Panduan Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta. Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti Kemdikbud

dokumen-dokumen yang mirip
Panduan Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta

Peranan Statuta Perguruan Tinggi Swasta

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M

Peranan Statuta Dalam Mewujudkan Tata Kelola Yang Baik Perguruan Tinggi Swasta Berdasarkan UU.No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi

Prof.Dr. Johannes Gunawan,SH.,LL.M. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Lembar Kerja Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta

Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STATUTA PERGURUAN TINGGI

STATUTA. Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/Politeknik/ Akademi/Akademi Komunitas... Peraturan Yayasan... Nomor... Logo Perguruan Tinggi

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Kebijakan Nasional Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN, PERUBAHAN, DAN PENCABUTAN IZIN AKADEMI KOMUNITAS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS

PERATURAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR: 25919/UN4.0/OT.05/2016 TENTANG TATA KERJA ANTARORGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Oleh: Tim Pengembang SPMI, Ditjen Dikti, Kemdikbud

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 88 TAHUN 2014 TENTANG

Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2012, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

No II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 P

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 139 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN STATUTA DAN ORGANISASI PERGURUAN TINGGI BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

KEMENAG. Universitas Islam Negeri Yogyakarta. Statuta. Perubahan.

No.1670, 2014 KEMENDIKBUD. Perguruan Tinggi. Statuta. Organisasi. Pedoman

POLITEKNIK CALTEX RIAU

No.1357, 2014 KEMENAG. Sekolah Tinggi. Agama Islam. Bengkalis. Organisasi. Tata Kerja.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2 pengaruhnya. Pola baru ini melahirkan penyelenggaraan perguruan tinggi yang mengandalkan pengambilan keputusan berbasis kebijakan strategis, standar

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara

NOMOR : 07/MWA-IPB/2014 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN INTERNAL INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI. Disusun oleh:

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi dan Tata Kerja. IAIN. Syekh Nurjati.

Penguatan Perguruan Tinggi Swasta dalam Menghadapi Asean Economic Community (AEC)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 139 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN STATUTA DAN ORGANISASI PERGURUAN TINGGI

BERITA NEGARA. No.626, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. ISI Surakarta. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

2 pendidikan tinggi harus memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan pera

BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

Kebijakan Nasional Sistim Penjaminan Mutu Internal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)

ANATOMI MASALAH PTS. Oleh Johannes Gunawan Bernadette M. Waluyo

BEBAN KERJA DOSEN DAN EVALUASI PELAKSANAAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

Otonomi Akademik & Peningkatan Peran Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum dalam Pengembangan Pendidikan Nasional

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG

PENYUSUNAN STANDAR SPMI

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

No.1688, 2014 KEMENDIKBUD. Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat. Pendirian. Organisasi. Tata Kerja.

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN. No. 044/A.50.01/Unwidha/I/2014 tentang

Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Akademik Pendidikan Vokasi Pendidikan Profesi Pendidikan Jarak Jauh

SALINAN PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PENDIDIKAN AKUNTANSI DAN AKUNTAN PROFESIONAL. Prof. Dr. Hj. Nunuy Nur Afiah, SE, M.Si, Ak, CA Ketua IAI KAPD

Oleh: Prof. Dr. Johannes Gunawan,SH.,LL.M Koordinator Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

2017, No Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Neg

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PENDIDIKAN AKADEMIK - PENDIDIKAN VOKASI - PENDIDIKAN PROFESI - PENDIDIKAN JARAK JAUH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Institut Agama Islam. IAIN. Organisasi. Ambon.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

SALINAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG

2016, No Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 201

VISI MISI DALAM STATUTA PERGURUAN TINGGI

Pedoman. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

Statuta Poltekkes Kemenkes Kupang Tahun 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

, No Tinggi tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Trunodjoyo Madura; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No.1392 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN Peninjauan dan Penyusunan Visi Misi di Lingkungan UIB FOR/SPMI-UIB/PED.01-00

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG STATUTA UNIVERSITAS HASANUDDIN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini ya

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Panduan Penyusunan Statuta Perguruan Tinggi Swasta Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Ditjen Dikti Kemdikbud

1 Januari 2015 ASEAN Economic Community free movement of goods free movement services free movement investment free movement skilled labour free movement of capital. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi - Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama

Latar Belakang Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan formal yang mengemban misi mencari, menemukan, dan menyebarluaskan kebenaran ilmiah melalui pendidikan dan pembelajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat; Misi mencari, menemukan, dan menyebarluaskan kebenaran ilmiah dapat diwujudkan apabila perguruan tinggi dikelola berdasarkan suatu tata kelola perguruan tinggi yang baik (good university governance al: checks and balances); Agar tata kelola perguruan tinggi dapat dijalankan dengan baik, maka organisasi dan mekanisme pengelolaan perguruan tinggi tersebut perlu diatur dalam peraturan yang disebut statuta perguruan tinggi; Statuta perguruan tinggi adalah peraturan dasar Pengelolaan Perguruan Tinggi yang digunakan sebagai landasan penyusunan peraturan dan prosedur operasional di Perguruan Tinggi (Pasal 1 angka 16 PP No 4 Tahun 2014)

Pemetaan Regulasi Statuta PTS Berdasarkan UU.No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti) STATUTA Perguruan Tinggi Swasta Regulasi Tridharma Regulasi Tata Kelola Otonomi Badan Penyelenggara

Dasar Hukum (1) UU. No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Pasal 60 ayat (5) Perguruan Tinggi wajib memiliki Statuta. Regulasi Tridharma 1. Regulasi Tridharma Perguruan Tinggi (1) Pasal 58 ayat (2) Fungsi dan peran Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui kegiatan Tridharma yang ditetapkan dalam statuta Perguruan Tinggi. Pasal 14 ayat (3) Ketentuan lain mengenai kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam statuta Perguruan Tinggi.

Dasar Hukum (2) 1. Regulasi Tridharma Perguruan Tinggi (2) Pasal 54 UU.No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Regulasi Tridharma (1) Standar Pendidikan Tinggi terdiri atas: a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh Menteri atas usul suatu badan yang bertugas menyusun dan mengembangkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan b. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh setiap Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. (2) Standar Nasional Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a merupakan satuan standar yang meliputi standar nasional pendidikan, ditambah dengan standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat. (4) Standar Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas sejumlah standar dalam bidang akademik dan nonakademik yang melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Dasar Hukum (3) 1. Regulasi Tridharma Perguruan Tinggi (3) SPT Rancangan Standar Pendidikan Tinggi Menurut Pasal 54 UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi SNPT Ditetapkan oleh Menteri atas usul Badan SNPT Standar Nasional Pendidikan Standar Kompetensi Lulusan Standar Isi Standar Proses Standar Penilaian Pendidikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Standar Sarana dan Prasarana Standar Pengelolaan Standar Pembiayaan Standar Penelitian Standar.. Standar.. Standar.. Standar.. Standar.. Standar.. Dst. Regulasi Tridharma Standar Pengabdian Kepada Masyarakat Standar Standar.. Standar.. Standar.. Standar.. Standar Dst SPT Ditetetapkan oleh setiap perguruan tinggi 1. standar bidang akademik 2. standar bidang non akademik

Dasar Hukum (4) 2. Regulasi Tata Kelola (1) Regulasi Tata Kelola UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi PP No. 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Dan Pengelolaan Perguruan Tinggi Statuta Perguruan Tinggi Swasta

Dasar Hukum (5) 2. Regulasi Tata Kelola (2) UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Regulasi Tata Kelola Pasal 61 (1) Organisasi penyelenggara merupakan unit kerja Perguruan Tinggi yang secara bersama melaksanakan kegiatan Tridharma dan fungsi manajemen sumber daya. (2) Organisasi penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas unsur: a. penyusun kebijakan; b. pelaksana akademik; c. pengawas dan penjaminan mutu; d. penunjang akademik atau sumber belajar; dan e. pelaksana administrasi atau tata usaha. (3) Organisasi penyelenggara Perguruan Tinggi diatur dalam statuta Perguruan Tinggi.

Dasar Hukum (6) 2. Regulasi Tata Kelola (3) UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi Regulasi Tata Kelola Pasal 77 ayat (5) Ketentuan lain mengenai organisasi kemahasiswaan diatur dalam statuta Perguruan Tinggi. Pasal 66 ayat (3) Statuta PTS ditetapkan dengan surat keputusan badan penyelenggara. PP No. 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Dan Pengelolaan Perguruan Tinggi Pasal 31 (1) Organisasi PTS ditetapkan oleh Badan Penyelenggara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.

Dasar Hukum (7) 2. Regulasi Tata Kelola (4) Regulasi Tata Kelola PP No. 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Dan Pengelolaan Perguruan Tinggi Pasal 31 (2) Ketentuan mengenai organisasi dan tata kelola PTS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Statuta masing masing PTS yang ditetapkan dengan peraturan Badan Penyelenggara sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Langkah Penyusunan Statuta PTS (Regulasi Tata Kelola) 1. Menetapkan Organ Pokok PTS yang akan diatur dalam Statuta Organ Pokok PTS yang akan diatur aras kewenangannya secara rinci di dalam Statuta antara lain adalah: a. Pengurus Badan Penyelenggara; b. Rektor, Ketua, atau Direktur; dan c. Senat Perguruan Tinggi Swasta. Organ lain selain yang disebutkan di atas, antara lain organ Fakultas, organ Lembaga lain (al: LPPM), dan organ Biro, di dalam Statuta PTS hanya akan diatur tentang jumlah maksimum organ tersebut. Nama dan aras kewenangan dari setiap organ lain yang dimaksud di atas, diatur dalam Peraturan Badan Penyelenggara (terpisah dan berkedudukan lebih rendah dari Statuta PTS) yang memiliki fleksibilitas lebih tinggi daripada Statuta PTS. Fleksibilitas ini diperlukan untuk mengantisipasi perubahan tata kelola PTS untuk menghadapi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan tinggi dalam suatu masa tertentu.

Langkah Penyusunan Statuta PTS (Regulasi Tata Kelola) 2. Menetapkan Aras Kewenangan Badan Badan Penyelenggara dan PTS Penetapan aras kewenangan organ pokok sangat diperlukan agar dapat dicegah konflik kewenangan antara badan penyelenggara dengan PTS yang dapat berakibat negatif pada perkembangan PTS. No Aras Kewenangan Keluaran 1 Mengusulkan Naskah Usulan, Studi Kelayakan, atau Naskah Akademik 2 Mempertimbangkan Dokumen/Berita Acara Pemberian Pertimbangan, Saran, atau Rekomendasi 3 Memutuskan Surat keputusan atau peraturan 4 Melaksanakan Laporan Pelaksanaan 5 Mengesahkan* Surat Pengesahan * dapat ditambahkan jika dibutuhkan, misalnya pengesahan Senat Perguruan Tinggi

Langkah Penyusunan Statuta PTS (Regulasi Tata Kelola) 3. Menetapkan Urusan PTS Aras kewenangan yang dimaksud di atas adalah aras kewenangan dalam pengelolaan berbagai urusan PTS, yang dapat dibagi dalam: a. urusan dalam bidang akademik dan nonakademik; atau b. Urusan dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; atau c. pembagian urusan lain sesuai kebijakan Badan Penyelenggara. Contoh Urusan PTS: Identitas (Visi, Misi, Tujuan); Kurikulum; Pendidik (Dosen); Tenaga Kependidikan; Mahasiswa dan Kemahasiswaan; Proses Pembelajaran; Penilaian Pendidikan; Lulusan; Penelitian Ilmiah Publikasi Karya Ilmiah; Pengabdian Kepada Masyarakat; Prasarana Dan Sarana; Keuangan dan Kekayaan; Kesejahteraan; Kerjasama; Sistem Informasi Dan Komunikasi; Pengelolaan.

No Bagan Hubungan Pembagian Urusan dan Aras Kewenangan URUSAN Memu tuskan Unsur Penyusun Kebijakan * PENGURUS BADAN PENYELENGGARA Menge sahkan ARAS KEWENANGAN ORGAN POKOK Unsur Pelaksana Akademik* REKTOR/KETUA/ DIREKTUR Mengu sulkan Unsur Pengawas Bidang Akademik* SENAT PERGURUAN TINGGI SWASTA Mengu sulkan 1 Identitas 3 - - - - 1 4-2 - 4 Mempertim bangkan Melaksanakan Memutuskan Melaksanakan Memutuskan Mempertim bangkan Melaksanakan 2 Kurikulum - 3 - - 4 1 5-2 - - 3 Pendidik (dosen) 4 Tenaga Kependi dikan 3 - - - - 1 4-2 - - dan seterusnya *Organisasi penyelenggara paling sedikit terdiri atas unsur: (Tergantung arasnya) a. penyusun kebijakan; b. pelaksana akademik; c. pengawas dan penjaminan mutu; d. penunjang akademik atau sumber belajar; dan e. pelaksana administrasi atau tata usaha.

Teori Pembagian Aras Kewenangan RACI Chart by Michael L Smith and James Erwin Responsible The doer is the individual(s) who actually complete the task. The doer Is responsible for action/implementation. Responsibility can be shared. The degree of responsibility is determined by the individual with the A. Accountable The accountable person is the individual who is ultimately answerable for the activity or decision. This includes yes or no authority and veto power. Only one A can be assigned to an action. Consult The consult role is individual(s) (typically subject matter experts) to be consulted prior to a final decision or action. This is a predetermined need for two way communication. Input from the designated position is required. Inform This is individual (s) who needs to be informed after a decision or action is taken. They may be required to take action as a result of the outcome. It is a one way communication.

Contoh Isi Statuta Perguruan Tinggi Swasta BAB Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI Bab VII Bab VIII Bab IX Bab X Bab XI Bab XII Bab XIII Bab XIV Bab XV Isi Statuta Perguruan Tinggi Swasta Pembukaan Ketentuan Umum Visi, Misi, dan Tujuan Identitas Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi. Kebebasan Akademik, Kebebasan Mimbar Akademik,Dan Otonomi Keilmuan Gelar, Sebutan Lulusan, Dan Penghargaan Tata Kelola Perguruan Tinggi Dosen Dan Tenaga Kependidikan Mahasiswa Dan Alumni Kerjasama Sarana Dan Prasarana Keuangan Dan Kekayaan Sistem Penjaminan Mutu Internal Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama

Program Studi Berdasarkan UU Dikti Pasal Pasal 1 Angka 17 Pasal 33 ayat (4) Pengaturan Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi Program Studi dikelola oleh suatu satuan unit pengelola yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama

Terima kasih, sampai jumpa Kementerian Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama