LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 52 tahun Oktober 1969

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 51 tahun Oktober 1969

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 43 tahun Djuli 1969 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH KABUPATEN BANGLI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1958 TENTANG PENEMPATAN TENAGA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH PERALIHAN DAERAH SWATANTRA TINGKAT KE-II GARUT. Menetapkan Peraturan Daerah jang berikut:

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN STAF PELAKSANA PEMILIHAN UMUM DI IRIAN BARAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

PERATURAN DAERAH KOTAPRAJA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 1 TAHUN 1957 (1/1957)

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

Peraturan Pemerintah 1950 No. 37

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska No. 5 th. Ke III tg. 1 Djuni 1953 No. 2

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215 TAHUN 1963 TENTANG PEMBENTUKAN JAJASAN TELEVISI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 47 tahun Djuli 1969

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI ( PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI )

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 95 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1965 TENTANG POKOK-POKOK PEMERINTAHAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 5

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG KABUPATEN DJEMBRANA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1969 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI SERTA TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN URUSAN LOGISTIK

Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1957 TENTANG POKOK-POKOK PEMERINTAHAN DAERAH *) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-undang 1946, No. 22 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kutipan dari Lembaran Kota Besar Ska. No. 3 th. II tg. 27 Des PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 2 tahun TENTANG PEMADAM API

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

UNDANG-UNDANG UAP TAHUN 1930 (STOOM ORDONANTIE 1930) (Stb. No.225 TAHUN 1930)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI)

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG PROPINSI BALI

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1967 TENTANG PENANAMAN MODAL ASING DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10 DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA No. 237 TAHUN 1960 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN - NEGARA REPUBLIK INDONESIA. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1970 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH KABUPATEN BANDJAR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1970 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERBEKALAN DAN PERHUBUNGAN PADA LEMBAGA PEMILIHAN UMUM

PERATURAN MENTERI MUDA AGRARIA NOMOR 15 TAHUN 1959 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO 129 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1953 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I OBJEK, DJUMLAH DAN TERUTANGNJA PADJAK. Pasal 1

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH PROPINSI BALI) No. 29 tahun Mei 1969

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1958 TENTANG PENGGUANAAN LAMBANG NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR : 2 TAHUN 1977 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI BALI

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1972 TENTANG ORGANISASI LEMBAGA SANDI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1965 TENTANG POKOK-POKOK PEMERINTAHAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA N o.135 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG Nomor : 19 Tahun1981 Seri D Nomor 19

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 1978

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 7 TAHUN 1997 TENTANG

Dimuat dalam Lembaran Daerah Djawa Tengah Tahun 1972 Seri B Nomor 10

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 7 th. Ke IV tgl. 1 Sept. 54 No. 2. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA. No. 6 TAHUN 1954.

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH TINGKAT II BANDJAR NOMOR : 1 TAHUN 1961 DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT II BANDJAR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 159 TAHUN KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2007 NOMOR 5 SERI E NOMOR SERI 4

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 48 TAHUN 1951 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SURAT PENTJALONAN UNTUK PEMILIHAN ANGGOTA D.P.R./D.P.R.D.I DAN D.P.RD. II

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG

Tambahan Lembaran Kota Besar Ska. No. 5 th. Ke V tg. 1 Mei No. 1. PERATURAN DAERAH KOTA BESAR SURAKARTA No. 4 TAHUN 1955

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO.44 TAHUN 1957 KAMI, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1964 TENTANG PERUBAHAN DAN TAMBAHAN PERATURAN PEMERINTAH NO

BUPATI BULELENG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH SWATANTRA KABUPATEN BULELENG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH TINGKAT I BALI (PENGUMUMAN RESMI DAERAH TINGKAT I BALI) No. 7 / 1966 14 Desember 1966 No. : 11 / DPRD G.R. / 1964. DEWAN PERWAKILAN RAKJAT DAERAH GOTONG ROJONG DAERAH TINGKAT I BALI Menetapkan peraturan Daerah sebagai berikut : PERATURAN DAERAH TINGKAT I BALI TENTANG KEDUDUKAN DAN KEDUDUKAN KEUANGAN SERTA SJARAT SJARAT UNTUK DIANGKAT MENDJADI SEKRETARIS DAERAH TINGKAT I BALI Ketentuan Umum. Pasal 1. Dalam peraturan ini jang dimaksud dengan : a. Daerah ialah Daerah Tingkat I Bali. b. D.P.R.D.G.R. ialah Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong Daerah Tingkat I Bali. c. Kepala Daerah jalah Gubernur Kepala Daerah Bali. d. Sekretaris Daerah jalah Sekretaris Daerah Tingkat I Bali jang diangkat berdasarkan Penetapan Presiden No. 5 tahun 1960. ( disempurnakan ) e. P.G.P.D. ialah Peraturan Gadji Pegawai Daerah Tingkat I Bali. f. Peraturan Daerah jalah Peraturan Daerah Tingkat I Bali kedudukan, tugas dan kewadjiban Pasal 2. (1). Sekretaris Daerah adalah Pegawai daerah jang mengepalai Sekretaris Daerah dan mendjalankan tugas kewadjiban Negara sebagai alat Daerah dan Pusat, langsung dibawah Kepala Daerah. (2). Sekretaris Daerah memimpin penjelengaraan administrasi jang berhubung dengan pelaksanaan :

a. Seluruh tugas Pemerintah Daerah termasuk pekerdjaan-pekerdjaan untuk Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong dan Badan Pemerintah Harian b. Kekuasaan; tugas dan kewadjiban Kepala adaerah dalam kedudukannja sebagai alat Pemerintah Pusat berdasarkan Penetapan Presiden No. 6 tahun 1959 (disempurnakan) dan No. 5 tahun 1960 (disempurnakan). (3). Sekretaris Daerah tidak terkait pada suatu masa djabatan ; segala sesuatu dengan mengindahkan ketentuan-ketentuan dalam surat keputusan Kepala Daerah tanggal 23 Pebrohari 1959 No. 101/P 14,52 tentang peremadjaan alat-alat daerah. (4). Apabila Sekretaris Daerah berhalangan atau berhenti dari djbatannja Kepa;a Daerah menundjuk salah seorang Pegawai Daerah jang diangap tjakap untuk mewakilinja. (5). Dalam hal Sekretaris Daerah berhenti dari djabatannja, dan setelah pemberhentiannja tersebut mendapat persetudjuan dari Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong; maka harus segera diadakan Pentjalonan/pemilihan Sekretaris daerah jang baru. Pasal 3. Terhadap Sekretaris Daerah berlaku larangan keanggotaan partai politik seperti dimaksud dalam peraturan Presiden No. 2 tahun 1959 jo. No. 3 tahun 1959. Pasal 4. (1). sebelum memangku djabatan, Sekretaris Daerah mengangkat sumpah djabatan atau mengutjapkan djandji djabatan dihadapan kepala Daerah dengan mengunakan bunji sumpah ( djandji ) sbagai dimaksud dalam Peraturan Daerah tanggal 24 Djanuari 1961 No. 122/P14/4/34 menurut ketentuan-ketentuan jang berlaku bagi pegawai daerah. (2). Terhadap Sekretaris Daerah berlaku semua ketentuan-ketentuan bagi pegawai Daerah menurut peraturan kepegawaian daerah jang berlaku kedudukan keuangan. Pasal 5. (1). Sekretaris Daerah diberikan pangkat dan gadji menurut golongan F/V dengan pokok Permulaan Rp.2.232,- atau lebih tinggi sesuai dengan pengalaman jang dapat dihargai sebagai masa kerdja menurut ketentuan-ketentuan dalam peraturan Gadji Pegawai Daerah tahun 1961; bagi Sekretaris Daerah jang telah Berkedudukan pegawai

Negeri/Daerah, gadjinja diatur menurut Peraturan Gadji Pegawai Daerah tahun 1961 mengenai gadji pokok pada penggantian pangkat. (2). a. Ketentuan-ketentuan dalam peraturan Gadji Pegawai Daerah tahun 1961 tentang pemberian kenaikan gadji berkala, kenaikan gadji istimewa dan kenaikan gadji landjutan berlaku bagi Sekretaris Daerah. b. Terhadap Sekretaris Daerah jang digadji menurut golongan/ruang F/V P.G.P.D. tahun 1961 diperlakukan aturan chusus mengenai pangkat dalam golongan F.V. peraturan gadji tersebut, sepandjang mengenai kemungkinan pemberian gadji dalam golongan/ruang F VI berdasarkan sjarat-sjarat 15-3-5 ; c. Kenaikan gadji seperti dimaksud dalam sub (a) dan (b) diatas diberikan oleh dan ditetapkan dengan surat keputusan Kepala Daerah, dengan ketentuan bahwa untuk pemberian kenaikan gadji istimewa diperlukan persetudjuan Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong. (3). Segala peraturan tentang pemberian tundjangan/sumbangan jang berlaku bagi pegawai Daerah,berlaku pula bagi Sekretaris Daerah. uang djalan, uang penginapan dan uang perdjalanan pindah. Pasal 6. Uang perdjalanan, uang penginapan dan uang Perdjalanan pindah untuk Sekretaris Daerah, jang melakukan perdjalanan dinas, diberikan sesuai dengan peraturan-peraturan jang berlaku bagi pegawai Daerah untuk golongan I. Uang penganti biaja berobat. Pasal 7. Kepada Sekretaris Daerah serta kelarganja dibrikan penggantian biaja berobat menurut peraturan jang berlaku untuk pegawai Daerah. Uang representasi. Pasal 8. Kepala Sekretaris Daeerah diberikan tundjangan Representasi sebesar Rp.350.- ( tiga ratus lima puluh rupiah ) sebulan. Tundjagan kematian

Pasal 9. Apabila Sekretaris Daerah meninggal dunia maka kepada achli warisnja diberikan tundjangan kematian menurut ketentuan jang berlaku dalam Peraturan Daerah. Pasal 10. Segala akibat keuangan karena ketentuan dalam peraturan daerah ini mendjamin beban keuangan daerah. Pengangkatan/pemberhentian, pentjalonan, Sjarat-sjarat dan pemilihan. Pasal 11. Setiap djabatan Sekretaris Daerah lowong, Kepala Daerah mengadakan pemilihan Sekretaris Daerah, dengan melalui pentjalonan. Pasal 12. (1). Pentjalonan dilakukan dengan melalui suatu penguman serta terbuka kesempatan bagi umum jang berminat mendjadi Sekretaris Daerah, dengan mengadjukan surat lamaran kepada Kepala Daerah. (2). Pada surat lamaran termaksud diatas harus disertakan: a. Surat riwajat hidup. b. Surat riwajat pendidikan keachlian/ kedjuruan. c. Surat keterangan kelakuan baik dari Pamong Pradja. d. Surat keterangan kesehatan dari dokter. e. Surat keterangan jang mengatakan bahwa pelamar tidak mendjadi anggota salah satu partai politik atau telah melepaskan keanggotaannja dari partai politik bilamana ia kemudian ditetapkan sebagai sekretaris Daerah. f. Keterangan-keterangan lainnja jang diminta chusus nanti oleh Kepala Daerah dalam pengumuman. Pasal 13. Untuk dapat mendjadi Sekretaris Daerah harus memenuhi sjrat-sjarat sebagai berikut : a. Warga Negara Republik Indonesia b. Telah berumur 25 tahun. c. Tidak pernah absen dalam perdjuangan Republik Indonesia sedjak tahun 1945. d. Setia terhadap Negara dan haluan Negara Kesaruan Republik Indonesia sedjak tahun 1945 jang berdasarkan Pantja Sila; dan

sanggup serta mampu melakukan tugas-tugas sebagai Sekretaris Daerah. e. Memenuhi sjarat-sjarat ketjakapan djasmani untuk mendjalankan djabatanja. f. Mempunjai kemampuan, ketjerdasan dan ketangkasan sebagaimana disjaratkan untuk dapat diangkat sebagai pegawai daerah dalam undang-undang No. 18 tahun 1965 tentang Ketentuan2 Pokok Kepegawaian. g. Tidak kehilangan hak menguasai atau mengurus harta bendanja karena keputusan pengadilan jang tidak dapat dirubah lagi. h. Tidak dipetjat dari hak memilih atau hak dipilih dengan keputusan pengadilan jang tidak dapat dirobah lagi. i. Tidak mempunjai hubungan kekeluargaan dengan Kepala Daerah sampai dengan deradjat pihak ketiga baik menurut garis lurus maupun garis kesamping termasuk menantu dan ipar. j. Berpendidikan serendah-rendahnja suatu sekolah Lanjutan Tingkat Atas serta memiliki ketjakapan dan pengalaman sekurang-kurangnja sepuluh tahun dalam Pemerintahan dan/atau dalam kalangan swasta dibidang administrasi tachnis, diantaranja sedikit-dikitnja satu tahun dalam djabatan pimpinan Bagi jang beridjazah Sardjana Muda/Bakalor atau Sardjana Sekolah Tinggi sjarat pengalaman tersebut diatas ditetapkan masing-masing sekurang-kurangnja tudjuh tahun dan lima tahun ; Tjalon jang terdiri dari pegawai Negeri/Daerah jang telah mendjabat pangkat dalam golongan F P.G.P N /P.G.P.D. 1961 tidak terikat dengan sjarat-sjarat minimum pendidikan tersebut diatas Pasal 14 (1). Untuk keperluan pentjalonan Sekretaris Daerah, Kepala Daerah membentuk suatu Panitia Pentjalonan sekretaris Daerah jang selanjutnja disebut Panitia (2). Panitia ini membantu Kepala Daerah untuk pendaftaran, penjaringan dan penelitian pelamar-pelamar jang memenuhi sjarat 2 untuk djabatan Sekretaris Daerah. (3). Panitia tersebut terdiri dari 5 (lima) orang dengan susunan 2 (dua) orang dari Pemerintah Daerah Bali dan 3 (tiga) orang Anggota Dewan Perwakilan Rakjat Gotong Rojong Daerah Tingkat I Bali jang mentjerminkan kegotong rojongan Nasakom. (4). Panitia ini dibubarkan oleh Kepala Daerak setelah Sekretaris Daerah terpilih dan diangkat.

Pasal 15 Penjaringan dan penelitian pelamar 2 Sekretaris Daerah sebagai dimaksud dalam pasal (14) tersebut diatas meliputi : a. Penelitian administratip terhadap unsur-unsur : 1. Kewarganegaraan. 2. Umur. 3. Djenis. 4. Susunan keluarga. 5. Faham keagamaan/kepertjajaan; 6. Keanggotaan organisasi dan 7. Keterangan lain-lain jang diminta dalam pengumuman. b. Penelitian terhadap kesetiaan; c. Penelitian kepribadian; d. Penelitian keadaan djasmani. Pasal 16 Tjalon-tjalon (tjalon) jang telah lulus dalam penjaringan/penelitian termaksud dalam pasal 15 diatas, oleh Kepala Daerah diadjukan kepada Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong-Rojong. Pasal 17 Segera sesudah nama-nama tjalon Sekretaris Daerah tersebut diterima oleh Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong, Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong harus mengadakan sidang pleno pemilihan Sekretaris Daerah. Pasal 18 Dari tjalon-tjalon Sekretaris Daerah jang diajukan oleh Kepala Daerah dan jang terpilih sebagai Sekretaris Daerah; oleh Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong dengan disertai risalah atau berita sidang pemilihannja diadjukan kepada Kepala Daerah. Pasal 19 (1). Setelah nama tjalon jang terpilih Sebagai Sekretaris Daerah diterima oleh Kepala Daerah, Kepala Daerah Segera mengeluarkan surat keputusan pengangkatan dan penetapan gadjinja.

(2). Nama tjalon-tjalon jang diadjukan oleh Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong dan nama tjalon jang dipilih/diangkat menjadi sekretaris Daerah, oleh Kepala Daerah diberitahukan Kepada Menteri Dalam Negeri di Djakarta dalam waktu 7 (tudjuh) hari sedjak pengangkatannja. Pasal 20 Sekretaris Daerah, baru dapat menjalankan tugasnja Setelah dilantik oleh Kepala Daerah. Pasal 21 Sekretaris Daerah berhenti karena meninggal dunia atau diberhentikan oleh Kepala Daerah karena: a. Permintaan sendiri. b. Peremadjaan dan c. Tidak lagi memenuhi Sjarat-sjarat sebagai dimaksud pada pasal 13. Larangan perangkapan djabatan dan larangan lain bagi Sekretaris daerah. Sekretaris Daerah tidak boleh: Pasal 22 a. Merangkap mendjadi anggota Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong atau anggota Badan Pemerintah Harian. b. Merangkap mendjadi Kepala-Kepala dinas Daerah; c. Merangkap mendjadi advokat, pokrol atau Kuasa dalam perkara hukum dalam mana daerah itu tersangkut; d. Langsung maupun tidak langsung ikut serta dalam pacht dibawah tangan mengenai suatu milik daerah ataupun serta dalam pembelian sesuatu tuntutan jang membebani daerah jang sedang dalam sengketa; e. Langsung atau tidak langsung turut sereta dalam ataupun mendjadi penanggung untuk suatu usaha penjelenggaran pekerdjaan umum, pengangkutan atau berlaku sebagai rekanan (leverancier) guna kepentingan daerah;

f. Melakukan pekerdjaan-pekerdjaan lain jang mendatangkan keuntungan baginja atau merugikan bagi daerah dalam hal-hal jang berhubungan langsung dengan daerah jang bersangkutan; g. Merangkap djabatan-djabatan lain jang ditentukan oleh Kepala Daerah. Pasal 23. Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada hari diundangkan. Denpasar, 3 September 1964. Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong Daerah Tingkat I Bali Wakil Ketua, t.t.d ( I G. P. Merta ) Diundangkan dalam Lembaran Daerah Propinsi Bali tanggal 14 Desember 1966 No. 7 tahun 1966. An. Pds. Gubernur Kepala Daerah Propinsi Bali. Sekretaris, t. t. d. ( Ida Bagus Ktut Rurus ).

Peraturan Daerah ini sudah dapat didjalankan/diundangkan berdasarkan pasal 79 ajat (1) Undang 2 No. 18 tahun 1965. An. Pds. Gubernur Kepala Daerah Propinsi Bali. Sekretaris, t. t. d. ( Ida Bagus Ktut Rurus ). P E N D J E L A S A N. Peraturan Daerah Tingkat I Bali tanggal 3 September 1964 No. 11 DPRD.GR/1964 tentang Kedudukan dan kedudukan keuangan serta sjarat-sjarat untuk diangkat mendjadi Sekretaris Daerah Tingkat I Bali. Umum. 1. Sedjak dikeluarkannja penetapan Presiden Republik Indonesia No. 5 tahun 1960 ( disempurnakan ) tentang Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong dan Sekretaris Daerah, hingga kini belum dapat diangkatnja Sekretaris Daerah, hingga kini belum dapat diangkatnja Sekretaris Daerah Tingkat I Bali berdasarkan Penetapan Presiden ini. 2. Berhubung dengan itu dan memperhatikan instruksi Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah tanggal 4 Desember 1962 No. Des 71/9/33 dan petundjuknja tanggal 4 Desember 1962 No. Des 71/9/35/1962 maka perlu segera diambil langkah kearah pelaksanaan pemilihan Sekretaris Daerah Tingkat I Bali tersebut. 3. Untuk lantjar dan tertibnja pelaksanaan dari pada pemilihan Sekretaris Daerah tersebut, perlu diatur ketentuan-ketentuan serta dasar-dasar hukumnja dengan suatu peraturan Daerah. 4. Pada azasnja peraturan Daerah ini adalah sesuai dengan petundjukpetundjuk jang diberikan oleh Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah, tetapi dibeberapa bagian dari pada peraturan daerah ini perlu ditekankan, jaitu agar satu antara lain dapat terpilihnja Sekretaris Daerah jang memenuhi sjarat-sjarat sesuai dengan functinja nanti, Serta Sekretaris Daerah dapat mendjalankan tugasnja dengan sbaik-baiknja, sebagai aparat

Daerah jang memimpin dan bertanggung djawab terhadap kelantjaran djalannja administrasi Pemerintah Daerah. Dibagian lain djuga agar sekretaris Daerah tersebut dapat memimpin dan mempunjai wibawa terhadap bawahannja. 5. Degan menitik beratkan pada functie dan kedudukan Sekretaris Daerah tersebut, jaitu sebagaimana jang diuraikan dalam angka 4 diatas adalah sudah pada tempatnja kepada Sekretaris Daerah tersebut dikenakan larangan keanggotaan partai politik, sebagai dimaksud dalam peraturan Presiden No. 2 tahun 1959 jo. No. 3 tahun 1959, dengan pengertian bahwa Sekretaris Daerah tersebut adalah tenaga administrator dan bukan tenaga politisi. Pasal demi pasal: Pasal 1. Pasal 2. Sekretaris Daerah menurut pasal ini adalah pegawai Daerah, maka dengan demikian bagi pegawai Negeri jang diangkat mendjadi Sekretaris Daerah dinon aktifkan sebagai Pegawai Negeri atau dari djabatan Negeri. Terhadap ketentuan ini berlaku sepenuhnja Peraturan Pemerintah No. 41 tahun 1952. Mengenai kedudukan Sekretaris Daerah jang dalam ajat (3) pasal ini ditetapkan tidak terikat dengan suatu masa djabatan adalah untuk mendjamin Kedudukan Sekretaris Daerah tersebut dan lantjar djalannja administrasi Pemerintah Daerah. Dengan demikian pada penggantian Kepala Daerah atau Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong tidak pula diadakan penggantian Sekretaris Daerah sehingga untuk selandjutnja pentjalonan dan pemilihan/pengangkatan Sekretaris Daerah hanja dilakukan apabila djabatan Sekretaris Daerah tersebut lowong; sehingga perlu diadakan pemilihan/pengangkatan Sekretaris Daerah baru menurut Penetapan Presiden No. 5 tahun 1960 (disempurnakan) o. Peraturan Daerah ini. Jang dimaksud ajat (4) ialah, djika berhalangan itu terdjadi untuk waktu pendek; maka Kepala Daerah untuk keberesan Pekerdjaan seharusnja mengadjukan gantinja Sekretaris Daerah itu kepada Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong. Pasal 3. Larangan keanggotaan partai politik terhadap Sekretaris Daerah adalah karena mengingat pekerdjaan jang dihadapi dan kedudukan Sekretaris Daerah

ini sangat penting terutama dalam mendjalankan djalannja administrasi Pemerintahan Daerah. Kelantjaran djalannja administrasi Pemerintahan Daerah sangat membawa pengaruh terhadap kelantjaran djalannja roda Pemerintahan Daerah Disamping itu, dan pula dengan djalan ini akan dapat dihindarkan pengangkatan Sekretaris Daerah tersebut atas dasar kepentingan sesuatu partai politik. Larangan keanggotaan partai politik dalam pasal ini tidak termasuk larangan keanggotaan organisasi massa. Pasal 4. Pasal 5. Pasal 6. Pasal 7. Pasal 8. Pasal 9. Pasal 10. Pasal 11. hal : Djabatan Sekretaris Daerah tersebut dianggap lowong adalah dalam a. Sekretaris Daerah minta berhenti dengan hormat dari djabatannja. b. Diberhentikan dengan hormat dari djabatannja karena terkena peremadjaan berdasarkan peraturan-peraturan tentang peremadjaan pegawai Negeri/Daerah.

c. Diberhentikan dengan hormat karena lama tidak dapat mendjalankan tugasnja, karena misalnja akibat sakit dan lain sebagainja sehingga sjarat-sjarat sebagai dimaksud dalam pasal 14 tidak dipenuhi lagi. d. Karena diberhentikan dengan alsan-alasan lain. Pasal 12. Pengumuman mengenai Pentjalonan Sekretaris Daerah sebagai dimaksud dalam pasal ini, dilakukan melalui harian-harian atau surat-surat kabar jang terbit di Bali, surat-surat selebaran, radio dan lain-lain media jang dapat diketahui oleh umum. Pasal 13. Ditetapkannja sjarat-sjarat untuk pengangkatan Sekretaris Daerah tersebut dalam pasal ini adalah dimaksudkan, agar supaja Sekretaris Daerah jang diangkat itu sungguh-sungguh orang jang tjakap dan patut duduki tempat ini. Jang dimaksud dengan sjarat dalam ajat (j) jalah : bagi mereka jang bukan pegawai Negeri disjaratkan idjazah Sekolah Landjutan Tingkat Atas dengan pengalaman kerdja 10 tahun dalam Pemerintahan dan atau swasta serta diantaranja 1 tahun dalam djabatan pimpinan sedang bagi mereka jang bukan pegawai Negeri tetapi beridjazah Sardjana Muda masa kerdja tersebut diatas ialah 7 tahun dan bagi Sardjana ialah 5 tahun. Pasal 14. Pasal 15. Pasal 16. Pasal 17. Pasal 18. Jang dimaksud terpilih oleh Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong sesuai dengan tata-tertib Dewan Perwakilan Rakjat Daerah Gotong Rojong Daerah Tingkat I Bali pasal 71 tentang pemilihan orang jalah jang dapat suara terbanjak. Pasal 19.

Pasal 20. Pasal 21. Pasal 22. Jang dimaksud dengan dinas pada sub b ialah bagian chusus dari pekerdjaan Daerah misalnja: Dinas Pertanian, Pekerdjaan Umum, Dinas Pengadjaran, Dinas Kehutanan dan lain sebagainja.