Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM PENGEMBANGAN KELAPA BERKELANJUTAN DI PROVINSI JAMBI

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. berkaitan dengan sektor-sektor lain karena sektor pertanian merupakan sektor

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

REVITALISASI PERTANIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

PENDAHULUAN Latar Belakang

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi dari penghasilannya. Dalam

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

KAJIAN KEMAMPUAN EKONOMI PETANI DALAM PELAKSANAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SUNGAI BAHAR KABUPATEN MUARO JAMBI

SKRIPSI MUTIARA VIANI SINAGA

Boks.2 PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BERAS DI PROVINSI JAMBI

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

I. LATAR BELAKANG POKOK BAHASAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI KETAHANAN PANGAN NASIONAL Posisi Pangan dalam Pembangunan Nasional

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

Pelaksanaan Revitalisasi Pertanian

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

I. PENDAHULUAN. pertanian sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2011

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. dan jasa menjadi kompetitif, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar nasional. kerja bagi rakyatnya secara adil dan berkesinambungan.

Ketahanan Pangan dan Pertanian. disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55

INDEKS. biofuel 63, ceteris paribus 164 constant return to scale 156, 166

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan rumah tangga yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 3C Tahun 2008 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

STRATEGI DAN PROGRAM PRIORITAS PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT KABUPATEN PASER BIDANG INDUSTRI TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

PEMERINTAH KABUPATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

PROGRAM REHABILITASI KARET DI PROVINSI JAMBI : UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

I. PENDAHULUAN. kecukupan pangan bagi suatu bangsa merupakan hal yang sangat strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menuju kemandirian sebagai daerah otonom tersebut, pemerintah daerah

KERJASAMA PELAYANAN 1. Kerjasama dengan Balitbangda Provinsi Jambi a. Kaji Terap Teknologi Pengembangan Ayam Kampung menjadi Ayam Petelur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

RENCANA AKSI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KAB. BLITAR TH 2018

KEBIJAKAN GULA UNTUK KETAHANAN PANGAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.

Boks 2. PENELUSURAN SUMBER PEMBENTUKAN INFLASI DI KOTA JAMBI: SUATU ANALISIS SISI TATA NIAGA DAN KOMODITAS

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KETAHANAN PANGAN I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PENDAHULUAN Latar Belakang

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

PERTANIAN.

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

Transkripsi:

Boks.1 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI Ketahanan pangan (food security) adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup baik (jumlah dan mutu), aman, merata dan terjangkau sehingga merupakan salah satu isu penting berkaitan dengan ketersediaan pangan (availability dan stability), distribusi (accessibility), dan serapan pangan (food utilization) yang pada akhirnya mempengaruhi ketahanan sosial, stabilitas sosial, ketahanan nasional serta stabilitas ekonomi termasuk pengendalian inflasi (harga) secara umum. Penggolongan pangan yang digunakan FAO dikenal sebagai Desirable Dietary Pattern (Pola Pangan Harapan/PPH) yaitu susunan beragam pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolute maupun relatif) dari suatu pola ketersediaan atau konsumsi pangan. Di dalam PPH ada sembilan kelompok pangan yaitu:(1) Padi-padian (2) Umbi-umbian (3) Pangan Hewani (4) Minyak dan lemak (5) Buah/biji (6) Kacang-kacangan (7) Gula (8) Sayur dan buah (9) Lain-lain:Teh, kopi, bumbu-bumbuan, makanan dan minuman yang mengandung alkohol. Diantara sembilan kelompok pangan tersebut pola konsumsi pangan penduduk Indonesia saat ini didominasi padi-padian (beras) sehingga upaya peningkatan produksi padi masih menjadi prioritas pemerintah dalam mengatasi persoalan pangan nasional. Aspek fundamental dalam ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dalam jumlah dan kualitas yang memadai melalui peningkatan produktivitas dan produksi bahan pangan serta melalui perbaikan manajemen cadangan makanan. Pemenuhan ketersediaan pangan ini terkait peningkatan permintaan pangan yang lebih cepat akibat peningkatan jumlah penduduk, daya beli masyarakat, pertumbuhan ekonomi dan perubahan selera dibandingkan pertumbuhan penyediaannya yang dapat menimbulkan kesenjangan. Ketahanan pangan di Provinsi Jambi yang strategis mencakup ketersediaan komoditas padi (beras), tebu (gula pasir), cabe merah dan bawang merah sehingga penting melihat peta kondisi produksi dan ketersediaan pangan, serta mengidentifikasi pola perdagangan dan distribusi antar daerah dan identifikasi kendala, potensi dan rekomendasi ketahanan pangan di Provinsi Jambi. Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi potensi sektor pertanian khususnya komoditas padi, tebu, bawang merah, dan cabe merah di Provinsi Jambi 2. Mengidentifikasi permasalahan (kendala) dalam sektor pertanian dalam kaitannya dengan upaya pencapaian ketahanan pangan di Provinsi Jambi 3. Menggali upaya yang telah dilakukan oleh SKPD untuk mengembangkan pertanian dan pencapaian ketahanan pangan ditinjau berdasarkan komoditas 4. Merumuskan langkah-langkah strategis dalam mencapai ketahanan pangan di Jambi

Ketahanan Pangan di Provinsi Jambi Kondisi Geografis Provinsi Jambi Luas penutup/penggunaan lahan di Provinsi Jambi (tahun 2011) didominasi hutan (31,43%), kebun campur (16,09%), perkebunan lain (14,03%),perkebunan sawit (15,74%), semak/belukar (10,70%), sawah 2,62%, pemukiman 0,95% dan sisanya berupa mangrove, tanah terbuka dan tambak/empang dan lainnya. Produktivitas Padi, Cabe Merah dan Bawang Merah di Provinsi Jambi Tabel Luas Sawah, Produktivitas Padi, Cabe Merah dan Bawang Merah Provinsi Jambi tahun 2011 Kabupaten Sawah Padi Cabe Merah Bawang Merah Luas Luas Luas Sawah Luas Panen Hasil/Ha Produksi Lahan Produksi Lahan Produksi (ha) % (ha) (ku) ( ton) (ha) (ku) (ha) (ku) Tanjabtim 41.437 32,34 28.345 31.07 88.061 278 4.045 0 0 Tanjabbar 18.207 14,21 24.501 36.95 90.542 116 11.957 0 0 Muaro Jambi 14.987 11,70 8.882 44.48 39.506 194 7.032 0 0 Kerinci 13.190 10,30 26.018 51.86 134.94 1.602 171.276 764 78.608 Bungo 8.605 6,72 9.854 40.17 39.587 115 3.231 0 0 Merangin 6.258 4,88 21.803 38.3 83.509 346 29.321 23 586 Sarolangun 5.028 3,92 12.324 40.77 50.248 70 1.995 0 0 Batanghari 5.028 3,92 8.663 47.89 41.489 47 2.449 0 0 Tebo 4.963 3,87 8.298 36.58 30.357 63 1.522 0 0 Kota Jambi*) 0 0 1.155 41.25 4.765 21 1.229 0 0 Provinsi Jambi 128.116 100,00 157.44 41.07 646.64 2.900 235.274 803 79.927 Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jambi (2012) Dari data diatas terlihat hal-hal sebagai berikut: 1. Sawah terluas ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur namun produktivitas padi per hektare-nya terendah karena terkait kualitas sumber daya lahan sawah yang sebagian besar terkontaminasi besi (Pirit) sedangkan produktivitas sawah tertinggi adalah Kabupaten Kerinci yang disebabkan pengelolaan dan sistem irigasi yang ada. 2. Produktivitas cabe merah tertinggi yaitu Kabupaten Kerinci dan Merangin. Dalam hal penanaman, petani di kedua kabupaten tersebut menerapkan teknologi budidaya dengan mulsa plastik hitam perak dan didukung pemupukan unsur makro dan mikro (pupuk pelengkap cair). 3. Saat ini bawang merah hanya ditanam di Kabupaten Kerinci dan Merangin sedangkan kabupaten lain tidak ditanam karena kabupaten tersebut tidak memiliki dataran tinggi yang merupakan kontur yang ideal untuk penanaman bawang merah. 4. Produksi tebu saat ini mulai diprioritaskan Kabupaten Kerinci selain padi, cabe merah dan bawang merah. Tebu yang diupayakan adalah tebu varietas lokal dengan produk akhir berupa gula merah. Terlihat dari Kelompok Tani Sungai

Gedang yang fokus membudidayakan tebu lebih dari 26 hektare mampu menghasilkan 36 ton tebu per tahunnya dengan hasil berupa gula merah dan mensuplai tebu untuk industri kecap di Sumatera Barat. Isu dan Kendala dalam Perkembangan Pangan di Provinsi Jambi Beberapa isu dan kendala terkait dengan perkembangan pangan di Provinsi Jambi antara lain: 1. Terjadinya alih fungsi lahan dan trend kelapa sawit sehingga luas lahan dan produksi pangan semakin berkurang. 2. Belum adanya rencana tata ruang wilayah yang mantap untuk menetapkan alokasi lahan pertanian. 3. Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia dalam hal pengembangan dan peningkatan produksi tanaman pangan. 4. Belum memadainya prasarana dan sarana transportasi yang memudahkan akses distribusi produksi pangan sehingga biaya distribusi pangan menjadi cukup tinggi. 5. Kelembagaan pangan berupa lumbung pangan kurang berfungsi. 6. Terbatasnya sistem informasi harga faktor produksi dan harga jual produksi tanaman pangan di tingkat petani sehingga petani mendapatkan harga jual yang cukup rendah dan tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan. 7. Benih bermutu sulit didapat dan penggunaan pupuk yang tidak berimbang (disebabkan mahalnya pupuk). Upaya Peningkatan Sektor Pertanian 1. Peningkatan produksi pertanian Upaya peningkatan produksi pertanian saat ini masih fokus pada padi saja sedangkan cabe merah dan bawang merah baru sebatas subsidi sarana produksi saja. Adapun upaya peningkatan produksi padi melalui: a. Intensifikasi yaitu melalui program subsidi input sarana produksi pertanian seperti pupuk dan pestisida, alat dan mesin pertanian (alsintan) bagi kelompok tani, sistem budidaya mutakhir seperti sistem tanam jarwo (jajaran legowo) dan SRI (system of rice intensification), peningkatan indeks pertanaman (IP) menjadi dua atau tiga kali dalam setahun, perbaikan sistem irigasi dan drainase. b. Ekstensifikasi memiliki banyak tantangan karena persaingan dengan pengembangan infrastruktur, pemukiman, trend budidaya sawit dan beralih ke komoditas hortikultura yang dapat dipanen beberapa kali dalam setahun. Namun peluang ekstensifikasi ini masih terbuka mengingat penutupan lahan semak belukar dan rawa masih potensial dijadikan lahan sawah. 2. Aspek Distribusi Tanaman Pangan di Provinsi Jambi Sistem distribusi tanaman pangan untuk mengupayakan pengalokaksian pangan kepada masyarakat secara efektif dan efisien dan mendorong terciptanya stabilitas harga pangan di tingkat produsen dan konsumen. Kegiatan yang dilaksanakan melalui: a. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan

Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) adalah upaya pemberdayaan kelompok tani dan gabungan kelompok tani dalam pengelolaan distribusi pangan melalui pembelian, penyimpanan, pengolahan dan pemasaran untuk mendorong stabilitas harga gabah/beras/jagung di tingkat petani dan mengembangkan cadangan pangan masyarakat. Di Provinsi Jambi, LDPM telah dilaksanakan di Kabupaten Kerinci dalam bentuk bantuan sosial sebesar Rp100.000.000,00 kepada kelompok tani yang tergabung dalam GAPOKTAN untuk menjaga stabilitas harga produksi. b. Pemberdayaan Lumbung Pangan Masyarakat Lumbung pangan di Provinsi Jambi sebagian besar sudah tidak berfungsi dengan baik karena produksi pangan langsung dijual ke pasar atau ke pedagang. Mengatasi hal tersebut Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi memberikan bantuan berupa pembangunan fisik lumbung, pengisian cadangan pangan dan penguatan modal. Di Kabupaten Kerinci, pengembangan lumbung pangan dengan memberikan bantuan sosial kepada 6 (enam) kelompok tani di Desa Mandiri Pangan. c. Stabilisasi Harga Pangan Fluktuatif harga pangan disebabkan beberapa hal diantaranya pengaruh produksi (musiman), permintaan (daya beli), spekulasi, prasarana dan sarana produksi, harga dunia, dan variabel makro ekonomi. Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jambi melalui operasi pasar untuk mencegah lonjakan harga khususnya pada hari-hari besar, menyediakan sistem informasi produksi, konsumsi dan harga bulanan produk tanaman pangan sehingga petani mendapatkan harga yang sesuai dan cukup baik. 3. Program Pemerintah Daerah Provinsi Jambi a. Kabupaten Merangin ditetapkan kawasan strategi cepat tumbuh dengan format agropolitan dan minapolitan serta menetapkan Kawasan Masurai sebagai kawasan pertanian terpadu sebagai upaya penyangga terhadap alih fungsi lahan yang tidak terkendali. b. Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2011-2013 menetapkan kawasan lahan pertanian berkelanjutan seluas 17.000 hektare dan Gertak Tanpa Dusta c. Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan Gertak Paduka yaitu gerakan tanam dua kali setahun. KESIMPULAN 1. Permasalahan program ketahanan pangan di Provinsi Jambi adalah permasalahan infrastruktur jalur transportasi yang belum memadai menyebabkan jalur distribusi pengadaan input maupun pemasaran hasil produksi menjadi terhambat. 2. Pemerintah Provinsi Jambi melalui SKPD-SKPD melakukan program peningkatan ketahanan pangan yaitu Program optimalisasi lahan, Program subsidi produksi, Program bantuan pengembangan agroindustri gula, dan program subsidi beras. 3. Mengembangkan sistem ketahanan pangan di Provinsi Jambi yang kokoh melalui suatu kondisi yang kondusif sehingga sub sistem produksi, ketersediaan pangan,

distribusi, dan konsumsi pangan dapat berfungsi dan berkembang secara sinergis dan berkesinambungan. 4. Meningkatkan produksi pangan di Provinsi Jambi melalui beberapa alternatif kegiatan seperti: a. Pemantapan rencana tata ruang wilayah, penataan, pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya lahan pangan. b. Perbaikan, pemeliharaan, dan peningkatan infrastruktur pendukung produksi pertanian seperti sistem irigasi untuk meningkatkan frekuensi tanam dan produktifitas lahan. c. Revitalisasi peran koperasi dalam pengadaan dan penyaluran input dan pemasaran hasil pertanian. 5. Pengembangan ketersediaan pangan di Provinsi Jambi melalui beberapa alternatif program kegiatan seperti: a. Pengaturan ekspor dan impor pangan untuk menjamin ketahanan pangan. b. Pengembangan teknologi dan produk pangan olahan bermutu dan aman berbasis sumberdaya pangan lokal. c. Pengembangan kerjasama jaringan distribusi dan informasi pangan baik inter maupun intra provinsi dan kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Jambi. SARAN 1. Mengembangkan sistem ketahanan pangan di Provinsi Jambi yang kokoh melalui suatu kondisi yang kondusif sehingga sub sistem produksi, ketersediaan pangan, distribusi, dan konsumsi pangan dapat berfungsi dan berkembang secara sinergis dan berkesinambungan. 2. Meningkatkan produksi pangan di Provinsi Jambi melalui peningkatan ketersediaan dan kualitas data sumberdaya lahan potensial untuk produksi pangan. a. Pemantapan rencana tata ruang wilayah, penataan, dan penetapan alokasi lahan pertanian dan lahan abadi dengan peraturan daerah dalam rangka mencegah dan mengendalikan alih fungsi lahan. b. Perbaikan, pemeliharaan, dan peningkatan infrastruktur pendukung produksi pertanian dan pengembangan sistem penyuluhan dan pendampingan dalam produksi dan pemanfaatan hasil pertanian. c. Revitalisasi peran koperasi dalam pengadaan dan penyaluran input dan pemasaran hasil pertanian. d. Pengembangan teknologi produksi terutama untuk teknologi pasca panen, khususnya untuk menekan kehilangan pasca panen pada saat proses perontokan, pengeringan, penggilingan, maupun transportasi. 3. Pengembangan ketersediaan pangan di Provinsi Jambi melalui beberapa alternatif program kegiatan seperti: a. Peningkatan kemampuan dan kerjasama pemerintah daerah, masyarakat dan swasta secara sinergis dalam pengadaan dan pengelolaan cadangan. b. Pengaturan ekspor dan impor pangan untuk menjamin ketahanan pangan. c. Pengembangan teknologi dan produk pangan olahan bermutu dan aman berbasis sumberdaya pangan lokal.

d. Pengembangan kerjasama jaringan distribusi dan informasi pangan baik inter maupun intra provinsi dan kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Jambi. 4. Pengembangan distribusi dan aksesibilitas pangan di Provinsi Jambi. Ada beberapa alternatif kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: a. Peningkatan efisiensi dan kelancaran distribusi pangan. b. Peningkatan pengawasan kelancaran pasokan pangan dan stabiltas harga pangan utama. c. Peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan daya beli pangan melalui kegiatan produktif dan berkesinambungan.