GRAHA ILMU Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta Telp. : ; Fax. :

dokumen-dokumen yang mirip
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI JILID 2

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN NORMA PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pajak. Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengapdiaan peran aktif

PRAKTIKUM PAJAK PERTAMBAHAN NILAI LANJUTAN

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

Kelompok 3. Karina Elminingtias Ni Putu Ayu A.W M. Syaiful Mizan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MATERI PENYULUHAN PAJAK DI SMKN PENGASIH KULON PROGO

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

BAB II LANDASAN TEORITIS. 2.1 Pengertian dan Fungsi Pajak Penghasilan. 1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 57/PUU-XII/2014 Penghitungan Pajak Penghasilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

Amir Hidayatulloh, S.E., M.Sc Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Mudah Mengisi SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No.28 Tahun 2007 tentang

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

PAJAK PENGHASILAN UMUM. Amanita Novi Yushita, M.Si

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

Penghasilan Lainnya Bulan... Tahun... Biaya (Rp) Jumlah Bruto (Rp) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

TABEL KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETORAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

PPh Pasal 26. Pengantar

PAJAK PENGHASILAN. Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, MAB

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 24/PJ/2013 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

KONSEP PENDAPATAN DALAM PAJAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

Konsep Dasar Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dan BUT

MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

LAMPIRAN - I. SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

AKUNTANSI KOPERASI Pendekatan Praktis Penyusunan Laporan Keuangan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB III PAJAK PENGHASILAN

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak. Yang dimaksud dengan tahun

Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa dalam sengketa banding ini terdapat sengketa mengenai Tarif Pajak, dengan rincian sebagai berikut:

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

BAB III PENYEBAB BEDA AKUNTANSI PAJAK DAN KOMERSIAL

Kewajaran Transaksi Hubungan Istimewa dan Revaluasi Aset Tetap 91 Hubungan Istimewa 91 Dividen dari Luar Negeri 94 Revaluasi Aset Tetap 95

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25

PERTEMUAN KE-5 PAJAK PENGHASILAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

PAJAK PENGHASILAN. Tujuan Instruksional :

Penghasilan dari usaha di luar profesi dokter *) Penghasilan sehubungan dengan pekerjaan

Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2009

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

KOMPILASI RANCANGAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN (PPh)

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)

BAB II LANDASAN TEORI. pemungutan pajak merupakan perwujudan dari pengabdian, kewajiban dan peran serta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUKUM PAJAK INDONESIA, oleh Edy Suprianto Hak Cipta 2014 pada penulis

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2000 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN

dasar hukum Tata cara pelaporan utang swasta luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-26/PJ/2013 TENTANG

SPT TAHUNAN PPh WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI 2 0

a. Peredaran kegiatan usaha dan/atau penerimaan bruto dari pekerjaan bebas harus dicatat secara teratur dan kronologis menurut urutan waktu.

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

MINGGU PERTAMA KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 angka 1, Pajak adalah kontribusi

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

Undang-Undang PPh dan Peraturan Pelaksanaannya

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

PAJAK PENGHASILAN. Pembagian Subjek Pajak. Subjek Pajak Dalam Negeri Subjek Pajak Luar Negeri SIAPA SUBJEK PAJAK?

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

Transkripsi:

PAJAK PENGHASILAN JILID I Oleh : Mohammad Yamin Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta 2012 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit. GRAHA ILMU Ruko Jambusari No. 7A Yogyakarta 55283 Telp. : 0274-889836; 0274-889398 Fax. : 0274-889057 e-mail : info@grahailmu.co.id Yamin, Mohammad PAJAK PENGHASILAN JILID I/Mohammad Yamin - Edisi Pertama Yogyakarta; Graha Ilmu, 2012 xx + 338 hlm, 1 Jil. : 26 cm. ISBN: 978-979-756-857-3 (Jilid Lengkap) 978-979-756-858-0 (Jilid I) 1. PAJAK I. Judul

KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang sehingga penulisan buku ini dapat diselesaikan. Buku ini sebenarnya merupakan rangkuman dari peraturan pajak penghasilan yang diterbitkan sehingga pembaca dapat melihat peraturan pertama kali terbit sampai dengan akhir tahun 2010. Dengan tidak mengubah susunan peraturan maka penulis berharap pemakainya nanti dapat membaca peraturan tersebut langsung bukan berdasarkan interpretasi penulis, sedangkan interpretasi penulis hanya berbentuk catatan. Harapan penulis dengan disusunnya materi ini dapat digunakan oleh mahasiswa khususnya dan peminat perpajakan pada umumnya dalam menerapkan aturan Pajak Penghasilan atas kasus-kasus yang terjadi. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penerbitan buku ini yang tentunya tidak dapat disebutkan satu-persatu. Tentunya dengan tulisan ini penulis berharap adanya saran perbaikan dan kritik yang membangun dari pembaca sehingga untuk edisi berikutnya menjadi lebih baik. Alamat email yang dapat dihubungi mohyamin12@gmail.com. Mohammad Yamin, SE, Ak

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI vii BAB I 1 KETENTUAN UMUM 1 BAB II 3 SUBYEK PAJAK PENGHASILAN 3 BAB III 11 TIDAK TERMASUK SUBYEK PAJAK PENGHASILAN 11 ORGANISASI INTERNASIONAL YANG TIDAK TERMASUK SUBJEK PAJAK PENGHASILAN 13 BAB IV 19 OBYEK PAJAK YANG DIKENAKAN PPh PASAL 17 19 a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima 20 b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan 20 c. laba usaha 20 d. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta 20 e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak 22 f. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang 22 g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi 22 h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak 26 i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta 26 j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala 27 k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah 27 l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing 28 m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva 28

viii PAJAK PENGHASILAN JILID I n. Premi asuransi 28 o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas 29 p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak 29 q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah 29 r. Imbalan bunga 29 s. Surplus Bank Indonesia 29 BAB V 33 OBYEK PAJAK YANG DIKENAKAN PPh FINAL 33 1. Peraturan Pemerintah tentang obyek Pajak Penghasilan yang dikenakan PPh Final 34 2. PPh Final atas bunga tabungan dan deposito serta sertifikat Bank Indonesia 34 3. PPh Final atas diskonto surat perbendaharaan negara 48 4. PPh Final atas bunga obligasi 54 5. PPh Final bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi 65 6. PPh Final atas hadiah undian 67 7. PPh Final atas Transaksi Derivatif Berupa Kontrak Berjangka yang Diperdagangkan di Bursa 69 8. PPh Final atas penjualan saham di bursa efek 71 9. PPh Final atas penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan saham ataupengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan usahanya 81 10. PPh Final atas pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan 82 11. PPh Final atas Jasa Konstruksi 118 12. PPh Final atas persewaan tanah dan/atau bangunan 130 13. PPh Final atas dividen yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri 136 BAB VI 139 TIDAK TERMASUK OBYEK PAJAK 139 BAB VII 159 BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO 159 1. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang besarnya biaya administrasi kantor pusat yang diperbolehkan untuk dibebankan sebagai biaya suatu BUT 160 2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tentang perlakuan PPh atas laba/rugi selisih kurs atas perkiraan hutang kepada kantor pusat bagi BUT 160 3. Peraturan Pemerintah tentang Sumbangan Penanggulangan Bencana Nasional, Sumbangan Penelitian dan Pengembangan, Sumbangan Fasilitas Pendidikan, Sumbangan Pembinaan Olahraga, dan Biaya Pembangunan Infrastruktur Sosial yang Dapat Dikurangkan dari Penghasil 180

DAFTAR ISI 4. Peraturan Menteri Keuangan tentang Sumbangan Penanggulangan Bencana Nasional, Sumbangan Penelitian dan Pengembangan, Sumbangan Fasilitas Pendidikan, Sumbangan Pembinaan Olahraga, dan Biaya Pembangunan Infrastruktur Sosial yang dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto 185 BAB VIII 189 KOMPENSASI KERUGIAN 189 1. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tentang Kompensasi kerugian fiscal dalam penghitungan Pajak Penghasilan 190 BAB IX 193 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) 193 1. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tentang Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) bagi subyek pajak dalam negeri berbentuk warisan yang belum terbagi 194 BAB X 197 PENGHASILAN ISTRI DAN ANAK 197 1. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tentang pengisian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi bagi wanita kawin yang melakukan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan atau yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri. 199 BAB XI 203 BIAYA YANG TIDAK DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO 203 BAB XII 231 PENYUSUTAN DAN AMORTISASI 231 1. Peraturan Menteri Keuangan tentang Penyusutan atas Pengeluaran Untuk Memperoleh Harta Berwujud yang Dimiliki dan Digunakan dalam Bidang Usaha Tertentu 235 2. Keputusan Menteri Keuangan tentang Jenis-jenis Harta yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Untuk Keperluan Penyusutan Bagi Kontraktor Yang Melakukan Eksplorasi Dan Eksploitasi Minyak Dan Gas Bumi Dalam Rangka Kontrak Bagi Hasil Dengan Perusahaan P 236 3. Peraturan Menteri Keuangan tentang Jenis-jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan 239 4. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Jenis-jenis Harta Yang dipergunakan dalam usaha jasa telekomunikasi seluler yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan 244 5. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang jenis-jenis harta yang dipergunakan dalam usaha jasa persewaan peralatan tambat air dalam yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan 245 6. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata cara permohonan dan penetapan masa manfaat yang sesungguhnya atas harta berwujud bukan bangungan untuk keperluan penyusutan 246 ix

x PAJAK PENGHASILAN JILID I 7. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tentang penangguhan penyusutan atas harta berwujud 249 9. Peraturan Menteri Keuangan tentang Amortisasi atas Pengeluaran untuk Memperoleh Harta Tak Berwujud dan Pengeluaran Lainnya untuk Bidang Usaha Tertentu 252 10. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Perlakuan PPh atas pengeluaran / biaya perolehan perangkat lunak (software) Komputer 255 BAB XIII 257 PENGALIHAN HARTA 257 1. Peraturan Menteri Keuangan tentang Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan 259 2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha 261 3. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tentang Penggunaan Nilai Buku atas Pengalihan Harta Dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, atau Pemekaran Usaha 276 5. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tentang Penegasan Perlakuan PPh atas pemindatanganan harta 285 BAB XIV 299 PERSEDIAAN 299 1. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tentang Penilaian persediaan bagi Wajib Pajak Pedagang Valuta Asing 300 BAB XV 303 NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO 303 1. Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk menentukan penghasilan neto 304 Daftar Persentase Norma Penghitungan untuk Peredaran Usaha 306 2. Peraturan Menteri Keuangan tentang Besarnya Peredaran Bruto Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Yang Boleh Menghitung Penghasilan Neto Dengan Menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto 317 BAB XVI 319 NORMA PENGHITUNGAN KHUSUS WAJIB PAJAK TERTENTU 319 1. Keputusan Menteri Keuangan tentang Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha jasa maklon international di bidang produksi mainan anak-anak 319 2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tentang Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi Wajib Pajak yang melakukan kegiatan usaha jasa maklon international di bidang produksi mainan anak-anak 320 3. Keputusan Menteri Keuangan tentang Norma Penghitungan Khusus Penghasilan Neto bagi Wajib Pajak perusahaan penerbangan dalam negeri 322