BAB V KESIMPULAN Kesimpulan. Setelah dilakukan pengolahan data dari data terdahulu serta analisis yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan

BAB I PENDAHULUAN. Desa Sekip etnis Jawa memiliki kebiasaan minum tuak di kedai tuak. Fenomena

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pelatihan Pengelolaan Perpustakaan Sekolah dan Perpustakaan Desa/Kelurahan, hlm. 7.

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh seseorang, sehingga dapat terjadi kurang gizi dan gizi lebih,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin berkembangnya kemajuan zaman, banyak

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pergaulan dengan sesamanya (gregoriousness). Individu yang terhimpun dalam masyarakat (society) merupakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. formal tahun 1942, Gorontalo belum ada. Saat itu yang ada adalah linula-linula yang

BAB I PENDAHULUAN Pentingnya Ruang Terbuka Publik Sebagai Tempat Berinteraksi dan

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

D.03 PERAN RUANG TERBUKA SEBAGAI RUANG SOSIALISASI ANAK DALAM MEMBENTUK KARAKTER BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. tinggal menetap di negara ini. Dengan masuknya para warga negara asing

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

2014 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG PUBLIK KAMPUS UPI BERDASARKAN AKTIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Humas Pemerintahan dan Humas Perusahaan. Humas Pemerintahan dan. satu peran yang berbeda dari kedua Humas tersebut adalah Humas

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Makanan dalam pandangan sosial budaya, memiliki makna yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tradisi minum minuman keras (miras) di tengah kehidupan masyarakat Bali sudah

Jurnal CITIZENSHIP Volume 00 Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penenlitian.. 7

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengenal, memahami, mentaati dan menghargai norma-norma dan nilainilai

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata itu sendiri, dimana pariwisata memiliki cerita tersendiri dalam sejarah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Budaya minum kopi di Indonesia sudah berkembang sejak lama, sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar untuk kehidupan yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB 5 PENUTUP. Utopia.com..., Raditya Margi Saputro, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

Kode Etik Guru. Disadur dari: Keputusan Kongres XXI PGRI Nomor: VI/Kongres/XXI/PGRI/2013. Kompetensi Dasar: Mahasiswa mampu memahami kode etik guru

EFEKTIFITAS RUANG PUBLIK DALAM RUMAH SUSUN DI KOTA MAKASSAR The Effectiveness of Enclosed Public Space in Rental Apartments

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Latar belakang merupakan

BAB I. manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Keberhasilan sektor pendidikan merupakan dasar perkembangan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan selama ini menjadikan masyarakat desa sebagai objek. kehidupan manusia yang sejahtera dan tentram.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

1 PENDAHULUAN. Latar belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Beras sangat penting dalam memelihara stabilitas ekonomi, politik dan keamanan nasional, karena beras merupakan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

Kasino Hotel di Bintan Kasino Hotel BAB I PENDAHULUAN. Suwanti Latar belakang

KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT URAIAN JUMLAH

STUDI PERSEPSI TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KENYAMANAN KAWASAN SIMPANG LIMA SEBAGAI RUANG TERBUKA PUBLIK TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Dalam

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

V. KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap partisipasi politik siswa dalam pemilu presiden tahun 2014, maka

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri dan besama-sama membangun bangsa. Salah satu upaya peningkatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM RASKIN ( Beras Rakyat. karena kemiskinan menyebabkan terjadinya kerentanan, ketidakberdayaan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Identifikasi Masalah

PERATURAN DESA BENTENAN NOMOR: 2 TAHUN 2002 TENTANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, HUKUM TUA DESA BENTENAN

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. pengelolaan kebersihan lingkungan pantai di Bali dan Pantai Sanur Kaja.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk mengaktualisasikan kepentingannya guna menjawab kebutuhan

UKDW BAB LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bir merupakan minuman beralkohol dengan tingkat konsumsi nomor 2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. khas daerah.suasana damai, tentram, nyaman dan ramah dapat dirasakan di daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL PUSAT KOMUNIKASI PUBLIK KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

INSTRUMEN PENCATAT DATA. No. Informan Komponen Indikator Data Metode Guru BK Pelaksanaan program BK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. belajar dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif dengan struktur

Oleh : SAWABI, S.E, M.M

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

KAJIAN POLA RUANG AKTIVITAS DEMONSTRASI DI KAWASAN SIMPANG LIMA SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

Warta Kebijakan. Peran Serta Masyarakat dalam Penataan Ruang. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

industrialisasi di Indonesia telah memunculkan side effect yang tidak dapat terhindarkan dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. makmur dibutuhkan pengaturan lebih lanjut bagi proses perencanaan

lingkungan sekolah maupun di rumah.

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi kehidupan manusia. Sebab tanpa adanya komunikasi tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Kesehatan Jiwa mahasiswa menjadi fenomena yang menarik untuk

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL URAIAN JUMLAH ,00

MENEMPATKAN SKENARIO MASA DEPAN ANEUK DAN PEMUDA ATJEH TAHUN 2018 DALAM RUANG PUBLIK ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dari data terdahulu serta analisis yang mendalam terhadap data yang diperoleh di lapangan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ; 1. Lapo tuak memiliki sebuah perkembangan fungsi dan peran yang bermula hanya berupa tempat beraktivitas meminum tuak pada masyarakat dalam adat/tradisi suku batak toba menjadi wadah interaksi sosial secara umum. Sebagai wadah interaksi sosial didalamnya terdapat bentuk kerjasama, akomodasi dan konflik. Hal inilah yang membawa lapo tuak memiliki karakteristik sebagai ruang publik. 2. Ruang publik lapo tuak tidak dimaknai menurut perwujudan fisiknya atau fungsi, tetapi menurut bagaimana peranan ruang tersebut. Ruang tersebut berperan untuk mewadahi masyarakat yang ingin berkumpul mengkonsumsi tuak. Namun ruang tersebut pula memberi fungsi sebagai wadah sosialisasi, komunikasi, informasi, wahana ekspresi diri dan berbagi pengalaman sosial, serta diskusi dan sumber matapencaharian. Dengan demikian secara fungsional lapo tuak merupakan tempat untuk meminum 73

tuak tapi berdasarkan kesepakatan formal dan komunikasi massa berubah menjadi ruang interaksi. 3. Lapo tuak memiliki beberapa nilai yang memenuhi kriteria ruang publik perspektif Jurgen Habermas diantaranya : - Sifatnya yang terbuka dan bebas denominasi dalam artian semua orang bisa masuk ke dalam arena lapo tuak. - Fungsinya yang sama-sama sebagai wadah komunikasi, berbagi pengalaman sosial. - Fungsinya yang dapat menjadi arena diskusi. Walaupun diskusi yang dilakukan hanya sebagai perbincangan bagi para pengunjung di lapo saja dan tidak menghasilkan opini publik yang berpengaruh terhadap masyarakat. Namun lapo tuak juga masih memiliki nilai yang tidak memenuhi kriteria ruang publik Habermas tersebut yakni : - Persepsi negatif mengenai tuak yakni lapo tuak sebagai tempat mabuk-mabukan, dan berjudi. - Kegiatan di lapo tuak (togel dan judi) dinilai menjadi kebiasaan buruk ketika berada di lapo tuak. Keberadaannya yang buka sampai larut malam juga dinilai mengganggu ketentraman sekitar. 74

- Makanan yang dijual oleh orang batak (tambul, saksang) menjadikan lapo tuak hanya bagi orang batak saja dan hal tersebut menjadikan lapo tuak haram untuk dikunjungi agama lain - Tempat bermain judi bahkan bermain togel merusak citra lapo Namun lapo tuak tersebut dapat digolongkan ke dalam ruang publik tipologi luar dan Ambigiuous space. Hal tersebut terlihat dari bentuk lapo tuak yang terbuka yang biasanya tersedia kursi dan meja sederhana membuat semua masyarakat bisa masuk ke dalam arena lapo tuak. Selanjutnya lapo tuak biasanya digunakan sebagai tempat pelepas dahaga dan tuak adalah penambah tenaga yang harganya murah, sering digunakan sebagai tempat peralihan suasana. 4. Interaksi yang terjadi pada ruang publik lapo tuak yang berkelanjutan secara tidak langsung menjaga hubungan sosial yang mampu menjaga sistem sosial. Sistem sosial yang sesuai fungsi dan perannya dan juga hubungan sosial yang kondusif memampukan sebuah solidaritas dalam masyarakat. 75

5.2 Saran Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah : 1. Perlu dijaga dan ditingkatkan kualitas tingkahlaku di lapo tuak. Tindakan seperti bermain kartu, minum-minuman tuak sampai mabuk, dan berjudi, bahkan bergadang sampai pagi perlu diberantas sehingga lapo tuak dapat menjadi ruang publik perspektif Jurgen Habermas. 2. Pemahaman akan tuak adalah minuman tradisi dan dikonsumsi hanya sekedar pelepas dahaga perlu ditanamkan dan perlu aturan yang baku di lapo tuak dalam hal mengkonsumsi tuak. Sehingga tuak tidak dijadikan minuman alkohol untuk mabuk-mabukan dan ketentraman masyarakat terjaga, 3. Perlu disediakan sumber informasi seperti buku, koran, televisi untuk memperluas wawasan pengunjung lapo tuak. Untuk kemudian dapat diadakan diskusi positif yang kritis dan tajam di lapo tuak yang menampung aspirasi masyarakat setempat untuk kemudian diolah menjadi opini publik demi kemajuan masyarakat. 4. Lapo tuak kiranya tidak menyediakan makanan atau minuman yang haram bagi agama lain. Sehingga dengan demikian lapo tuak dapat diakses oleh semua orang tanpa memandang suku atau agama. 76

5. Pelayanan, sarana dan prasarana serta kualitas keberadaan lapo tuak semakin ditingkatkan agar dapat meningkatkan derajat tuak sebagai minuman tradisi dan lapo tuak sebagai ruang publik yang bergengsi. 77