Andar M. Hutagalung Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

Julianti Saragih dan Ida Wahyuni Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA PADA MATERI POKOK GERAK LURUS DI KELAS X SMA SWASTA UISU MEDAN

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK GETARAN DAN GELOMBANG DI KELAS VIII SMP NEGERI 12 BINJAI

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE NHT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 18 MEDAN

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DAN MODEL KONVENSIONAL PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI BERPIKIR KRITIS PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 TAPA ARTIKEL. Oleh. Silvana Suai Fatmah AR.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA PELAJARAN FISIKA

Ridwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK

Annisaul Khairat. Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Batusangkar

Fatima Hannum dan Nurdin Bukit Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2014.

Wiwik Andriyani 1), Dr.H. Suratno, M.Pd 2), Rosmiati, S.Pd, M.Pd 3)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN PETA PIKIRAN SEBAGAI UPAYA MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel.

PENGARUH PENGAJARAN MODEL OLIMPIADE FISIKA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika, kemampuan berpikir sangat penting sebagai modal. utama untuk meningkatkan hasil belajar matematika.

Meningkatkan Hasil Belajar dengan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTU MEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

PENGARUHMODEL PEMBELAJARANINQUIRY TRAINING TERHADAPHASILBELAJARSISWA PADAMATERI POKOK ELASTISITAS KELAS XI SEMESTER I DI MAN 1 MEDAN T.

Reisa Farida Amri 1) Triani Ratnawuri 2) Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro 1)

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU GIZI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 8 MEDAN

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MAN DOLOK MASIHUL SERDANG BEDAGAI TAHUN PELAJARAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A 2012/2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Rita Juliani dan Saima Putrini R. Harahap Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA.

Betty M.Turnip dan Tommy Lesmana Siburian Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Medan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

Ida Wahyuni dan Khairil Irfan Lubis Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan

Dila Sari dan Ratelit Tarigan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

*keperluan Korespondensi, no. HP ABSTRAK

Gayus Simarmata FKIP Universitas HKBP Nomensen Pematangsiantar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI SMA NEGERI 16 MEDAN

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

Dian Vitayana, Yusuf Kendek dan Fihrin Abstrak Kata Kunci :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14

Oleh Ratna Dewi ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Persada Bandar

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SMA MULIA MEDAN TP.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCIENTIFIC INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDA DINAMIS

III. METODOLOGI PENELITIAN. lingkup dan waktu yang kita tentukan (Margono, 2010). Populasi dalam penelitian

Rappel Situmorang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan 20221

ARTIKEL. Oleh Frisnawati Siburian NIM Dosen Pembimbing Skripsi, Mara Untung Ritonga, M.Hum., Ph.D.

Ajeng Utrifani dan Betty M. Turnip Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

ALBERT GULTOM, NIM : PENGARUH PEMBERIAN REWARD TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN TEMBUNG T.A 2016/2017.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS

Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Matematika Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA

PENGARUH METODE RESITASI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa yang tersebar di dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

III. METODELOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI

Surono, Pengaruh model pembelajaran inquiry...

Taufik Aulia Rahmandan Ratna Tanjung Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR

Oleh Cinta Pasaribu Drs. M. Joharis Lubis, M.M.,M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING IN STUDENT S LEARNING OUTCOMES

Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis Siswa di SMA Negeri 8 Bengkulu

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MELALUI MEDIA ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PERANAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FISIKA PADA SISWA SMA NEGERI 1 ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 06 Februari sampai 26 Februari 2014 di SMAN

dapat dialami langsung oleh siswa, hal ini dapat mengatasi kebosanan siswa dan perhatiannya akan lebih baik sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFE TIPE SCRIPT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP PADA MATERI GETARAN DAN GELOMBANG

AbdulHakim SdanEva Sari E. Br. Aritonang Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH METODE JIGSAW II (JIG II) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS IX SMP SINAR HUSNI TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PENGKONSTRUKSIAN KONSEP FISIKA MELALUI PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Perintis 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, yang menjadi sasaran penelitian atau objek oleh. peneliti adalah siswa SMP Negeri 35 Pekanbaru.

III. METODELOGI PENELITIAN. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

EKSPERIMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN SYSTEMATIC PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Transkripsi:

ISSN 5-73X PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI POKOK BESARAN DAN PENGUKURAN DI KELAS X SMA NEGERI BALIGE Andar M. Hutagalung Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar Fisika siswa yang diterapkan berpikir pada materi pokok Besaran dan Pengukuran. Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri Balige semester I tahun ajaran 008/009 yang berjumlah 6 kelas. Sampel penelitian ini diambil dari dua kelas yang homogen dari semua kelas populasi yaitu kelas X E (sebagai kelas eksperimen) dan kelas X F (Sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 40 orang. Dari hasil uji t diperoleh untuk postes t hitung = 5,303 sedangkan t tabel =,994 karena t hitung > t tabel (5,303 >,994) maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh berpikir terhadap hasil belajar Fisika siswa pada materi pokok Besaran dan Pengukuran di SMA Negeri Balige. Kata kunci: model pembelajaran, peningkatan kemampuan berpikir, hasil belajar Pendahuluan Upaya peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu fokus dalam pembangunan pendidikan di Indonesia dewasa ini. Salah satu masalah pendidikan yang perlu mendapatkan perhatian langsung adalah peningkatan sumber daya manusia Indonesia. Secara operasional guru adalah garda terdepan yang dapat langsung melakukan tindakan-tindakan perbaikan mutu pendidikan tersebut melalui peningkatan kualitas hasil belajar siswa. Menurut Atmadi (000) masalah utama yang kita hadapi adalah kenyataan bahwa pada umumnya mutu pendidikan kita relative masih rendah. Fisika sebagai salah satu pure science merupakan ilmu yang sangat menunjang untuk dapat mengikuti dan mengimbangi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat global saat ini. Di sekolah, pelajaran Fisika diajarkan dengan tujuan untuk mempersiapkan siswa agar dapat menerapkan konsepkonsep Fisika dalam kahidupan sehari-hari dengan melatih melakukan pengamatan, percobaan, diskusi dan mengambil kesimpulan dari kegiatan-kegiatan tersebut. Dengan demikian, siswa dapat menemukan, membuktikan, merealisasikan dan mengaplikasikan suatu konsep dalam kehidupan sehari-hari. Nilai hasil belajar siswa dapat lebih ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara efisien dengan ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung serta kecakapan guru dalam pengelolaan kelas dan penguasaan materi yang cukup memadai. Hasil belajar siswa yang rendah untuk pelajaran Fisika dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain: () Rendahnya minat siswa dalam belajar Fisika; () Kurangnya pemahaman siswa dalam penguasaan materi pelajaran; (3) Kesalahan konsepsi siswa dalam setiap pokok Vol. No. Juni 0 39

Pengukuran di Kelas X SMA Negeri Balige. bahasan; (4) Penggunaan metode pengajaran yang kurang tepat; (5) Perbedaan intelegensi siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar suatu disiplin ilmu khususnya Fisika, guru harus memiliki strategi mengajar yang dapat membuat siswa belajar secara aktif, efisien dan efektif serta tercapainya tujuan pembelajaran umum atau khusus yang diharapkan. Guru harus menanamkan tiga unsur dalam pembelajaran Fisika, yaitu pengetahuan, keterampilan proses (kreativitas), dan sikap. Selain itu, guru harus menguasai dan menerapkan teknik penyajian pelajaran. Dari pernyataan diatas secara garis besar kunci permasalahan terketak pada guru mata pelajaran. Salah satu metode yang sering diterapkan guru dalam pembelajaran adalah metode ceramah, dan siswa belajar hanya terfokus pada materi yang disampaikan guru. Akibatnya dibutuhkan waktu yang banyak untuk menyampaikan seluruh materi, sehingga menyebabkan kegiatan pembelajaran kurang efisien dan banyak waktu yang terbuang hanya untuk mendengarkan penjelasan guru. Hal ini menyebabkan siswa meras abosan dan jenuh untuk belajar Fisika yang berakibat hasil belajarnya rendah. Jadi, untuk mengatasi hal ini diperlukan sistem pengajaran yang dapat merangsang minat belajar siswa, salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir. Model pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berfikir siswa (Sanjaya, 006). Model pembelajaran kemampuan berfikir bukan hanya sekedar model pembelajaran yang diarahkan agar peserta didik dapat mengingat dan memahami berbagai data, fakta atau konsep akan tetapi bagaimana data, fakta dan konsep tersebut dijadikan sebagai alat untuk melatih kemampuan berfikir siswa dalam memahami dan memecahkan suatu persoalan. Ada tiga karakteristik utama model pembelajaran peningkatan berfikir yaitu (Sanjaya, 006): ISSN 5-73X. Proses pembelajaran melalui model pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir menekankan kepada proses mental siswa secara maksimal. Model pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus. 3. Model pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir adalah model pembelajaran yang menyadarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Model pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir menekankan kepada keterlibatan siswa secara penuh dalam belajar. Hal ini sesuai dengan hakikat model pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir yang tidak mengharapkan siswa sebagai objek belajar yang hanya duduk mendengar penjelasan guru kemudian mencatat untuk dihafalkan. Cara yang demikian bukan saja tidak sesuai dengan hakikat belajar sebagai usaha memperoleh pengalaman, akan tetapi juga dapat menghilangkan gairah dan motivasi belajar siswa (Sanjaya, 006). Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah yang muncul, yaitu: () Hasil belajar Fisika siswa masih rendah; ( ) Kurangnya minat dan motifasi untuk mempelajari Fisika; (3) Metode penyampaian materi yang diterapkan guru kurang menarik minat siswa sehingga perlu diterapkan model pembelajaran. Masalahnya dibatasi pada: () Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X semester I SMA Negeri Balige tahun ajaran 008/009 yang dibatasi hanya dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol; () Model pembelajaran yang diterapkan dibatasi pada berfikir diterapkan dikelas eksperimen; (3) Model pembelajaran yang diterapkan dibatasi pada model pembelajaran konvensional diterapkan pada kelas Kontrol; (4) Hasil belajar siswa dibatasi pada hasil belajar Fisika pada materi pokok Besaran dan Pengukuran. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh model pembelajaran peningkatan kemampuan berfikir Vol. No. Juni 0 40

Pengukuran di Kelas X SMA Negeri Balige. terhadap hasil belajar Fisika pada materi pokok Besaran dan Pengukuran? Sesuai dengan rumusan masalah maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Fisika siswa yang diterapkan berfikir pada materi pokok Besaran dan Pengukuran. Hakekat Belajar Ada tiga komponen penting belajar yakni kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan hasil balajar yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Menurut Gagne ada tiga tahap dalam belajar yaitu:. Persiapan untuk belajar dengan melakukan tindakam mengarahkan perhatian, pengharapan, dan mendapatkan kembali informsi. Pemerolehan dan unjuk perbuatan digunakan untuk persepsi selektif, sandi semantik, pembangkitan kembali, respon dan penguatan 3. Alih belajar, yaitu pengisyaratan untuk membangkitkan dan memberlakukan secara umum (Dimyanti dan Mudjiono, 999). Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan yang spesifik antara lain seperti dikemukakan berikut ini: a. Belajar menyebabkan perubahan pada aspekaspek kepribadian yang berfungsi terus menerus, yang berpengaruh pada proses belajar selanjutnya. b. Belajar hanya terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. c. Belajar merupakan kegiatan yang bertujuan, yaitu arah yang ingin dicapai melalui proses belajar. d. Belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh, melibakan keseluruhan tingkah laku secara integral. e. Belajar adalah proses interaksi. f. Belajar berlangsung dari yang paling sederhana sampai pada kompleks. ISSN 5-73X Belajar menghasilkan perilaku yang secara relatif tetap dalam dalam berpikir, merasa dan melakukan pada diri peserta didik. Perubahan tersebut terjadi sebagai hasil latihan, pengalaman, dan pengembangan yang hasilnya tidak dapat diamati secara langsung. Model pembelajaran Model dirancang untuk mewakili realitas yang sesungguhnya, walaupun model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Atas dasar pengertian tersebut, maka model mengajar dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang mendeskripsikan dan melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran bagi para guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran (Sagala, 005). Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir adalah model pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaahan fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan memecahkan masalah yang diajukan (Sanjaya, 006). Berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat ( remembering) dan memahami ( comprehending). Kemampuan berpikir memerlukan kemampuan mengingat dan memahami, oleh sebab itu kemampuan mengingat adalah kemapuan terpenting dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Ada tiga karakteristik utama model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir yaitu:. Proses pembelajaran melalui model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir menekankan kepada proses mental siswa secara maksimal.. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus. Vol. No. Juni 0 4

Pengukuran di Kelas X SMA Negeri Balige. 3. Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir adalah model pembelajaran yang menyandarkan kepada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Langkah-langkah dalam model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir ada enam yaitu (Sanjaya, 006):. Tahap orientasi. Tahap orientasi dilakukan dengan penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran yang harus dicapai, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran yang harus dimiliki siswa dan penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa, yaitu penjelasan tentang apa yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.. Tahap pelacakan. Tahap pelacakan adalah tahap penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema yang akan dibicarakan. 3. Tahapan konfrontasi. Tahapan konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. 4. Tahap inkuri. Adalah tahapan terpenting dalam berpikir. 5. Tahap akomodasi. Adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan. 6. Tahap transfer. Adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan. Model Pembelajaran Konvensional Dalam pembelajaran, guru banyak menggantungkan pada buku teks. Materi yang disampaikan sesuai dengan urutan isi buku teks. Siswa diharapkan memiliki pandangan yang sama dengan guru, atau sama dengan buku teks tersebut. Alternatif-alternatif perbedaan interpretasi diantara siswa terhadap fenomena sosial yang kompleks tidak dipertimbangkan. Ketika menjawab pertanyaan siswa, guru tidak mencari kemungkinan cara pandang siswa ISSN 5-73X dalam menghadapi masalah, melainkan melihat vapakah siswa tidak memahami sesuatu yang dianggap benar oleh guru. Menurut Budiningsih (005) karakteristik pembelajaran tradisional dibagi atas enam bagian, yaitu:. Kurikulum disajikan dari bagian-bagian menuju keseluruhan dengan menekankan pada keterampilan-keterampilan dasar.. Pembelajaran sangat taat pada kurikulum yang telah ditetapkan. 3. Kegiatan kurikuler lebih mengandalkan pada buku teks dan buku kerja. 4. Siswa-siswa dipandang sebagai kertas kosong yang dapat digoresi informasi oleh guru, dan guru-guru pada umumnya menggunakan cara didaktik dalam menyampaikan informasi kepada siswa. 5. Penilaian hasil belajar siswa atau pengetahuan siswa dipandang sebagai bagian dari pembelajaran, dan biasanya dilakukan pada akhir pelajaran dengan cara testing. 6. Siswa-siswa biasanya bekerja sendiri-sendiri, tanpa ada group proses dalam belajar. Metode Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri Balige. Waktu penelitian dilakukan pada semester I TP 008/009. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri Balige Tahun ajaran 008/009. Sampel penelitian didapat dua kelas, kemudian dipilih kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan cara random sampling, yaitu dengan melakukan undian. Satu kelas sebagai kelas eksperimen (dengan model pembelajaran kemampuan berpikir) dan satu lagi sebagai kelas kontrol (dengan model pembelajaran konvensinal). Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel. Rancangan eksperimen Sampel Pretes Perlakuan Postes K. eks T X T K. kontrol T X T Vol. No. Juni 0 4

Pengukuran di Kelas X SMA Negeri Balige. Keterangan: T = pretes; T = postes; X = berpikir; X = model pembelajaran konvensional. Teknik Analisis Data Langkah-langkah dalam teknik analisis data adalah:. Pemeriksaan uji normalitas data digunakan uji Liliefors (Sudjana,00).. Pemeriksaan uji homogenitas varians sampel. Uji homogenitas varians menggunakan uji F dengan rumus (Sudjana, 00) F = s s ( )( n ) ( n, n ) Keterangan: s = varians terbesar; s = varians terkecil. Kriteria pengujian: terima sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika F F F Nilai α yang digunakan adalah α = 0,0. 3. Pengujian hipotesis Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka menguji hipotesis menggunakan uji beda dengan rumus (Sudjana, 00). t = s x x + n n Dengan t = distribusi t x = nilai rata-rata kelompok eksperimen x = nilai rata-rata kelompok kontrol n = ukuran kelompok eksperimen n = ukuran kelompok kontrol Kriteria pengujian adalah terima H 0 jika t ( / ) t t (/ ), dimana t ( / ) didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n + n, untuk harga-harga t lainnya h 0 ditolak (Sudjana, 00). Hasil Penelitian dan Pembahasan Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen yang melibatkan dua kelas yang diberi model pembelajaran yang berbeda yaitu kelas eksperimen yang diajar dengan Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir dan kelas kontrol yang diajar dengan Model Pembelajaran Konvensional. Oleh karena itu, sebelum kedua kelas diterapkan perlakuan yang berbeda, maka kelas terlebih dahulu diberikan pretes yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal belajar siswa pada masing-masing kelas. Perolehan nilai rata-rata pretes kelas eksperimen sebesar 4,3 dan pada kelas kontrol 4,5. Setelah pada sampel diterapkan model pembelajaran yang berbeda dimana kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dan kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional diperoleh hasil postes kedua kelas diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 6,975 dan kelas kontrol 5,93. Uji persyaratan analisa data meliputi uji normalitas data pretes dan postes serta uji homogenitas data pretes. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors, diperoleh bahwa nilai pretes dan postes kedua kelompok sample memiliki ata yang normal atau L o < Ltabel pada taraf signifikan 0,05 dan N = 40. Tabel.. Ringkasan Perhitungan uji Normalitas Data Pretes dan Postes N o 3 4 Data Kelas L hitung L tabel Kesim pulan Pretes Eks. 0,038 Normal Pretes Kontrol 0,0849 0,40 Normal Postes Eks. 0,7 Normal Postes Kontrol 0,39 Normal Selanjutnya pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F untuk mengetahui apakah kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai F hitung =,048 (pada pretes) dan F =,070 (pada postes ) sedangkan ISSN 5-73X hitung F tabel =,704. Karena F hitung < Ftabel maka data pretes dan postes kedua sample homogen. Vol. No. Juni 0 43

Pengukuran di Kelas X SMA Negeri Balige. Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t yaitu membedakan rata-rata hasil belajar postes siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil beajar siswa pada materi pokok Listrik Statis di kelas X Semester I SMA Negeri Balige Tahun Pelajaran 008/009. Hasil pengujian hipotesis pada taraf signifikan 0,05 dan dk = 78, diperoleh t hitung = 5,303 sedangkan t tabel =,994. Karena t hitung > t tabel berarti H a diterima atau H o ditolak, maka dapat disimpulkan ada pengaruh berpikir terhadap hasil belajar siswa. Pembahasan Hasil pengujian hipotesis menunjukkan adanya pengaruh model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir pada pokok bahasan Listrik Statis. Setelah dilakukan perlakuan yang berbeda pada kedua sampel, diperoleh nilai rata-rata kelas eksperimen 6,975 sedangkan kelas kontrol adalah 5,95. Hasil ini memperlihatkan bahwa pengajaran dengan menerapkan berpikir memberikan hasil belajar Fisika yang lebih baik dari pada dengan menerapkan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa dengan menerapkan berpikir terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran peningkatan kemampuam berpikir terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok ISSN 5-73X listrik statis di kelas X Semester I SMA Negeri Balige Kab. Tobasa TP. 008/009. Simpulan Setelah dilakukan tabulasi, perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu () Rata-rata pretes kelas eksperimen sebelum diberikan pembelajaran adalah 4,5 dan setelah deberikan perlakuan dengan mengunakan model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 6,975. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. () Rata-rata pretes kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan adalah sebesar 4,5 dan setelah diberikan perlakuan dengan mengunakan model konvensional diperoleh hasil belajar siswa (postes) sebesar 5,95. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa seteah diberikan perlakuan. Namun lebih kecil dibandingkan dengan model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir. (3) Ada pengaruh model pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Statis di kelas X semester I SMA Negeri Balige Kab. Tobasa Tahun Pelajaran 008/009. Daftar Pustaka Atmadi. 009. Transformasi Pendidikan (Memasuki Millenium Ketiga). Yogjakarta: Kanisius. Budiningsih, C.A. 005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Dimiyanti dan Mudjiono. 999. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rineka Cipta. Sagala, S. 003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, W. 006. Pembelajaran Dalam Implementasi KBK. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sudjana. 00. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Vol. No. Juni 0 44