BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara administratif, daerah penelitian termasuk ke dalam wilayah Jawa Barat. Secara

dokumen-dokumen yang mirip
Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daerah penelitian termasuk dalam lembar Kotaagung yang terletak di ujung

Daur Siklus Dan Tahapan Proses Siklus Hidrologi

II. PEMBENTUKAN TANAH

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

PERTEMUAN II SIKLUS HIDROLOGI

PENDAHULUAN. Air di dunia 97,2% berupa lautan dan 2,8% terdiri dari lembaran es dan

BAB I SIKLUS HIDROLOGI. Dalam bab ini akan dipelajari, pengertian dasar hidrologi, siklus hidrologi, sirkulasi air dan neraca air.

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

Analisis Potensi Air A I R

BAB I PENDAHULUAN. kecepatan infiltrasi. Kecepatan infiltrasi sangat dipengaruhi oleh kondisi

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

HIDROSFER I. Tujuan Pembelajaran

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

Sub Kompetensi. Pengenalan dan pemahaman pengembangan sumberdaya air tanah terkait dalam perencanaan dalam teknik sipil.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.1. tetap

KATA PENGANTAR BAB I

BAB I PENDAHULUAN. pembangkit tenaga listrik. Secara kuantitas, jumlah air yang ada di bumi relatif

Karakteristik Air. Siti Yuliawati Dosen Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa Medan 25 September 2017

PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BAB III LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi

θ t = θ t-1 + P t - (ETa t + Ro t ) (6) sehingga diperoleh (persamaan 7). ETa t + Ro t = θ t-1 - θ t + P t. (7)

BAB II GEOLOGI REGIONAL

TINJAUAN PUSTAKA. akuifer di daratan atau daerah pantai. Dengan pengertian lain, yaitu proses

Seisme/ Gempa Bumi. Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi

BAB II GEOLOGI REGIONAL

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

DAUR AIR, CARBON, DAN SULFUR

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AIR. A. Pengertian Air Secara Etimologi dan Terminologi. Air mempunyai banyak nama menurut bahasa, antara lain:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2. Lokasi Kabupaten Pidie. Gambar 1. Siklus Hidrologi (Sjarief R dan Robert J, 2005 )

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sampah dan Jenis Sampah Sampah merupakan sesuatu yang dianggap tidak berharga oleh masyarakat. Menurut Hadiwiyoto

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 02: MORFOLOGI TANAH

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

Universitas Gadjah Mada

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

dampak perubahan kemampuan lahan gambut di provinsi riau

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Hujan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TATANAN GEOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ibukota Jawa Barat berada disekitar gunung Tangkuban Perahu (Gambar 1).

Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...)

Lingkungan hidup alam dan Lingkungan hidup buatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

II. TINJAUAN PUSTAKA. sampai beriklim panas (Rochani, 2007). Pada masa pertumbuhan, jagung sangat

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

Jurnal APLIKASI ISSN X

07. Bentangalam Fluvial

Sifat fisika air. Air O. Rumus molekul kg/m 3, liquid 917 kg/m 3, solid. Kerapatan pada fasa. 100 C ( K) (212ºF) 0 0 C pada 1 atm

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

1. Alur Siklus Geohidrologi. dari struktur bahasa Inggris, maka tulisan hydrogeology dapat diurai menjadi

IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012

dan penggunaan sumber daya alam secara tidak efisien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GEOLOGI REGIONAL

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Luas Luas. Luas (Ha) (Ha) Luas. (Ha) (Ha) Kalimantan Barat

BAB V ANALISIS DAN DISKUSI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (

DASAR-DASAR ILMU TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

REKAYASA HIDROLOGI SELASA SABTU

I. PENDAHULUAN. energi dan serat kasar. Konsumsi ternak rumiansia akan hijauan makanan ternak ±

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM SUB-DAS CITARIK

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehilangan air pada suatu sistem hidrologi. panjang, untuk suatu DAS atau badan air seperti waduk atau danau.

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Lahan/Penggunaan Lahan di Kota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Daerah Penelitian Secara administratif, daerah penelitian termasuk ke dalam wilayah Jawa Barat. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada koordinat 107 0 37 27-107 0 38 40 BT dan 06 0 48 20-06 0 49 26 LS.

Gambar 2.1 Peta Lokasi Daerah Penelitian (Sumber: Geologi regional Lembang diambil dari peta dasar yaitu Peta Geologi Lembar Bandung Jawa. Peta Geologi Bersistem Indonesia: Lembar Bandung 9/XIII-F, skala 1:100.000, oleh P.H.Silitonga, tahun 2003). 2.1.1 Fisiografi Lembang Secara fisiografi lembang termasuk ke dalam zona Bandung yang bergunungapi Kuarter (Bemmelen,1949). Penggunaan lahan saat ini umumnya terkaver kebun sayuran, setempat lahan perkampungan. Secara morfologi daerah ini termasuk kedalam perbukitan bertimbulan kasar dan kerucut gunungapi, dengan puncak-puncaknya G. Tangkubanperahu, G. Burangrang dan G. Putri yang terdekat ke lokasi penyelidikan. Dicirikan oleh pola aliran sungai yang meranting dengan aliran yang cukup deras. Lembah-lembahnya sempit membentuk huruf V dengan tebing agak terjal dan banyak jeram, menunjukkan tingkat erosi lebih dewasa daripada di daerah kerucut gunungapi. Ketinggian tempat peda elevasi 1200-1300 m di atas permukaan laut. 2.1.2 Stratigrafi Lembang Kondisi geologi regional Lembang khususnya daerah penyelidikan yaitu Desa Kayu Ambon, tataan stratigrafi daerah ini berdasarkan Peta Geologi Bersistem Indonesia Lembar Bandung. Bentukan batuan di daerah penyelidikan adalah batuan gunungapi kuarter periode plistosen-halosen, terdiri dari TUF PASIR (Qyd); HASIL GUNUNGAPI TUA TAK TERURAIKAN (Qvu); dan TUF BERBATUAPUNG (Qyt). Tataan stratigrafinya dari atas sampai ke bawah dalam ratusan meter adalah sebagai berikut: TUF PASIR (Qyd) terdiri dari tuf pasir coklat sangat sarang, lahar lapuk

kemerahan dan lapisan lapilli serta breksi; menindih lapisan TUF BERBATUAPUNG (Qyt) terdiri dari pasir tufan, lapilli, bom-bom, lava berongga dan kepingan andesit basal banyak bongkahan dan pecahan batuapung; dan dibawahnya HASIL GUNUNGAPI TUA TAK TERURAIKAN (Qvu) yang terdiri dari breksi gunungapi lahar dan lava berselang-seling. 2.1.3 Struktur dan Tektonika Lembang Sesar-sesar yang terjadi pada lembar peta adalah sesar geser dan sesar normal, merupakan bagian unsur pembentukan depresi (zona Bandung), yang melibatkan satuan batuan kuarter. Sehingga dapat ditafsirkan sesar yang muda, diperkirakan gaya tektonika dari selatan ke utara. Sesar yang berkembang pada masa kuarter umumnya sebagai pengontrol tumbuhnya gunungapi muda. 2.2 Siklus Hidrologi Gambar 2.2 Siklus hidrologi (www.google.com)

Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda: Evaporasi / transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan. Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponenkomponen siklus hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai

(DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya. 2.3 Tanah Istilah tanah sering digunakan dengan bebas dan sebagian orang penyampaiannya berbeda dalam berbagai hal. Untuk tehnik sipil, istilah tanah adalah hal yang umum sebagai media yang membedakan dengan batuan keras. Istilah tanah dalam fisika mempertimbangkan tanah sebagai media penyerap, sedangkan di kimia istilah tanah dikenal sebagai bubuk/pupuk yang memiliki banyak warna, halus atau kasar berserat. (W.F. J Van Beers, Soils and Soils Properties). Kedalaman tanah setebal beberapa cm atau bahkan berpuluh-puluh meter. Tanah merupakan bahan hancuran yang berasal dari batuan di bawahnya atau diangkut melalui udara atau sungai dan diendapkan di atas batuan tersebut. Dengan demikian tanah akan berbeda-bed dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pengaruh lapisan bawah terhadap produktivitas tanah tidak bisa diabaikan. Arti praktikal dari keadaan ini ialah bahwa tanah lapisan bawah tidak dipengaruhi pengolahan tanah. Ia hanya dipengaruhi oleh drainase. Walaupun akar tidak dapat mencapai lapisan bawah itu, permeabilitas dan sifat-sifat fisik dapat berpengaruh buruk atau baik terhadap lapisan di atasnya yang menjadi medium tumbuh tanaman. (Goeswono Soepardi, Sifat dan Ciri Tanah 1).

Keterangan: A00 Horizon ini terdiri dari bahan organic lepas yang belum didekomposisikan. Biasanya tidak dijumpai di padanga rumput, tetapi terdapat di hutan, terutama di daerah beriklim sedang, dan pada suatu saat dalam setahun dijumpai dalam jumlah banyak. A0 horizon yang mengandung bahan organic yang sebagian atau sepenuhnya mengalami humifikasi. Terbentuk fibrik atau remah. Tidak dijumpai di padang rumput. Di tanah hutan biasanya dapat dibedakan dua lapisan F, daerah fermentasi dan H, daerah humus matang. A1 horizon mineral berwarna gelap mengandung banyak bahan organic yang dihumifikasikan tercampur rata dengan bagian inorganic. Pada chernozem lapisan ini sangat tebal; pada podzol sangat tipis atau tidak ada; dan pada tanah sangat beragam. A2 B1 B2 B3 C horizon mineral yang berwarna terang karena pencucian dan bleaching (eluviasi). Pada podzol berkembang baik dan mudah terlihat lapisan kelabu atau bleichorde dari tanah ini. Tidak dijumpai pada chernozen dan tanah-tanah tertentu terutama di daerah kering. lapisan peralihan dan tidak dijumpai pada kebanyakan tanah. Daerah penimbunan (iluviasi) terutama dari liat silikat dan senyawa besi dan alumunium. Sangat jelas pada podzol sebagai lapisan berwarna coklat kemerahmerahan. Keras (orstein) dijumpai pada podzol, sedangkan pada tanah lain dijumpai liat. Pada tanah daerah kering bentuk structural dalam B2 sering kolumnar atau prismatik. Lapisan peralihan, tidak selalu harus ada. bahan induk cerai-berai sama dengan bahan yang membentuk solum. Bahan ini berasal dari hamparan batuan di bawahnya atau bahan yang diangkut dari tempat lain, kemudian diendapkan di tempat tersebut.

Gambar 2.2 Perbandingan profil dari tanah yang memperlihatkan perubahan-perubahan yang dapat diharapkan akibat pemakaian. Bila terjadi erosi, horizon A semua hilang, sebagian atau seluruhnya dan sebagian dari horizon B masuk dalam lapisan olah. (Sumber: M. Baldwin, 1927. The Bray-brown Podzol Soils of Eastern United States. Proc and Papers of the First intl. Cong of Soil Sci. 276-282) Keadaan lapisan olah berbeda dari lapisan bawah. Pertama, lapisan olah merupakan daerah utama dari pertumbuhan perakaran dan mengandung banyak unsur hara dan air yang tersedia bagi tanaman. Kedua, sebagai lapisan yang diolah dan ditanami ia selalu mengalami perubahan. Melalui tindakan-tindakan pengolahan yang yang tepat dan pengambilan bahan organik keadaan fisik tanah dapat dimodifikasikan. Lapisan tersebut dapat pula dipupuk, dikapur dan digenangi air atau dikeringkan. Jadi kesuburan yang berarti kemampuan tanah menyediakan unsur hara dalam jumlah cukup dan perbandingan yang tepat bagi tanaman. Produktivitas merupakan kemampuan tanah menghasilkan tanaman. Kesuburan hingga batas-batas tertentu produktivitasnya dapat dinaikkan, diturunkan atau dipertahankan pada tingkat yang secara ekonomis menguntungkan. Sangat jelas mengapa penelitian tanah ditujukan pada lapisan olah saja. Karena pengapuran dan pemupukan sebenarnya merupakan tindakan-tindakan terhadap lapisan olah. Pada dasarnya istilah tanah tanpa catatatn berarti lapisan atas atau lapisan olah. 2.4 Air Tanah Air tanah adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada lajur/zona jenuh air (zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukaan, yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan kemudian

meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan menjadi air tanah. Air tanah adalah salah satu fase dalam daur hidrologi, yakni suatu peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer, penguapan dari darat atau laut atau air pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam tanah atau badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi termasuk bentuk topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan penutup, serta manusia yang berada di permukaan. Air tanah dan air permukaan saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi (pemompaan, pencemaran dll) terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian sebaliknya. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan. Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Dibeberapa daerah, ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%. 2.5 Infiltrasi Infiltrasi didefinisikan sebagai proses masuknya air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Umumnya infiltrasi yang dimaksud adalah infiltrasi vertikal, yaitu gerakan ke bawah dari permukaan tanah (Jury dan Horton, 2004). Infiltrasi tanah meliputi infiltrasi kumulatif, laju infiltrasi dan kapasitas infiltrasi. Infiltrasi kumulatif adalah jumlah air yang meresap ke dalam tanah pada suatu periode infiltrasi. Laju infiltasi adalah jumlah air yang meresap ke

dalam tanah dalam waktu tertentu. Sedangkan kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum air meresap ke dalam tanah (Haridjaja, Murtilaksono dan Rachman, 1991). Air hujan yang mencapai permukaan tanah akan bergerak sebagai limpasan permukaan atau infiltrasi. Air yang berinfiltrasi pertama-tama diserap untuk meningkatkan kelembaban tanah, setelah tanah jenuh maka air akan mengalir ke samping atau permukaan air bawah tanah. Laju infiltrasi tertinggi dicapai saat air pertama kali masuk ke dalam tanah dan menurun dengan bertambahnya waktu (Philip, 1969 dalam Jury dan Horton, 2004). Pada awal infiltrasi, air yang meresap ke dalam tanah mengisi kekurangan kadar air tanah. Setelah kadar air tanah mencapai kadar air kapasitas lapang, maka kelebihan air akan mengalir ke bawah menjadi cadangan air tanah (ground water) (Jury dan Horton,2004). Seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman yang di tandai dengan banyaknya pembanguan rumah, jalan aspal, dan pembangunan-pembangunan lainnya membuat permukaan lahan menjadi kedap sehingga tanah tidak dapat dilalui air, untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya di buat resapan buatan agar infiltrasi tetap terjaga.