MEMBELANJAKAN DANA DIP LANSUNG KE PENERBIT (SWAKELOLA) : SUATU PENGALAMAN PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1 PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PENGEMBANGAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN IPB. oleh: Kudang B. Seminar 1 dan Yuyu Yulia 2

Income Generating Activities di Perpustakaan Perguruan Tinggi 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, Dip. Lib., M.Sc. 2

-1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN

Peran Perpustakaan di Perguruan Tinggi Belum Optimal: Mengapa? Oleh: Abdul Rahman Saleh

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 16 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA DOKUMEN PENGADAAN BARANG / JASA

KEPPRES 72/2004, PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 42 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR : TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perguruan tinggi yang berfungsi menyediakan serta menyebarluaskan

PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 13/PMK.04/2006 TENTANG

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PROSEDUR DAN STRATEGI PENGADAAN BAHAN PUSTAKA

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR : 12 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENYERTAAN DOKUMEN PELELANGAN PROYEK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 8 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 62/PMK.04/2011 TENTANG

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB VIII SURAT KETERANGAN BEBAS PEMOTONGAN dan/atau PEMUNGUTAN PPh

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 23

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 15/I3/LK/2011 Tentang TATA CARA PEMILIHAN PENYEDIA JASA AKUNTAN PUBLIK INSTITUT PERTANIAN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 49/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

PEJABAT PENGADAAN BARANG/JASA KELURAHAN DUKUH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN ANGGARAN 2013

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

Fungsi Perpustakaan Kampus dalam Pembinaan Budaya Baca-Tulis 1

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-11/PJ/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. PNBP. Pemeriksaan. Wajib Bayar. Pedoman.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR : 13 TAHUN 2004 T E N T A N G PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

BMN YANG SELAIN DARI APBN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 568/KMK.04/2000 TENTANG

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNG MAS NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 74/PJ/2015 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian pajak berdasarkan Undang-Undang Perpajakan No.28 Tahun 2007

PENGADAAN LANGSUNG YANG BERTANGGUNG JAWAB. (Abu Sopian/Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

2012, No.4 2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pel

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai segala kebutuhannya. Tidak terkecuali

PENUNJUK UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP - 233/PJ/2003 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 306/KMK.01/2002 TENTANG BALAI LELANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 32/PJ/2013 TENTANG

Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2000 (Tanggal 19 Mei 2000)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN BUPATI PATI,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR.TAHUN. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1995 TENTANG KEPABEANAN

Kini PBB Menjadi Pajak Daerah!

Menimbang : Mengingat :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 27/PJ/2008 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/KMK.04/2000 TENTANG

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

Gubernur Jawa Barat DRAFT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 7/PJ/2011 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 37 TAHUN 2003

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN DAN MENTERI DALAM NEGERI

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Penyelesaian Terhadap Barang

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I. Angka 1 Pasal 1. Cukup jelas. Angka 2 Pasal 2

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 187/PMK.03/2015 TENTANG

PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 42/PJ/2013 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 62/PJ/2013 TENTANG

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BREBES TAHUN ANGGARAN 2010 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 1 TAHUN 2010

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE- 62/PJ/2013 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/PMK.04/2016 TENT ANG REGISTRASI KEPABEANAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER - 24/PJ/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168/PMK.01/2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1983 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGAWASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SANDINGAN UU PAJAK PERTAMBAHAN NILAI TAHUN 2000 DAN TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 09 TAHUN 2006 PAJAK PENERANGAN JALAN

Transkripsi:

MEMBELANJAKAN DANA DIP LANSUNG KE PENERBIT (SWAKELOLA) : SUATU PENGALAMAN PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 1 ; Ir. Janti G. Sujana, MA 2 ; Ir. Yuyu Yulia, SIP., M.Si. 3 PENDAHULUAN Seperti kita ketahui bersama koleksi bagi perpustakaan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan layanan suatu perpustakaan. Untuk memupuk koleksi yang baik dan dalam jumlah yang cukup dipengaruhi oleh hal-hal seperti: jumlah atau besarnya anggaran, sistem seleksi, cara pengadaan dan lain-lain. Bagi perpustakaan perguruan tinggi negeri selama ini cara pengadaannya selalu mengikuti aturan yang diberlakukan kepada proyek pengadaan barang yaitu Keppres nomor 17 tahun 2000 tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Keppres 18 tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah. Menurut keppres tersebut pengadaan barang dilakukan melalui empat macam cara yaitu (a) pelelangan, (b) pemilihan langsung, (c) penunjukan langsung dan (d) swakelola. Selama ini pengadaan buku dan jurnal perpustakaan dilakukan dengan cara pelelangan yang biasanya melibatkan sekurang-kurangnya 10 perusahaan (lokal) dengan kategori ekonomi lemah (tergantung besar anggarannya). Dengan cara seperti ini, maka anggaran untuk pembelian buku (dan/atau jurnal) bagi perguruan tinggi tidak dapat mencapai efisiensi 100 % karena harus juga dikeluarkan untuk biaya lelang dan biaya-biaya lain yang sesungguhnya tidak terkait dengan harga buku dan/atau jurnal. Dengan iktikad untuk meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran (pembelian buku dan/atau jurnal) yang jumlahnya tidak terlalu besar, Perpustakaan Institut Pertanian Bogor (IPB) mencoba untuk membelanjakan sendiri anggaran pengadaannya yang diperoleh dari sumber DIP (Daftar Isian Proyek) langsung ke penerbit. Tentu saja terlebih dahulu mempelajari peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, agar tidak disalahkan ketika diperiksa oleh Inspektorat Jenderal Depdiknas, BPKP maupun BPK. Pengadaan buku dan/atau jurnal dengan cara membeli langsung ke penerbit dengan sumber dana DIP ini telah dilakukan pada tahun anggaran 2002. Sengaja pengalaman ini ditulis agar informasi ini dapat diketahui bersama dan apabila pengalaman Perpustakaan IPB ini dipandang baik, mungkin dapat dijadikan contoh untuk dapat dilaksanakan di perpustakaan-perpustakaan lainnya. LANDASAN HUKUM YANG DIGUNAKAN Pengadaan buku dengan cara membeli langsung kepada penerbit ini didasari oleh Keppres nomor 18 tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah. Pasal yang digunakan adalah pasal 12 ayat 2 c butir (iv) yaitu penyedia barang/jasa tunggal. Logikanya adalah bahwa penerbit merupakan penyedia tunggal barang

berupa buku. Jika buku dengan judul A dan dikarang oleh pengarang B diterbitkan oleh penerbit C, maka penerbit lain tidak mungkin menerbitkan buku yang sama. Jika hal ini terjadi maka penerbit lain (yang menerbitkan buku sama tadi) tersebut melanggar undangundang hak Cipta dan akan menjadi sengketa pidana. Oleh karena itu maka penerbit C merupakan penyedia tunggal untuk buku dengan judul A dan pengarang B tersebut. Dengan demikian maka pengadaan buku tersebut dapat ditentukan langsung oleh kepala kantor/satuan kerja/pemimpin proyek/bagian proyek/pejabat yang disamakan dengan menunjuk penerbit C sebagai penyedia barang. Selain Keppres tersebut di atas, kita masih dapat menggunakan peraturan lainnya untuk meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran. Salah satunya adalah Peraturan Pemerintah RI nomor 146 tahun 2000 tentang impor dan penyerahan barang kena pajak tertentu dan/atau penyerahan jasa kena pajak tertentu yang dibebaskan dari pengenaan pajak pertambahan nilai. Pasal 1 butir 4 PP tersebut menyatakan bahwa barang kena pajak yang atas impornya dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama. Selain dua peraturan tersebut di atas masih ada satu peraturan lagi yang dapat dijadikan landasan hukum untuk pembebasan pajak yaitu Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor 417/PJ/2001 tentang Petunjuk pemungutan pajak penghasilan pasal 22, sifat dan besarnya pungutan, serta tata cara penyetoran dan pelaporannya. Pasal 4 butir (1) bagian b menyatakan bahwa Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nilai adalah buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama. MEKANISME Sebelum pengadaan ini dilakukan secara swakelola pertama kali Kepala Perpustakaan menulis surat kepada rektor yang intinya meminta ijin agar pengadaan buku dan/atau jurnal dapat dilakukan secara langsung ke penerbit. Dasarnya dari permohonan tersebut adalah buku dan/atau jurnal adalah produk spesifik dari suatu penyedia barang/jasa (dalam hal ini penerbit). Artinya buku yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia, misalnya, tidak akan bisa diperoleh di Penerbit Gunung Agung. Begitu pula sebaliknya. Untuk produk-produk seperti ini sistem pengadaannya tidak bisa dilelang melainkan dengan melalui penunjukan lansung. Oleh karena itu pembeliannyapun harus langsung ke penerbitnya, tidak boleh melalui toko buku atau agen. Bila pembelian dilakukan pada toko buku atau agen, maka menyalahi aturan karena toko buku atau agen yang lainpun bisa menjual barang yang sama, jadi tidak spesifik lagi. Keadaan inilah yang dimanfaatkan oleh Perpustakaan IPB untuk dapat membelanjakan dana DIPnya. Sesudah mendapatkan surat persetujuan dari Rektor, maka Perpustakaan mulai menyurati penerbit untuk menyatakan akan membeli buku dan/atau melanggan jurnal yang diterbitkan oleh penerbit tersebut dan meminta penerbit tersebut untuk mengirimkan tagihan atau proforma invoice. Berdasarkan proforma invoice ini perpustakaan meminta uang muka ke proyek P2T. Dan berdasarkan proforma invoice ini pula Perpustakaan membelanjakan uang muka tadi melalui bank dengan cara mengirimkan bank draft ke penerbit. Selanjutnya Perpustakaan tinggal menunggu buku 2

dan/atau jurnal dikirim. Sementara itu Perpustakaan mempertanggung jawabkan uang yang telah dibelanjakan tersebut ke proyek. Bukti pembelanjaannya adalah proforma invoice dan kuitansi dan aplikasi pembelian bank draft. Jika sisa dana di proyek masih ada, maka Perpustakaan dapat mengajukan uang muka lagi setelah pertanggung jawabannya diterima oleh proyek. REKTOR (1) Permohonan persetujuan penggunaan DIP kepada Rektor (2) Persetujuan Rektor tentang penggunaan DIP secara Swakelola PERPUSTAKAAN (5) Permohonan uang muka (3) (4) Surat Proforma permintaan Invoice proforma invoice (8) Pertanggung jawaban PROYEK (6) Uang muka (7) Pengiriman Bank Draft (9) Pengiriman buku PENERBIT Gambar 1. Mekanisme Pengadaan Buku dan/atau Jurnal Ilmiah dari Dana DIP dengan cara pembelian langsung ke penerbit KEUNTUNGAN Keuntungan pengadaan seperti ini adalah perpustakaan dapat memanfaatkan dana DIP 100 % untuk keperluan pembelian buku dan/atau jurnal. Dalam pengadaan ini tidak ada biayabiaya tambahan yang tidak menyangkut pembelian buku seperti administrasi, pajak, keuntungan perusahaan, dan sebagainya. Selain itu pengadaan seperti ini dapat dilakukan di awal tahun, segera setelah dana DIP tersedia. Dengan demikian perpustakaan bisa mendapatkan buku dan/atau jurnal lebih mutakhir dengan jumlah yang lebih banyak. Buku yang diseleksi dari katalog penerbit oleh dosen bisa dijamin dapat dibeli oleh Perpustakaan. Tidak seperti pada pengadaan dengan sistem lelang dimana buku yang sudah dipilih bisa saja tidak tersedia di pasaran (out of market) pada waktu pengadaan 3

dilaksanakan. Hal ini karena pada sistem lelang proses administrasinya sering sangat panjang sehingga jarak antara seleksi buku dan pelaksanaan pengadaan bisa lebih dari enam bulan. Pada pengadaan dengan cara lelang, buku yang tidak dapat dibeli karena persediaannya telah habis di pasaran, tidak dapat diganti begitu saja. Penggantian buku yang tidak dapat dibeli tersebut harus melalui proses yang disebut dengan adendum. Dan ini sering memakan waktu yang sangat lama. Seringkali buku-buku tersebut akhirnya tidak dapat diganti dan akibatnya anggaran tidak dapat diserap 100 %. Pada beberapa perpustakaan seringkali pihak proyek atau rekanan mengganti buku yang tidak dapat dibeli tersebut tanpa persetujuan perpustakaan. Ini untuk mengejar waktu proses adendum tadi. Akibatnya, walaupun anggaran dapat diserap 100 % namun buku yang diperoleh pihak perpustakaan tidak sesuai dengan permintaan perpustakaan (yang diseleksi oleh dosen). Hal ini menyebabkan kekecewaan bagi perpustakaan dan khususnya bagi dosen yang sudah menyeleksi buku tersebut. Dengan pembelian langsung ke penerbit atau swakelola perubahan judul biasanya sangat mudah. Bila ada buku yang dipesan sudah out of print, perpustakaan tinggal membuat surat kepada rektor meminta ijin untuk mengganti judul tersebut dengan yang lebih mutakhir. Proses ini biasanya sangat singkat. Satu keuntungan lain yang bersifat psikologis adalah tidak adanya rasa tidak senang karena Perpustakaan tidak perlu melakukan negosiasi (tarik ulur) dengan rekanan soal harga buku/jurnal yang diajukan dalam daftar. Pihak rekanan biasanya ingin menambahkan harga setinggi-tingginya karena takut mengalami kerugian, sedangkan pihak perpustakaan ingin memperoleh sebanyak mungkin buku/jurnal yang bisa dibeli/dilanggan. Seringkali perpustakaan banyak mengeluh soal penambahan harga buku/jurnal tersebut. HAL YANG PERLU DIPERSIAPKAN Pengadaan dengan cara membeli langsung ke penerbit ini tentunya sangat melelahkan dan memerlukan persiapan yang matang. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar pengadaan dapat berjalan dengan lancar antara lain adalah: 1. SDM yang cukup dan punya kemampuan Bahasa Inggris. Hal ini karena Perpustakaan banyak membeli buku berbahasa asing sehingga perpustakaan harus melakukan koresponden dengan penerbit luar negeri yang tentunya dilakukan dalam Bahasa Inggris. 2. Sistem administrasi yang baik sangat diperlukan karena proses pengadaan biasanya harus berjalan cepat. Proforma invoice biasanya hanya berumur satu sampai tiga bulan saja. Jika proses pengadaan berjalan lambat, maka kita akan menghadapi proforma invoice yang habis masa berlakunya dan harus diulang prosesnya. Pertanggung jawaban keuangan kepada proyek juga berjalan cepat. Biasanya kita diberikan waktu satu bulan sejak pengambilan uang muka sampai kepada pertanggung jawaban uang muka. 3. Dana pendamping untuk biaya-biaya yang tidak dapat dimasukkan dalam pengeluaran dari dana DIP seperti transport lokal staf, administrasi pos dan lainlain. Harus diingat bahwa proses pengadaan dengan cara pembelian langsung ke penerbit adalah proses yang sangat melelahkan. Hanya idealisme yang kuat saja yang dapat dijadikan 4

modal dasar pustakawan bidang pengadaan untuk menyukseskan proses pengadaan dengan cara ini. Dengan cara ini sebetulnya sangat sedikit, kalau tidak dapat dikatakan tidak ada, celah untuk melakukan manipulasi penyerapan dana, khususnya jika pengadaan buku dilakukan ke penerbit luar negeri. PENUTUP Selama ini perpustakaan selalu mendambakan cara pengadaan koleksi buku dan/atau jurnal yang bebas dari birokrasi pemerintahan. Karena dengan cara pengadaan koleksi seperti ini perpustakaan dapat menyediakan bahan pustaka mutakhir. Idealnya begitu suatu judul buku diluncurkan saat itu juga (atau minimal besoknya) buku tersebut sudah ada di perpustakaan. Jika perpustakaan bisa menyediakan informasi yang mutakhir seperti ini, niscaya perpustakaan akan selalu didatangi oleh pelanggannya. Pengalaman Perpustakaan IPB pada tahun anggaran 2002 setidak-tidaknya mulai mengarah kepada idealisme tersebut. Buku bisa lebih cepat dibeli dan bisa lebih cepat disediakan kepada pemakai tanpa menunggu proses lelang yang biasanya memakan waktu sangat lama. Selain itu Perpustakaan IPB sudah bisa meningkatkan efisiensi penggunaan dana. Saat ini (tahun 2003) Perpustakaan IPB telah memasuki tahun kedua dalam proses pengadaan buku secara langsung ke penerbit. Pengalaman ini mudah-mudahan menjadi inspirasi bagi perpustakaan lain untuk membelajakan dana DIPnya dengan cara yang bahkan lebih mudah dan baik lagi. 1 Kepala Perpustakaan, Institut Pertanian Bogor dan saat ini sebagai Ketua Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia periode 2000-2003. 2 Wakil Kepala, Perpustakaan Institut Pertanian Bogor 3 Kepala Bidang Pembinaan Koleksi, Perpustakaan Institut Pertanian Bogor 5