Diterima : 6 Oktober 2009; Disetujui : 24 November 2009

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh/By: Chairil Anwar Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 165; Telp , ; Fax Bogor

Diterima : 21 Desember 2009; Disetujui : 14 Agustus 2010

PERTUMBUHAN SEMAI Shorea seminis (de VRIESE) SLOOTEN PADA KANDUNGAN AIR TANAH YANG BERBEDA (Growth of Shorea seminis (de Vriese) Slooten Seedling at

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat. Selain keunikannya, terdapat beragam fungsi yang dapat dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. baik bagi pesisir/daratan maupun lautan. Selain berfungsi secara ekologis,

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BAKAU (Rhizophora apiculata Bl.) TERHADAP PEMBERIAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI E JURNAL

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 1 : (1999)

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

SKRIPSI : GRANDY BASAROJI NPM JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM KADIRI KEDIRI

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

Spacing Effect on the Percentage of Life and Growth of Rhizophora Apiculata in Mangrove Education Center Marine Station University of Riau

PENYELAMATAN DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI DARI BAHAYA EROSI

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

MUCRONATA LAMK UNTUK MENGATASI

DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

PENGARUH UKURAN BENIH ASAL KALIMANTAN BARAT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT Shorea leprosula DI PERSEMAIAN

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAMPINGAN DESA ALO ALO MELALUI KEGIATAN REHABILITASI MANGROVE DAN PENYUSUNAN PERATURAN DESA

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

KESESUAIAN TEMPAT TUMBUH BEBERAPA JENIS TANAMAN HUTAN PADA LAHAN BERGAMBUT TERBUKA DI KEBUN PERCOBAAN LUBUK SAKAT, RIAU

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN ROOTONE F PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG Aglaonema Donna Carmen

I. PENDAHULUAN. Hampir 75 % tumbuhan mangrove hidup diantara 35ºLU-35ºLS (McGill, 1958

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN PERSEMAIAN BERTINGKAT UNTUK PRODUKSI BIBIT DALAM KERANGKA REHABILITASI HUTAN MANGROVE SPESIFIK LOKASI. Bau Toknok 1 Wardah 1 1

PENGARUH PUPUK ORGANIK GRANUL DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) OKULASI

PENDAHULUAN. garis pantai sepanjang kilometer dan pulau. Wilayah pesisir

Jurnal Ilmiah Platax Vol. I-1, September 2012 ISSN:

Saprudin 1 dan/and Halidah 1

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

Kata kunci: rehabilitasi, mangrove, silvofhisery

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

UJI DAYA TUMBUH BIBIT TEBU YANG TERSERANG HAMA PENGGEREK BATANG BERGARIS (Chilo sacchariphagus Bojer.)

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

J. Aquawarman. Vol. 2 (1) : April ISSN : Karakteristik Oksigen Terlarut Pada Tambak Bermangrove Dan Tambak Tidak Bermangrove

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery

Makalah Penunjang pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian : Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang, 20 September

BAB III METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN BERBAGAI METODE PERLINDUNGAN BATANG PASCA PENANAMAN BENIH Avicennia marina DI KAWASAN PERTAMBAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU Scylla paramamosain Estampador DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG.

Lampiran 1. Sketsa lokasi tambak penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

4 KERUSAKAN EKOSISTEM

Gambar 3. Peta lokasi penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

PERTUMBUHAN SEMAI Rhizophora Apiculata DI AREA RESTORASI MANGROVE TAMAN NASIONAL SEMBILANG SUMATERA SELATAN

Laju Pertumbuhan Rumput Laut Gracilaria sp dengan Metode Rak Bertingkat di Perairan Kalianda, Lampung Selatan

PERKEMBANGAN CACING Pontoscolex corethrurus PADA MEDIA KULTUR DENGAN BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK DAN TEKSTUR TANAH SKRIPSI OLEH :

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

KARAKTERISTIK FAKTOR HABITAT MANGROVE REHABILITASI DI TELUK SEPI DESA BUWUN MAS KECAMATAN SEKOTONG KABUPATEN LOMBOK BARAT

PENGARUH PEMBERIAN KADAR AIR BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN Indigofera zollingeriana RINGKASAN

FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2016

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicuml.) MENGGUNAKAN MEDIA DAN BAHAN TANAM BERBEDA

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ROOTONE-F TERHADAP PERTUMBUHAN STEK BATANG MAWAR (Rosa damascena Mill.)

Tingkat Keberhasilan Penanaman Mangrove pada Lahan Pasca Penambangan Timah di Kabupaten Bangka Selatan

PEMBERIAN KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL WORTEL (Daucus carota) DAN BAWANG DAUN (Allium fistulosum L.) DENGAN BUDIDAYA TUMPANG SARI

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN BAKAU (Rhizophora mucronata Lam) PADA LAHAN TAMBAK DI DELTA MAHAKAM

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

RESPON KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KONSENTRASI GARAM NaCl SECARA IN VITRO

RESPON PERTUMBUHAN DAN BIOMASSA SEMAI Bakau Minyak (Rhizopora apiculata BI) TERHADAP SALINITAS DAN KANDUNGAN LIPIDNYA PADA TINGKAT POHON

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK DAUN GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L.

RANCANGAN ACAK LENGKAP DAN RANCANGAN ACAK KELOMPOK PADA BIBIT IKAN

RESPON PERTUMBUHAN SEMAI BAKAU (Rhizophora mucronata LAMK.) TERHADAP TINGKAT KEDALAMAN DAN LAMA PENGGENANGAN

PERTUMBUHAN BIBIT BUD CHIPS TEBU (Saccharum officinarum L. ) PADA BERBAGAI UMUR BAHAN TANAMAN DENGAN PEMBERIAN BAP

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH DOSIS PUPUK HIJAU DAUN GAMAL (Gliricidia sepium) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.)

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis )

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK LADA (Piper nigrum L.)

KAJIAN BIOFISIK LAHAN HUTAN MANGROVE DI KABUPATEN ACEH TIMUR ISWAHYUDI

Inti dari kegiatan rehabilitasi adalah menanam bibit di lapangan. Apabila penanaman dilakukan dengan

UJI PROVENANSI EBONI (Diospyros celebica Bakh) FASE ANAKAN

PENGARUH BERBAGAI DOSIS BIOCHAR SEKAM PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI WORTEL

berdasarkan definisi Jane (1970) adalah bagian batang yang mempunyai warna lebih tua dan terdiri dari sel-sel yang telah mati.

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan yang hidup di lingkungan yang khas seperti daerah pesisir.

Keanekaragaman Jenis dan Indeks Nilai Penting Mangrove di Desa Tabulo Selatan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo

Jl. Lingkar Akademik kampus IPB Darmaga Po. Box 168 Bogor Telp , Fax

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013

BAB I PENDAHULUAN. terdapat di Asia Tenggara. Indonesia dikenal sebagai negara dengan hutan

Kata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

PERTUMBUHAN MANGROVE PADA TAMBAK SILVOFISHERY DI DESA BIPOLO KECAMATAN SULAMU KABUPATEN KUPANG. Oleh/By : M. Hidayatullah 1 ABSTRACT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

PENGARUH TINGGI GENANGAN DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN ANAKAN Rhizophora mucronata Lam. DI PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN (Effect of Inundation Height and Spacing on the Growth of Rhizophora mucronata Lam. in the West Coast of South Sulawesi)* Oleh/By: Halidah Balai Penelitian Kehutanan Manado Jl. Raya Adipura Kel. Kima Atas, Kec. Mapanget, Kotak Pos 1390 Manado Telp. (031) 3666683 Fax. (031) 811897 e-mail bpk_mdo@yahoo.com Diterima : 6 Oktober 009; Disetujui : November 009 ABSTRACT Land rehabilitation of mangrove has been done in many places in Indonesia, but the successful rate is only.3%. This failure is mainly caused by wave disturbing newly planted mangrove seedlings, inappropriate substratum and height of tidal inundation. The purpose of this research was to determine the effect of inundation height and plant spacing on the growth of Rhizophora mucronata Lam. seedlings. A randomized complete block design was used with the treatments of inundation height (0-30 cm, 30-60 cm, and 60-90 cm) and spacing (0.5 x 0.5 m, 1.0 x 1.0 m, 1.0 x.0 m, and (1.5 x.0 m. Plants were measured at the age of six months. The result showed that inundation height significantly affected survival percentage, but it did not affect height growth and number of leaves. The 0-30 cm inundation resulted the highest survival percentage (5.00%), while 30-60 cm inundation and 60-90 cm inundation resulted 3.6% and 16.59% respectively. The spacing of.0 x 1.5 m significantly affected survival rate and highly significantly affected height growth, but it did not significantly affected number of leaves. The spacing of.0 x 1.5 m resulting survival rate of 98.88% was significantly different from the spacing of 0.5 x 0.5) m resulting 70.%, 1.0 x 1.0 m resulting 78.88%, and (1.0 x.0 m resulting 75.55%. In terms of height growth, the spacing of.0 x 1.5 m resulting 5. cm was highly significantly different from the spacing of 0.5 x 0.5 m resulting 1.56 cm, 1.0 x 1.0 m resulting. cm, and 1.0 x.0 m resulting 1.77 cm. Keywords: Tidal inundation height, spacing, Rhizophora mucronata Lam. ABSTRAK Rehabilitasi lahan mangrove telah banyak dilakukan dengan tingkat keberhasilan yang hanya sekitar,3%. Kegagalan ini banyak disebabkan karena besarnya ombak yang menerpa anakan mangrove yang baru ditanam, substrat dan tinggi genangan yang tidak sesuai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak tanam dan ketinggian genangan terhadap pertumbuhan anakan Rhizophora mucronata Lam. Penelitian dilakukan secara acak kelompok dengan tinggi genangan dan jarak tanam masing-masing sebagai perlakuan terhadap jenis. Sebagai perlakuan tinggi genangan adalah 0-30 cm, 30-60 cm, dan 60-90 cm. Untuk jarak tanam yang digunakan adalah 0,5 x 0,5m, 1 x 1 m, 1 x m, dan 1,5 x m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengamatan selama enam bulan terhadap anakan R. mucronata Lam. menunjukkan adanya pengaruh yang nyata dari tinggi genangan terhadap persen tumbuh tetapi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi dan pertumbuhan jumlah daun. Tinggi genangan yang memperlihatkan persen tumbuh yang paling tinggi adalah tinggi genangan 0-30 cm yakni sebesar 5% dan berbeda nyata dengan tinggi genangan 30-60 cm yang memperlihatkan persen tumbuh sebesar 3,6% dan tinggi genangan 60-90 cm sebesar 16,59%. Pengamatan selama enam bulan terhadap R. mucronata Lam. menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam x 1,5 m berpengaruh nyata pada persen hidup dan sangat nyata pada pertumbuhan tinggi tetapi tidak berpengaruh pada pertumbuhan jumlah daun. Jarak tanam yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap persen tumbuh adalah jarak tanam x 1,5 m yaitu sebesar 98,88% dan berbeda nyata dengan jarak tanam 0,5 x 0,5 m sebesar 70,%, 1 x 1 m sebesar 78,88%, dan 1 x m sebesar 75,55 %. Jarak tanam yang memberikan pertumbuhan tinggi yang paling tinggi adalah jarak tanam x 1,5 m yakni sebesar 5, cm dan berbeda sangat nyata dengan jarak tanam 0,5 x 0,5 m sebesar 1,56 cm, jarak tanam 1 x 1 m sebesar, cm, dan jarak tanam 1 x m sebesar 1,77 cm. Kata kunci: Tinggi genangan, jarak tanam, Rhizophora mucronata Lam. 5

Vol. VII No.1 : 5-3, 010 I. PENDAHULUAN Data hutan mangrove di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa dari hutan mangrove seluas lebih kurang 111.000 ha, seluas 71.000 ha di antaranya sudah dikategorikan rusak (hasil interpretasi potret udara UNHAS, 1989 dalam BRLKT Wilayah IX, 1990). Upaya rehabilitasi daerah pesisir pantai dengan penanaman jenis mangrove sudah mulai sejak tahun 1990 hingga sekarang telah mencapai seluas 6.789 ha, namun tingkat keberhasilannya sangat rendah, yaitu hanya sekitar,3% atau sekitar 1.639 ha (BRLKT Jeneberang Wallanae, 1999). Pesatnya laju degradasi kawasan hutan mangrove dan rendahnya persentase keberhasilan penanaman dalam upaya rehabilitasi kawasan mangrove memerlukan suatu upaya yang sungguh-sungguh dalam menanggulanginya. Hutan mangrove tumbuh secara alami selama puluhan tahun, sehingga jika terlanjur rusak sangat sulit memulihkannya. Pertumbuhan mangrove dipengaruhi oleh tempat tumbuh (substrat), kekuatan arus, salinitas serta ketinggian genangan (Nybakken, 199). Rusaknya hutan mangrove secara langsung akan mempengaruhi struktur substrat dan kekuatan arus. Adanya perubahan dari kondisi tempat tumbuh mangrove yang rusak menyebabkan penanaman banyak mengalami kegagalan. Pada awal penanaman, tinggi genangan dan kuatnya hempasan ombak adalah unsur yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan penanaman. Hal ini disebabkan karena sistem perakaran yang belum terbentuk, sehingga tanaman mudah hanyut dihempas ombak. Tanaman juga akan kekurangan oksigen karena tingginya genangan akan membuat tanaman semakin lama tergenang. Hal ini akan mengganggu proses penyerapan oksigen yang dibutuhkan tanaman untuk respirasi dan fotosintesis. Tingginya genangan juga akan mempengaruhi tingkat salinitas (Anonimous, 003; Nybakken, 199). 6 Karena itu perlu dilakukan penelitian untuk menngetahui kesesuaian tanaman terhadap tinggi genangan dan mengatur jarak tanam yang sesuai untuk meningkatkan keberhasilan rehabilitasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang besarnya pengaruh tinggi genangan dan jarak tanam terhadap pertumbuhan anakan Rhizophora mucronata Lam. di pantai barat Sulawesi Selatan. II. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Desa Tekolabbua, Kabupaten Pangkep dan Desa Garonggong, Kabupaten Barru. Desa Tekolabbua merupakan pantai dengan substrat lumpur yang dalam, sedangkan Desa Garonggong merupakan pantai dengan substrat yang berpasir kasar. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan dari Juni hingga Desember 006. B. Bahan Penelitian Sebagai bahan penelitian adalah anakan jenis R. mucronata. Sebagai bahan pembantu digunakan ajir, salinometer, meteran, kawat, tali plastik, polybag serta alat tulis-menulis. C. Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dengan menggunakan rancangan acak kelompok dengan uraian sebagai berikut: 1. Perlakuan Tinggi Genangan Perlakuan tinggi genangan dibedakan atas 0-30 cm, 30-60 cm, dan 60-90 cm. Jarak tanam yang digunakan adalah 1,5 x m. Setiap perlakuan diulang tiga kali dan ditempatkan pada empat kelompok dengan jumlah tanaman pada setiap kelompok adalah 30 tanaman. Jenis tanaman yang diamati adalah R. mucronata

Pengaruh Tinggi Genangan dan Jarak Tanam (Halidah) yang berasal dari persemaian. Jumlah tanaman yang diamati sebanyak 360 tanaman.. Perlakuan Jarak Tanam Perlakuan jarak tanam dibedakan atas empat jarak tanam, yaitu (0,5 x 0,5) m = jarak tanam 1, (1 x 1) m = jarak tanam, (1 x ) m = jarak tanam 3, dan ( x 1,5) m = jarak tanam. Pada setiap perlakuan diulang tiga kali dengan jumlah tanaman pada setiap ulangan adalah 30 tanaman. Jenis tanaman yang digunakan adalah R. mucronata yang berasal dari persemaian. Jumlah tanaman yang diamati adalah 360 tanaman. D. Analisis Data Untuk mengetahui pengaruh perlakuan, dilakukan sidik ragam terhadap respon yang diamati dengan rumus rancangan acak kelompok sebagai berikut (Garpersz, 199): Yij r i j ij Di mana : Yij = Nilai pengamatan (Persen hidup/pertumbuhan) µ = Nilai tengah umum r i = Pengaruh perlakuan ke j (Kedalaman atau jarak tanam). ßj = Pengaruh kelompok ε ij = Pengaruh galat Selanjutnya jika hasil analisis berbeda nyata akan dilanjutkan dengan uji LSD. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Genangan Hasil pengamatan selama enam bulan dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil sidik ragam (Lampiran 1) menunjukkan bahwa tinggi genangan memberikan pengaruh yang nyata terhadap persen tumbuh. Hasil pengamatan persen hidup setelah ditransformasi ke Arcusin persentase menunjukkan adanya perbedaan persen hidup pada kedalaman 0-30 cm yang menunjukkan rata-rata 5%, kedalaman 30-60 cm sebesar 3,6%, dan kedalaman 60-90 cm yang hanya menunjukkan rata-rata persen hidup sebesar 16,59%. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata pada taraf uji 5% antara perlakuan 0-30 cm dengan perlakuan 60-90 cm tetapi tidak berbeda nyata dengan perlakuan 30-60 cm. Perlakuan tinggi genangan belum menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan tinggi (Lampiran ). Rata-rata pertumbuhan tinggi pada ketinggian genangan 0-30 cm adalah,6 cm, ketinggian genangan 30-60 cm sebesar cm, dan pada ketinggian genangan 60-90 cm sebesar,8 cm. Demikian halnya pada pertumbuhan jumlah daun belum menunjukkan adanya pengaruh dari perlakuan tinggi genangan (Lampiran 3). Pada semua tingkat genangan, rata-rata pertumbuhan jumlah daun sebesar enam lembar untuk kedalaman 0-30 cm dan tiga lembar untuk ketinggian genangan 30-60 cm dan 60-90 cm. Tinggi genangan adalah akibat dari adanya pasang surut air laut. Rentang pasang surut ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi salinitas air laut. Salinitas air laut menjadi sangat tinggi pada saat pasang naik dan menurun pada saat pasang surut (Anonimous, 003). Kondisi lokasi penanaman disajikan pada Tabel. Pada Tabel nampak bahwa lokasi penelitian mempunyai salinitas yang cukup tinggi yakni 30-31%. (Hasil penelitian Hilmi et al. (008) di Sagara Anakan menunjukkan bahwa salinitas mangrove di kawasan Sagara Anakan adalah 13,7 ppt. Sedangkan Saru (001) juga melaporkan bahwa Rhizophora sp. di Malili tumbuh pada kisaran salinitas - 10%. Hal ini menunjukkan bahwa salinitas di lokasi penelitian cukup tinggi. R. mucronata adalah jenis mangrove yang selamanya tumbuh di daerah genangan pasang yang tinggi hingga medium yaitu daerah pasang dua kali sehari selama 0 hari. Meskipun mangrove dapat tumbuh 7

Vol. VII No.1 : 5-3, 010 Tabel (Table) 1. Persen tumbuh, tinggi batang, dan jumlah daun Rhizophora mucronata berumur 6 bulan di Desa Tekkolabbua, Kabupaten Pangkep (Survival rate, height growth, and number of leaves of Rhizophora mucronata at the age of six months in Tekkolabbua Village, Pangkep District) Pengamatan perlakuan/tinggi genangan Kelompok (Group) (Tidal inudation height) 1 3 Jumlah (Total) Rata-rata (Average) Persen tumbuh (%) 0-30 cm 30-60 cm 60-90 cm 1,15 18, 10,6 5,71 35, 10,6 1,15 3,11 8,86 135,01 96,79 9,78 5,00 3,6 16,59 Total 70,05 98,1 113,1 81,58 31,8 Tinggi (Height) (cm) 0-30 cm 30-60 cm 60-90 cm,6 5,0 1,0,9 3,8 6,0 6,5 3,, 1 1 11,,66 3,8 Total 10,6 1,7 1,1 37, 1,6 Jumlah daun (Number of leaves) 0-30 cm 30-60 cm 60-90 cm 6 3 5 3 1 8 18 10 10 6 3,33 3,33 Total 1 8 16 38 1,66 Tabel (Table). Hasil analisis kondisi tempat tumbuh di Desa Tekkolabbua, Kabupaten Pangkep (Result of research site analysis in Tekkolabbua Village, Pangkep District) Jarak tanam (Spacing) Pasang surut (Tide) Substrat (Subtrate) ( x 1,5) m Kali sehari Berlumpur dalam (0-60) cm. Keterangan (Remarks): r = Rendah (Low); sr = Sangat rendah (Very low) Salinitas Kimia tanah (Soil chemistry) (Salinity) ph BOC N P K 30-31% 8,68 sa 1,7 r 0,05 r 7 sr 1,03 pada tanah yang salin, akan tetapi pada salinitas yang sangat tinggi atau ekstrim, mangrove akan tumbuh kurang baik (Supriharyono, 000). Pada Tabel juga terlihat bahwa kandungan bahan organik pada lokasi penelitian yang bersubstrat lumpur adalah rendah. Hal ini tidak sesuai dengan yang banyak digambarkan oleh Nybakken (199), bahwa substrat berlumpur mengandung BO yang tinggi. Pada lokasi penelitian terdapat sungai yang alirannya sejajar dengan lokasi penelitian. Hal ini juga dapat memberikan gambaran bahwa aliran air sungai tidak cukup mensuplai bahan organik dan air tawar bagi lokasi penelitian sementara tanaman mangrove sangat bergantung terhadap aliran air tawar (Dahuri et al., 1996). Hal ini terlihat 8 dengan tingginya salinitas dan rendahnya kandungan bahan organik. Rendahnya persen hidup tanaman umur enam bulan pada tinggi genangan 60-90 cm yang hanya sebesar 16,59% dan 3,6% pada ketinggian 30-60 cm, diduga disebabkan karena tingginya salinitas, kurangnya suplai air tawar, dan tanaman kekurangan oksigen, sehingga mengganggu proses respirasi tanaman. (Anwar, 007) juga melaporkan bahwa di Pemalang Jawa Tengah persen tumbuh cenderung mengecil dengan makin dalam atau tingginya frekuensi penggenangan. Salinitas yang tinggi disebabkan karena tingginya genangan. Semakin tinggi genangan semakin lama pula tanaman tergenang (Nybakken, 199). Salinitas yang tinggi juga disebabkan karena kurangnya

Pengaruh Tinggi Genangan dan Jarak Tanam (Halidah) suplai air tawar, sementara mangrove sangat membutuhkan suplai air tawar untuk pertumbuhannya. Mangrove yang tumbuh pada pantai yang tidak terdapat muara sungai, pertumbuhannya tidak optimal (Dahuri et al., 1996). Lamanya genangan dan tinggi genangan juga akan berpengaruh terhadap ketersediaan oksigen yang dibutuhkan tanaman untuk proses fotosintesis dan respirasi (Anonimous, 003). Kurangnya oksigen bagi tanaman disebabkan karena tanaman belum mempunyai akar tunjang yang akan membantu tanaman menyerap oksigen pada saat surut. Kondisi tempat tumbuh yang berlumpur menyebabkan kondisi tanpa oksigen, sehingga oksigen yang dibutuhkan tanaman untuk proses respirasi harus diperoleh dari atmosfir (Nybakken, 199). Lamanya penggenangan dan belum adanya akar tunjang akan semakin menyulitkan tanaman dalam memperoleh oksigen. Penggenangan 0-30 cm yang memperlihatkan persen hidup sebesar 5% kemungkinan merupakan tinggi genangan optimal pada lokasi tersebut. Tinggi genangan ini berbeda nyata dengan tinggi genangan 60-90 cm. Ilustrasi pertumbuhan tanaman dapat dilihat pada Gambar 1. B. Jarak Tanam Hasil pengamatan selama enam bulan dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil analisis varian (Lampiran, Lampiran 5, dan Lampiran 6) menunjukkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari jarak tanam terhadap persen tumbuh. Perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan tinggi tetapi belum menunjukkan pengaruhnya terhadap pertumbuhan jumlah daun. Pada perlakuan jarak tanam x 1,5 m menunjukkan persen tumbuh sebesar 98,88%. Persen hidup yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan jarak tanam 0,5 x 0,5 m yang hanya sebesar 70,%, jarak tanam 1 x 1 m sebesar 78,88%, dan 1 x m sebesar 75,55%. Hasil uji LSD menunjukkan adanya perbedaan yang nyata persen tumbuh pada jarak tanam x 1,5 m dengan persen tumbuh jarak tanam 0,5 x 0,5 m, 1 x 1 m, dan 1 x m. Nampak bahwa persen tumbuh yang diperlihatkan oleh setiap jarak tanam belum runtut. Hal ini kemungkinan disebabkan juga karena umur tanam yang masih relatif pendek, sehingga masih diperlukan waktu pengamatan yang relatif lama un- 50 0 30 0 10 0 Persen tumbuh (Survival rate) Pertumbuhan tinggi (Height growth) Jumlah daun (Number of leaves) 0-30 30-60 60-90 Gambar (Figure) 1. Grafik persen tumbuh, pertumbuhan tinggi, dan jumlah daun anakan Rhizophora mucronata berumur 6 bulan pada tiga level genangan (Chart of survival rate, height growth, and number of leaves of 6 months old Rhizophora mucronata at three levels of inundation) 9

Vol. VII No.1 : 5-3, 010 Tabel (Table) 3. Persen tumbuh, pertumbuhan tinggi, dan jumlah daun pada anakan Rhizophora mucronata berumur 6 bulan di Desa Garonggong, Kabupaten Barru (Survival rate, height growth, and number of leaves of six months old Rhizophora mucronata in Garonggong Village, Barru District) Pengamatan perlakuan jarak tanam Kelompok (Group) Jumlah Rata-rata (Plant spacing) 1 3 (Total) (Average) Persen tumbuh (%) Jarak tanam 1 70,00 60,66 80,00 10,66 70, Jarak tanam 90,00 80,00 66,66 36,66 76,89 Jarak tanam 3 70,00 83,33 73,33 6,66 75,55 Jarak tanam 100,00 96,66 100,00 96,66 98,89 Total 330,00 30,65 319,99 970,6 80,39 Pertumbuhan tinggi (Height growth) (cm) Jarak tanam 1 Jarak tanam Jarak tanam 3 Jarak tanam 1,38 1,88 7 7,10 1,50,15 1,7 5,80 1,80,6 1,53,3,68 6,67 5,3 17, 1,56, 1,77 5,7 Total 1,3 11,17 10,31 33,91 11,9 Jumlah daun (Number of leaves) Jarak tanam 1 6,0 Jarak tanam 3,0 7,0,3 Jarak tanam 3 3,0 7,0,3 Jarak tanam 5,0 3,0 3,0 11,0 3,6 Total 1 10,0 9,0 31,0 10, tuk dapat memastikan pengaruh perlakuan mengingat perlakuan jarak tanam ini dimaksudkan untuk meminimalkan kekuatan ombak. Anwar (007) melaporkan bahwa di Pemalang Jawa Tengah perbedaan jarak tanam hanya berpengaruh nyata terhadap persen tumbuh anakan R. mucronata dengan kecenderungan meningkat dengan makin rapatnya jarak tanam. Poedjirahajoe dan Fibriyanti (005) juga melaporkan bahwa tanaman yang berumur dua tahun di Pemalang dan Kendal dengan jarak tanam x 1 m menunjukkan persen hidup sebesar 86%, 93%, dan 83%. Persen hidup ini paling tinggi jika dibandingkan dengan jarak tanam x 0,5 m, 1 x 1 m, dan x m. Hasil pengamatan terhadap pertumbuhan tinggi memperlihatkan adanya pertumbuhan tinggi yang relatif lebih besar pada jarak tanam x 1,5 m yakni ratarata 5, cm jika dibandingkan dengan jarak tanam 0,5 x 0,5 m yakni rata-rata 1,56 cm, jarak tanam 1 x 1 m rata-rata, cm, serta 1,77 untuk jarak tanam 1 x m. Dalam pertumbuhan tanaman, jarak tanam yang rapat akan menimbulkan persaingan ruang tumbuh bagi tanaman. Jika persaingan ruang tumbuh terjadi, maka pada jarak tanam yang kecil pertumbuhan tinggi tanaman akan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tinggi tanaman pada jarak tanam yang lebih lebar. Tetapi karena tanaman yang diamati masih kecil, maka nampak bahwa pertumbuhan tinggi yang paling tinggi justru terlihat pada tanaman yang jarak tanamnya lebih lebar. Hal ini dapat menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam ini belum optimal pengaruhnya terhadap parameter yang diamati. Hasil uji LSD pertumbuhan tinggi menunjukkan bahwa jarak tanam x 1,5 m berbeda sangat nyata dengan jarak tanam 0,5 x 0,5 m, 1 x 1 m, dan 1 x m. Untuk pertumbuhan jumlah daun pada semua jarak tanam relatif sama yakni -3 helai. Ilustrasi pertumbuhan dari mangrove dengan perlakuan jarak tanam disajikan pada Gambar. 30

Pengaruh Tinggi Genangan dan Jarak Tanam (Halidah) 10 100 80 60 0 0 0 Jarak tanam (Spacing) 1 Jarak tanam (Spacing) Jarak tanam (Spacing) 3 Jarak tanam (Spacing) Persen tumbuh (Survival percentage) Pertumbuhan tinggi (Height growth) Jumlah daun (Number of leaves) Gambar (Figure). Grafik persen tumbuh, pertumbuhan tinggi, dan jumlah daun pada anakan Rhizophora mucronata berumur 6 bulan pada empat jarak tanam di Desa Garonggong, Kabupaten Barru (Chart of survival percentage, height growth, and number of leaves of six months old Rhizophora mucronata in four spacing treatments in Garonggong Village, Barru District) IV. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Perlakuan tinggi genangan terhadap pertumbuhan anakan Rhizophora mucronata Lam. menunjukkan persen tumbuh yang paling tinggi adalah pada perlakuan tinggi genangan 0-30 cm yakni sebesar 5% sedangkan pada kedalaman 30-60 cm hanya sebesar 3,6%, dan pada kedalaman 60-90 cm sebesar 16,59%.. Perlakuan tinggi genangan belum memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan tinggi dan jumlah daun anakan Rhizophora mucronata Lam. 3. Jarak tanam yang memberikan pengaruh yang nyata terhadap persen tumbuh anakan Rhizophora mucronata Lam. adalah jarak tanam x 1,5 m yaitu sebesar 98,88% dan berbeda nyata dengan jarak tanam 0,5 x 0,5 m sebesar 70,%, 1 x 1 m sebesar 78,88%, dan 1 x m sebesar 75,55%.. Jarak tanam yang memberikan pertumbuhan tinggi yang paling tinggi dari anakan Rhizophora mucronata Lam. adalah jarak tanam x 1,5 m yakni sebesar 5, cm dan berbeda sangat nyata dengan jarak tanam 0,5 x 0,5 m sebesar 1,56 cm, jarak tanam 1 x 1 m sebesar, cm, dan jarak tanam 1 x m sebesar 1,77 cm. 5. Disarankan untuk melakukan pengamatan dengan waktu yang lebih lama dari enam bulan, misalnya satu tahun. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 003. National Strategy for Indonesia Mangrove Ecosystem Management. (Draf Revisi). Second Book Mangrove Ecosystem in Indonesia. Departement of Forestry, Departement of Fishery And Marine, Ministry of Environment, Departement of Home Affairs, Indonesian Institute of Sciences, Japan International Cooperation Agency and Institute of Mangrove Research and Development. Anwar, C. 007. Pertumbuhan Anakan Mangrove pada Berbagai Jarak Tanam dan Tingkat Penggenangan Air laut di Pemalang Jawa Tengah. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam IV (): 353-36. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor. 31

Vol. VII No.1 : 5-3, 010 BRLKT Wilayah IX. 1990. Rencana Pengembangan Hutan Bakau Rakyat di Sulawesi Selatan. BRLKT Jeneberang Wallanae. 1999. Data Informasi Kerusakan dan Upaya- Upaya Rehabilitasi yang Dilaksanakan. BRLKT Jeneberang Wallanae, Ujung Pandang (Tidak diterbitkan). Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting, dan M. J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT Pradnya Paramita. Jakarta. Garpersz, V. 199. Metode Perancangan Percobaan. Armico. Bandung. Hilmi, E., A. Sahri, E. Supriyana, dan Parenrengi. 008 Analisis Zonasi Ekosistem Mangrove di Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah. http://www. ikan Laut Unsoed.Ac.Id/Node/0 /SagaraAnakan. Nybakken, J. W. 199. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia. Jakarta. Poedjirahajoe, E. dan W. Fibriyanti. 005. Upaya Mencari Jarak Tanam yang Optimal dalam Rehabilitasi Mangrove di Pantai Utara Jawa Tengah. Laporan Penelitian. Laboratorium Ekologi Hutan Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan, Fakultas Kehutanan. UGM. Yogyakarta. Saru, A. 001. Variasi Salinitas terhadap Pola Penyebaran Mangrove. Laporan Penelitian. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. http://www.nbin.lipi.go.id /index.php?x=p. Supriharyono. 000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 3

Pengaruh Tinggi Genangan dan Jarak Tanam (Halidah) Lampiran (Appendix) 1. Sidik ragam persen tumbuh anakan Rhizophora mucronata berumur 6 bulan pada tiga ketinggian genangan di Desa Tekkolabbua, Kabupaten Pangkep (Anova of survival rate of six months old Rhizophora mucronata seedlings at three levels of inundation height at Tekkolabbua Village, Pangkep District) Sumber keragaman (Source of variation) Perlakuan (Treatment) Ulangan (Blurk) Galat (Error) db (df) Jumlah kuadrat (Sum of squares).00,000 585,059 636,919 Total 8 3.61,978 *) Berbeda nyata (Significant) Kuadrat tengah (Mean square) 1.00,000 9,530 159,30 F Hitung (F Calc.) 7,53* 1,837 F Tabel (F Table) 0,05 0,01 6,9 18,00 Lampiran (Appendix). Sidik ragam pertumbuhan tinggi anakan Rhizophora mucronata berumur 6 bulan pada tiga ketinggian genangan di di Desa Tekkolabbua, Kabupaten Pangkep (Anova of height growth of six months old Rhizophora mucronata seedlings at three levels of inundation height in Tekkolabbua Village, Pangkep District) Sumber keragaman (Source of variation) Perlakuan (Treatment) Ulangan (Blurk) Galat (Error) db (df) Jumlah kuadrat (Sum of squares) 1,36 69 19,138 Total 8, Kuadrat tengah (Mean squares) 0,618 1,03,78 F Hitung (F Calc.) 0,19 0,16 F Tabel (F Table) 0,05 0,01 6,9 18,00 Lampiran (Appendix) 3. Sidik ragam pertumbuhan jumlah daun anakan Rhizophora mucronata berumur 6 bulan pada tiga ketinggian genangan di di Desa Tekkolabbua, Kabupaten Pangkep (Anova of number of leaves of six months old Rhizophora mucronata seedlings at three levels of inundation height in Tekkolabbua Village, Pangkep District) Sumber keragaman (Source of variation) Perlakuan (Treatment) Ulangan (Blurk) Galat (Error) db (df) Jumlah kuadrat (Sum of squares) 15,309 11,8 5,551 Total 8 3,70 Kuadrat tengah (Mean squares) 7,65 5,91 1,388 F Hitung (F Calc.) 5,516,67 F Tabel (F Table) 0,05 0,01 6,9 18,00 Lampiran (Appendix). Sidik ragam persen tumbuh anakan Rhizophora mucronata berumur 6 bulan pada empat perlakuan jarak tanam di Desa Garonggong, Kabupaten Barru (Anova of survival rate of six months old Rhizophora mucronata seedlings in four spacing treatments in Garonggong Village, Barru District) Sumber keragaman db Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung F Tabel (F Table) (Source of variation) (df) (Sum of squares) (Mean squares) (F Calc.) 0,05 0,01 Perlakuan (Treatment) 3 1.10,667 70, 5,136*,76 9,78 Ulangan (Blurk) 15,67 7,836 0,086 Galat (Error) 6 59,35 91,559 Total 11 1.975,690 *) Berbeda nyata (Significant) 33

Vol. VII No.1 : 5-3, 010 Lampiran (Appendix) 5. Sidik ragam pertumbuhan tinggi anakan Rhizophora mucronata berumur 6 bulan pada empat perlakuan jarak tanam di Desa Garonggong, Kabupaten Barru (Anova of height growth of six months old Rhizophora mucronata seedlings in four spacing treatments in Garonggong Village, Barru District) Sumber keragaman (Source of variation) db (df) Jumlah kuadrat (Sum of squares) Perlakuan (Treatment) 3 3,813 Ulangan (Blurk) 0,568 Galat (Error) 6 3,785 Total 11 39,167 **) Berbeda sangat nyata (Height significantly) Kuadrat tengah (Mean squares) 11,60 0,8 0,631 F Hitung (F Calc.) 18,395 ** 0,51 F Tabel (F Table) 0,05 0,01,76 9,78 Lampiran (Appendix) 6. Sidik ragam pertumbuhan jumlah daun anakan Rhizophora mucronata berumur 6 bulan pada empat perlakuan jarak tanam di Desa Garonggong, Kabupaten Barru (Anova of number of leaves of six months old Rhizophora mucronata seedlings in four spacing treatments in Garonggong Village, Barru District) Sumber keragaman (Source of variation) db (df) Jumlah kuadrat (Sum of squares) Perlakuan (Treatment) 3,917 Ulangan (Blurk) 1,167 Galat (Error) 6,833 Total 11 8,917 Kuadrat tengah (Mean squares) 1,639 0,583 0,7 F Hitung (F Calc.) 3,71 1,35 F Tabel (F Table) 0,05 0,01,76 9,78 3