Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.51/MEN/1999 T E N T A N G NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

Universitas Sumatera Utara

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONSIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : KEP 51/MEN/I999 TENTANG NILAI AMBANG BATAS FAKTOR FISIKA DI TEMPAT KERJA

Pengukuran iklim kerja (panas) dengan parameter indeks suhu basah dan bola

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja

' b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

o. Informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku

PENGARUH IKLIM KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMBUATAN KAPAL FIBER (STUDI KASUS: PT. FIBERBOAT INDONESIA)

PENGAMBILAN & ANALISIS SAMPEL EMISI CEROBONG, UDARA AMBIEN & FAKTOR FISIKA DI TEMPAT

PENGAMBILAN & ANALISIS SAMPEL EMISI CEROBONG, UDARA AMBIEN & FAKTOR FISIKA DI TEMPAT

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. i. Latar Belakang

TEKANAN PANAS DAN METODE PENGUKURANNYA DI TEMPAT KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT IKLIM KERJA DI DALAM RUANG KERJA PT. KHARISMA RANCANG ABADI KECAMATAN SAMBUTAN. Oleh : KHIKIE PRATIWI NIM.

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. rumah, di jalan maupun di tempat kerja, hampir semuanya terdapat potensi

TINGKAT KEBISINGAN DAN SUHU PADA USAHA STONE CRUSHER PT. X, KABUPATEN PASAMAN BARAT, PROVINSI SUMATERA BARAT

Penilaian beban kerja berdasarkan tingkat kebutuhan kalori menurut pengeluaran energi

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dihubungkan dengan produksi panas oleh tubuh disebut tekanan panas. menyangkut panas akan meningkat (ACGIH, 2005).

Bab III Metodologi Penelitian

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN NASKAH SOAL HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

PENGUKURAN KEBISINGAN DI AREA KOMPRESSOR GUNA MENENTUKAN JAM KERJA PEGAWAI SELAMA BEROPERASI

EVALUASI KONDISI IKLIM KERJA DI BENGKEL KONSTRUKSI POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 11: Cara uji opasitas menggunakan skala Ringelmann untuk asap hitam

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB V PEMBAHASAN. ANTAM Tbk. GMBU Pongkor hal ini Berdasarkan Undang-undang No 1

BAB I PENDAHULUAN. industri untuk senantiasa memperhatikan manusia sebagai human center dari

Cara uji bliding dari beton segar

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HEAT STRAIN PADA TENAGA KERJA YANG TERPAPAR PANAS DI PT. ANEKA BOGA MAKMUR

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

Pengukuran kadar debu total di udara tempat kerja

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

Kertas dan karton - Cara uji kilap Sudut 75 derajat (75 )

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paling utama dalam kerja dimana manusia berperan sebagai perencana dan

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PENGENDALIAN TEKANAN PANAS (HEAT STRESS) LINGKUNGAN KERJA BERDASARKAN METODE ISBB

GAMBARAN PENGENDALIAN RISIKO KESEHATAN PADA FAKTOR FISIKA KIMIA DI UNIT ROLLING MILL PT KRAKATAU STEEL (Persero) Tbk CILEGON - BANTEN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

IV-138 DAFTAR ISTILAH

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 464,2 TWh pada tahun 2024 dengan rata-rata pertumbuhan 8,7% per

BAB I PENDAHULUAN. (UU) No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kertas dan karton - Cara uji kekasaran Bagian 1: Metode Bendtsen

Cara uji berat jenis tanah

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan yang sangat komplek. Dewasa ini juga telah terjadi trend dan

Kertas dan karton - Cara uji daya serap air- Metode Cobb

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. banyak tenaga kerja untuk mengoperasikan peralatan kerja industri.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Kurikulum pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja bagi pengelola makanan tenaga kerja di tempat kerja

DATA METEOROLOGI. 1. Umum 2. Temperatur 3. Kelembaban 4. Angin 5. Tekanan Udara 6. Penyinaran matahari 7. Radiasi Matahari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

BAHAN AJAR. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

5/30/2014 PSIKROMETRI. Ahmad Zaki M. Teknologi Hasil Pertanian UB. Komposisi dan Sifat Termal Udara Lembab

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

PENGARUH TEKANAN PANAS DAN KEBISINGAN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI PADA PEKERJA TEKSTIL DI PT. X PEKALONGAN

SNI 7273:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas koran. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA JASA KULI ANGKUT DI PASAR KLEWER SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

Analisis Pengaruh Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu Terhadap Produktivitas Kerja Serta Perbaikan Hearing Conservation Program

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

Cara uji fisika - Bagian 1: Penentuan suhu pusat pada produk perikanan

ANALISIS KEBISINGAN RUANG WEAVING UNIT WEAVING B DI PT. DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja ICS 13.100 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Simbol dan singkatan... 2 4 Nilai Ambang Batas... 2 Lampiran A Pengendalian iklim kerja (panas)... 4 Lampiran B Pengendalian kebisingan...... 5 Lampiran C Pengendalian getaran tangan-lengan... 6 Lampiran D Pengendalian radiasi sinar ultra ungu... 7 Bibliografi... 8 Tabel A.1 Pengendalian iklim kerja (panas)... 4 Tabel B.1 Pengendalian kebisingan...... 5 Tabel C.1 Pengendalian getaran tangan-lengan.... 6 Tabel D.1 Pengendalian radiasi sinar ultra ungu... 7 i

Prakata Standar ini disusun dengan tujuan untuk keseragaman dan acuan penentuan Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja. Standar ini dirumuskan oleh Subpanitia Teknis Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Panitia Teknis 94S, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, yang mengacu pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: Kep-51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja. Standar ini telah dikonsensuskan di Jakarta pada tanggal 6 November 2003 yang dihadiri oleh instansi pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan asosiasi profesi. ii

Pendahuluan Pengujian iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja merupakan suatu kegiatan pengukuran yang dalam pelaksanaannya perlu suatu standar nilai ambang batas yang digunakan untuk pedoman pengendalian bahaya. Untuk pedoman pengendalian bahaya tersebut, perlu di tetapkan Nilai Ambang Batas yang selanjutnya disingkat NAB iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu. Dalam standar ini, selain memuat NAB iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tanganlengan dan radiasi sinar ultra ungu, juga dilampirkan pengaturan waktu kerja sehubungan dengan tingkat paparan bahaya. iii

Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas), kebisingan, getaran tangan-lengan dan radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja 1 Ruang lingkup Standar ini memuat tentang Nilai Ambang Batas yang meliputi: iklim kerja (panas), kebisingan, getaran, radiasi sinar ultra ungu di tempat kerja, digunakan untuk pedoman pengendalian. Nilai Ambang Batas yang dimaksud dalam standar ini adalah Nilai Ambang Batas rata-rata tertimbang waktu. 2 Istilah dan definisi 2.1 Nilai Ambang Batas (NAB) standar faktor bahaya di tempat kerja sebagai pedoman pengendalian agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu 2.2 tenaga kerja setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat 2.3 tempat kerja setiap ruangan atau lapangan yang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber-sumber bahaya 2.4 iklim kerja (panas) hasil perpaduan antara suhu, kelembaban kecepatan gerakan udara dan panas radiasi 2.5 suhu kering (dry bulb temperature) suhu udara di tempat kerja yang ditunjukkan oleh termometer suhu kering 2.6 suhu basah alami (natural wet bulb temperature) suhu penguapan air yang pada suhu yang sama menyebabkan terjadinya keseimbangan uap air di udara CATATAN suhu kering. Suhu ini diukur dengan termometer basah alami dan suhu tersebut lebih rendah dari 2.7 suhu bola (globe temperature) suhu yang diukur dengan menggunakan termometer suhu bola yang sensornya dimasukkan dalam bola tembaga yang dicat hitam, sebagai indikator tingkat radiasi 1 dari 8

2.8 indeks suhu basah dan bola (wet bulb globe temperature index) parameter untuk menilai tingkat iklim kerja panas yang merupakan hasil perhitungan antara suhu udara kering, suhu basah alami dan suhu bola 2.9 kebisingan semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran 2.10 getaran gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya 2.11 radiasi sinar ultra ungu (ultra violet) radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang 180 nanometer sampai 400 nanometer (nm) 2.12 terpapar peristiwa atau keadaan seseorang terkena atau kontak dengan faktor bahaya di tempat kerja 3 Simbol dan singkatan o C db(a) E eff g ISBB (m/det 2 ) µw/cm 2 : : : : : : : derajat Celcius desibel A eradiasi efektif gravitasi Indeks Suhu Basah dan Bola meter per detik kuadrat micro watt per centimeter persegi 4 Nilai Ambang Batas 4.1 Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas) Nilai Ambang Batas iklim kerja (panas) dengan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) tidak diperkenankan melebihi: a) Untuk beban kerja ringan : 30,0 o C b) Untuk beban kerja sedang : 26,7 o C c) Untuk beban kerja berat : 25,0 o C CATATAN - Beban kerja ringan membutuhkan kalori 100 200 kilo kalori/jam. - Beban kerja sedang membutuhkan kalori lebih besar 200 350 kilo kalori/jam. - Beban kerja berat membutuhkan kalori lebih besar dari 350 500 kilo kalori/jam. 4.2 Nilai Ambang Batas kebisingan Nilai Ambang Batas kebisingan: 85 db(a) 2 dari 8

4.3 Nilai Ambang Batas getaran Nilai Ambang Batas getaran untuk pemaparan tangan-lengan dengan parameter percepatan pada sumbu yang dominan: 4 m/det 2 atau 0,40 Grav. 4.4 Nilai Ambang Batas radiasi sinar ultra ungu Nilai Ambang Batas radiasi sinar ultra ungu: 0,1 µw/cm 2. 3 dari 8

Lampiran A (informatif) Pengendalian iklim kerja (panas) A.1 Pengendalian iklim kerja (panas) dilakukan dengan mengatur waktu kerja sehubungan dengan tingkat paparan iklim kerja (panas) seperti pada Tabel A.1. Tabel A.1 Pengendalian iklim kerja (panas) Pengaturan waktu kerja setiap jam ISBB ( o C) Beban Kerja Waktu Kerja Waktu Istirahat Ringan Sedang Berat 75% 50% 25% 25% 50% 75% 30,6 31,4 32,2 28,0 29,4 31,1 25,9 27,9 30,0 A.2 Perhitungan Indeks suhu basah dan bola di luar ruangan dengan panas radiasi: ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,2 suhu bola + 0,1 suhu kering Indeks suhu basah dan bola di dalam atau di luar ruangan tanpa panas radiasi: ISBB = 0,7 suhu basah alami + 0,3 suhu bola 4 dari 8

Lampiran B (informatif) Pengendalian kebisingan Pengendalian kebisingan dilakukan dengan mengatur waktu kerja sehubungan dengan tingkat paparan kebisingan, seperti pada Tabel 3. Tabel B.1 Pengendalian kebisingan Waktu pemaparan per hari Intensitas kebisingan db(a) 4 2 1 30 15 7,5 3,75 1,88 0,94 28,12 14,06 7,03 3,52 1,76 0,88 0,44 0,22 0,11 Jam Menit Detik 88 91 94 97 100 103 106 109 112 115 118 121 124 127 130 133 136 139 CATATAN Tidak boleh terpapar lebih dari 140 dba, walaupun sesaat. 5 dari 8

Lampiran C (informatif) Pengendalian getaran tangan-lengan Pengendalian getaran tangan-lengan dilakukan dengan mengatur waktu kerja sehubungan dengan tingkat paparan getaran tangan-lengan, seperti pada Tabel C.1. Tabel C.1 Pengendalian getaran tangan-lengan Nilai percepatan pada sumbu yang dominan Jumlah waktu pemaparan per hari kerja meter per detik kuadrat (m/det 2 Grav ) (m/det 2 ) 2 jam dan kurang dari 4 jam 1 jam dan kurang dari 2 jam kurang dari 1 jam CATATAN 1 grav = 9,81 m/det 2 6 8 12 0,61 0,81 1,22 6 dari 8

Lampiran D (informatif) Pengendalian radiasi sinar ultra ungu Pengendalian radiasi sinar ultra ungu dilakukan dengan mengatur waktu kerja sehubungan dengan tingkat paparan radiasi sinar ungu, seperti pada Tabel D.1. Tabel D.1 Pengendalian radiasi sinar ultra ungu Masa pemaparan per hari 4 Jam 2 Jam 1 Jam 30 Menit 15 Menit 10 Menit 5 Menit 1 Menit 30 Detik 10 Detik 1 Detik 0,5 Detik 0,1 Detik Iradiasi Efektif (E eff ) µw/cm 2 0,2 0,4 0,8 1,7 3,3 5 10 50 100 300 3000 6000 30000 7 dari 8

Bibiografi Menteri Tenaga Kerja, Keputusan Menteri No. 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di tempat kerja. Suma mur PK. Development of health and safety standards of work microclimate in Indonesia. In: Editor R.Plestina: Organizational and social Aspects of Occupational Health, Archives of IndustrialHygiene and Toxicology, Proceedings of the XIX international Congress on Occupational Health, Zagreb, Yugoslavia, 1980. International Standard Organization. Determination of Occupational noise exposure and estimation of noise induced hearing impairment, Standard 1999. 8 dari 8