BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 137

dokumen-dokumen yang mirip

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bertujuan untuk mendapatkan dana pensiun. Menurut Undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pensiun diibaratkan sebagai individu-individu yang melayani raja dan negara

II. TINJAUAN PUSTAKA. pegawai yang tidak dapat bekerja lagi, untuk membiayai penghidupan

Penjelasan atas UU Nomor 11 Tahun 1992 P E N J E L A S A N A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2016 TENTANG IURAN, MANFAAT PENSIUN, DAN MANFAAT LAIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH DANA PENSIUN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Retirement Planning. Irni Rahmayani Johan, SP, MM. Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

PERHITUNGAN DANA PENSIUN DENGAN UNIT CREDIT COST METHOD (ACCRUED BENEFIT) MAKALAH

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 230/KMK.017/1993 TENTANG MAKSIMUM IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGGUNAAN METODE INDIVIDUAL LEVEL PREMIUM DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN PENDETA DI SINODE GEREJA KRISTEN JAWA SKRIPSI. Disusun Oleh :

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA UMUM

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 24 AKUNTANSI BIAYA MANFAAT PENSIUN

Dana yang terkumpul menjadi milik bersama (ummat) >> tidak boleh diambil lagi kecuali sbg santunan.

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 343/KMK.017/1998 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendekatan-pendekatan yang menjelaskan pengertian tingkat kecukupan dana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang mengelola dan

BAB II LANDASAN TEORITIS

NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN KOMPENSASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Wijaya, Faried dan Hadiwigeno, Soetatwo : 1995). dan menanamkan dananya pada surat-surat berharga.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus kehidupan seseorang ada tiga tahapan kehidupan yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dana Pensiun (Pension Fund)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENDANAAN DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Penerapan Metode Projected Unit Credit dan Entry Age Normal pada Asuransi Dana Pensiun (Studi Kasus : PT. Inhutani I Cabang Kabupaten Berau)

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

Jakarta, 22 Maret 2017 Direktorat Pengaturan, Penelitian, dan Pengembangan IKNB

KEPUTUSAN DIREKSI PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK NOMOR : KP/085/DIR/R

Sedangkan pengertian Pensiun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003; 850) adalah :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (surplus) kepada pihak yang kekurangan dana (deficit) di samping

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sekilas tentang Dana Pensiun

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) Tbk. SELAKU PENDIRI DANA PENSIUN SEMEN GRESIK. Nomor : 0033/Kpts/Dir/2014 TENTANG

Yang Terlupakan Dari Pembahasan Kepmennaker(trans) (?):

BAB 1 PENDAHULUAN. makin menjamurnya perusahaan-perusahaan asuransi baik yang dikelola oleh

NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. berhenti bekerja (baik dalam bentuk iuran bulanan atau lumpsum) ketika

PERHITUNGAN PEMBIAYAAN DANA PENSIUN DENGAN METODE ATTAINED AGE NORMAL DAN PROJECTED UNIT CREDIT

BAB I PENDAHULUAN. mencapai batas usia yang telah ditentukan, ada beberapa penyebab lain seorang

Mengenal. Dana Pensiun

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROGRAM JAMINAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena dia berhenti bekerja. Sedangkan perencanaan pensiun (pension plan)

ADMINISTRASI. Kesejahteraan. PENSIUN. Tenaga Kerja. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

PENDANAAN PENSIUN DENGAN METODE BENEFIT PRORATE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus Pada PT. Wooil Indonesia) Devni Prima Sari dan Sudianto Manullang

PSAK 18 PROGRAM PURNA KARYA (REVISI 2010) Retirement Benefit Plans Pelaporan

PERHITUNGAN AKTUARIA KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 510/KMK.06/2002 TENTANG PENDANAAN DAN SOLVABILITAS DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

Lebih Jauh Tentang Notional Defined Contribution (NDC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Penerapan strategi..., Iswardi, FE UI, 2008

KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN LIA No. 028/SK/P/V/2012 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN LIA PENGURUS YAYASAN LIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN LEMBAGA KEUANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016

BAB I PENDAHULUAN. Dana pensiun merupakan sebuah alternatif pilihan dalam memberikan

PERHITUNGAN BIAYA TAMBAHAN DENGAN METODE PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI SKRIPSI. Disusun Oleh : SITI NURLATIFAH JURUSAN STATISTIKA

BAB III GAMBARAN UMUM DANA PENSIUN PLN

AKUNTANSI DANA PENSIUN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PP Nomor 76 Tahun 1992 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 50/PMK.010/2012 TENTANG

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 113/PMK.05/2005 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI PENDIRI DANA PENSIUN PERHUTANI Nomor : 446 /Kpts/Dir/2011. Tentang

Sistem dan Beban Kesejahteraan Karyawan serta Pendanaannya

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga menciptakan lingkungan persaingan yang semakin ketat hal ini. kesejahteraan masa tua karyawan dengan mengikuti

KEPUTUSAN DIREKSI PT BANK MANDIRI (PERSERO) NO. 068/KEP.DIR/2005 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI DANA PENSIUN BANK MANDIRI

PENGGUNAAN METODE BENEFIT PRORATE PADA PROGRAM PENDANAAN PENSIUN MANFAAT PASTI (DEFINED BENEFIT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Dana Pensiun memiliki konsep yang menimbulkan beragam pengertian,

KEPUTUSAN DIREKSI PT ASURANSI JIWA MANULIFE INDONESIA. Nomor : LC/i/BODR/9/13 TENTANG PERATURAN DANA PENSIUN DARI

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. yang salah satunya berkaitan dengan proses penyusunan voucher. Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).

UNDANG-UNDANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

BAB II KAJIAN TEORI. dalam memahami materi yang ada dalam bab-bab selanjutnya. Teori-teori yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN PEMBERI KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Kuningan City, Jakarta, 22 Oktober Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Hari Tua

PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI DANA PENSIUN BNI

Kenaikan Manfaat Pensiun dan Pemisahan Pendanaan

BAB I PENDAHULUAN. hidup adalah salah satu tujuan pembangunan. Namun dampaknya mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap orang menginginkan kehidupan layak dan menyenangkan

PENGUKURAN KEWAJIBAN/BEBAN UUTK-13/2003 TERKAIT DENGAN PROGRAM PENDANAAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup. Tujuan tersebutlah yang menjadikan seseorang harus

PENGGUNAAN METODE PROJECTED UNIT CREDIT DAN ENTRY AGE NORMAL DALAM PEMBIAYAAN PENSIUN

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PENGELOLAAN DANA PENSIUN KARYAWAN DI PT. PLN PERSERO WILAYAH SULUTENGGO CABANG GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai atau karyawan adalah orang yang bekerja dengan menerima

Transkripsi:

A. PENDAHULUAN Pada prinsipnya, dana pensiun merupakan salah satu alternative untuk memberikan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Adanya jaminan kesejahteraan tersebut memungkinkan karyawan untuk memperkecil masalah-masalah yang timbul dari risiko-risiko yang akan dihadapi dalam perjalanan hidupnya, misalnya risiko kehilangan pekerjaan, lanjut usia, dan kecelakaan yang mengakibatkan cacat tubuh atau bahkan kematian. Risiko-risiko tersebut memberikan dampak financial, terutama bagi kehidupan karyawan dan keluarganya. Sehingga kesejahteraan yang bersangkutan secara otomatis akan terganggu dan menimbulkan guncangaguncangan, yang pada gilirannya akan mengganggu kelangsungan hidupnya. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya keadaan-keadaan tersebut, diciptakanlah beberapa usaha pencegahan, antara lain dengan penyelenggaraan program pensiun (pension plan), baik yang dikelola sendiri oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun pemerintah sebagai pemberi kerja yang telah dikenal selama ini. Kesejahteraan seperti disebutkan di atas adalah setiap bentuk manfaat ( benefit ) yang akan diberikan pemberi kerja kepada karyawan agar dia dan keluarganya tidak mengalami kesulitan keuangan, apabila sewaktu-waktu karyawan yang bersangkutan berhenti bekerja akibat tidak mampu lagi atau meninggal. Pengertian kesejahteraan karyawan ini meliputi unsur-unsur penting sebagai berikut : a. Senantiasa berkaitan dengan hubungan antara pemberi kerja dan karyawan sebagi peserta b. Pemberi kerja adalah pihak aktif memberi manfaat c. Manfaat yang diberikan dalam hal karyawan tidak mampu lagi bekerja, telah lanjut usia atau meninggal. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 137

B. PENGERTIAN Beberapa sumber memberikan pengertian dana pensiun atau pension fund sebagai berikut: Pension funds is a financial institution that controls assets and disburses income to people after they have retired from gainful employment. Pension fund is an investment maintained by companies and other employers to pay the annual sum required under the business organization s pension scheme. Sedangkan menurut UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun disebutkan bahwa Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjanjikan manfaat pensiun. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dana pensiun merupakan lembaga atau badan hokum yang mengelola program pensiun, yang dimaksudkan untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan, terutama yang telah pensiun. Penyelenggaraan program pensiun tersebut dapat dilakukan oleh pemberi kerja atau diserahkan kepada lembaga-lembaga keuangan yang menawarkan jasa pengelolaan program pensiun, misalnya bank-bank umum atau perusahaa asuransi jiwa. C. TUJUAN Penyelenggaraan suatu program pensiun, terutama dari sisi pemberi kerja, dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek ekonomis dan aspek sosial. Yang dimaksud dengan aspek ekonomis adalah usaha pemberi kerja untuk menarik atau mempertahankan karyawan perusahaan yang memiliki potensi, cerdas, terampil dan produktif, yang dapat diharapkan untuk mengembangkan perusahaan. Sedangkan aspek sosial berkaitan dengan tanggung jawab sosial pemberi kerja; bukan saja kepada karyawannya pada saat karyawan yang bersangkutan tidak lagi mampu bekerja, tetapi juga kepada keluarganya pada saat karyawan tersebut meninggal dunia. Kedua aspek tersebut sebenarnya hanya dilihat dari sisi perusahaan ( pemberi kerja ). Tujuan penyelenggaraan program pensiun baik dari kepentingan pemberi kerja maupun dari karyawan dapat dijelaskan sebagi berikut : BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 138

a. Kewajiban moral. Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan ras aman kepada karyawan pada saat mencapai usia pensiun b. Loyalitas. Dengan diadakannya program pensiun, karyawan diharapkan akan mempunyai loyalitas dan dedikasi terhadap perusahaan c. Kompetensi pasar tenaga kerja. Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total kompensasi yang diberikan kepada karyawan, diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan professional di pasaran tenaga kerja. Karyawan. Tujuan pengadaan suatu program pensiun bagi karyawan atau peserta antara lain adalah : a. Rasa aman terhadap masa yang akan datang, dalam arti tetap memiliki penghasilan pada saat mencapai pensiun b. Kompensasi yang lebih baik karena karyawan mempunyai tambahan kompensasi, meskipun baru bias dinikmati pada saat mencapai usia pensiun / berhenti bekerja. D. MANFAAT PENSIUN Manfaat pensiun pada prinsipnya berkaitan dengan usia dimana peserta berhak untuk mengajukan pensiun dan mendapatkan manfaat pensiun. Manfaat pensiun dapat dibedakan sebagi berikut : 1. Pensiun Normal ( Normal Retirement ) Usia pensiun normal adalah usia paling rendah dimana karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu persetujuan dari pemberi kerja, dengan memperoleh manfaat pensiun penuh. Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu peraturan dana pensiun, dimana karyawan berhak untuk pensiun penuh. Seringkali, karyawan memohon mengajukan pensiun bukan pada rata-rata usia pensiun karyawan sesungguhnya. Di Amerika Serikat atau Kanada misalnya, usia pensiun normal karyawan adalah 65 tahun untuk pria dan 60 tahun untuk wanita. Namun dengan adanya Undang-undang Hak Asasi, perbedaan usia pensiun tersebut akhirnya disamakan menjadi 65 tahun. Di Indonesia, usia pensiun normal karyawan umumnya berkisar 55 tahun. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 139

2. Pensiun Dipercepat (Early Retirement) Program pensiun biasanya mengijinkan karyawan untuk pensiun lebih awal sebelum mencapai usia pensiun normal. Ketentuan pensiun dipercepat ini biasanya telah diatur dalam peraturan dana pensiun di mana karyawan dimungkinkan untuk pensiun lebih awal daripada usia pensiun normal dengan persyaratan khusus juga yaitu setelah mencapai usia tertentu misalnya 50tahun, harus memenuhi masa kerja minimum misalnya 10, 15, atau 20 tahun, dan memerlukan persetujuan dari pemberi kerja. Beberapa peraturan pensiun mengatur bahwa pensiun dipercepat hanya dapat dilakukan apabila karyawan telah mencapai usia tertentu misalnya 10 tahun sebelum usia pensiun normal atau karena karyawan mengalami cacat tetap. Jumlah manfaat pensiun yang diperoleh seorang karyawan dengan pensiun dipercepat biasanya dihitung berdasarkan actuarial equivalent dari jumlah pensiun yang telah terakumulasi sampai tanggal pensiun dipercepat. Penggunaan actuarial equivalent ini akan sangat mempengaruhi manfaat pensiun dari jumlah yang seharusnya diterima. Misalnya, pensiun pada usia 60 tahun yang menurut actuarial equivalent dari suatu pensiun dimulai pada usia 65 tahun kira-kira 60% dari suatu jumlah pensiun yang sebenarnya. Misalnya, seorang karyawan yang penghasilannya Rp.1.200.000 per bulan yang ikut dalam program 2% career earning pension plan yang telah mencapai usia 60 tahun dan telah terkumpul suatu nilai manfaat pensiun sebesar Rp. 480.000 per bulan dimulai pada usia 65 tahun. Apabila karyawan tersebut terus aktif bekerja sampai usia 65 tahun, maka jumlah pensiun akan menjadi: Rp. 480.000 + (5 th x 2% x Rp.1.200.000) = Rp 600.000 per bulan. Apabila pensiun dipercepat dilakukan pada usia 60 tahun, maka actuarial equivalent dari Rp.480.000 per bulan kira-kira sebesar Rp.300.000 per bulan, jauh lebih kecil jumlahnya apabila ia pensiun pada saat mencapai usia pensiun normal. 3. Pensiun Ditunda (Deffered Retirement) Banyak orang beranggapan bahwa secara sosial-ekonomi, tidak tepat memaksa seorang karyawan yang pensiun hanya karena ia telah mencapai usia BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 140

kronologis tertentu. Beberapa pendapat mengatakan bahwa pemaksaan pensiun bagi karyawan yang masih sehat mental dan fisik akan meningkatkan tingkat mortalitas. Biasanya beberapa pemberi kerja yang memiliki program pensiun memperkenankan adanya pensiun ditunda, dengan ketentuan bahwa pembayaran pensiun dimulai pada saat tanggal pensiun normal meskipun yang bersangkutan tetap meneruskan bekerja dan memperoleh gaji dari perusahaan yang bersangkutan. Cara tersebut merupakan praktik yang kurang baik dan bertentangan dengan ide dasar dari suatu program pensiun, yang sebenarnya dimaksudkan untuk mengganti pendapatan mantan karyawan yang tidak lagi memperoleh penghasilan. Namun, beberapa peraturan program pensiun memperkenankan karyawannya untuk terus bekerja meskipun telah mencapai usia pensiun normal untuk memperoleh tambahan penghasilan, disamping untuk memperbesar penghasilan dasar pensiunnya, di mana nantinya formula manfaat pensiun dihitung. Karyawan yang melakukan pensiun ditunda tersebut harus pensiun apabila telah mencapai usia tertentu atau masa kerja tertentu atau disebut compulsory retirement. Pengertian pensiun ditunda sebagaimana diatur dalam Pasal 1 ayat 913) UU No. 11 Tahun 1992 adalah hak atas manfaat pensiun bagi peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun normal yang ditunda pembayarannya sampai pada saat peserta pensiun sesuai dengan peraturan dana pensiun. Menurut ketentuan ini, peserta dana pensiun yang menikuti program pensiun manfaat pasti, apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan mencapai usia pensiun dipercepat; berhak menerima pensiun ditunda yang besarnya sama dengan jumlah yang dihitung berdasarkan rumus pensiun bagi kepesertaannya sampai pada saat pemberhentian. Sedangkan bagi peserta dana pensiun yan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti, apabila berhenti bekerja setelah memiliki masa kepesertaan minimal 3 tahun dan belum mencapai usia pensiun dipercepat, berhak atas jumlah iurannya sendiri dan iuran pemberi kerja beserta hasil pengembangannya yang harus dipergunakan untuk memperoleh pensiun ditunda. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 141

4. Pensiun Cacat (Disable Retirement) Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta. Akan tetapi, karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu melaksanakan pekerjaannya berhak memperoleh manfaat pensiun.manfaat pensiun cacat ini biasanya dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal, di mana masa kerja diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar pensiun ditentukan pada saat peserta yang bersangkutan dinyatakan cacat. E. SISTEM PEMBAYARAN MANFAAT PENSIUN Cara pembayaran manfaat pensiun (benefit) kepada karyawan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. Pembayaran secara sekaligus (lump sum) b. Pembayaran secara berkala (anuity) Dalam keadaan inflasi misalnya, orang lebih cenderung memilih pembayaran manfaat dengan cara sekaligus karena nilai uang yang akan diterima sekarang tentunya lebih tinggi daripada waktu yang akan datang. Selain, manfaat yang diterima secara lump sum dapat dipakai untuk melakukan suatu usaha yang memberikan hasil secara kontinu. Hal ini akan berlaku apabila setiap orang bertindak sebagaimana asumsi tersebut. Namun, tidak semua orang dapt berbuat demikian. Bahkan banyak dalam hal, pembayaran secara lump sum oleh yang bersangkutan mungkin akan habis dikonsumsi; dan apabila bekas karyawan, dalam hal ini penerima manfaat, tidak dapat mengelola manfaat dimaksud, maka untuk masa yang akan datang, yang bersangkutan akan mengalami kesulitan keuangan. Dengan demikian, dana pensiun tidak lagi sesuai dengan tujuan pembentukannya sebagai jaminan hari tua. Selain itu, bila kita lihat dari persepsi ekonomi makro, pemberian manfaat secara sekaligus akan mempercepat tingkat inflasi karena sirkulasi uang akan bertambah dan kemungkinan akan dikonsumsi dengan segera, sehingga tidak ada sisa sedikit pun untuk investasi. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 142

F. BESARNYA MANFAAT PENSIUN Kesejahteraan karyawan dalam bentuk pensiun dapat dipandang sebagai hak karyawan dan dapat dianggap sebagai penghasilan atau gaji yang ditangguhkan (deferred payment of income). Atau dengan kata lain merupakan kesejahteraan tertunda selama karyawan bekerja, dalam bentuk tambahan gaji yang diterimanya setiap bulan, tetapi baru akan diberikan pada saat karyawan tersebut telah mencapai usia pensiun atau tidak dapat bekerja lagi atau meninggal. G. PERATURAN DANA PENSIUN Program pensiun atau pension plan selalu dituangkan dalam suatu perjanjian antara pemberi kerja dengan karyawan. Perjanjian ini biasanya berbentuk suatu peraturan yang lazimnyan disebut dengan peraturan dan pensiun, yang berlaku baik bagi karyawan maupun pemberi kerja. Di dalam peraturan tersebut, diatur semua hak dan kewajiban kedua belah pihak. Pada hakikatnya, peraturan pensiun ini adalah bagian dari perjanjian kerja (labor agreement). Hal-hal penting yang umumnya diatur didalam suatu peraturan pensiun antara lain meliputi hal-hal sebagi berikut : a. Siapa yang berhak menjadi peserta b. Manfaat apa saja yang akan diberikan dan dalam bentuk apa c. Kapan dapat dinikmatinya dan berapa besar manfaat yang dijanjikan kepada peserta. d. Sumber pembiayaanya. Sebagai ilustrasi, ketentuan-ketentuan pokok yang diatur dalam suatu peraturan dana pensiun antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut : 1). Dasar Pensiun Untuk menghitung besarnya manfaat pensiun, gaji yang berhak diterima oleh karyawan (peserta) setiap bulan ditetapkan sebagai penghasilan dasar pensiun. 2). Besarnya Manfaat Pensiun Manfaat pensiun, yang dibayarkan kepada karyawan pada saat pensiun diatur dalam peraturan dana pensiun. Manfaat pensiun untuk program pensiun manfaat pasti antara lain sebagai berikut : BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 143

a. Besarnya manfaat pensiun karyawan sebulan ditetapkan misalnya 2,5% dari dasar pensiun untuk tiap-tiap tahun masa kerja, dengan ketentuan bahwa : Manfaat pensiun karyawan sebulan adalah sebanyak-banyaknya 75% dari penghasilan dasar pensiun. Manfaat pensiun karyawan sekurang-kurangnya 50% dari penghasilan dasar pensiun. b. Besarnya manfaat pensiun janda/duda sebulan adalah 50% dari pensiun peserta c. Besarnya manfaat pensiun anak yatim/piatu sebulan adalah 100% dari besarnya pensiun janda/duda. 3). Iuran Pensiun Ketentuan iuran pensiun dalam peraturan dana pensiun diatur sebagai berikut : a. Setiap karyawan peserta wajib membayar iuran 5% dari penghasilan dasar pensiun setiap bulan b. Perusahaan membayar iuran sebesar 5% dari total gaji karyawan, ditambah dengan iuran untuk mengatur dana yang seharusnya tersedia (initial liability). Besarnya iuran pemberi kerja tersebut dapat pula ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris. c. Iuran dari karyawan dan pemberi kerja sudah harus disetorkan kepada Dana Pensiun selambat-lambatnya, misalnya tanggal 15 bulan berikutnya. 4). Hak Sebelum Mencapai Usia Pensiun Masalah lain yang perlu diatur adalah mengenai hak karyawan, yang karena satu dan lain hal tidak dapat bekerja sebelum mencapai usia pensiun atau vesting right.hal-hal yang dimaksud adalah : a. Peserta yang berhenti bekerja atau meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun dan memiliki masa kepesertaan kurang dari 5 (lima) tahun berhak atas iurannya sendiri ditambah bunga dan dapat dibayarkan sekaligus. b. Peserta yang berhenti bekerja sebelum mencapai usia pensiun dengan memiliki masa kepesertaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun berhak atas iurannya sendiri dan iuran perusahaan, ditambah bunga. 5). Kekayaan Dana Pensiun Kekayaan dana pensiun pemberi kerja terdiri atas : BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 144

a. Iuran peserta dan pemberi kerja b. Hasil investasi c. Pengalihan dana dari dana pensiun lain. H. JENIS PROGRAM PENSIUN Program pensiun yang umumnya dipakai di perusahaan swasta dan perusahaan milik negara maupun bagi karyawan Pemerintah terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu Program Pensiun Manfaat Pasti dan Program Pensiun Iuran Pasti. 1. Program Pensiun Manfaat Pasti Program pensiun manfaat pasti atau sering disebut defined benefit plan adalah suatu program pensiun yang memberikan formula tertentu atas manfaat yang akan diterima karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Atas dasar formula manfaat tersebut, besarnya iuran yang diperlukan dihitung oleh aktuaris. Perbandingan iuran karyawan dan pemberi kerja lebih besar daripada iuran karyawan. Kelebihan Program Pensiun Manfaat Pasti Program pensiun manfaat pasti (defined benefit plan) memiliki beberapa kelebihan sebagai berkut: a. Lebih menekankan pada hasil b. Manfaat pensiun ditentukan terlebih dahul, meningat manfaat dikaitkan dengan gaji karyawan c. Program pensiun manfaat pasti dapat mengakomodasi masa kerja yang telah dilalui karyawan apabila program pensiun dibentuk jauh setelah perusahaan berjalan d. Karyawan lebih dapat menentukan besarnya manfaat yang akan diterima pada saat mencapai usia pensiun Kelemahan Program Pensiun Manfaat Pasti Kelemahan-kelemahan program pensiun manfaat pasti adalah sebagai berikut : a. Perusahaan menaggung resiko atas kekurangan dana apabila hasil investasi tidak mencukupi b. Relatif lebih sulit untuk diadministrasikan BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 145

2. Program Pensiun Iuran Pasti Program pensiun iuran pasti atau benefit contribution pension plan adalah program pensiun yang menetapkan besarnya iuran karyawan dan perusahaan (pemberi kerja). Sedangkan benefit yang akan diterima karyawan dihitung berdasarkan akumulasi iuran, ditambah dengan hasil pengembangan atau investasinya. Kelebihan Program Pensiun Iuran Pasti Program pensiun iuran pasti memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut : a. Pendanaan (biaya/iuran) dari perusahaan lebih dapat diperhitungkan atau diperkirakan b. Karyawan dapat memperhitungkan besarnya iuran yang dilakukan setiap tahunnya c. Lebih mudah untuk diadministrasikan Kelemahan Program pensiun Iuran Pasti Kelemahan-kelemahan program pensiun iuran pasti antara lain sebagai berikut : a. Penghasilan pada saat mencapai usia pensiun lebih sulit untuk diperkirakan b. Karyawan menanggung risiko atas ketidakpastian masa kerja yang telah dilalui karyawan. I. PROGRAM PENSIUN DENGAN IURAN DAN TANPA IURAN Program pensiun pada prinsipnya bisa disenggarakan dengan bentuk contributory atau non-contributory pension plan. Program pensiun contributory atau program pensiun dengan iuran adalah program pensiun dimana karyawan atau pekerja dan pemberi kerja diwajibkan membayar sejumlah iuran tertentu program pensiun. Di negara-negara maju, pembentukan program pensiun biasanya dilakukan dengan negosiasi dengan pihak wakil pekerja,terutama apabila serikat pekerja di perusahaan tersebut telah berjalan dan berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan, non-contributory pension plan atau program pensiun tanpa iuran adalah penyelenggaraan program pensiun dimana seluruh biaya program ditanggung oleh pemberi kerja. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 146

Umumnya, program pensiun dilakukan dengan cara contributory. Namun akhir-akhir ini terutama di Negara-negara maju, Kanada misalnya, timbul suatu kecenderungan dimana sektor-sektor swasta menyelenggarakan program pensiun dengan tidak mewajibkan pekerja membayar sejumlah iuran atau non-contributory pension plan. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari kedua bentuk penyelenggaraan program pensiun tersebut : Kelebihan contributory pension plan : a. Secara teoritis, program pension dengan iuran (contributory plan) ini akan mengurangi biaya pemberi kerja, dengan sejumlah benefit yang sama dibandingkan dengan non-contributory plan. b. Iuran karyawan merupakan pengurangan pajak c. Karyawan akan lebih berkepentingan dan menghargai program pensiun apabila ikut membayar iuran d. Apabila karyawan berhenti bekerja sebelum mencapai usia pension, mereka akan memperoleh kembali akumulasi iuran ditambah hasil pengembangan. Kelebihan non-contributory pension plan : a. Dalam contributory plan, karyawan akan menuntut untuk dapat duduk dalam komite pensiun bila ada. Sedangkan dalam non-contributory, pemberi kerja memiliki posisi yang lebih baik dalam mengoperasikan program dan mengawasi investasi dana pensiun. Namun, biasanya karyawan akan berusaha untuk meminta hak suara dalam pengurusan program pensiun, baik itu contributory maupun noncontributory. b. Dibanding program pensiun contributory, non-contributory lebih mudah untuk diadministrasikan c. Jumlah gaji bersih karyawan akan lebih besar karena tidak dipotong dengan iuran. Oleh karena itu pemberi kerja tidak perlu lebih sering menaikkan gaji karyawannya sebagai kompensasi akibat dipotongnya gaji untuk iuran, sebagaimana halnya program pensiun contributory. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 147

J. METODE PEMBIAYAAN PROGRAM PENSIUN Dalam memperhitungkan biaya untuk penyelenggaraan program pensiun selalu dihadapkan pada pertanyaan : berapa besar jumlah iuran yang perlu ditetapkan. Untuk menetapkan jumlah iuran tersebut, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan antara lain : a. Besarnya nilai manfaat atau benefit b. Usia rata-rata karyawan c. Skala gaji perusahaan yang bersangkutan d. Jumlah masa kerja Dalam melakukan pembiayaan program pensiun, umumnya dikenal dua cara, yaitu pay as you go dan faunding system. 1. Pay As You Go Dalam metode pay as you go atau disebut current cost method, pemberi kerja hanya membiayai manfaat pensiun seorang karyawan atau peserta begitu diperlukan diluar gaji terakhir. Metode ini relatif kurang konservatif dibandingkan dengan metode pembiayaan pensiun lainnya dan sebenarnya tidak dilakukan pendanaan sama sekali, karena memang tidak ada dana yang terhimpun atau yang dipupuk dari awal yang berasal dari iuran, seperti halnya dengan contributory plan. Metode pembiayaan ini kurang begitu populer dan banyak Negara yang memiliki Undangundang Dana Pensiun tidak memasukkan metode ini sebagai metode pendanaan. Demikian pula Indonesia, program pensiun yang menggunakan funding system tidak diperkenankan menurut UU No. 11 Tahun 1992. Kelemahan metode ini adalah karyawan atau pensiunan jelas tidak memiliki jaminan atau kepastian mendapatkan pensiun. Disamping itu, pemberi kerja akan menghadapi beban biaya yang lebih besar jika jumlah pensiunan semakin bertambah. Dengan metode pay as you go, karyawan dan pensiunan akan kehilangan manfaat pensiunannya apabila pemberi kerja mengalami insolvent. Sedangkan kelebihannya adalah pemberi kerja tidak diharuskan menginvestasikan dana dalam suatu dana pensiun atau perusahaan asuransi jiwa. Beberapa program pensiun pemerintah atau lembaga semi pemerintahan yang menggunakan metode pay as you go tetap memelihara cadangan atau pendanaan yang jumlahnya tidak BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 148

ditetapkan secara aktuaria, meskipun sebenarnya tidak diharuskan. Misalnya Canada Pension Plan dan Quebec Pension Plan. Ciri-ciri metode pay as you go antara lain sebagai berikut : a. Tidak terdapat ketentuan mengenai besarnya manfaat pension b. Manfaat tidak ditetapkan dan belum dijanjikan c. Pensiun merupakan bagian kecil dalam kaitannya dengan kegiatan usaha. 2. Funding System Funding system adalah metode pemupukan dana yang bersumber dari peserta dan pemberi kerja. Metode ini merupakan metode yang relatif lebih baik daripada sistem pay as you go yang telah dijelaskan di atas. Dengan cara ini penghimpunan dana dilakukan agar dapat dipakai untuk pembayaran manfaar pada masa yang akan datang. Sumber pendanaan ini diperoleh dari setiap karyawan atau peserta program pensiun maupun pemberi kerja dan biasanya dilakukan sejak saat karyawan menjadi peserta, yang umumnya pada saat karyawan dimaksud telah diangkat sebagai karyawan tetap pada suatu perusahaan. Metode pendanaan pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu single premium funding dan level premium funding. a. Single Premium Funding. Pendanaan berdasarkan metode single premium atau disebut juga unit benefit method adalah biaya setiap peserta program untuk suatu tahun tertentu ditentukan dengan menggunakan faktor anuitas (deferred annuity factors) untuk menetapkan nilai sekarang dari pensiun tahunan peserta, setelah memperhitungkan masa kerja. Pembayaran pensiun untuk suatu tahun merupakan satu unit manfaat (benefit unit) yang besarnya, misalnya 2% dari gaji tahun tersebut (dalam program career avarage) atau 2% dari gaji rata-rata terakhir yang diperkirakan (dalam program final average) atau sebesar Rp. 30.000,- per bulan (apabila program flat benefit). b. Level Premium Funding. Metode level premium adalah metode pendanaan yang dirancang untuk menghindari kenaikan biaya pensiun, yang terjadi pada saat usia peserta semakin bertambah dan pada saat kenaikan gaji. Untuk itu, perlu penerapan tingkat premi tahunan ( yang dinyatakan dalam rupiah per BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 149

pegawai atau sebagai persentase tertentu dari penggajian) yang apabila dibayarkan setiap tahun mendatang akan memberikan seluruh manfaat yang akan datang. Oleh karena itu, biaya untuk seorang peserta cenderung untuk menjadi lebih tinggi apabila usia peserta lebih muda dan lebih rendah apabila umur peserta lebih tua, dibandingkan dengan single premium funding. Sistem level premium funding ini memiliki beberapa kelebihan, antara lain sebagai berikut : a. Pembayaran iuran dilakukan secara berangsur-angsur atau dicicil selama karyawan masih aktif bekerja b. Karyawan mendapatkan perlindungan yang lebih baik, karena apabila pemberi kerja sewaktu-waktu bangkrut, misalnya atau terpaksa berhenti beroperasi, karyawan akan tetap menerima manfaat karena dana memang telah dihimpun sejak karyawan mulai bekerja c. Memiliki dampak terhadap ekonomi makro karena dana yang dihimpun dapat diivestasikan kembali sebagai biaya pembangunan nasional. BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN Page 150