ASPEK JALAN BERKELANJUTAN TERHADAP PARAMETER KINERJA PBC (PERFORMANCE BASED CONTRACT) PADA PEMELIHARAAN JALAN

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENERAPAN KONTRAK BERBASIS KINERJA PADA JALAN BEBAS HAMBATAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

KAJIAN PENERAPAN METODE KONTRAK TERHADAP KUALITAS JALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Keselamatan Jalan

Gambar 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumbar Tahun (%) Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat (2015)

BAB I PENDAHULUAN. kasus kerusakan lingkungan dalam skala nasional seperti kasus PT Lapindo

DOKUMEN DUKUNGAN PUSLITBANG JALAN DAN JEMBATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Arsitektur dan Lingkungan. Lilis Widaningsih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tantangan, Buku Konstruksi : Industri, Pengelolaan dan Rekayasa, ITB, Universitas Indonesia

Analisis Ekonomi Proyek Jalan Tol Penajam Samarinda

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghindari pemborosan dana, semestinya suatu proyek terutama

Jurnal Teknik Sipil ISSN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS RUANG DAN PERENCANAAN PENATAAN RUANG BERKELANJUTAN DALAM KERANGKA KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

PEDOMAN. Perencanaan Separator Jalan. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Pd. T B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN JALAN BERKELANJUTAN

ECO TRANSPORTATION Sustainable Transportation Options Lab Transportasi (DTS - FTUI) Konsorsium Sepeda Untuk Sekolah (SUS) 360 Bike Co

disatukan dalam urutan tahapan sebagai berikut :

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur adalah sangat penting mengingat fungsi keberadaan sarana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dosen, Diploma 4 Perancangan Jalan dan Jembatan, Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Lhokseumawe, Buketrata,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODUL SIB 10 : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN PEMELIHARAAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbiaya rendah (

BAB I PENDAHULUAN. dengan berkembangnya kawasan baru hampir disetiap provinsi, bahkan sampai ke

I. PENDAHULUAN. Transportasi juga diharapkan memiliki fungsi untuk memindahkan obyek sampai tujuan dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Jalan adalah sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi beberapa..., Annisa Putri Handayani, FKM UI, 2009

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

EVALUASI PEMENUHAN INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL JALAN TOL DI INDONESIA

Pd T Perambuan sementara untuk pekerjaan jalan

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai batas antar negara, provinsi ataupun kabupaten. memperhatikan kenyamanan.(sukirman,1999)

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU. 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Rencana Kerja Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA RISIKO PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PEMELIHARAAN JALAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

BAB III LANDASAN TEORI

KERANGKA PENILAIAN LIFE-CYCLE COST UNTUK PROYEK PEMELIHARAAN JALAN NASIONAL MENGGUNAKAN KONTRAK BERBASIS KINERJA

SUPADI NIM : NIRM :

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB V PENUTUP

Infrastruktur Jalan Tol Biaya Pemeliharaan Persentase Gerbang Tol Rp 7,596, %

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN KAPASITAS PARKIR TERHADAP VOLUME PARKIR PADA AREAL DINAS BINA MARGA DAN CIPTA KARYA KABUPATEN ACEH BARAT.

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BIAYA KECELAKAAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH PURBALINGGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROSS OUTPUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3/1/2018. Millennium Development Goals and Sustainable Development Goals. Pembangunan harus BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TATA CARA PENGUKURAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL JALAN TOL

BAB III LANDASAN TEORI. tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global dan bukan semata-mata

I. PENDAHULUAN. meningkatnya berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau single P (Profit). Pada paradigma single P (Profit), tujuan

KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN JALAN TERKAIT KESELAMATAN JALAN

Simposium XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

TUJUAN PEMBANGUNAN. Anie Eka Kusumastuti. Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan kepemilikan kendaraan makin meningkat, pada gilirannya. berdampak pada kecelakaan yang terjadi cenderung meningkat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM PEMELIHARAAN JALAN NASIONAL BERDASARKAN NILAI KERATAAN PERMUKAAN, NILAI LENDUTAN, DAN NILAI MODULUS ELASTISITAS PERKERASAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.276/AJ-401/DRJD/10 TENTANG

SUSTAINABLE DEVELOPMENT : Paradigma baru metode Memadukan Pembangunan Ekonomi Dan Lingkungan. Oleh Dewi Triwahyuni

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

PENERAPAN KONSEP OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL PADA PROYEK PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk.

ROADMAP PENELITIAN KOMUNITAS BIDANG ILMU TEKNIK TRANSPORTASI TAHUN

Knowledge Management Forum April

GREEN TRANSPORTATION

OPTIMALISASI KEGIATAN DI BIDANG PEMELIHARAAN JALAN TOL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PT JASA MARGA (PERSERO) Tbk. MODERN YANG KOMPETITIF

Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati jurang,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perancangan Fasilitas Pejalan Kaki Pada Ruas Jalan Cihampelas Sta Sta Kota Bandung Untuk Masa Pelayanan Tahun 2017 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 01/PRT/M/2007 T E N T A N G PETUNJUK TEKNIS PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PEMBERDAYAAN DI BIDANG JALAN TOL

BAB I PENDAHALUAN I.1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

D3 TEKNIS SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA POSISI THROTTLE, PUTARAN MESIN DAN POSISI GIGI TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA BEBERAPA KENDARAAN PENUMPANG

Transkripsi:

ASPEK JALAN BERKELANJUTAN TERHADAP PARAMETER KINERJA PBC (PERFORMANCE BASED CONTRACT) PADA PEMELIHARAAN JALAN Muzakkir Mahasiswa Magister Manajemen Proyek Konstruksi Fakultas Teknik Sipil Universitas Katolik Parahyangan, Jln. Merdeka 30, Bandung 40117, Tlp. 0224202351, 4205090 *Email: rockyputih92@gmail.com Abstrak Aktivitas manusia yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan sosial tetapi mengorbankan lingkungan menghasilkan pemikiran tentang pembangunan berkelanjutan. Prinsip berkelanjutan terdiri dari tiga pilar yaitu aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Jalan sebagai prasarana transportasi darat merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan dan transportasi berkelanjutan. Jalan sebagai infrastruktur yang sangat penting sebagai salah satu penggerak roda ekonomi negara harus selalu dilakukan pemeliharaan. Keterbatasan dana dan kurang baiknya mutu jalan memerlukan pendekatan yang baru dalam melakukan pemeliharaan jalan. PBC (Performance Based Contract) terbukti telah berhasil melakukan penghematan dalam pekerjaan pemeliharaan jalan di berbagai negara. Pilot project Implementasi PBC dalam pekerjaan pemeliharaan jalan telah dilakukan di Indonesia. PBC memiliki parameter kinerja yang harus dipenuhi. Makalah ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi aspek jalan berkelanjutan terhadap parameter kinerja PBC pada pekerjaan pemeliharaan jalan. Metode yang dilakukan dengan membandingkan dan menganalisis aspek jalan berkelanjutan terhadap parameter kinerja PBC. Hasil dari penelitian ini adalah parameter kinerja PBC secara umum memenuhi tiga aspek jalan berkelanjutan tetapi terdapat satu prinsip dalam aspek lingkungan yang tidak dipenuhi yaitu prinsip habitat flora dan fauna. Kata kunci : Aspek jalan berkelanjutan, Parameter kinerja PBC, Pemeliharaan jalan, PBC, Pembangunan jalan berkelanjutan PENDAHULUAN Aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan baik secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan dampak yang signifikan bagi lingkungan. Perkembangan industri, perdagangan, pertumbuhan penduduk, peningkatan polusi dan pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan dapat merusak lingkungan. Aktivitas manusia yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi dan sosial tetapi merusak lingkungan hidup sehingga dapat mengancam kehidupan manusia itu sendiri menghasilkan pemikiran tentang pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan memiliki banyak definisi, yang paling terkenal adalah definisi menurut Brundlant commission (1987) yaitu meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs. Pembangunan berkelanjutan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar semua dan berkembang menjadi kesempatan untuk memuaskan aspirasi manusia untuk kehidupan yang lebih baik. Halhal yang mendukung sifat berkelanjutan dapat digambarkan menjadi tiga pilar, yaitu aspek sosial (dikenal sebagai kebutuhan standar manusia), aspek lingkungan (dikenal sebagai ekologi atau bumi), dan aspek ekonomi (dikenal sebagai uang atau keuntungan) (Lawalata, 2013). Transportasi berkelanjutan juga memiliki banyak definisi tetapi semua berhubungan dengan sifat berkelanjutan yang merupakan tiga pilar yaitu aspek sosial, lingkungan dan ekonomi. Jalan sebagai prasarana transportasi darat tidak lepas dari bagian transportasi berkelanjutan dan pembangunan berkelanjutan. Pembangunan jalan berkelanjutan dimulai dari perencanaan sampai dengan operasi dan pemeliharaan. Tiga aspek berkelanjutan tersebut diimplementasikan dalam setiap fase kegiatan proyek. 251 dari 430

Pekerjaan pemeliharaan jalan dapat dikerjakan secara swakelola maupun dikontrakkan pada penyedia jasa. Kontrak pekerjaan pemeliharaan jalan umumnya menggunakan kontrak harga satuan dimana pekerjaan dibayar sesuai dengan volume pekerjaan yang telah dilakukan. Kontrak harga satuan cenderung mengabaikan mutu hasil pekerjaan. Performance Based Contract (PBC) merupakan salah satu metode kontrak inovatif yang berdasarkan penilaian kinerja terhadap pemenuhan parameter yang telah ditentukan dalam kontrak. Parameter kinerja merupakan indikator hasil pekerjaan apabila tidak terpenuhi maka tidak akan dilakukan pembayaran walaupun telah terdapat volume pekerjaan. Implementasi kontrak berbasis kinerja atau Performance Based Contract (PBC) pada pekerjaan pemeliharaan jalan telah dimulai sejak tahun 1980an oleh British Columbia di Kanada kemudian diikuti oleh Negaranegara Amerika latin yaitu Argentina, Uruguay, Brazil, Chili dan Kolombia serta Negara Amerika Serikat, Australia dan Selandia baru. Dengan bantuan lembaga pendanaan internasional seperti Bank dunia, Europen Bank for Reconstruction dan Asian development bank metode kontrak ini tersebar ke seluruh dunia. Menurut penelitian oleh Zietlow (2004), alasan utama penggunaan PBC adalah mengurangi biaya pemeliharaan melalui implementasi teknologi serta prosedur kerja yang efektif dan efisien, memberikan transparansi bagi pengguna jalan, administrator jalan dan kontraktor berkaitan dengan kondisi jalan yang akan ditangani, meningkatkan kontrol dan penegakan kualitas serta meningkatkan kondisi jalan secara keseluruhan. Pada tabel 1 terlihat perbandingan biaya antara PBC dan kontrak konvensional pada beberapa negara. Tabel 1. Perbandingan biaya antara PBC dan kontrak konvensional (Pakkala, 2005 dalam Stankevich N, Qureshi N, dan Queiroz C, 2005) Negara Penghematan biaya Norwegia ± 2040% Swedia ± 30% Finlandia ± 3035% Belanda ± 3040% Estonia 2040% Inggris 10% minimum Australia 1040% Selandia Baru ± 2030% USA 1015% Ontario, Kanada ± 10% Alberta, Kanada ± 20% British Columbia, Kanada ± 10% Implementasi PBC di Indonesia oleh Dirjen Bina Marga telah dimulai melalui pilot project pada tahun 2011 yaitu ruas jalan CiasemPamanukan dan ruas jalan DemakTrengguli serta pada tahun 2012 yaitu ruas jalan Semarang Bawen, BojonegoroPadangan dan ruas jalan Padangan Ngawi.(Balitbang Pusjatan PU, 2013). Pada tabel 2 dapat dilihat penghematan biaya pada pilot project PBC di Indonesia. Tabel 2. Pilot project PBC di Indonesia (Balitbang Pusjatan PU, 2013) No Ruas Penghematan biaya (%) 1 CiasemPamanukan Data tidak diperoleh 2 DemakTrengguli Data tidak diperoleh 3 SemarangBawean 17,90 4 BokonegoroPadangan 9,09 5 PadanganNgawi 9,15 Tujuan utama implementasi PBC dalam pemeliharaan jalan adalah untuk untuk melestarikan aset jalan sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan secara jangka waktu yang panjang. 252 dari 430

Pemakaian standar kinerja yang tepat akan memastikan tujuan terpenuhi secara efektif dan seefisien mungkin (Zietlow, 2004). Makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi parameter kinerja standar PBC pemeliharaan jalan terhadap aspekaspek jalan berkelanjutan. Parameter kinerja apa saja yang memiliki aspekaspek jalan berkelanjutan dan menentukan parameter yang tidak memenuhi aspek dan prinsip jalan berkelanjutan. METODOLOGI Makalah ini menggunakan data sekunder berupa jurnal dan tulisan ilmiah lainnya kemudian membandingkan prinsipprinsip yang sesuai dalam aspek jalan berkelanjutan terhadap standar kinerja implementasi PBC pada pekerjaan pemeliharaan jalan. Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dalam menguraikan dan membandingkan parameter kinerja PBC terhadap aspekaspek jalan berkelanjutan tersebut. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi parameter kinerja standar PBC yang memenuhi aspekaspek jalan berkelanjutan sehingga jika parameter kinerja PBC dipenuhi maka akan semakin meningkatkan pemenuhan aspek dan prinsip jalan berkelanjutan. Ruang lingkup makalah ini adalah hanya melakukan perbandingan terhadap dua parameter yaitu parameter kinerja PBC dan aspek jalan berkelanjutan berdasarkan penelitian terdahulu. Parameter tersebut adalah: a. Parameter pertama adalah parameter kinerja PBC berdasarkan penelitian Zietlow (2004) yaitu: i. Kekasaran permukaan Parameter ini menggunakan nilai International Roughness Index (IRI) yaitu nilai kekasaran permukaan jalan. ii. Lubang, retak dan alur bekas ban Parameter ini menggunakan persentase banyaknya lubang, luasan retak dan bekas alur ban yang terjadi pada jalan. iii. Gesekan minimum ban terhadap jalan Parameter ini digunakan untuk masalah keselamatan iv. Pendangkalan dan gangguan lain pada drainase Parameter ini digunakan untuk mencegah kerusakan structural jalan v. Refleksivitas marka dan rambu Parameter ini digunakan untuk masalah keselamatan b. Parameter kedua adalah aspek dan prinsip jalan berkelanjutan dalam penelitian Lawalata (2014) yaitu: Tabel 3.Prinsipprinsip jalan berkelanjutan (Lawalata, 2014) Sosial Ekonomi Lingkungan Aspek Prinsip, Partisipasi Masyarakat Efisiensi, Mobilitas dan Aksesibilitas Emisi, Sumber daya alam, Habitat flora dan fauna Kedua parameter tersebut dibandingkan dalam bentuk tabel parameter kinerja PBC terhadap tiga aspek jalan berkelanjutan yaitu aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek lingkungan kemudian dibahas hubungan dan pengaruh setiap parameter dengan analisis deskriptif kualitatif. Pengaruh yang dianalisis adalah pengaruh yang berakibat langsung terhadap aspek dan prinsip jalan berkelanjutan HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter kinerja PBC dibandingkan dengan parameter aspek jalan berkelanjutan dalam bentuk tabel untuk melihat tabel 4 sampai dengan tabel 6 menunjukkan hubungan kedua parameter tersebut. 253 dari 430

Tabel 4. Parameter kinerja PBC terhadap aspek sosial jalan berkelanjutan Aspek sosial Parameter standar kinerja PBC Partisipasi Kekasaran permukaan Lubang, retak dan alur ban Gesekan minimum ban terhadap jalan Pendangkalan dan gangguan lain pada drainase Refleksivitas marka dan rambu Keselamatan Menurut penelitian oleh Anastasopoulos (2008) terdapat hubungan yang signifikan antara kekasaran permukaan, lubang, gesekan ban terhadap tingkat kecelakaan. Berdasarkan penelitian tersebut ketiga komponen parameter standar kinerja PBC yaitu kekasaran permukaan, lubang, retak dan bekas alur ban serta gesekan minimum ban terhadap jalan berpengaruh terhadap prinsip keselamatan. Dari sisi, semakin tinggi kekasaran permukaan dan semakin banyak lubang, retak dan alur bekas ban akan meningkatkan getaran pada kendaraan yang melalui jalan tersebut sehinggga akan mengurangi penumpang. Parameter pendangkalan dan gangguan lain pada drainase dapat berpengaruh langsung pada prinsip keselamatan dan pengguna jalan selain berpengaruh terhadap risiko kerusakan struktur jalan. Pada kondisi tertentu apabila terjadi genangan air drainase pada badan jalan akibat pendangkalan akan meningkatkan risiko kecelakaan terutama bagi pengendara motor. Kenyamanan pengguna jalan juga akan terganggu apabila terjadi kemacetan yang disebabkan oleh genangan air dari drainase tersebut (Pusjatan, 2011). Parameter refleksivitas marka dan rambu berpengaruh terhadap faktor keselamatan karena apabila marka dan rambu tidak jelas terlihat oleh mata pengemudi kendaraan akibat kurang reflektif maka pada kondisi tertentu terutama pada saat tingkat cahaya yang rendah atau pada malam hari akan dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Pada faktor partisipasi, Zietlow (2004) dengan mekanisme PBC yang mewajibkan penyedia jasa memasang papan pengumuman pada tempat strategis dan secara jelas mencantumkan alamat pengaduan sehingga penyedia jasa maupun pengawas dapat menerima laporan tentang kondisi jalan maka pada prinsip ini semua komponen parameter dapat terpenuhi. Tabel 5. Parameter kinerja PBC terhadap aspek ekonomi jalan berkelanjutan Aspek ekonomi Parameter standar kinerja PBC Efisiensi Mobilitas dan Kekasaran permukaan Biaya pengguna jalan/kendaraan Lubang, retak dan bekas alur ban Biaya pengguna jalan/kendaraan Gesekan minimum ban terhadap jalan Biaya pengguna jalan/kendaraan Pendangkalan dan gangguan lain pada Biaya pemeliharaan jalan drainase Refleksivitas marka dan rambu mobilitas 254 dari 430

Pada tabel 5, komponen parameter standar kinerja PBC yang memenuhi aspek ekonomi pada faktor efisiensi adalah kekasaran permukaan, lubang, retak dan bekas alur ban, gesekan minimum ban serta pendangkalan dan gangguan lain pada drainase. Kekasaran permukaan, gesekan minimum ban serta lubang retak dan bekas alur ban mengurangi hambatan pada kendaraan sehingga mengefisienkan bahan bakar serta keausan ban sehingga berdampak pada aspek ekonomi. Wall dan Smith (1998) melakukan penelitian nilai Vehicle Operation Cost (VOC) terhadap nilai IRI dimana terjadi peningkatan nilai VOC terhadap peningkatan nilai IRI sehingga semakin kasar permukaan akan meningkatkan biaya operasional kendaraan. Parameter pendangkalan dan gangguan lain pada drainase berpengaruh pada kerusakan struktur jalan sehingga berpengaruh pada biaya pemeliharaan jalan apabila kerusakan terjadi. Parameter ini akan berpengaruh apabila terjadi genangan air pada badan jalan yang mengganggu pengguna jalan apabila terdapat genangan air pada badan jalan (Pusjatan, 2011). Genangan air pada badan jalan juga akan berpengaruh terhadap pengguna jalan. Semakin tinggi nilai pendangkalan dan gangguan lain pada drainase akan semakin tinggi risiko kerusakan jalan apabila penanganan yang dilakukan terlambat dan akan meningkatkan biaya penanganan jalan. Refleksivitas marka dan rambu tidak berpengaruh langsung pada efisiensi tetapi berpengaruh terhadap peningkatan mobilitas karena dengan adanya rambu yang jelas dan penempatan yang sesuai akan memudahkan pengguna jalan memperoleh informasi keadaan lingkungan jalan. Tabel 6. Parameter kinerja PBC terhadap aspek lingkungan jalan berkelanjutan Aspek lingkungan Parameter standar kinerja PBC emisi dan Sumber daya alam perubahan iklim Kekasaran permukaan Lubang, retak dan alur ban Gesekan minimum ban terhadap jalan Pendangkalan dan gangguan lain pada drainase bakar dan ban kendaraan bakar dan ban kendaraan bakar dan ban kendaraan baku pemeliharaan jalan Habitat flora dan fauna Refleksivitas marka dan rambu Pada tabel 6, dengan berkurangya hambatan pada kendaraan maka parameter kekasaran permukaan, lubang, retak dan bekas alur ban serta gesekan minimum ban terhadap jalan berpengaruh terhadap pengurangan yaitu emisi bahan bakar dan keausan ban sehingga berpengaruh juga terhadap prinsip sumber daya alam yakni efisiensi penggunaan bahan bakar dan ban kendaraan. Efisiensi yang terjadi merupakan biaya operasional kendaraan pengguna jalan atau Vehicle Operation Cost (VOC). Menurut penelitian Wall dan Smith (1998), nilai kekasaran permukaan jalan (IRI) berpengaruh signifikan terhadap nilai operasional kendaraan. Nilai operasional kendaraan merupakan gabungan dari total biaya yang diakibatkan oleh kendaraan dalam beroperasi yang diantaranya adalah bahan bakar dan penggunaan ban. 255 dari 430

Parameter pendangkalan dan gangguan lain pada drainase berpengaruh pada kerusakan struktur jalan sehingga berpengaruh pada biaya pemeliharaan jalan. Parameter ini akan berpengaruh apabila terjadi genangan air pada badan jalan yang mengganggu pengguna jalan (Pusjatan, 2011). Adanya genangan air yang dapat menyebabkan kemacetan maka akan berpengaruh terhadap efisiensi bahan bakar dan meningkatkan. Pada parameter reflektivitas marka dan rambu tidak berpengaruh langsung terhadap prinsip pengurangan emisi dan perubahan iklim, sumber daya alam serta habitat flora dan fauna. Semua komponen parameter standar kinerja tidak berpengaruh langsung terhadap prinsip habitat flora dan fauna pada aspek lingkungan jalan berkelanjutan karena infrastruktur jalan telah terbangun. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Secara umum komponen parameter standar kinerja PBC memenuhi tiga aspek jalan berkelanjutan yaitu aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan. b. Komponen parameter standar kinerja PBC pada aspek lingkungan yaitu prinsip flora dan fauna tidak satupun yang berpengaruh langsung. Hal tersebut terjadi karena infrastruktur jalan telah terbangun sehingga tidak berpengaruh langsung terhadap prinsip pada aspek lingkungan tersebut. SARAN a. Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data kuantitaif b. Diperlukan adanya penelitian terhadap parameter kinerja PBC sesuai kontrak yang telah digunakan pada proyek DAFTAR PUSTAKA Anastasopoulos, P., C., Tarko, A., P., dan Mannering, F., L, 2008, Tobit Analysis of Vehicle Accident Rates on Interstate Highway, Accident Analysis and Prevention, vol 40, hal 768775. Lawalata, 2014, Tinjauan Peraturan Yang Mendukung Perwujudan Jalan Berkelanjutan (Review Of Regulations To Implement Sustainable Roads), Jurnal Transportasi Jalan, Vol. 01 No.01 Juni 2014, 1314 Lawalata, 2013, PrinsipPrinsip Jalan Berkelanjutan, Jurnal Transportasi, Vol. 13 No.02 Agustus 2013, 115124 Puslitbang jalan dan Jembatan, 2013, Dokumen Dukungan Puslitbang Jalan dan Jembatan Untuk Implementasi PBC di Direktorat Jenderal Bina Marga Puslitbang jalan dan Jembatan, 2011, Perencanaan Drainase dan Bahu Jalan yang Berwawasan Lingkungan Stankevich, N., Qureshi, N., dan Queiroz, C, 2005, Performance Based Contracting for Preservation and Improvement of Road Assets, Roads and Rural Transport Thematic Group, Transport NoteTN27 Walls, J., dan Smith, M., R, 1998, Life Cost Analysis and Pavement Design, Interim Technical Bulletin, Federal Highway administration World Comission Environment and Development, 1987, Our Common Future, United Nations Zietlow, G., 2004, Implementing Performance Based Road Management and Maintenance Contract in Developing CountriesAn Instrument of German Technical Cooperation, German development Cooperation 256 dari 430