UPAYA MENYIAPKAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM MULOK. By: Estuhono, S.Pd, M.Pd

Kata-kata kunci: Sumber daya sekolah Sumber daya manusia Sumber daya fisik Sumber daya keuangan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 UNGARAN

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAHAN AJAR (MINGGU KE 1) MATA KULIAH EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP)

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

MODEL MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL. SD/MI/SDLB - SMP/MTs/SMPLB SMA/MA/SMALB/SMK

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

Alat Evaluasi Diri Sekolah

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB V PENUTUP. Pendidikan Agama Islam hendaknya tujuan pengajaran PAI diarahkan: 1) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efesian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan kualitas di era globalisasi ini menuntut kompetensi

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

MODEL PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL. SD/MI/SDLB - SMP/MTs/SMPLB SMA/MA/SMALB/SMK

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

Ditulis oleh Administrator Rabu, 08 Desember :32 - Terakhir Diperbaharui Minggu, 27 Januari :11

SILABUS SEBAGAI LANDASAN PELAKSANAAN DAN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU YANG PROFESIONAL

PENGEMBANGAN MODEL MATA PELAJARAN. Sosialisasi KTSP

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan atau Kurikulum Hal ini menunjukkan bahwa kurikulum

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

I. STANDAR ISI. hal. 1/61. Instrumen Akreditasi SMP/MTs

INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 3 MAGELANG

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

Instrumen Evaluasi Diri Sekolah (EDS)

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN MADRASAH ALIYAH DAN MONEV PELAKSANAANNYA. Makalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 1 SEMARANG

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

EVALUASI PEMBELAJARAN. Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

PENYUSUNAN RPP BERBASIS KTSP PADA MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL DI TINGKAT SEKOLAH DASAR

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. VIII. No. 2 Tahun 2010, Hlm

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab IV Analisis Hasil Penelitian

MENGINTEGRASIKAN MUATAN LOKAL DALAM KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR

PENYUSUNAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB II KAJIAN TEORI. diinginkan untuk siswa dapat diraih dengan baik dan optimal.

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II SMK NEGERI 6 SEMARANG

Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar 2011 Page 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

Pelaksanaan Supervisi Akademik Untuk. Menerapkan Metode Pembelajaran di SD Negeri Neuhen Kabupaten Aceh Besar Tahun Pelajaran 2014/2015

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) 2 DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

: Babakan Ciomas RT. 2/3 ds. Parakan Kec. Ciomas Kab. Bogor

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Gema Insani, 2006), h. 1 2 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL ASSESSOR SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Panduan EDS Kepala Sekolah PADAMU NEGERI

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

Transkripsi:

UPAYA UPAYA MENYIAPKAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS Tabroni, S.Ag, M.Pd.I Abstrak Menyiapkan pendidikan yang berkualitas dilakukan peningkatan kemampuan belajar, pemanpaatan lingkungan secara maksimal, sarana dan prasarana yang baik, evaluasi dan monitoring yang terukur dan terencana, hubungangan yang baik antara sekolah dengan masyarakat. Kata kunci : Pendidikan dan Kualitas A. Pendahuluan Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 35 ayat (1) menyatakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan, serta penilaian yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. 1 Pada sisi lain pemerintah telah mencoba memperhatikan kualitas pendidikan dengan meningkatkan standar kualitas lulusan sekolah, memberi tunjangan sertifikasi guru, dan tunjangan daerah. Akan tetapi kompensasi dari hasil penambahan kesejahteraan belum signifikan dalam mengangkat kualitas pendidikan. Kenyataan di lapangan masih banyak sekolah dengan guru lulusan sertifikasi yang memiliki standar di bawah minimum. Sekolah merupakan sistem sub-sub bagian-bagian dan komponenkomponen yang saling terkait. Pemerintah, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, pegawai, peserta didik, orang tua dan masyarakat, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan nasional. Dirjen Dikdasmen telah menggaris bawahi enam komponen dasar yang saling terkait dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yaitu : (1) pengembangan kemampuan profesionalisme pembelajar; (2) pengembangan pengelolaan lingkungan, prasarana dan sarana pendidikan; (3) Pengembangan pengelolaan sekolah; (4) Pengembangan supervisi atau monitoring dan evaluasi; (5) pengembangan alat evaluasi belajar; (6) pengembangan hubungan sekolah dan masyarakat. 2 Oleh 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sinar Grafika: Jakarta, 2006). 2 Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013), hal. 233 54

Tabroni karena itu didalam makalah ini akan dideskripsikan mengenai bagaimana mempersiapkan pendidikan berkualitas dan apa saja faktorfaktor yang mempengaruhinya. B. Peningkatan Kemampuan Pembelajar Dalam era global ini fungsi pembelajaran lebih penting dalam menigkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibandingkan dengan hasil tekhnologi. Untuk itu dibutuhkan pembelajaran yang professional dalam bidangnya. Peningkatan dan pengembangan kemampuan profesional menurut Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah meliputi berbagai aspek antara lain kemampuan menggunakan metode dan sarana dalam proses belajar mengajar, melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar, kemampuan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar, disiplin dan komitmen pembelajaranan terhadap tugas. 1. Implementasi Kurikulum Setiap kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. 3 Setiap pembelajaran harus berupaya : a.mengkaji dan memahami strukutur program kurikulum yang berlaku. b. Memahami tujuan pembelajaran. c. Mengkaji materi pembelajaran. d. Mengunakan metode pembelajaran yang relevan dengan materi, tujuan pembelajaran, alokasi waktu, karakterisktik peserta didik dan kemampuan pembelajaran. e.mengetahui tata urutan penyajian dan alokasi waktu yang tersedia. f. Mengkaji dan mengembangkan sarana pembelajaran. g. Mengembangkan penilaian proses pembelajaran. h. Mengembangkan kurikulum dalam program tahunan, program semester dan rencana pembelajaran (persiapan mengajar). i. Memahami buku pedoman dan petunjuk pelaksanaan kurikulum. j. Memiliki buku referensi yang memadai selain buku paket/buku pegangan pembelajar yang sah sebagai bahan pengembangan materi pelajaran. 3 Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), hal. 63 55

UPAYA k. Mengembangkan dan memanfaatkan sumber-sumber belajar. 4 2. Pengembangan Program Tahunan, Program Semester dan Persiapan Mengajar. Setiap pembelajar harus : a.membuat program-program semester dengan melakukan hal-hal sebagai berikut : 1) Menjabarkan alokasi waktu pada silabus sesuai dengan waktu efektif menurut Kalender pendidikan. 2) Mejabarkan materi setiap pokok bahasan untuk mata pelajaran yang diajarkan. 3) Melaksanakan program semester yang telah disusun. 4) Mengkaji hambatan yang dijumpai dalam penerapan program semester sebagai umpan balik perbaikan selanjutnya. 5) Mengkaji dan menetapkan metode dan sarana belajar yang diperlukan dalam setiap pokok bahasan. b. Membuat persiapan mengajar/rencana pelaksanaan pembelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai pembelajar harus sudah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 2) RPP harus diketahui dan diteliti oleh kepala sekolah sebelum disajikan. 3) Dalam membuat RPP pembelajar harus : a) Merumuskan kompetensi mengajar. b) Merumuskan indikator keberhasilan mengajar. c) Merumuskan tujuan pembelajaran. d) Mengembangkan langkah pembelajaran. e) Mengembangkan metode pembelajaran yang relevan. f) Menggunakan media pembelajaran yang relevan. g) Memilih sumber-sumber belajar yang relevan. 5 3. Penggunaan Metode, Media dan Sumber Belajar Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional. Metode instruksional berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan member latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak semua metode instruksional sesuai untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. 6 Dalam proses belajar mengajar guru dihadapkan untuk memilih metode-metode dari sekian banyak metode yang telah 4 Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, Op.Cit., hal. 233-234. 5 Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, Op.Cit., hal. 235. 6 Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik, (Jakarta: Referensi, 2012), hal. 93 56

Tabroni ditemui oleh para ahli sebelum ia menyampaikan meteri pengajaran untuk mencapai tujuan instruksional. Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan oleh pengajar dalam memilih materi pengajaran secara tepat dan akurat, penetapan tersebut mesti berdasarkan pada penetapan; tujuan instruksional, pengetahuan awal siswa, bidang studi atau pokok bahasan, alokasi dan sarana penunjang, jumlah siswa, dan pengalaman dan kewibawaan pembelajar. 7 Secara umum pemilihan, penetapan dan pengembangan variable metode pembelajaran haruslah berpijak pada 4 hal penting, yang dikelompokkan ke dalam variable kondisi pembelajaran, yaitu (1) apa tujuan yang ingin dicapai, (2) apa isi yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan, (3) apa sumber belajar yang tersedia, dan (4) bagaimana karakteristik pebelajar. Tanpa pijakan ini, kecil sekali kemungkinan untuk dapat mengembangkan metode pembelajaran yang optimal. Dengan ungkapan lain, pengembangan metode pembelajaran yang optimal haruslah didahului dengan kegiatan analisis kondisi pembelajaran. 8 Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui oleh guru dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar, antara lain: Tujuan pembelajaran hendaknya dijadikan pedoman dalam memilih sumber belajar. Pokok-pokok bahasan yang menjelaskan analisis isi bidang studi yang akan disajikan kepada pebelajar. Hal itu perlu dilakukan sebagai dasar pemilihan serta pemanfaatan sumber belajar agar materi yang disajikan melalui sumber-sumber belajar dapat memperjelas dan memperkaya isi bahan. Pemilihan strategi penyampaian pembelajaran yang sesuai dengan sumber belajar. Strategi sangat erat kaitannya dengan sumber belajar bahkan sesungguhnya strategi itu termasuk ke dalam salah satu jenis sumber belajar. Sumber-sumber belajar yang dirancang berupa media pembelajaran dan bahan tertulis yang tidak dirancang. Pengaturan waktu sesuai dengan luas pokok bahasan yang akan disampaikan kepada pebelajar. Waktu yang diperlukan untuk menguasai materi tersebut akan mempengaruhi sumber belajar yang dipergunakan. Setiap pembelajar harus berupaya: a. Memilih dan mengembangkan berbagai metode pembelajaran. b. Mengembangkan media pembelajaran. c. Mendayagunakan seoptimalkan mungkin semua alat pelajaran. 7 Martinis Yamin, Op. Cit., hal. 95-99. 8 Abd. Hamid K., Teori Belajar dan Pembelajaran. (Medan: PPs Unimed. 2007). 57

UPAYA d. Memanfaatkan PKG (Pemantapan Kerja Guru) / KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) / KKPS (Kelompok Kerja Pengawas Sekolah) untuk membantu sesama pembelajar dalam pemanfaatan alat pelajaran. 9 4. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Setiap pembelajar harus memperhatikan hal-hal berikut : a. Mengatur ruangan dan menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai dan menyenangkan. b. Menciptakan suasana interaksi pembelajaran yang dinamis. c. Menyiapkan materi pelajaran yang sistematis. d. Membuat kesimpulan materi yang telah disajikan. e. Melaksanakan tes awal dan tes akhir. f. Memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. g. Membuat catatan harian dan batas pelajaran. 5. Program Perbaikan dan Pengayaan Antara lain dilakukan dengan : a. Mengukur taraf ketuntasan belajar minimal /penguasaan minimal/ kompetensi dasar baik individu maupun kelompok sebagai hasil ulangan harian. b. Perbaikan program dengan cara; Memberikan penjelasan kembali mengenai materi yang belum dikuasai. Memberikan tugas tambahan baik di dalam maupun di luar jam efektif. c. Memberikan pengayaan kepada peserta didik yang telah menguasai bahan pelajaran. d. Membantu teman-temannya yang belum mencapai ketuntasan dalam belajar baik kelompok maupun individu berupa membaca bahan baru atau tugas lain, yang pelaksanaannya dapat dilakukan didalam maupun diluar jam tatap muka. 6. Melaksanakan Kegiatan Ekstra Kurikuler Dalam melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Meningkatkan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. b. Mendorong penyaluran bakat dan minat peserta didik. c. Menetapkan waktu, objek kegiatan sesuai dengan kondisi lingkungan. d. Kegiatan ekstra kurikuler dapat disalurkan dalam berbagai bentuk kegiatan: Kepramukaan, UKS, PKS. 9 Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, Op.Cit., hal. 235. 58

Tabroni Peringatan Hari-Hari Besar Agama / nasional. Pengenalan alam sekitar. Olah raga prestasi. Kreatifitas seni. 7. Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK) Dalam kegiatan ini, pembelajar harus : a. Membimbing dan membantu peserta didik yang berbakat khusus. b. Membimbing dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. c. Membimbing dan membantu peserta didik yang mengalami hambatan dalam keluarga lingungan sekolah maupun sesama teman. d. Memahami dan melaksanakan petunjuk pelaksanaan kurikulum mengenai kegiatan BK. e. Memahami dan menguasai buku pedoman bimbingan karir dan mengatur kegiatan menurut ketentuan kurikulum. f. Menyusun program BK bersama kepala sekolah. g. Mengikutsertakan orang tua peserta didik, tokoh masyarakat, wiraswasta dan instansi pemerintah. 8. Penerapan Muatan Lokal Kurikulum pada satu sekolah dengan sekolah lainnya bisa saja berbeda. Pasalnya, penerapan Kurikulumm Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP) mulai tahun 2006/2007 memberi peluang sekolah menyusun kurikulum sendiri. Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem, artinya kurikulum tersebut merupakan suatu kesatuan atau totalitas yang terdiri dari beberapa komponen, dimana antara komponen satu dengan komponen lainnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan. Diantara komponen-komponen dalam kurikulum tersebut yaitu berupa tujuan, isi/materi/strategi pembelajaran dan evaluasi. Isi/materi kurikulum menempati posisi yang sangat penting dan turut menentukan kualitas pendidikan. Umumnya isi atau materi dalam kurikulum terdiri dari pengetahuan-pengetahuan yang sifatnya ilmiah diantaranya ada fakta, konsep, prinsip dan keterampilan yang perlu diberikan kepada siswa. C. Pemanfaatan Lingkungan, Prasarana dan Sarana. Pemanfaatan lingkungan, meliputi peningkatan keberhasilan, keindahan, keamanan, kesehatan, dan pelestarian lingkungan serta pemanfaatannya sebagai sumber dan alat belajar. Misalnya melaksanakan kebersihan, keindahan, keamanan, kesehatan lingkungan. Pengembangan prasarana dan sarana menunjang proses pembelajaran dapat dilaksanakan sebagai berikut : 59

UPAYA 1. Perpustakaan Dalam rangka pengelolaan perpustakaan, diusahakan agar : a) Tersedia ruang baca yang memadai. b) Adanya petugas yang terampil. c) Buku-buku tersusun rapi, mudah ditemukan, terpelihara, dan dapat difungsikan setiap saat. d) Mengupayakan penambahan jumlah buku-buku. 2. Sarana Penunjang Kegiatan Kurikulum Dalam rangka pengelolaan sarana penunjang kegiatan pembelajaran diusahakan agar : a) Menyediakan alat peraga /praktek. b) Menyediakan alat tulis/administrasi dan keperluan pembelajar sesuai dengan kebutuhan. c) Setiap pembelajar harus berupaya memiliki perangkat kurikulum yang berlaku. d) Menyediakan sarana prasarana untuk kegiatan muatan lokal. 3. Prasana dan Sarana Kegiatan Ekstra Kurikuler dan Mulok. Dalam rangka pengelolaan sarana dan prasarana kegiatan ekstra kurikuler. diusulkan agar : a) Mengadakan sarana dan prasarana olah raga sesuai dengan kebutuhan. b) Mengadakan sarana dan prasarana yang dapat mendorong mengembangkan kreasi. c) Mengadakan sarana dan prasarana pengembangan minat dan bakat peserta didik. d) Mengadakan alat-alat keterampilan. 10 D. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Program peningkatan mutu pembelajaran dapat tercapai bila proses pembelajaran di kelas berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Hal tersebut dapat terlaksana bila pembelajar berperan langsung dalam mengajar dan mendidik peserta didiknya, dapat meningkatkan kemampuannya, dibina secara terus menerus. Untuk memotivasi pembelajar agar mengembangkan tugas pokoknya sehari-hari sesuai dengan tuntutan profesinya perlu dilakukan proses pembinaan profesional. 1. Tujuan Supervisi dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan keteramplan pembelajar dalam melaksanakan tugas pokoknya sehari hari yakni, mengelola proses pembelajaran dengan baik, dalam supervisi meliputi : a. Persiapan mengajar. 10 Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, Op.Cit., hal. 240. 60

Tabroni b. Pelaksanaan proses pembelajaran. c. Rencana proses pembelajaran. d. Pemberian umpan balik secara teratur dan terus menerus. e. Pembuatan dan penggunaan alat bantu pembelajaran secara sederhana. f. Pemberian bimbingan dan layanan peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar. g. Pengelolaan kegiatan ekstra kurikuler. 2. Sarana Pelaksanaan supervisi oleh pengawas meliputi : a) Kepala Sekolah. b) Pembelajar mata pelajaran. Aspek yang disupervisi terhadap; 1) Kepala Sekolah, meliputi : - Kepesertaan didikan. - Ketenagaan. - Kurikulum serta sarana dan prasarana. - Penyediaan dan penggunaan dana. - Organisasi dan manajemen sekolah. - Proses pembelajaran dsb. Aspek yang disupervisi terhadap; 2) Guru Mata pelajaran meliputi; - Cara berpakaian yang rapi dan sopan. - Bahasa yang digunakan. - Penguasaan kelas. - Cara berdiri (pandangan semua peserta didik). - Suara jelas dan lantang. - Pengelolaan kelas. E. Pengembangan Tes Evaluasi Belajar Dalam penyusunan tes terdapat tes terdapat beberapa langkah yang ditempuh dalam mengembangkan hasil atau prestasi belajar. Langkah-langkah tersebut adalah : (1) menysusun spesifikasi tes, (2) menulis soal tes, (3) Menelaah soal tes, (4) melakukan uji coba tes, (5) menganalisis butir soal, (6) Memperbaiki tes, (7) Merakit tes, (8) melaksanakan tes dan (9) Menafsirkan hasil tes. Khusus mengenai uji coba tes, dalam penyusunan tes untuk mengukur prestasi hasil pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru di kelas seperti ulangan harian, ulangan umum, dan ulangan kenaikan kelas, tidak harus dilakukan secara tersendiri. Pembakuan tes dilakukan setelah diuji dengan menggunakan metode konsistensi internal. 11 11 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), Cet. Ke-5 hal. 151 61

UPAYA Langkah awal dalam pengembangan tes adalah menetapkan spesikasi tes, yaitu berisi uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimilki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempemudah menulis soal, dimana para penulis soal akan menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif sama. Penyusunan spesifikasi tes mencakup kegiatan berikut ini: (1) menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi tes (3) menentukan panjang tes. 12 1. Mekanisme dan Tes dan Evaluasi Belajar. a. Pada akhir setiap pelajaran pembelajar dapat melakukan penilaian formatif/ulangan harian. b. Pada setiap akhir semester pembelajar melakukan penilaian sumatif/ ulangan umum. c. Pembelajar yang ditunjuk kepala sekolah akan melakukan penilaian atas kegiatan ekstra kurikuler. d. Pada pelaksanaan tes dan evaluasi belajar, pelajar harus menggunakan bentuk tes yang bervariasi. e. Setiap pelaksanaan tes dan evaluasi pembelajar harus berpedoman pada program catur wulan dan kalender pendidikan yang telah dipersiapkan. 13 2. Kemampuan Pembelajar/Guru Mengelola Tes dan Evaluasi Belajar. a. Pembelajar/guru harus mampu menilai hasil belajar peserta didik untuk kepentingan pembelajaran. b. Pembelajar/guru harus mampu meningkatkan kemampuan penilai proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara menyelenggarakan peneliaian untuk perbaikan proses pembelajaran. c. Pembelajar/guru harus dapat menerapkan prinsip-prinsip penilaian. d. Pembelajar/guru harus dapat meningkatkan kemampuan menganalisa penilaian untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik secara perseorangan dan kedudukannya dalam kelompok. e. Pembelajar/guru harus dapat meningkatkan kemampuan menganalisa butir soal. 14 3. Prinsip-Prinsip Dasar Penilaian. a. Penilaian adalah usaha mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang hasil belajar yang telah dicapai peserta didik. 12 Martinis Yamin, Ibid., hal. 151 13 Martinis Yamin, Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, Op.Cit., hal. 235.Op.Cit., hal. 241 14 Martinis Yamin, Ibid., hal. 241 62

Tabroni b. Tujuan dari penilaian dapat dijadikan dasar untuk melakukan perlakukan berikutnya. c. Penilaian harus bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran pada setiap persiapan mengajar telah dicapai. d. Peserta didik dinilai berhasil dalam penilaian harian jika mencapai taraf penguasaan sekurang-kurangnya 75 % dari tujuan yang ingin dicapai. e. Hasil penilian harian berfungsi memberi umpan balik kepada pembelajar untuk perbaikan proses pembelajaran. f. Ulangan umum bertujuan untuk mengetahui sejauhmana tujuan pembelajaran pada sejulah program pembelajaran dalam satu semester/catur wulan telah tercapai. g. Bahan atau materi ulangan umum diambil dari semester/catur wulan yang bersangkutan. h. Seorang perserta didik dinyatakan berhasil dalam penilaian sumatif jika mendapatkan nilai 7,0 atau sesuai dengan kemampuan sekolah. 15 F. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Sekolah merupakan tempat pembinaan dan pengembangan pengetahuan dan kebudayaan yang sesuai dan dikehendaki oleh masyarakat dimana sekolah itu berada. Sebaliknya masyarakat diharapkan membantu dan bekerjasama dengan sekolah agar program sekolah berjalan lancar dan lulusan yang dihasilkan memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh sebab itu hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dibina dan dikembangkan secara terus menerus, yaitu : 1) Hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik. 2) Hubungan sekolah dengan instansi terkait. 3) Hubungan sekolah dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat. 4) Hubungan sekolah dengan lembaga pendidikan lainnya. 1. Hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik. Sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam pembinaan generasi-generasi muda. Sedangkan orang tua peserta didik merupakan pendidik yang paling utama dan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan peserta didik. Maka diperlukan suatu hubungan yang harmonis antara pihak sekolah dan orang tua peserta didik. Hubungan pihak sekolah dengan orang tua peserta didik dapat dijalin melalui perkumpulan orang tua, peserta didik dan juga pihak komite sekolah tersebut. Banyak sekali manfaat hubungan orang tua dan sekolah diantaranya ; 15 Ibid., hal. 242 63

UPAYA a. Agar orang tua peserta didik tahu tentang kegiatan-kegiatan di sekolah b. Agar orang tua peserta didik mau memberikan perhatian yang besar dalam menunjang kegiatan-kegiatan di sekolah Ada berbagai upaya yang dapat dilakukan agar orang tua peserta didik dapat mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, diantaranya ; a. Memberikan informasi yang seluas-luasnya tentang program sekolah. b. Melakukan kunjungan ke rumah oleh pembelajar atau kepala sekolah. c. Menetapkan satu bulan dalam satu tahun pelajaran sebagai bulan informasi. d. Mengadakan dialog dengan orang tua peserta didik mengenai perkembangan yang sedang dilaksanakan dan dihadapi di sekolah. e. Menginformasikan bahwa sekolah adalah lingkungan pendidikan yang mempunyai kewajiban dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. f. Menjelaskan bahwa manusia yang berkualitas itu dapat dihasilkan oleh pendidikan yan bermutu. g. Menyadarkan pihak orang tua peserta didik bahwa keterlibatan mereka dalam usaha peningkatan mutu pendidikan mutlak diperlukan. h. Meningkatkan kesadaran orang tua peserta didik tentang seberapa pentingnya pendidikan bagi anak agar mereka menjadi warga negara yang berkualitas. i. Meningkatkan kesadaran orang tua peserta didik agar mau menyekolahkan anak-anak mereka sampai selesai (tamat). 2. Hubungan sekolah dengan instansi terkait. Sekolah perlu membina hubungan timbal balik dengan instansi terkait misalnya : dengan lurah/kepala desa, puskesmas, camat, polsek, PKK dan pos yandu. Upaya yang perlu dilaksanakan oleh sekolah antara lain sebagai berikut : 1. Menginformasikan program sekolah. 2. Ikut serta dalam kegiatan yang diadakan pemerintah sepanjang tidak mennggangu kegiatan pembelajaran. 3. Pada saat yang diperlukan, kepala sekolah atau pembelajar yang ditunjuk mengadakan kunjungan ke instansi pemerintah sebagai salah satu cara pendekatan dari pihak sekolah. 4. Sekali-sekali dapat mengundang pejabat pemerintah di luar diknas sebagai Pembina dalam upacara bendera. 64

Tabroni 3. Hubungan sekolah dengan dunia usaha dan tokoh masyarakat. Program ini dapat dilaksanakan dalam bentuk : a. Mengunjungi industri dan perusahaan untuk menambah pengetahuan peserta didik. b. Mengundang tokoh-tokoh yang berhasil dalam bidangnya untuk memberikan ceramah di sekolah. 4. Hubungan sekolah dengan lembaga pendidikan lainnya. Dalam usaha membina dan mengembangkan hubungan dengan lembaga pendidikan lannya, perlu dilaksanakan upaya sebagai berikut : a. Mengadakan kunjungan antar sekolah. b. Memberikan informasi tentang perkiraan jumlah lulusan sekolah pada lembaga pendidikan setingkat di atasnya. c. Mengundang pimpinan lembaga pendidikan yang lebih tinggi tingkatnya untuk memberikan caramah tentang perkembangan pendidikan sesuai dengan jenjangnya. 16 G. Kompetensi Dasar dan Sikap dan yang Perlu Dimiliki Pembelajar/Guru Dalam melaksanakan proses pembelajaran, seorang pembelajar harus memilki sikap dan kemampuan : 1. Menguasai Kurikulum dan Perangkat Pembelajaran Kurikulum merupakan pemandu dalam kegiatan pembelajaran, pelaksanaan dan hasil yang akan dicapai. Tanpa berpegang pada kurikulum proses pembelajaran akan menjadi tidak terarah dan tidak tercapai tujuannya. Oleh karena itu pembelajar dituntut untuk memiliki penguasaan terhadap suatu kurikulum, mengetahui cakupan materinya, mengetahui tujuan yang akan dicapai serta mengetahui urutan penyajian dan porsi waktu yang dibutuhkan. 2. Penguasaan Materi Bidang Studi Pembelajar atau seorang guru adalah tempat menimba ilmu bagi para peserta didiknya. Sebagai seorang pembelajar ia tentu harus dapat membantu perkembangan peserta didiknya agar dapat memahami dan menguasai suatu ilmu pengetahuan. Oleh karena itu sebagai pembelajar hendaknya dapat menguasai bahan ataupun materi ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik serta senantiasa mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya. Kemampuan ini tidak hanya berdasarkan teori yang diperoleh di bangku sekolah tetapi juga ditambah dengan pengalaman hidup. 3. Penguasaan Metode dan Tekhnik Penilaian. Pembelajar atau seorang guru yang profesional harus memiliki banyak keterampilan dalam mentransferkan pengetahuan kepada 16 Ibid., hal. 246 65

UPAYA peserta didiknya. Metode, strategi dan teknik merupakan hal yang paling utama harus dikuasai oleh pembelajar untuk mentransferkan pengetahuan kepada anak didiknya. Seorang pembelajar akan dapat menjalankan tugasnya dengan baik jika ia dapat menguasai dan mampu melaksanakan keterampilan mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran, tujuan dan pokok bahasan yang diajarkan. Disamping itu pembelajar hendaknya juga memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang alat-alat dan media pembelajaran sebagai alat bantu komunikasi. Selain itu diperlukan juga keterampilan dalam memilih dan menggunakan media yang lebih tepat dan sesuai dengan materi pelajaran. Demikian pula dalam teknik penilaian pembelajar hendaknya memiliki penilaian yang baik. Penilaian di sekolah sebaiknya dilakukan secara objektif, kontiniu serta mempergunakan berbagai jenis tes yang bervariasi agar dapat memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran. 4. Komitmen atau Kecintaan Pembelajar/Guru Terhadap Tugasnya. Kecintaan seorang pembelajar atau guru terhadap tugasnya merupakan ciri pokok keprofesionalan dari pembelajar tersebut. kecintaan terhadap tugas dapat ditunjukkan dalam bentuk curahan waktu, tenaga dan pikiran sehingga hasilnya dapat terjamin dan dapat dipastikan akan lebih baik dan lebih bermakna. 5. Disiplin. Kedisiplinan sangat diperlukan dalam proses pendidikan agar menghasilkan suatu mental, watak dan kepribadian yang kuat. Tujuan disiplin disini bukan untuk melarang kebebasan atau mengadakan suatu penekanan. Akan tetapi memberikan kebebasan dalam batas kemampuan anak didik. Tanpa disiplin seorang anak tidak akan survival dalam hidupnya. Mereka akan berbuat semaunya tanpa peduli terhadap lingkungan disekitarnya. Melalui peraturan dan disiplin, maka anak akan terhindar dari konsekuensi bahaya yang berasal dari tindakannya pada saat tertentu. Disiplin dapat membantu anak didik dalam menyadari apa yang diharapkan dan apa yang tidak diharapkan darinya serta dapat membantu mereka dalam mencapai apa yang diharapkan dari diri mereka. 17 H.Kesimpulan. Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan; Upaya dalam menyiapkan pendidikan yang berkualitas dapat dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah diantaranya : 17 Ibid., hal. 246 66

Tabroni 1. Peningkatan kemampuan pembelajar, 2. Pemanfaatan lingkungan, 3. Peningkatan prasarana dan sarana, 4. Melakukan pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara terencana, 5. Pengembangan tes evaluasi belajar, 6. Menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat, dan 7. Meningkatkan kompetensi dasar dan memperbaiki sikap yang harus dimiliki pembelajar/guru. Apabila langkah tersebut dilaksanakan, upaya menyiapkan pendidikan berkualitas akan tercapai dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sinar Grafika: Jakarta, 2006). Abd. Hamid K., Teori Belajar dan Pembelajaran. (Medan: PPs Unimed. 2007). Martinis Yamin, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Referensi, 2013). Martinis Yamin, Desain Baru Pembelajaran Konstruktivistik, (Jakarta: Referensi, 2012). Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007). Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), Cet. Ke-5. 67