalam ilmu sejarah akan tetapi memperhatikan tujuan pendidikan pada umumnya. Menurut Aman (2011: 66) pembelajaran sejarah sebagai sub dari sistem kegiatan pendidikan dimana usaha pembanding dalam kegiatan belajar mengajar yang merujuk pada pengaturan dan pengorganisasian lingkungan belajar sehingga mendorong serta menumbuhkan motivasi peserta didik untuk belajar dan mengembangkan diri. Fungsi mata pelajaran sejarah sendiri adalah menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan, memahami, menjelaskan jati diri bangsa dimasa lalu, masa kini, dan masa depan ditengah-tengah perubahan dunia ( Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah SMA dan MA, 2003: 6). Pembelajaran sejarah saat ini banyak menghadapi banyak persoalan. Persoalan tersebut mecakup lemahnya penggunaan teori, miskinya imajinas serta kecenderungan untuk tidak memperhatikan fenomena globalisasi berikut latar belakang historisnya. Sesuai perkembanganya pelajaran sejarah mengarahkan dan menanamkan

12 nilai karakter dalam setiap peristiwa sejarah, sikap kritis dalam meghadapi suatu masalah. Menurut Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah SMA dan MA (2003: 6) pembelajaran sejarah sendiri bertujuan agar siswa memperoleh kemampuan berpikir historis dan pemahaman sejarah. Berdasarkan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, mata pelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan. 2) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan. 3) Menumbuhkan apresisasi dan penghargaan peserta didik terhadap peningglan sejarah sebagai bukti peradaban bangsa Indonesia di masa lampau. 4) Menumbuhkan pemahaman peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih berposes hingga masa kini dan masa yang akan datang. 5) Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagaian dari bangsa Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah

13 air yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik nasional maupun internasioanal. Menurut Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sejarah SMA (2003: 7), ruang lingkup materi sejarah untuk Sekolah disusun berdasarkan urutan krinologis yang dijabarkan dalam aspek-aspek tertentu sebagai materi standart meliputi: 1) Pengantar ilmu sejarah. 2) Kehidupan paling awal masyarkat di Indonesia. 3) Naik turunya pengaruh tradisi Hindu-Budha di Indonesia. 4) Perkembangan awal tradisi Islam di Indonesia. 5) Perkembangan pengaruh Barat dan perubahan masyarkat di Indonesia pada masa kolonial. 6) Muncul dan berkembangnya pergerakan nasional Indonesia. 7) Interaksi Indonesia Jepang dan keadaan Indonesia pada masa pendudukan Jepang. 8) Perkembangan Indonesia pada masa awal kemerdekaan. 9) Perubahan di Indoesia di tengah usaha mengisi kemerdekaan. 10) Jatuhnya Orde Baru dan reformasi. 11) Perkembangan dunia internasional setelah Perang Dunia II dari pengaruhnya terhadap Indonesia. 12) Peristiwa muthir dunia dan globalisasi. 13) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

14 Permendiknas No. 22 Tahun 2006 juga berisikan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Adapun SK dan KD mata pelajaran sejarah SMA Kelas XI IPS sebagai berikut: Semester1 Standar Kompetensi 1. Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negaranegara tradisional Kompetensi Dasar 1.1 Menganlisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. 1.2 Mengalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaan Hindu-Budha di Indonesia 1.3 Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Islam terhadap masyarkat di berbagai daerah di Indonesia 1.4 Menganalisis perkembangan kehidupan negara-negara kerajaankerajaan Islam di Indonesia Semester 2 Standart Kompetensi 2. Menganalisis perkembangan bangsa Indonesia sejak masuknya pengaruh Barat sampai dengan pendudukan Jepang Kompetensi Dasar 3.1 Menganlisis perkembangan pengaruh Barat perubahan ekonomi, demografi, dan kehidupan sosial buadaya masyarkat di Indonesia pada masa kolonial. 3.2 Menganalisis hubungan antara perkembangan paham-paham baru dan transformasi sosial dengan kesadaran dan pergerakan kebangsaan 3.3 Menganalisis proses interaksi Indonesia Jepang dan dampak

15 pendudukan militer Jepang terhadap kehidupan masyarkat di Indonesia 3. Menganalisis sejarah dunia yang mempenagruhi sejarah Bangsa Indonesia dari abad ke-18 sampai abad ke-20 a. Membedakan pengaruh Revolusi Perancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional Indonesia b. Menganalisis pengaruh revolusi industri di Eropa terhadap perubahan sosial, ekonomi, dan politik di Indonesia 2. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok sama kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen ( Rusman, 2011: 202). Menurut Agus Suprijono (2009: 54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Pembelajaran kooperatif menurut Slavin (dalam Isjoni, 2009: 15) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model yang yang memungkinkan siswa belajar dan bekarja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Pembelajaran kooperatife merupakan strategi belajar dengan kelompok kecil yang tingkat kemampuanya berbeda (Andri Wicaksono, 2014: 59).

16 Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan inormasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud (Agus Suprijono, 2009: 54). Dalam pembelajaran kooperatif akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi serta komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dialakukan oleh siswa di dalam kelompok, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Terdapat beberapa hal penting dalam strategi pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2011: 204) yaitu adanya peserta didik dalam kelompok, adanya aturan main dalam kelompok, adanya upaya belajar dalam kelompok, adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok. Bedasarkan pendapat beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi pembelajaran yang mengelompokkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang anggota kelompok dengan kemampuan yang heterogen sehingga dapat bekerja sama dan menumbuhkan sikap perilaku sosial.

17 3. Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Compsition a. Pengertian Metode Pembelajara Cooperative Integrated Reading and Composition Salah satu metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah Cooperative Integrated Reading and Composition. Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition adalah metode dimana siswa secara komprehensip belajar dengan mengembangkan ketrampilan membaca dan menulis. Menurut Miftahul Huda (2011: 126) metode tersebut dikembangkan oleh Stevens, dkk pada tahun 1987, metode ini dirancang untuk mengakomondasikan level kemampuan siswa yang beragam baik melalui pengelompokan heterogen maupun pengelompokan homogen. Cooperative Integrated Reading and Composition merupakan pembelajaran yang diberikan kesempatan pada peserta didik untuk saling bekerja sama dengan peserta didik lainya dalam tugas terstuktur (Anita Lie, 2004 : 12). Metode tersebut merupakan sarana dalam pembelajaran kooperative sebagai teknik terbaru terbaru laitihan-latihan pembelajaran serta sebagai penelitian dasar pengajaran praktis membaca, menulis yang dikhususkan untuk mengajar pelajaran sejarah di SMA. Jadi dapat disimpulkan metode Cooperative Integrated Reading and Compostion adalah metode pembelajaran yang dapat

18 memberikan cara belajar yang efektif yang dapat meningkatkan kemampuan aktivitas membaca dan menulis. b. Langkah-langkah metode Cooperative Integrated Reading and Composition Menurut Agus Suprijono (2009: 130) langkah-langkah metode Cooperative Integrated Reading and Composition sebagai berikut: 1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen. 2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran. 3) Siswa bekerja sama saling meembacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggpan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas. 4) Mempersentasikan/ membacakan hasil kelompok. 5) Guru membuat kesimpulan bersama. 6) Penutup.

19 c. Manfaat Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition Manfaat dari metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition menurut Robert E, Slavina (dalam Nurulita Yusron, 2008: 219) antara lain 1) Mengetahui tentang pemahaman membaca 2) Pemamahan kosa kata 3) Mengetahui pembacaan pesan 4) Pemahaman ejaan 4. Prestasi Belajar a. Konsep Prestasi Belajar Prestasi sendiri adalah tolak ukur agar mengetahui kemampuan siswa melakukan belajar mengajar dengan kemampuan tersebut berhasil atau tidak. Menurut Slameto (1995: 2) prestasi belajar adalah sebagai tinggi rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran. Prestasi belajar sebagai realisasi dari kecakapan-kecakapahn potensial atau kapasitas yang dimiliki seorang dimana penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya dalarm penguasaan pengetahuan, dan ketrampilan berfikir dan motorik (Nana Syaodih, 2005: 102). Prestasi belajar menurut Hadar Manawi (1981: 100) adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dalam bentuk skor yang diperoleh dari tes.

20 Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang telah diraih seseorang dan didapatkan dengan adanya sebuah usaha terlebih dahulu. b. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Moh. Surya dan Moh. Yamin (1984: 16) prestasi yang didadpatkan seorang individu merupakan hasil dari interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik faktor dalam/ internal maupun faktor luar eksternal individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa (Syaiful Bahri Djamarah, 1997: 68) adalah faktor internal dan faktor eksternal yang meliputi: 1) Faktor internal terdiri atas faktor fisiologis serta faktor psikologis. Faktor fsiologis, faktor ini menyangkut kondisi jasmani atau kondisi fisik siswa selama belajar. Sedangkan faktor psikologis meliputi: a) Minat belajar siswa b) Kecerdasan atau intelegensi c) Motivasi belajar d) Bakat siswa e) Kemampuan kognitif siswa f) Sikap siswa terhadap mata pelajaran

21 2) Faktor ekternal meliputi a) Faktor keluarga yaitu dimana keluarga orang tua mendidik anak, anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, serta latarbelakang kebudayaan. b) Fakor lingkungan sekolah yaitu metode guru dalam mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, standart belajar diatas ukuran, displin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, metode belajar serta tugas rumah. c) Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarkat, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat. c. Cara Mengukur Prestasi Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar, pengukuran hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh perubahan tingkah lakukan siswa setelah mengahayati proses belajar. Menurut Sutrisno Hadi (dalam Sugihartono dkk, 2007: 129) pengukuran adalah sebagai suatu tindakan untuk mengidentifikasi besar kecilnya gejala. Cara mengukur pretasi belajar biasanya dilakukan melalui penilaian. Penilaian sendiri adalah serangakaian kegiatan untuk memperoleh, menafsirkan, menganalisa data tentang proses serta hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan dapat berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan penilaian secara objektif

22 yang dilakukan oleh guru. Penilaian menurut Sugihartono (2007: 130) yaitu suatu tindakan untuk memberikan interprestasi terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan norma tertentu untuk mengetahi tinggi rendahnya atau baik buruknya aspek tertentu. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2006: 27) penilaian merupakan serangakaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, serta menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar yang dilakukan secara sistematis serta berkesinambungan. Alat penilaian prestasi belajar meliputi tes dan non tes yang dapat dilakukan secara tertulis maupun lisan, tes dapat bersifat objektif dan uraian. Tes dapat ditinjau dari fungsinya yaitu tes diagnostik, tes formatif ( ulangan harian), serta tes sumatif ( ulangan umum), ( Suharsimi Arikunto, 1986 : 27). B. Penelitian Yang Relevan Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu: 1. Sutrisno tahun 2009 dalam skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Tipe Cooperative Integarated Reading And Composition (CIRC) Dengan Metode Pemecahan Masalah Berbantuan Lembar Kerja Kelompok Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Kelas VIII B SMP Negeri 1 Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.

23 Hasil penelitian menunjukan bahwa metode Cooperative Integarated Reading And Composition (CIRC) dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar matematika yang dibuktikan adanya peningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa setiap siklusnya yaitu siklus I dan siklus II. Berdasarkan analisis hasil penelitian diperoleh ketuntasan belajar secara klasikal dari siklus I sebanyak 71% sedangkan pada sik lus II sebanyak 97%. Dengan demikian mengalami peningkatan sebesar 26%. Dari hasil observasi terhadap keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 4,94% dan untuk observasi kerja guru dengan menggunakan model pembelajaran tipe CIRC dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 10,23%. Persamaan peneliti ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada metode yang digunakan yaitu Cooperative Integarated Reading And Composition (CIRC), sedangkan perbedaanya pada peningkatan hasil dan keaktifan, terletak lokasi penelitian dan waktu penelitian. 2. Hesty Ninda Pramesthy dalam skripsinya Penerapan Metode Coopearive Integrated and Composition ( Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis) Untuk Meningkatkan Kualiatas Pembelajaran IPS Siswa Kelas XI Semester 1 Di SMK YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2008/2009. Penelitan

24 menunjukan bahwa penerapan metode Coopearive Integrated and Composition menunjukan perbedaan yang signifikan bahwa terdapat perbedaan antara prestasi belajar IPS yang menggunakan metode Coopearive Integrated and Composition (CIRC) dibandingkan yang tidak menggunakan metode Cooperative Integrated and Composition (CIRC). Prestasi belajar IPS yang menggunakan metode CIRC rerata 34.257 sedangkan yang tidak mengggunakan metode CIRC rerata 30.814. Dari hasil uji t dengan taraf signifikasi 5% menunjukan bahwa t hit> t tabel (7.958 > 1.656). Persaman terdahulu dengan yang saya teliti adalah samasama menggunakan metode CIRC yaitu menerapkan membaca dalam memahami materi yang diajarkan perbedaanya terletak lokasi penelitian dan waktu penelitian. C. Kerangka Berpikir Pembelajaran sejarah yang berlangsung di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Piyungan selama ini masih dominan menggunakan metode konvensionl. Hal ini membuat siswa mengalami kebosanan serta rasa jenuh, sehingga prestasi belajar sejarah kurang optimal. Oleh karena itu, perlu diterapkan penerapan metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition. Penggunaan metode ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan

25 gambaran diatas, kerangka berfikir dalam penelitian ini secara sistematis dan sederhana dapaigambarkan seperti berikut ini: Pembelajaran Sejarah Konvensional Prestasi Kurang Optimal Penerapan metode Cooperative integrated reading and composition Prestasi Sejarah Meningkat Gambar 1. Kerangka Berfikir D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir diatas, maka dapat diajukan hipotesis yaitu pembelajaran sejarah yang dilakukan dengan menerapkan metode Cooperative Integrated Reading And Composition pada kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Piyungan Tahun Ajaran 2013/2014 dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah.

26 E. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Piyungan melalui penerapan metode Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)? 2. Apa kelebihan dan kendala dari metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)?