Efek Diuretik Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Shoncus Arvensis L.) dan Daun Alpukat (Persea Americana Mill.) Pada Mencit (Mus Musculus) 1) Aryo Hadi Yuda 2) Dra.Moerfiah,M.Si dan 1) Dra.Ike Yulia Wiendarlina,M.Farm.,Apt. 1) Program Studi Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam 2) Program Studi Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Abstrak Penelitian mengenai efek diuretik telah dilakukan dari ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Shoncus Arvensis L.) dan Daun Alpukat (Persea Americana Mill.) Pada Mencit (Mus Musculus). Mencit dibagi menjadi 7 kelompok yaitu kelompok 1 (diberi furosemida), kelompok 2 (diberi tempuyung 100 mg/20 g BB), kelompok 3 (diberi alpukat 90 mg/20 g BB), kelompok 4 (diberi kombinasi tempuyung-alpukat 1:1), kelompok 5 (diberi kombinasi tempuyung-alpukat 1:2), kelompok 6 (diberi kombinasi tempuyung-alpukat 2:1), kelompok 6 (diberi CMC Na 0,5%). Pengukuran jumlah urine dilakukan tiap jam selama 6 jam setelah perlakuan. Data peningkatan jumlah urin dianalisis dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pengaruh perlakuan pemberian ekstrak etanol daun tempuyung dan daun alpukat tidak memperlihatkan peningkatan jumlah urine yang berarti. Setelah uji lanjut dengan uji Duncan pemberian ekstrak etanol daun tempuyung-alpukat (2:1) dan furosemida efeknya berbeda nyata dengan pemberian CMC Na 0,5% (sebagai kontrol negatif) terhadap peningkatan jumlah urine mencit (P < 0,05). kesimpulan, dosis kombinasi tempuyung dan alpukat (2:1) merupakan dosis efektif sebagai diuretik dan relatif sama pengaruhnya dengan furosemida. 1. Kata kunci : Daun Tempuyung (Shoncus Arvensis L.), Daun Alpukat (Persea Americana Mill.), Efek Diuretika
Diuretic effects of Ethanol Leaf Extract Tempuyung (Shoncus arvensis L.) and avocado leaves (Persea Americana Mill.) In Mice (Mus musculus) 1) Aryo Hadi Yuda 2) Dra.Moerfiah,M.Si and 1) Dra.Ike Yulia Wiendarlina,M.Farm.,Apt. 1) Pharmacy Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences 2) Biology Program, Faculty of Mathematics and Natural Sciences Pakuan University Research on the diuretic effect of the extract was carried Ethanol Leaves Tempuyung (Shoncus arvensis L.) and avocado leaves (Persea Americana Mill.) In Mice (Mus musculus).. Mice were divided into 7 groups: group 1 (given furosemide), group 2 (given tempuyung 100 mg/20 g BW), group 3 (given avocado 90 mg/20 g BW), group 4 (given combination tempuyung-avocado 1:1 ), group 5 (given a combination tempuyung-avocado 1:2), group 6 (given combination tempuyung-avocado 2:1), group 6 (given 0.5% CMC Na). Measurement of the amount of urine made every hour for 6 hours after treatment. Data were analyzed with an increase in the amount of urine using a completely randomized design (CRD). Treatment effect of ethanol extract of leaves tempuyung and avocado leaves showed no significant increase in the amount of urine. After further testing with Duncan test tempuyung ethanol extract of leaf-avocado (2:1) and furosemide effect is significantly different from the 0.5% Na CMC administration (as a negative control) to increase the amount of urine of mice (P <0,05). ). Conclusion, the combination dose tempuyung and avocado (2:1) is effective as a diuretic dose and relatively equal influence with furosemide. Keywords: Leaf Tempuyung (Shoncus arvensis L.), leaves Avocado (Persea Americana Mill.), Effects Diuretics
Pendahuluan Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah, beraneka ragam tanaman dapat ditemukan di Indonesia, hal ini didukung oleh iklim tropis dan posisi strategis Indonesia yang dilewati oleh garis khatulistiwa. Kekayaan flora yang dimiliki tersebut kemudian banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan hidup sehari-hari diantaranya sebagai tanaman obat. Masyarakat Indonesia sejak dahulu kala telah mencoba serangkaian upaya penanggulangan penyakit menggunakan bahan-bahan dari alam sebagai pengobatan tradisional, kebanyakan orang beranggapan bahwa penggunaan dari obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan dengan obat sintetis. Alpukat merupakan salah satu tanaman yang populer di Indonesia, selama ini dikenal hanya buahnya saja yang dapat dimanfaatkan sedangkan daunnya dianggap tidak berguna oleh masyarakat, namun ternyata,daun alpukat merupakan salahsatu bahan alami yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Daun alpukat secara empiris dipercaya sebagai diuretik yaitu menambah volume urin yang dihasilkan saat urinasi untuk mengurangi tekanan darah dan masalah batu ginjal (Yuniarti 2008), hasil penelitian tentang daun alpukat menunjukkan dosis efektif sebagai diuresis adalah dosis 20 mg/ 200 mg BB tikus (Adhi, 2009). Daun tempuyung dapat mengatasi batu saluran kencing, batu empedu, wasir, disentri, rematik, bisul dan luka bakar,secara empiris dapat digunakan sebagai diuretik. Hasil penelitian terdahulu tentang daun tempuyung menunjukkan bahwa ekstrak daun tempuyung dengan dosis 60 mg/200 g BB tikus mempunyai daya diuresis tertinggi ( Erlina, 2006) Diuretik dipercaya menjadi salahsatu cara untuk menangani masalah hipertensi dan batu ginjal serta merupakan pilihan rekomendasi antihipertensi. Penelitian dan pengembangan tumbuhan obat yang berkhasiat diuretika ini merupakan salahsatu prioritas Departemen Kesehatan Republik Indonesia di dalam penggalian, pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan tumbuhan obat Indonesia (Hembing 1992), untuk itu penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan nilai tambah bagi daun alpukat dan daun tempuyung untuk meningkatkan derajat kesehatan. Metode Penelitian Hewan uji yang akan digunakan sebanyak 35 ekor mencit diadaptasikan dalam laboratorium selama 7 hari dan dipuasakan
selama 12-18 jam sebelum perlakuan, namun tetap diberi minum. Hewan uji dibagi menjadi 7 kelompok perlakuan secara acak. Adapun perlakuan untuk masing-masing kelompok hewan uji sebagai berikut : Kelompok I, diberi perlakuan furosemid, digunakan sebagai kontrol positif. Kelompok II, diberi perlakuan Ekstrak daun tempuyung. Kelompok III, diberi perlakuan ekstrak daun alpukat. Kelompok IV, diberi perlakuan ekstrak daun tempuyung:daun alpukat (1:1) peroral. Kelompok V, diberi perlakuan ekstrak daun tempuyung:daun alpukat (1:2) peroral. Kelompok VI, diberi perlakuan ekstrak daun tempuyung:daun alpukat (2:1) peroral. Kelompok VII, diberi perlakuan CMC Na 0,1% sebagai kontrol negatif. Pengamatan dilakukan terhadap volume urin yang dikeluarkan setiap jam. Diukur PH urin pada mencit dan amati pula warna urin pada mencit. Analisis Data Data hasil pengukuran suhu tikus putih yang didapatkan, diolah secara statistik dengan menggunakan SPSS dalam rancangan acak lengkap. Hasil Dan Pembahasan Pemberian ekstrak etanol daun tempuyung dan daun alpukat tidak memperlihatkan peningkatan jumlah urine yang berarti. Namun bila dilihat pengukuran suhu berdasarkan perbedaan waktu pengukuran memperlihatkan sedikit peningkatan jumlah urine. Hasil analisis statistik menggunakan softwere SPSS memperlihatkan bahwa pengaruh perlakuan pemberian ekstrak etanol daun tempuyung, daun alpukat dan kombinasi keduanya tidak berbeda nyata (relatif sama) terhadap peningkatan jumlah urine. Namun setelah uji lanjut dengan uji Duncan, pemberian ekstrak etanol daun tempuyung-alpukat (2:1) dan furosemida efeknya berbeda nyata dengan pemberian CMC Na 0,5% (sebagai kontrol negatif) terhadap peningkatan jumlah urine mencit (P < 0,05). Pemberian ekstrak etanol kombinasi daun tempuyung-alpukat (2:1) efeknya tidak beda nyata dengan pemberian furosemida (kontrol positif ) terhadap jumlah urine (P > 0,05). Sedangkan perlakuan yang lainnya, memperlihatkan pengaruh yang tidak beda nyata dengan kontrol negatif (CMC Na 0,5%). Hasil dari pengukuran jumlah urine pada jam keenam memperlihatkan peningkatan pengeluaran urin yang tidak beda nyata dari furosemida dan ekstrak etanol daun tempuyung-alpukat (2:1). Menurut Kahn (2005), furosemid merupakan derivat dari sulfonamid yang bekerja sebagai loop diuretic yang menghambat reabsorbsi dari natrium dan
4 3 2 1 0 klorida. Furosemid memiliki waktu paruh yang singkat (~ 15 menit) dengan onset 1-2 jam setelah pemberian secara peroral serta durasi selama 2-6 jam. 1 2 3 4 5 6 Furosemida Tempuyung Alpukat Grafik. Peningkatan jumlah urine Tempuyung- Alpukat (1:1) Tempuyung- Alpukat (1:2) Tempuyung- Alpukat(2:1) Peningkatan volume urin yang terjadi sesuai dengan prinsip dari diuretik yaitu obat yang dapat meningkatkan kecepatan pembentukan urin (Foye 1995). Diuretikum bermanfaat dalam pengobatan berbagai penyakit yang berhubungan dengan retensi abnormal garam dan air dalam kompartemen ekstraseluler, dapat disebabkan oleh kegagalan jantung, sirosis hati, gangguan ginjal, toksemia kehamilan, atau akibat sampingan obat. P5 tidak menunjukkan hasil yang berbeda pada tingkat pengeluaran urin pada setiap jam terhadap furosemid sebagai kontrol positif maupun perlakuan lain. Hal ini membuktikan pernyataan Duryatmo (2003) bahwa beberapa tanaman mempunyai ambang batas dosis yang dapat memberikan khasiat. Jika mengkonsumsi suatu tanaman obat dengan jumlah yang banyak tanpa memperhitungkan dosis yang optimal tidak memberikan suatu manfaat yang diinginkan akan tetapi dapat membahayakan tubuh pengkonsumsi. Kesimpulan Berdasarkan hasil yang telah dilakukan, Kesimpulan yang dapat diambil adalah : 1. Ekstrak daun tempuyung dan daun Saran alpukat baik secara tunggal maupun kombinasi dapat membantu meningkatkan pengeluaran urin. 2. Kedua ekstrak memiliki kandungan kimia berupa flavonoid, alkoloid, saponin, dan tanin. 3. Dosis kombinasi Tempuyung dan alpukat (2:1) merupakan dosis efektif untuk meningkatkan diuresis. 1. Untuk melengkapi data farmakologi sebagai obat, perlu dilakukan uji toksisitas 2. Dilakuan pengujian dengan berbagai dosis perbandingan untuk melihat efektivitas yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Adhi Citra. 2009. Efek Diuretik Ekstrak Daun Alpukat (Persea americana L) terhadap tikus spraque dowley.
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor Indonesia Durjatmo I. 1995.Toksikologi Dasar dalam Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Bagian Farmakologis. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Erlina. 2006. Perbandingan Efek Diuretik Serta Kadar Kalium dan Natrium Darah Antara Pemberian Ekstrak Etanol Daun Tempuyung Dengan Furosemide. Universitas Andalas Sumatera Barat. Foye OW. 1995. Prinsip-Prinsip Kimia Medisinal, cetakan Pertama. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.. Kahn,, 2005 Review of Medical Physiology, 10th edition. Lange Medical Publication, California, hal: 196. Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa Tetumbuhan,. ITB, Bandung, hal: 47-49. Hembing HM. 1992. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jilid II. Jakarta: Pustaka Kartini Yuniarti T. 2008. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. Yogyakarta: MedPress.