PENGARUH FREKUENSI PENYIRAMAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA MEDIA GAMBUT DENGAN PEMBERIAN URINE SAPI

PENGARUH TAKARAN KOMPOS BLOTONG DAN UMUR SIMPAN MATA TUNAS TUNGGAL TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT TEBU (Saccharum officinarum L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH KEMATANGAN BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BEBERAPA VARIETAS KEDELAI (Glycine max (L).Merrill)

PENGARUH LINGKUNGAN TUMBUH TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH BEBERAPA GENOTIPE JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

VIABILITAS DAN VIGORITAS BENIH Stylosanthes guianensis (cv. Cook) YANG DISIMPAN PADA SUHU BERBEDA DAN DIRENDAM DALAM LARUTAN GIBERELIN SKRIPSI OLEH

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN INVIGORASI TERHADAP VIABILITAS BENIH KAKAO (Theobromacacao L.)

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS DAN PENYIRAMAN TERHADAP KECEPATAN PERTUMBUHAN KACANG HIJAU. (Artikel) Oleh. Destra Mutia

PERBEDAAN LAMA PENYIMPANAN DAN MEDIA SIMPAN TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA PEMBERIAN HIDROGEL DAN FREKUENSI PENYIRAMAN DENGAN SISTEM VERTIKULTUR SKRIPSI

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK UREA PADA MEDIA PEMBIBITAN SKRIPSI OLEH :

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGEMBANGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) SEBAGAI SUMBER BAHAN BAKAR ALTERNATIF

Charloq 1) Hot Setiado 2)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP BEBERAPA KOMPOSISI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO DENGAN SUBSOIL ULTISOL DAN PUPUK DAUN

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN ABU SERBUK GERGAJI DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KAKAO (Theobroma Cacao L.)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TUMBUH DAN DOSIS PEMBERIAN PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BELIMBING (Averrhoa carambola L)

PENGARUH BERBAGAI DOSIS PUPUK NPK MUTIARA DAN PUPUK BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Thebroma Cacao L ) PADA MEDIA TANAH GAMBUT

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PERTUMBUHAN STUMP KARET PADA BERBAGAI KEDALAMAN DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM SKRIPSI OLEH : JENNI SAGITA SINAGA/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

EFEK PEMOTONGAN DAN PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN KUALITAS Borreria alata (Aubl.) SEBAGAI HIJAUAN MAKANAN TERNAK KUALITAS TINGGI

PENGARUH JARAK TANAM DAN POSISI RUAS STEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) SKRIPSI

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PEMBIBITAN EDI HANDOKO

SKRIPSI. PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadamba Miq)

A. LAPORAN HASIL PENELITIAN

RESPON PERTUMBUHAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG TERHADAP FREKUENSI PEMUPUKAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN APLIKASI PUPUK DASAR NPK SKRIPSI

Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Setaria splendida Stapf yang Mengalami Cekaman Kekeringan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK SKRIPSI

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

Pengaruh Komposisi Media Tanam dan Interval Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Bibit Jambu Air Madu Deli Hijau (Syzigium samarengense)

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK TAUGE DAN DUA MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON (Anthocephalus cadama Miq)

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI MAIN NURSERY TERHADAP KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFAT

AGROVIGOR VOLUME 6 NO. 1 MARET 2013 ISSN PENGARUH PANJANG ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BUAH JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN

PENGARUH PEMBERIAN KADAR AIR BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HIJAUAN TANAMAN Indigofera zollingeriana RINGKASAN

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JENIS PUPUK KANDANG DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. var. saccharata Sturt) SKRIPSI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA AKSESI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) LOKAL HUMBANG HASUNDUTAN PADA BERBAGAI DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA

PENGARUH UMUR BIBIT DAN KONSENTRASI POC (PUPUK ORGANIK CAIR) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BROKOLI (Brassica oleracea var. Italica L.

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

PENGARUH KONSENTRASI DAN FREKUENSI PEMBERIAN PUPUK URIN KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TOMAT

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS UREA PADA BEBERAPA VARIETAS SORGUM ( Sorghum bicolor L.) TERHADAP HASIL DAN MUTU BENIH

PENGARUH MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN ROOTONE F PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG Aglaonema Donna Carmen

PENGARUHKOMPOSISI MEDIA TANAM DANTAKARAN AIR CUCIAN BERASTERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA. (Brassica oleracea botrytis L.

UJI EFISIENSI PUPUK MAJEMUK DAN PUPUK TUNGGAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (Solanum melongena, L) PADA TANAH GAMBUT DAN MINERAL

RESPON TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) MENGGUNAKAN BEBERAPA JENIS PUPUK ORGANIK DENGAN DUA KALI PENANAMAN SECARA VERTIKULTUR

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

RESPON PERTUMBUHAN STUMPKARET

HUBUNGAN TRANSPIRASI DENGAN HASIL DAN RENDEMEN MINYAK BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) CHARLES YULIUS BORA

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN MOL BONGGOL PISANG DAN GIBGRO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ARTEMISIA (Artemisia annua L.)

PENINGKATAN MUTU DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) DENGAN PEMBERIAN HORMON GA3. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. ada. Sehubungan dengan peranan air bagi kehidupan Allah SWT berfirman dalam

PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BAYAM (Amaranthus spinosus)

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU PEMBERIAN PUPUK DAUN GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea L.

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN BAHAN STEK TERHADAP PERTUMBUHAN STEK LADA (Piper nigrum L.)

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JAMBU AIR MADU DELI HIJAU (Syzgizium samarangense) SKRIPSI OLEH :

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT AREN ( Arenga pinnata Merr.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR SKRIPSI OLEH : MANAHAN BDP Pemuliaan Tanaman

PENGARUH PUPUK DAUN DAN NAUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT GAHARU Gyrinops verstegii (Gilg) Domke DI BAWAH CEKAMAN AIR.

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) TERHADAP PEMBERIAN MULSA DAN BERBAGAI METODE OLAH TANAH SKRIPSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

Pengaruh Lama Penyimpanan Bagal terhadap Kualitas dan Perkecambahan Mata Tunas Tunggal Tebu (Saccharum officinarum L.)

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA(Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK CAIR ORGANIK URIN KAMBING PADA BEBERAPA JARAK TANAM

PERTUMBUHAN BIBIT BUD CHIPS TEBU (Saccharum officinarum L. ) PADA BERBAGAI UMUR BAHAN TANAMAN DENGAN PEMBERIAN BAP

PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell. Arg) YANG DISIMPAN PADA SUHU DAN PERIODE YANG BERBEDA

SKRIPSI Disusun oleh : Rifqi Maulana NIM : PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG HIBRIDA PADA BERBAGAI CAMPURAN PUPUK KANDANG SAPI DAN NPKMg SKRIPSI OLEH YOZIE DHARMAWAN

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

Nanda Fadila et al. (2016) J. Floratek 11 (1): 59-65

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

VIABILITAS DAN VIGOR BENIH PADI (Oryza sativa, L) VARIETAS IR 64 BERDASARKAN VARIASI TEMPAT DAN LAMA PENYIMPANAN

SKRIPSI. Oleh: JOGI HENDRO SIAHAAN/ AGROEKOTEKNOLOGI-BPP

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TERUNG (SolanummelongenaL.) DENGAN PEMBERIAN DUA FREKUENSI DAN BEBERAPA DOSIS URINE

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

yang khas, ukuran buah seragam, dan kandungan gizi sama dengan tomat buah. Kecenderungan permintaan tomat rampai yang semakin meningkat dipasaran akan

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL

PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA PERBEDAAN TINGKATAN KANDUNGAN AIR

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

STUDI ASPEK FISIOLOGIS DAN BIOKIMIA PERKECAMBAHAN BENIH JAGUNG (Zea mays L.) PADA UMUR PENYIMPANAN BENIH YANG BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) YANG DIBERI PUPUKKANDANG AYAM DENGAN KERAPATAN TANAM BERBEDA

PENGARUH FREKUENSI PENYEMPROTAN PUPUK DAUN DAN DOSIS PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT Aquilaria malaccensis Lamk.

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

Pengaruh Lama Penyimpanan dan Diameter Stum Mata Tidur terhadap Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.)

SKRIPSI PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM DAN FREKUENSI PEMBERIAN EVAGROW PADA PAKCOY (BRASSICA CHINENSIS) SECARA VERTIKULTUR PARALON

Pengaruh Kadar Air Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Dua Tipe Kapolaga Sabrang

PERTUMBUHAN TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) PADA PANEN PERTAMA DAN KEDUA DENGAN PEMBERIAN BOKASHI DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

Transkripsi:

PENGARUH FREKUENSI PENYIRAMAN DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Dyah Ully Parwati Fakultas Pertanian Instiper, Yogyakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh frekuensi penyiraman yang efisien dan mengetahui pengaruh benih baru dan benih lama serta interaksinya pada pertumbuhan bibit jarak pagar. Penelitian disusun secara faktorial menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima ulangan, terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah frekuensi penyiraman yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu penyiraman satu hari sekali, dua hari sekali, dan tiga hari sekali. Faktor kedua adalah jenis benih terdiri dari dua perlakuan yaitu benih baru dan benih lama. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan frekuensi penyiraman tiga hari sekali tidak berbeda nyata dengan perlakuan penyiraman satu hari sekali dan dua hari sekali pada parameter tinggi bibit, panjang akar, diameter batang, jumlah daun, berat segar tajuk, dan berat kering akar. Pada benih baru, tinggi bibit, jumlah daun, berat segar tajuk, dan berat kering tajuk, lebih baik dibandingkan pada benih lama. Kata kunci: Jatropha curcas L., benih baru, benih lama, frekuensi penyiraman, jarak pagar EFFECT OF WATERING FREQUENCY AND STORAGE PERIOD TO GROWTH OF PHYSIC NUT (Jatropha curcas L.) SEEDLINGS ABSTRAK This experiment was aimed to find out the efficient watering frequency and effect of new and old seed to growth of physic nut seedlings, and their interaction. Experiment was arranged in randomized complete design (CRD) with two factors and five replications. The first factor was watering frequency consists of three treatments i.e. every day, every two days, and every three days watering. The second factor was type of seed consists of new and old seed. Results of experiment showed that every three days watering was not significantly different from every day and every two days watering in parameters seedling height, root length, stem diameter, leaves number, canopy fresh weight, and root fresh weight. On new seed, seedling height, leaves number, canopy fresh weight, and dry weight are better than old seed. Key words: Jatropha curcas L., new seed, old seed, watering frequency, physic nut PENDAHULUAN Tanaman jarak pagar memiliki perakaran yang menyebar ke seluruh bagian tanah, mampu menembus lapisan tanah dan mencari sumber air yang berada jauh ke dalam tanah sehingga tahan terhadap kekeringan dan dapat tumbuh di lahan-lahan marginal (Prihandana dan Hendroko, 2006). Menurut Gardner et al. (l985), peranan air bagi pertumbuhan tanaman adalah sebagai penyusun utama jaringan tanaman, pelarut dan medium bagi reaksi metabolisme sel, medium untuk transpor zat terlarut, medium yang memberikan turgor pada sel tanaman, bahan baku untuk fotosintesis, proses hidrolisis dan reaksi kimia lain serta evaporasi air untuk mendinginkan permukaan tanaman. Selan- 41

jutnya dilaporkan bahwa mengingat peran pentingnya air dan kebutuhan yang tinggi akan air maka tanaman memerlukan sumber air yang tetap untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk menunjang pengembangan dan pengusahaan tanaman, perlu dilakukan teknik budi daya yang baik. Pada kegiatan budi daya tanaman, meskipun benih merupakan sarana yang murah, pada kenyataannya merupakan unsur yang penting. Meskipun sarana produksi seperti pupuk, air, cahaya diberikan optimal dengan teknik budi daya yang intensif tetapi apabila yang digunakan sebagai bahan tanam adalah benih berkualitas rendah maka hasilnya tidak optimal. Hasil yang tinggi akan diperoleh apabila digunakan benih bermutu, di samping sarana dan prasarana yang cukup. Berdasarkan Undang-Undang RI No 12 tahun 1992 tentang Sistem Budi Daya Tanaman, benih adalah tanaman atau bagian tanaman yang digunakan untuk memperbanyak dan mengembangbiakkan tanaman. Menurut Sadjad (l975) benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan pengembangan usaha tani, yang dipakai sebagai bahan tanam/ditanam kembali guna memperoleh tanaman baru sehingga memiliki fungsi agronomis. Agar benih dapat ditanam pada saat tanam yang tepat, biasanya diperlukan suatu periode penyimpanan benih. Namun benih yang telah lama disimpan akan mengalami pengurangan viabilitas/ daya tumbuh benih sehingga kemampuan tumbuh benih menjadi rendah. Lama simpan benih berpengaruh pada kualitas benih sehingga dapat berakibat pada kualitas pertumbuhan tanaman (Copeland dan McDonald, 1985). Turunnya daya berkecambah selama periode simpan tertentu disebabkan oleh proses respirasi yang merombak bahan makanan yang berupa karbohidrat, lemak, dan protein (Justice dan Bass, 1990). Pada akhirnya energi benih yang terdapat pada jaringan meristem akan terkuras sehingga tidak mampu lagi berkecambah. Benih baru adalah benih yang baru saja dipungut dari tanaman induk sehingga belum mengalami proses penyimpanan. Benih dipungut pada saat masak fisiologis, yaitu saat benih memiliki viabilitas dan vigor maksimum, berat kering maksimum, dan kadar air minimum (Sadjad, 1975). Benih lama adalah benih yang telah mengalami penyimpanan sehingga diduga sudah mengalami penurunan viabilitas. Turunnya viabilitas dan vigor benih selama masa simpan terutama diakibatkan oleh proses respirasi yang merombak bahan makanan sehingga dapat berakibat pada menurunnya kualitas pertumbuhan tanaman. Untuk menunjang pertumbuhan bibit yang baik perlu dilakukan teknik budi daya yang menunjang di antaranya menentukan kebutuhan air melalui frekuensi penyiraman yang tepat serta pemilihan benih yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi penyiraman yang tepat, pengaruh benih baru dan benih lama serta interaksinya terhadap pertumbuhan bibit. BAHAN DAN METODE Bahan penelitian terdiri dari benih jarak pagar yang berasal dari Kabupaten Gunung Kidul, benih baru yaitu benih yang baru dipanen dari tanaman induk dan benih lama yaitu benih yang telah mengalami penyimpanan, tanah regosol, pupuk kandang, polibag, plastik transparan, dan bambu. Penelitian dilaksanakan di Kebun Pendidikan dan Penelitian (KP2) INSTIPER di Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi DIY pada bulan April hingga Agustus 2007. Penelitian merupakan percobaan pot, menggunakan rancangan faktorial yang terdiri dari 2 faktor dalam rancangan acak lengkap dengan lima ulangan. Faktor pertama adalah frekuensi penyiraman terdiri dari tiga perlakuan yaitu penyiraman 42

sehari sekali, penyiraman dua hari sekali, dan penyiraman tiga hari sekali dengan jumlah penyiraman sampai dengan kapasitas lapang. Faktor kedua adalah jenis benih terdiri dari dua perlakuan yaitu benih baru dan benih lama. Benih baru adalah benih yang belum disimpan sedangkan benih lama adalah benih yang telah disimpan selama 4 bulan. Pada setiap polibag (massa tanah 7 kg) ditanami 3 benih jarak pagar sesuai perlakuan. Pada 2 minggu setelah tanam dilakukan penjarangan sehingga setiap polibag terdapat satu tanaman. Penyiraman tanaman sesuai perlakuan mulai dilakukan saat tanaman berumur 1 bulan hingga akhir penelitian (4 bulan). Tanaman disiram hingga kapasitas lapangan. Parameter pengamatan meliputi tinggi bibit, diameter batang, jumlah daun, panjang akar, berat segar tajuk, berat kering tajuk, berat segar akar, dan berat kering akar. Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam (analysis of variance) pada jenjang nyata 5%. Untuk mengetahui perbedaan antarperlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada jenjang nyata 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis sidik ragam menunjukkan tidak terjadi interaksi yang nyata antara perlakuan frekuensi penyiraman dan jenis benih pada pertumbuhan bibit jarak pagar. Hal ini berarti antara kedua perlakuan tidak memberikan pengaruh secara bersama-sama pada pertumbuhan bibit jarak pagar. Tabel 1 menunjukkan bahwa frekuensi penyiraman satu hari sekali, dua hari sekali, dan tiga hari sekali memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata pada beberapa parameter pertumbuhan bibit yaitu tinggi bibit, panjang akar, diameter batang, jumlah daun, berat segar tajuk, dan berat kering akar. Hal ini diduga disebabkan tanaman jarak pagar mampu menyesuaikan diri pada jangkauan adaptasi lingkungan secara luas. Pada keadaan kecukupan air (penyiraman satu hari sekali), kelebihan air tersebut dapat disimpan pada tubuh tanaman. Di sisi lain, pada keadaan keterbatasan air (penyiraman tiga hari sekali) tanaman mampu memanfaatkan air secara efisien untuk proses pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman jarak pagar adalah tanaman yang tahan/resisten pada kondisi kekurangan air/kekeringan. Pada tingkat ketersediaan air yang mencukupi hingga ambang batas minimum, tanaman jarak mampu memanfaatkan air secara efisien bagi keperluan pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal ini, tanaman jarak pagar mampu beradaptasi secara luas pada lingkungan tumbuh yang beragam tingkat ketersediaan airnya. Tabel 1. Pengaruh perlakuan frekuensi penyiraman terhadap pertumbuhan bibit Parameter pengamatan Frekuensi penyiraman 1 hari 1x 2 hari 1x 3 hari 1x 1. Tinggi bibit (cm) 52,03 p*) 48,50 p 47,09 p 2. Panjang akar (cm) 20,08 p 18,13 p 19,40 p 3. Diameter batang (cm) 0,88 p 0,78 p 0,77 p 4. Jumlah daun (helai) 22,01 p 20,53 p 19,80 p 5. Berat segar tajuk (g) 133,23 p 117,97 p 111,99 p 6. Berat kering tajuk (g) 15,21 p 12,92 q 11,60 q 7. Berat segar akar (g) 15,73 p 12,03 q 12,18 q 8. Berat kering akar (g) 2,15 p 1,78 p 1,66 p *) Angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris menunjukkan tidak ada beda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada jenjang nyata 5% Menurut Kramer (l980) air yang dapat diserap oleh tanaman adalah air yang terletak antara keadaan kapasitas lapangan dan keadaan layu permanen. Kandungan air pada keadaan tersebut disebut air tersedia bagi tanaman. Dalam hal ini, diduga penyiraman satu hari sekali, dua hari sekali maupun tiga hari sekali, kandungan air masih berada pada kondisi air tersedia bagi tanaman sehingga tanaman masih dapat melakukan proses pertum- 43

buhannya dengan menambah tinggi tanaman, membentuk perakaran, batang, dan daun. Hal tersebut mengakibatkan pada parameter tinggi bibit, panjang akar, diameter batang, jumlah daun, berat segar tajuk, dan berat kering akar, antarperlakuan frekuensi penyiraman tidak berbeda nyata. Kondisi kekurangan air/cekaman air dapat menyebabkan terjadinya perubahan proses biokimiawi dan fisiologis dalam sel tanaman (Chang et al., 1996). Dalam hal ini, diduga tanaman jarak mempunyai mekanisme untuk menghindarkan diri dari kondisi cekaman air. Menurut Gardner et al. (l985), mekanisme tanaman untuk menghindar dari kondisi cekaman air antara lain dengan mengurangi daerah daun yang terbuka dengan penggulungan daun dan pelipatan daun, atau dengan mengatur jumlah stomata pada daun. Mekanisme tersebut dapat menekan jumlah air yang hilang dari permukaan tubuh tanaman melalui transpirasi sehingga tanaman dapat memanfaatkan air secara efisien. Pada Tabel 2 terlihat bahwa perlakuan benih baru meningkatkan tinggi bibit, jumlah daun, berat segar tajuk, dan berat kering tajuk dan berbeda nyata dengan perlakuan benih lama. Tabel 2. Pengaruh jenis benih terhadap pertumbuhan bibit Parameter pengamatan Benih baru Jenis benih Benih lama 1. Tinggi bibit (cm) 51,37 p*) 47,04 p 2. Panjang akar (cm) 19,22 p 19,19 p 3. Diameter batang (cm) 0,81 p 0,81 p 4. Jumlah daun (helai) 21,85 p 19,71 q 5. Berat segar tajuk (g) 129,81 p 112,31 q 6. Berat kering tajuk (g) 14,17 p 13,31 q 7. Berat segar akar (g) 13,02 p 13,60 p 8. Berat kering akar (g) 1,81 p 1,91 p *) Angka rerata yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris menunjukkan tidak ada beda nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan (DMRT) pada jenjang nyata 5% Menurut Sadjad (l975) saat pungut/panen yang tepat adalah saat masak fisiologis. Kriteria masak fisiologis adalah viabilitas dan vigor benih maksimum, berat kering maksimum, dan kadar air minimum. Pada keadaan tersebut energi untuk pertumbuhan dan perkembangan benih menjadi tanaman baru berada pada keadaan maksimum sehingga proses pertumbuhannya menjadi lebih cepat. Menurut Justice dan Bass (l990), proses penyimpanan akan menyebabkan perubahan kimiawi yang berhubungan dengan kemunduran benih. Kemunduran tersebut antara lain disebabkan oleh berkurangnya cadangan makanan yang dirupakan oleh penurunan berat kering benih, meningkatnya aktivitas enzimatis dan permeabilitas benih. Benih yang pada awalnya mempunyai viabilitas yang tinggi, lebih tahan terhadap kondisi penyimpanan dibandingkan dengan benih yang pada awalnya mempunyai viabilitas yang rendah. Diduga benih lama yang digunakan sebagai bahan penelitian, pada awalnya mempunyai viabilitas benih yang tinggi sehingga pada beberapa parameter pertumbuhan antara lain panjang akar, diameter batang, berat segar, dan berat kering akar tidak berbeda nyata dengan perlakuan benih baru. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Tidak terjadi interaksi yang nyata antara perlakuan frekuensi penyiraman dan jenis benih pada pertumbuhan bibit jarak pagar. 2. Penyiraman satu hari sekali tidak berbeda nyata dengan penyiraman dua hari sekali dan tiga hari sekali pada parameter tinggi bibit, panjang akar, diameter batang, jumlah daun, berat segar tajuk, dan berat kering akar. 3. Benih baru memberikan pertumbuhan bibit yang lebih baik dibandingkan benih lama pada 44

parameter tinggi bibit, jumlah daun, berat segar tajuk, dan berat kering tajuk. Saran 1. Perlu dilakukan pencatatan suhu dan kelembapan harian sebagai data pendukung. 2. Perlu penelitian lanjutan tentang perlakuan berbagai umur simpan benih dan waktu penyimpanan agar diperoleh umur simpan benih yang tepat saat terjadinya kemunduran benih. DAFTAR PUSTAKA Chang, S., J.D. Puryear, M.A.D.L. Dias., E.A. Funkhouser, R.J. Newton, and J. Carrney. l996. Gene expression under water deficit in Loblolly Pine. Physiol. Plant 97:139 148. Copeland, L.O. and M.B. McDonald. 1985. Principles of seed science and technology. Second Edition. MacMillan Pub. Com. USA. 321p. Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1985. Physiology of crop plants. The Iowa University Press. USA. Justice, O.L. and L.N. Bass. 1990. Principles and practices of seed storage. Castle House Pub. Ltd. USA. Kramer, P.J. 1980. Plant and soil water relationship: A modern synthesis. Tata Mc Graw Hill. Pub. Co. New Delhi. 482p. Prihandana, R. dan R. Hendroko. 2006. Petunjuk budi daya jarak pagar. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. Sadjad, S. 1975. Dasar-dasar teknologi benih. Diktat Kuliah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. DISKUSI 1. Ir. Fitriningdyah T. Kadarwati (Balittas) Pertanyaan: Mengapa interval penyiraman dilakukan 1, 2, dan 3 hari sedangkan hasilnya tidak berbeda nyata, karena interval 1, 2, dan 3 hari kelembapan tanah masih sama. Mengapa menggunakan istilah benih lama dan benih baru, apa kriterianya. Jawab: Digunakan interval waktu 1, 2, dan 3 hari karena pertimbangan tanaman masih kecil (bibit) sehingga diperlukan interval penyiraman yang lebih sering. Penyimpanan benih akan menurunkan viabilitas vigor dan berat kering sehingga dalam penelitian tersebut menggunakan kriteria benih baru dan benih lama bukan berdasarkan vigor. Kriterianya: adalah benih lama: benih yang telah disimpan 3 bulan atau lebih. Benih baru: benih yang disimpan kurang dari 3 bulan 2. Ibu Praptiningsih (Unmer, Madiun) Pertanyaan: Viabilitas lebih penting dari pada lama penyimpanan benih. Benih yang digunakan itu berapa lama penyimpanannya. Jawab: Benih lama: benih yang telah disimpan 3 bulan atau lebih. Benih baru: benih yang disimpan kurang dari 3 bulan 45