COACHING CLINIC TKDN 2016 MEMAHAMI ARTIKEL TKDN DALAM PROSES PENGADAAN DAN PENYELESAIAN KONTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
AGENDA I. REGULASI & KEBIJAKAN TKDN II. KONSEP PERHITUNGAN TKDN III. TKDN BARANG IV. TKDN JASA V. TKDN GABUNGAN BARANG/JASA VI.

Batu, 28 Juli

I. REGULASI & KEBIJAKAN TKDN II. KONSEP PERHITUNGAN TKDN III. PERHITUNGAN TKDN BARANG IV. PERHITUNGAN TKDN JASA

Pedoman Tata Kerja PENGELOLAAN RANTAI SUPLAI Nomor PTK-007/SKKO0000/2015/S0

Pekanbaru, Maret 2018

TKDN DALAM PENGADAAN PERTAMINA HULU ENERGI 13 FEBRUARI 2018

5. PERHITUNGAN TKDN GAB. BARANG & JASA

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKKMIGAS) Penguatan Kapasitas Nasional Dalam PTK 007 Rev 04

Pedoman Tata Kerja PENGELOLAAN RANTAI SUPLAI Nomor PTK-007/SKKO0000/2015/S0

TKDN DALAM PENGADAAN PERTAMINA HULU ENERGI 13 FEBRUARI 2018

Kebijakan Kapasitas Nasional Kegiatan Usaha Hulu Migas. 24 Agustus 2016 Surabaya

PEDOMAN TATA KERJA Nomor : PTK-007/SKKO0000/2015/S0 Revisi-3

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI LAPORAN PENCAPAIAN TKDN

TARGET CAPAIAN TKDN BARANG/JASA PADA KEGIATAN USAHA HULU MIGAS. Jangka Pendek ( )

Verifikasi Capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)

Daftar Pertanyaan Terhadap Ketentuan pada PTK007 Revisi Tahun 2015 Frequently Asked Question (FAQ) Per 20 Februari 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENILAIAN KUALIFIKASI DALAM PTK 007 BUKU KEDUA REV - 04

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PENILAIAN KUALIFIKASI DALAM PTK 007 BUKU KEDUA REV-04

Daftar Pertanyaan Terhadap Ketentuan pada PTK007 Revisi Tahun 2015 Frequently Asked Question (FAQ) Unggah 20 Maret 2015

ASSURE YOUR CONFIDENCE

BAB I PENDAHULUAN. dari total penerimaan Negara Bukan Pajak Rp 385 trilyun 1, atau dapat. hukum agar tidak merugikan kepentingan negara.

2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Ketenagalistrikan. Infrastruktur. Pedoman.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-IND/PER/2/2006

11. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/PER/ 3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian;

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN 372/SJ-IND/PER/6/2006 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Produk Dalam Negeri. Barang/Jasa Pemerintah.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11/M-IND/PER/3/2006 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI

RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK Migas)

Kriteria Kualifikasi Penyedia Barang/Jasa

4/20/15. Procurement List 2015

DAFTAR LAMPIRAN. 1. LAMPIRAN I : Format Rekapitulasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Barang

2014, No Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4327); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI REKANAN (PENYEDIA BARANG DAN JASA) DI TOTAL E&P INDONESIE (TIDAK DIPUNGUT BIAYA APAPUN)

MODUL 9 PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI DAN USAHA KECIL PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN DANA PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 15 TAHUN 2013

Lampiran I Peraturan Menteri Perindustrian R.I. Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) Dalam Rangka Investasi

MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK

SATUAN KERJA KHUSUS PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (SKK Migas)

SCM DEPARTMENT 29 Maret 2017

RISALAH DAN BERITA ACARA PENJELASAN PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI DINAS BINA MARGA DAN SUMBER DAYA AIR KOTA TANGERANG SELATAN

nl[eeiwri ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN) PADA PERANGKAT BWA PT.SURVEYOR INDONESIA

2 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4327); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi (L

KEBIJAKAN PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI (P3DN)

Addendum. Dokumen Pengadaan Secara Elektronik

SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR : SPK- /SPPK3000/2015/S7. : Pengadaan Tambahan Lisensi IT Service Management (ITSM) Tools ANTARA SKK MIGAS DENGAN

PETUNJUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI REKANAN (PENYEDIA BARANG DAN JASA) DI TOTAL E&P INDONESIE (TIDAK DIPUNGUT BIAYA APAPUN)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT. Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang cukup berkembang di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SPESIFIKASI TEKNIS NAMA PROYEK : PERPANJANGAN LISENSI FIREWALL NETWORK SECURITY UNTUK KANTOR PUSAT SKK MIGAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI

Kepabeanan Barang Operasi Perminyakan

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 19 TAHUN 2011

BADAN OPERASI BERSAMA PT Bumi Siak Pusako Pertamina Hulu CPP BLOCK, CENTRAL SUMATRA BASIN

1 of 9 21/12/ :39

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NEGOSIASI DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PANAS BUMI UNTUK PEMANFAATAN TIDAK LANGSUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2004 TENTANG KEGIATAN USAHA HILIR MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Panas Bumi adalah sumber energi panas yang terkand

UNIT LAYANAN PENGADAAN

No. Nama Penyedia Jasa dan alamat Hasil evaluasi kualifikasi. PT. INTIMITRA CIPTAKARYA Seturan E-1/5 CaturTunggal, Depok, SlemanKota Cimahi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 037 TAHUN 2006 TENTANG

Menimbang : a. bahwa untuk menciptakan ikiim usaha yang lebih

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIZJING ) Nomor : 02/PP-S.KUB/VIII/2013. Jelas/Tidak Berubah. Jelas/Tidak Berubah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN (BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN) PENGADAAN BARANG PELELANGAN UMUM DENGAN PASCAKUALIFIKASI

Mekanisme Pengadaan Langsung

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KLARIFIKASI DAN PEMBUKTIAN DOKUMEN DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

- 1 - BUPATI PONOROGO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

A D E D D E N D U M D O K U M E N P E N G A D A A N Nomor : 235.4/PL.420/PA-STP/XI/2012 Tanggal : 30 November 2012

KEBIJAKAN & PEDOMAN TEKNIS PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI (P3DN)

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor : 04/POKJA-ULP/APBD/IX/2011

BADAN PELAKSANA KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI (BPMIGAS) PEDOMAN TATA KERJA NOMOR 007 REVISI-II/PTK/I/2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 244, Tambahan Le

PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN PENDAYAGUNAAN PRODUKSI DALAM NEGERI & USAHA KECIL DAN DANA PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI

BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN ( AANWIJZING )

UNIT LAYANAN PENGADAAN IPB MAKALAH [MATRIKS PERUBAHAN PERPRES NO.4 TAHUN PEMERINTAH] Di Susun oleh : Anwar Syam

Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG

Transkripsi:

COACHING CLINIC TKDN 2016 MEMAHAMI ARTIKEL TKDN DALAM PROSES PENGADAAN DAN PENYELESAIAN KONTRAK OKTOBER 2016

AGENDA DEFINISI DAN KONSEP TKDN TKDN DALAM PROSES PENGADAAN MENGISI SC-12 A & B VERIFIKASI TKDN & SANKSI TKDN MEMBUAT LAPORAN TKDN

DEFINISI & KONSEP TKDN

DEFINISI & KONSEP TKDN UU dan PP Undang-undang No. 22/2001 ttg Minyak dan Gas Bumi : Pasal 3 huruf d, Pasal 11 ayat (3) huruf 0, Pasal 40 ayat (4), dan Pasal 42 huruf h Peraturan Pemerintah No. 35/2004 ttg Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi: Pasal 79 & 80 Peraturan Menteri Permen ESDM No. 15/2013 ttg Penggunaan Produk Dalam Negeri pada kegiatan usaha hulu Migas SK Dirjen Migas No. 181.K/10/DJM.S/2104 ttg Pedoman Verifikasi & Kualifikasi Verifikator TKDN Migas Permenperin No.3/2014 ttg Pedoman Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yg tdk dibiayai dr APBN dan APBD Permenperin No.16/2011 ttg Ketentuan dan Tatacara Perhitungan TKDN Pedoman Tata Kerja (PTK) Pedoman Tata Kerja Nomor: PTK- 007/SKKO0 000/2015/S0 ttg Pedoman Pengelolaa n Rantai Suplai KKKS

DEFINISI & KONSEP TKDN

DEFINISI & KONSEP TKDN

DEFINISI & KONSEP TKDN Definisi sesuai dgn Permen ESDM No. 15/2013 Produk Dalam Negeri adalah barang dan/atau Jasa termasuk rancang bangun dan perekayasaan yang diproduksi atau dikerjakan oleh perusahaan yang berinvestasi dan berproduksi di Indonesia, yang dalam proses produksi atau pengerjaannya dimungkinkan penggunaan bahan baku/komponen impor Tingkat Komponen Dalam Negeri yang selanjutnya disingkat TKDN adalah besarnya komponen dalam negeri pada barang, jasa dan gabungan barang dan jasa yang dinyatakan dalam persentase Produsen Dalam Negeri adalah badan usaha atau perseorangan yang kegiatan usahanya didirikan berdasarkan hukum Indonesia dan menghasilkan Produk Dalam Negeri Penyedia Barang dan/atau Jasa adalah badan usaha atau perseorangan yang memiliki kemampuan menyediakan barang dan/atau jasa untuk kepentingan Kontraktor, sesuai dengan bidang usaha dan kualifikasinya

DEFINISI & KONSEP TKDN Definisi sesuai dgn Permen ESDM No. 15/2013 (...lanjutan) SKUP Surat Kemampuan Usaha Penunjang Minyak dan Gas Bumi yang selanjutnya disebut SKUP Migas adalah surat yang diberikan kepada perusahaan dan perseorangan yang memiliki kemampuan memproduksi barang dan/atau jasa dalam negeri berdasarkan hasil penelitian dan penilaian kemampuan nyata yang meliputi aspek legal berupa status usaha dan finansial, aspek teknis berupa kemampuan produksi dan sistim manajemen, aspek jaringan pemasaran dan aspek layanan purna jual Buku Apresiasi Produk Dalam Negeri yang selanjutnya disebut Buku APDN adalah buku yang berisi daftar barang, daftar penyedia jasa dan daftar kemampuan produsen dalam negeri yang telah memiliki SKUP Migas Verifikasi adalah kegiatan untuk melakukan pencocokan capaian TKDN dari Produsen Dalam Negeri dan atau Penyedia barang dan/atau jasa dengan data yang diambil atau dikumpulkan dari kegiatan usaha Produsen Dalam Negeri dan/atau Penyedia Barang dan/atau Jasa

DEFINISI & KONSEP TKDN Definisi sesuai dgn Permen ESDM No. 15/2013 (...lanjutan) Perusahaan Dalam Negeri adalah Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Usaha Swasta yang kepemilikan sahamnya lebih dari 50% (lima puluh persen) dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan/atau Perseorangan Warga Negara Indonesia, yang memiliki hak suara (voting right) dan didirikan sesuai dgn peraturan perundang-undangan serta bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perusahaan Nasional adalah Badan Usaha Swasta yang kepemilikan sahamnya lebih dari 50% (lima puluh persen) dimiliki oleh Perusahaan Asing atau Warga Negara Asing dan didirikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 100% ASING Perusahaan Asing adalah Badan Usaha yang didirikan dan berbadan hukum di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wajib mematuhi peraturan perundangan-undangan yang berlaku di Republik Indonesia

DEFINISI & KONSEP TKDN Perusahaan Dalam Negeri (PDN) Definisi sesuai dgn PTK 007 REVISI 03 TAHUN 2015 Perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia Minimal 51% dari saham yang memiliki hak suara (voting right), hak dividen dan hak Kendali Manajemen dimiliki oleh perseorangan Warga Negara Indonesia, BUMN/D, pemerintah daerah dan/atau Negara RI. Minimal 2/3 anggota direksi, termasuk pimpinan tertinggi perusahaan dan anggota direksi yang bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan dan strategi bisnis, adalah Warga Negara Indonesia. Perusahaan Nasional (PN) Perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dan melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia namun tidak memenuhi persyaratan sebagai PDN. Perusahaan Asing (PA) perusahaan yang didirikan bukan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia. 10

DEFINISI & KONSEP TKDN Permen ESDM 15/2013, Bab IV Pasal 11 ayat 4 Lampiran I SK Dirjen Migas 181/2014, point 3 Permen ESDM No. 15/2013 & SK Dirjen Migas No.181/2014 Tata cara penghitungan TKDN untuk barang mengikuti ketentuan peraturan perundangundangan yang diterbitkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perindustrian Penilaian TKDN Barang mengikuti ketentuan yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian

DEFINISI & KONSEP TKDN Permen ESDM No. 15/2013 & SK Dirjen Migas No.181/2014 Berinvestasi di Indonesia Produsen Dalam Negeri Berlokasi di Indonesia Berproduksi di Indonesia SKUP Migas (Permen Psl. 8 ayat 2 huruf a)

DEFINISI & KONSEP TKDN Barang Tata cara perhitungan nilai TKDN barang mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang membidangi industri Minyak dan Gas Bumi sebagaimana dijelaskan pada lampiran SC-18. Jasa Layanan profesional untuk mencapai sasaran tertentu yang hasil akhirnya bukan dalam bentuk barang yang bisa digunakan langsung. Gabungan Barang dan Jasa Pekerjaan yang perencanaan teknis, penetapan spesifikasi dan pengawasan pelaksanaannya dilakukan oleh Pengguna, sedangkan seluruh proses serta pengerjaannya termasuk penyediaan tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan dilaksanakan oleh Penyedia.

DEFINISI & KONSEP TKDN Tujuan Verifikasi TKDN: Untuk memastikan kebenaran realisasi pencapaian TKDN di akhir pelaksanaan pekerjaan, dibandingkan dengan komitmen Konsep Verifikasi TKDN : Komitmen = Realisasi VERIFIKASI - SETIAP TAHAP PEKERJAAN Pelaksanaan di setiap Kemajuan Pekerjaan Pelaksanaan sesuai Perioda Waktu VERIFIKASI DI AKHIR PEKERJAAN Pelaksanaan Di akhir kontrak

DEFINISI & KONSEP TKDN BARANG Barang diserahkan dan menjadi milik User/Buyer PRODUK IDENTIFIKASI PRODUK (Saat LELANG) JASA Barang berfungsi sebagai Alat Kerja layanan jasa dan tetap dimiliki Penyedia Jasa

DEFINISI & KONSEP TKDN Pumps Lelang Pengadaan 2 unit Pompa LELANG : Penyewaan 2 Unit Pompa selama 2 tahun BARANG Jika Penyedia B/J melakukan fabrikasi dan Menyiapkan materialnya Pressure Vessel Jika Penyedia B/J HANYA melakukan fabrikasi dan Material dr User

DEFINISI & KONSEP TKDN Dibuat DN, TKDN 0% < X 100% 1. Material Dibuat LN, TKDN 0% KL N KD N 3. Alat Kerja NEXT SLIDE. Ketentuan TKDN KL KD N N 2.Tenaga Kerja KLN KDN KETENTUAN TKDN

DEFINISI & KONSEP TKDN MATERIAL Nilai/Harga Perolehan Nilai/Harga Komponen biaya terkait : Transportasi, Handling, dsb. NILAI/ BESARAN BIAYA TENAGA KERJA Gaji/Salary Besaran Biaya-biaya terkait : Tunjangan, Fasilitas, Lembur, dsb ALAT KERJA/FASILITAS Dimiliki : Nilai Penyusutan/depresiasi Disewa : Nilai/Harga Sewa

DEFINISI & KONSEP TKDN Alat Kerja Permen ESDM No.15/PTK 007 REV 03 2015 Catatan : Digunakan pada Penilaian TKDN Jasa dan Gabungan B/J PDN : Perusahaan Dalam Negeri PNas : Perusahaan Nasional PAsing : Perusahaan Asing Dibuat... DN LN 1 2 3 4 5 6 Dimiliki.. PDN PNas PAsing PDN PNas PAsing %TKDN.. 100% 75% 50% 75% 50% 0 %

TKDN BARANG Microscope Shape for PowerPoint Komponen Dalam Negeri Pada Barang adalah penggunaan bahan baku, rancang bangun dan perekayasaan yang mengandung unsur manufaktur, pabrikasi, perakitan, dan penyelesaian akhir pekerjaan yang berasal dari dan dilaksanakan di dalam negeri Biaya Material/Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Tidak Langsung Pabrik (Factory Overhead)

TKDN BARANG KOMPONEN BIAYA No. 1 Biaya Material (Bahan Baku) Langsung 2 Biaya Tenaga Kerja Langsung 3 Biaya Tidak Langsung Pabrik (Factory Overhead) + 4 BIAYA PRODUKSI (Cost to make) SIFAT Variable Variable Variable + Fix 5 Beban Pemasaran (Marketing Expenses) 6 Beban Umum & Adm. (G & A Expenses) + 7 HARGA POKOK PENJUALAN 8 Keuntungan & Pajak + 9 HARGA JUAL STRUKTUR HARGA BARANG 10 Biaya Transportasi & Gudang + 11 HARGA FOB

TKDN BARANG Biaya2 terkait : Pengadaan Material/Bahan Baku Tenaga Kerja Alat Kerja Overhead Pabrik TKDN Barang Material Tenaga Kerja Alat Kerja Jasa Umum Biaya Produksi Barang DIHITUNG Overhead Perusahaan Keuntungan & PPn Jual Transportasi, Handling, Asuransi dan Biaya lainnya dalam rangka serah terima Barang Jadi TIDAK DIHITUNG

TKDN BARANG TKDN 100%

TKDN BARANG Berdasarkan SKUP Migas, Ditjen Migas menerbitkan buku Apresiasi Produksi Dalam Negeri (APDN), yang meliputi Daftar Barang Diwajibkan, Dimaksimalkan dan Diberdayakan sebagai acuan pengendalian impor barang operasi dan pengadaan barang dan jasa : Daftar Barang Diwajibkan Memenuhi persyaratan kualitas (memiliki sertifikat produk dan sertifikat sistem manajemen) dan memiliki nilai TKDN + BMP 40% dan TKDN barang 25 %. Daftar Barang dimaksimalkan Memenuhi persyaratan kualitas (memiliki sertifikat produk dan sertifikat sistem manajemen) dan memiliki nilai TKDN + BMP < 40% dan TKDN barang 25 %. Daftar Barang Diberdayakan Memenuhi persyaratan kualitas dan memiliki nilai TKDN barang < 25 %.

TKDN BARANG htw-ptsi WEBSITE : http://migas.esdm.go.id/data-kemigasan/131/buku- APDN

TKDN BARANG htw-pt http://tkdn.kemenperin.go.id/

TKDN BARANG Contoh Tanda Sah TKDN

TKDN BARANG No. Jenis Barang Qty Harga TKDN KDN KLN a b c d=axbxc e=axbx(1-c) 1 Barang A 5 1.000 40% 2.000 3.000 2 Barang B 10 500 30% 1.500 3.500 3 Barang C 20 500 50% 5.000 5.000 Jumlah 8.500 11.500 % TKDN Gabungan Barang = 8.500 X 100% 20.000 = 42,5%

TKDN JASA Microscope Shape for PowerPoint Komponen Dalam Negeri Pada Jasa adalah penggunaan jasa sampai dengan penyerahan akhir dengan memanfaatkan tenaga kerja, termasuk tenaga ahli, alat kerja termasuk perangkat lunak dan sarana pendukung yang berasal dari dan dilaksanakan di dalam negeri. BIAYA JASA : Material terpakai Tenaga Kerja & Konsultan Alat Kerja/Fasilitas Kerja Jasa Umum Keseluruhan biaya jasa dihitung sampai di lokasi pengerjaan (on site).

TKDN JASA Nilai Kontrak / PO Pajak Keluaran Keuntungan Total Biaya Operasional Jasa Biaya Umum Perusahaan Biaya Jasa Material Pembantu Peralatan & Fasilitas Kerja Tenaga Kerja & Konsultan Biaya Jasa Umum

TKDN JASA Transportasi, Handling, Asuransi dan Biaya lainnya dalam rangka PELAKSANAAN KONTRAK JASA Material Terpakai Tenaga Kerja & Konsultan Alat Kerja/Fasilitas Kerja Overhead Perusahaan Keuntungan PPn Jual Jasa Umum TKDN JASA Biaya Produksi Jasa DIHITUNG TIDAK DIHITUNG

TKDN JASA Material Biaya Produksi DN LN Total 12 8 20 Alat Kerja Dimiliki Persh. DN 600 600 Jasa Penyewaan Seabus Tenaga Kerja TKDN 50% 50 50 100 5 5 Jasa Umum Persh Asuransi DN TKDN = 667/725 = 92% 667 58 725 htw-ptsi

TKDN JASA Buku APDN Jasa adalah buku acuan penggunaan produksi dalam negeri pada kegiatan usaha hulu migas yang berisi Daftar Jasa Diutamakan, Daftar Jasa Dimaksimalkan dan Daftar Jasa Diberdayakan serta Daftar Kemampuan Produsen Dalam Negeri yang telah memiliki Surat Kemampuan Usaha Penunjang (SKUP) Migas. KELOMPOK KONDISI Diutamakan 1. *** 2. Kebutuhan Utama 3. Keberpihakan DN (T) ACUAN Dimaksimalkan 1. *** 2. Kebutuhan Pendukung 3. Keberpihakan DN (T) Diberdayakan 1. *** 2. Kebutuhan Pendukung 3. Keberpihakan DN (R) 1. *** 2. Kebutuhan Utama 3. Keberpihakan DN (R) 1. ** 2. Kebutuhan Utama 3. Keberpihakan DN (R) 1. ** 2. Kebutuhan Utama 3. Keberpihakan DN (T) 1. * 2. Kebutuhan Utama/Pendu kung 3. Keberpihakan DN (T) 12

TKDN BARANG & JASA Komponen Dalam Negeri Pada Gabungan Barang dan Jasa adalah penggunaan bahan baku, rancang bangun dan perekayasaan yang mengandung unsur manufaktur, pabrikasi, perakitan, dan penyelesaian akhir pekerjaan serta penggunaan jasa dengan memanfaatkan tenaga kerja, termasuk tenaga ahli, alat kerja termasuk perangkat lunak dan sarana pendukung sampai dengan penyerahan akhir yang berasal dari dan dilaksanakan di dalam negeri. Keseluruhan gabungan biaya barang dan jasa merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan gabungan barang dan jasa yang dihitung sampai di lokasi pengerjaan (on site). TKDN gabungan barang dan jasa dihitung pada setiap kegiatan pekerjaan gabungan barang dan jasa. Biaya yang dikeluarkan meliputi biaya produksi pada perhitungan TKDN Barang dan biaya jasa pada penghitungan TKDN jasa

TKDN BARANG & JASA Nilai Kontrak / PO Pajak Keluaran Keuntungan Total Biaya Opersional Proyek Biaya Umum Perusahaan Biaya Project Biaya Barang Material Terpakai Peralatan Terpasang Biaya Jasa Alat Kerja Personel Konstruksi & Fabrikasi Jasa Umum htw-ptsi

TKDN DALAM PROSES PELELANGAN

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN PENGADAAN Tender Kontrak 21

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Jenis Pengadaan Rev III Rev II Pengadaan Barang Pengadaan Barang Jenis Pengadaan Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Pengadaan Jasa Lainnya Pengadaan Pekerjaan Pemborongan Pengadaan Jasa Lainnya Pengadaan Jasa Konsultansi Pengadaan Jasa Konsultansi

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN 1. Mengutamakan keikutsertaan Perusahaan Dalam Negeri dan dapat diikuti oleh Perusahaan Nasional: Perusahaan Dalam Negeri dapat membentuk konsorsium dengan Perusahaan Dalam Negeri lainnya atau dengan Perusahaan Nasional. Perusahaan Dalam Negeri atau konsorsium Perusahaan Dalam Negeri dengan Perusahaan Nasional dapat bekerja sama dalam bentuk konsorsium atau men-subkontrak-kan sebagian pekerjaan kepada Perusahaan Asing. 2. Perusahaan Dalam Negeri atau konsorsium Perusahaan Dalam Negeri wajib mengerjakan minimal 30% berdasar ukuran nilai Kontrak. 3. Minimal 50% pelaksanaan fisik Jasa Pengerjaan berdasarkan ukuran nilai Jasa Pengerjaan harus dikerjakan di wilayah negara Republik Indonesia. 4. Perusahaan dalam Negeri diberikan Preferensi Status Perusahaan. 5. Dalam hal tidak ada satupun Perusahaan Dalam Negeri yang mendaftarkan diri, proses dilanjutkan dengan hanya mengikutsertakan Perusahaan Nasional. 26

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN KATEGORI TENDER BARANG Tender barang wajib Tender barang non-wajib Pada buku APDN tercantum sebagai kategori Diwajibkan Pada buku APDN tercantum sebagai kategori Dimaksimalkan atau Diberdayakan. Tender barang non-apdn Barang yang dibutuhkan belum tercantum pada buku APDN. 26

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN KATEGORI TENDER BARANG Tender barang wajib 15% Tender barang non-wajib 5% Tender barang non-apdn 0% 26

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Kategori Dalam Buku APDN Wajib Non-Wajib Non-APDN Diwajibkan Dimaksimalkan Diberdayakan Nilai Tender Semua Nilai Rp2,5M (US$250rb) Metode Peserta Tender Evaluasi Harga Pelelangan Terbatas Pabrikan dalam negeri Agen Pabrikan dalam negeri TKDN 15% Sertifikat TKDN Memperhitungkan preferensi Pelelangan Umum Penyedia Barang/ Jasa Tanpa batasan TKDN Tidak memperhitungkan preferensi > Rp2,5M (US$250rb) Pelelangan Terbatas Pabrikan dalam negeri Agen Pabrikan dalam negeri TKDN 5% Memperhitungkan preferensi Tidak terdapat dalam Buku APDN Rp2,5M (US$250rb) Pelelangan Umum Penyedia Barang/Jasa Tanpa batasan TKDN Tidak memperhitungkan preferensi > Rp2,5M (US$250rb) Pelelangan Umum Memperhitungkan preferensi 26

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Tender Jasa Jasa Lainnya Jasa Konsultansi Jasa Konstruksi Terintegrasi On Shore Off Shore Nilai US$20Juta Nilai > US$20Juta Nilai US$200Juta Nilai > US$200Juta Nilai US$20Juta Nilai > US$2 Juta US$200Juta Nilai > US$200Juta

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Jenis Tender Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi Peserta Rp200M (US$20jt) > Rp200M (US$20jt) Peserta Tender PDN PN PDN-PDN PDN-PN PDN PN PDN-PDN PDN-PN PDN-PA PDN-PN-PA Pemuka Konsorsium PDN PDN/PN Porsi Min PDN * 50% Nilai Kontrak 50% Nilai Jasa 30% apabila sbg anggota konsorsium 30% Nilai Kontrak 30% Nilai Jasa 15% apabila sbg anggota konsorsium Porsi Maks PA * 25% sbg subkontraktor 30% sbg subkontraktor & anggota Konsorsium Pelaksanaan Jasa 50% dilaksanakan di dalam negeri 30% dilaksanakan di dalam negeri

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Jenis Tender Pekerjaan Konstruksi Onshore Pekerjaan Konstruksi Offshore & Swamp Nilai Tender Rp2000M (US$200jt) > Rp2000M (US$200jt) Rp200M (US$20jt) Rp200M (US$20jt) - Rp2000M (US$200jt) > Rp2000M (US$200jt) Peserta Tender PDN PN PDN-PDN PDN-PN PDN PN PDN-PDN PDN-PN PDN-PA PDN-PN-PA PDN PN PDN-PDN PDN-PN PDN PN PDN-PDN PDN-PN PDN-PA PDN-PN-PA PDN PN PDN-PDN PDN-PN PDN-PA PDN-PN-PA Lead firm PDN PDN/PN PDN PDN/PN PDN/PN Porsi Min PDN 50% Nilai Kontrak 50% Nilai Jasa 30% apabila sbg anggota konsorsium 30% Nilai Kontrak 30% Nilai Jasa 20% apabila sbg anggota konsorsium 50% Nilai Kontrak 50% Nilai Jasa 20% apabila sbg anggota konsorsium 30% Nilai Kontrak 30% Nilai Jasa 20% apabila sbg anggota konsorsium 15% Nilai Kontrak 15% Nilai Jasa 10% apabila sbg anggota konsorsium Porsi Maks PA 25% sbg subkontraktor 50% sbg subkontraktor 50% sbg subkontraktor 50% sbg subkontraktor 50% sbg subkontraktor Pelaksanaan 50% dilaksanakan di dalam negeri

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Pada Tender Jasa Ketentuan Awal 35% 100% 5% Penentuan lebih tinggi/rendah tetap mempertimbangkan prinsip dasar rantai suplai dengan ketentuan: 1. Sesuai batasan minimal TKDN dalam Daftar Pengadaan (Procurement List); 2. Berdasarkan daftar kemampuan pencapaian minimum TKDN yang dikeluarkan oleh SKK Migas; 3. Historical data; atau 4. Sesuai dengan kondisi kemampuan pasar dengan syarat memenuhi kriteria bahwa di dalam negeri: Tidak tersedia fasilitas atau peralatan utama yang diperlukan Tidak ada satupun perusahaan yang mampu atau memiliki teknologi; Tidak ada perusahaan yang memiliki lisensi atau hak paten; atau Tidak ada tenaga kerja yang dibutuhkan. Referensi Bab X angka 5.2.

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Barang Diwajibkan Barang Non- Diwajibkan Barang Non- APDN Jasa Lainnya, Konsultansi, Pekerjaan Konstruksi Tender Lelang Awal Lelang Ulang Proses Lanjutan * Metode Tender Syarat Min TKDN Metode Tender Syarat Min TKDN Metode Tender Syarat Min TKDN Metode Tender Syarat Min TKDN Lelang Terbatas Lelang Terbatas Lelang Umum* 15% 5% 0% Lelang Terbatas Lelang Umum Lelang Umum Lelang Umum Lelang Umum Lelang Umum Pemilihan Langsung* 5% 0% 0% Pemilihan Langsung* 0% 0% 0% 35% atau sesuai kondisi tertentu 30% atau sesuai kondisi tertentu Pemilihan Langsung* Sesuai penawaran sebelumnya atau min 15% Preferensi TKDN Semua nilai US$250 ribu atau Rp 2,5 miliar *Berlaku apabila dalam lelang ulang tidak ada penawaran yang masuk atau tidak ada kesepakatan harga

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Form SC-12A.1 Form SC-12A.2 Form SC-12A Form SC-12B Form SC-12B Form SC-12C Formulir Pendaftaran TKDN Form SC-12C

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 surat kesanggupan TKDN (SC-12C) Untuk unsur barang dalam pengadaan jasa, karena masih bersifat komitmen, pernyataan TKDN barang tersebut tidak perlu pembuktian APDN/Sertifikat TKDN. PENAWARAN TEKNIS surat kesanggupan TKDN (SC-12C) PENAWARAN HARGA Formulir Pernyataan TKDN Jasa(SC-12B) Referensi Bab III angka 2.4. Bab VIII angka 4.2. & 4.3. Bab XI angka 2.

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Form SC-12C Pernyataan TKDN Jasa Referensi Lamp SC-12C

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Form SC-12B Data Peserta Tender Data Tender Data TKDN Referensi Lamp SC-12B

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Form SC-12B 52

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Pernyataan Komponen Non Biaya Komponen Non Biaya, antara lain: - Keuntungan - Company Overhead - Pajak Keluaran Apabila Peserta Tender tidak menyatakan nilai komponen non-biaya dalam formulir SC-12A/B, maka tidak diberikan Preferensi TKDN maupun Preferensi Status Perusahaan. Apabila tender dimenangkan oleh Peserta Tender tersebut, maka pernyataan TKDN dalam formulir SC-12A/B dicantumkan dalam kontrak; 53

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Perubahan Lingkup Kerja PLK dilakukan dengan lebih mengutamakan penggunaan barang/jasa dalam negeri dan mengoptimalkan capaian TKDN. Penurunan nilai TKDN diperbolehkan dalam hal: Barang/jasa yang dibutuhkan untuk melaksanakan PLK belum dapat diproduksi di dalam negeri; dan/atau Penambahan volume barang impor. Jika terjadi penurunan capaian nilai persentase komitmen TKDN yang disetujui oleh KKKS, cara menghitungnya dalam Kontrak harus dihitung secara proporsional terhadap nilai perubahan lingkup kerja dan nilai Kontrak baru. Apabila PLK menyebabkan perubahan nilai persentase TKDN, maka formulir sebagaimana lampiran SC-12A/B harus direvisi disesuaikan dengan perubahan tersebut. 54

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Masa Berlaku Surat/Sertifikat Dokumen kadaluarsa dianggap masih berlaku dengan bukti tanda terima dokumen perpanjangan yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah atau badan yang berwenang Penyedia Barang/Jasa Satu Sampul & Dua Sampul harus sudah disampaikan dalam dokumen penawaran Satu Sampul & Dua Sampul harus sudah disampaikan dalam dokumen penawaran tahap-ii Tanggal tanda terima dokumen perpanjangan harus sebelum tanggal habisnya masa berlaku surat Panitia Tender Berlaku sampai dengan diperolehnya hasil dari proses perpanjangan.

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Tindak Lanjut Evaluasi Pernyataan TKDN Apabila hasil verifikasi TKDN < Batasan Minimal TKDN Penawaran dinyatakan tidak lulus Apabila hasil verifikasi TKDN 25% Digunakan sebagai dasar pemberian preferensi TKDN Hasil Verifikasi TKDN dicantumkan pada kontrak apabila Peserta Tender tsb ditunjuk sebagai Pemenang Tender. 56

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Barang Jasa Tidak ada evaluasi pernyataan TKDN 57

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN BARANG Preferensi TKDN Preferensi Status Perusahaan Syarat TKDN 25% TKDN 25% Status Perusahaan : Perusahaan Dalam Negeri Besaran Preferensi Preferensi maksimal 15% Perhitungan proporsional berdasarkan pernyataan TKDN dibandingkan dengan target TKDN (roadmap permen 15) Preferensi = 2,5% Referensi Bab III angka 2

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Preferensi TKDN JASA Preferensi Status Perusahaan Syarat TKDN 30% TKDN 30% Status Perusahaan : Perusahaan Dalam Negeri Porsi pelaksana pekerjaan oleh PDN minimal 50% Porsi pelaksanaan pekerjaan di wilayah Indonesia min 50% Besaran Preferensi Preferensi maksimal 7,5% Perhitungan proporsional berdasarkan pernyataan TKDN dibandingkan dengan target TKDN (roadmap permen 15) Preferensi = 7,5% (untuk PDN atau Konsorsium(PDN-PDN)) 5% (Konsorsium (PDN-PN-PA) dengan pemuka PDN) (Pembobotan sesuai dengan kategori perusahaan dalam buku APDN Jasa.) Referensi Bab III angka 3

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN Perhitungan Harga Evaluasi Penawaran (HEP) HE-TKDN barang = (100% / (100% + Pb)) x KBB HE-TKDN jasa = (100% / (100% + Pj)) x KBJ HE PSp HEP = {(HE-TKDN Barang) + (HE-TKDN Jasa)} x (100% / (100% + PSpj)) = HE PSp + KNB KBB KBJ KBP KNB P b P b P j P j PSpj = = = = = = = = = Komponen biaya barang Komponen biaya jasa Komponen biaya pendukung Komponen non biaya Preferensi Harga barang,. Maksimal nilai Pb adalah 15%. TKDN x 15% Target TKDN* Preferensi Harga jasa. Maksimal nilai Pj adalah 7,5%. TKDN x 7.5% Target TKDN* Preferensi status Perusahaan Dalam Negeri x Bobot normalisasi *) Mengacu pada Peraturan Menteri ESDM No.15 Tahun 2013 atau perubahannya. 60

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN BARANG JASA No KOMODITAS Target Capaian TKDN (%) No. KOMODITAS Target Capaian TKDN (%) Jangka Pendek (2013-2016) Jangka Menengah (2017-2020) Jangka Panjang (2021-2025) 1. Fuel 60 75 95 2. Pelumas 50 60 70 3. Pipa Pemboran (OCTG) - Hi Grade - Low Grade 25 15 40 25 4. Pipa Penyalur (linepipe) 50 65 80 5. Lumpur pemboran, semen, dan bahan kimia 6. Electrical Submersible Pump 55 40 40 60 80 15 30 50 1. Jasa Pemborongan EPCI -Darat -Laut 2. Jasa Pemboran - Darat - Laut 7. Pumping Unit 40 55 70 5. Jasa Survei, 8. Machinery & Equipment 20 30 50 9. Wellhead dan Xmas tree -Darat -Laut TARGET CAPAIAN TKDN PERMEN ESDM 15/2013 10. Lain-lain 15 25 40 40 15 60 35 80 50 Jangka Pendek (2013-2016) 50 35 55 35 Jangka Menengah (2017-2020) 70 45 75 45 Jangka Panjang (2021-2025) 3. Jasa Perkapalan 75 85 95 90 55 95 55 4. Jasa Pesawat Udara 80 90 100 Seismik, dan Studi Geologi -Darat -Laut 60 15 75 25 6. Jasa FEED 60 70 80 7. Lain-lain 40 60 80 90 35 61

TKDN DALAM PROSES PENGADAAN BOBOT NORMALISASI PERUSAHAAN JASA DALAM BUKU APDN JASA No Kategori Dalam APDN Jasa Bobot Perusahaan DN (7,5%) Konsorsium Dengan Perusahaan DN Sebagai Leader (5%) 1 Diutamakan 100% 100% 2 Dimaksimalkan 70% 70% 3 Diberdayakan 40% 40% 4 Non-APDN 0% 0% Bobot Normalisasi diberlakukan kepada Preferensi Status Perusahaan Terhadap PesertaTender yang berbentuk Konsorsium, perhitungan bobot preferensi status perusahaan berdasarkan kategori perusahaan dalam Buku APDN jasa terhadap Pemuka Konsorsium (Leadfirm). Referensi Bab III angka 3.6.

VERIFIKASI & SANKSI TKDN

VERIFIKASI & SANKSI TKDN (Buku kedua Bab XII butir 5.6) Melakukan monitoring dan verifikasi realisasi nilai TKDN, komitmen lokasi pengerjaan di wilayah Negara Republik Indonesia, komitmen pengerjaan oleh Perusahaan Dalam Negeri serta kerja sama dengan usaha kecil/koperasi kecil sesuai Kontrak. 5.6.1. KKKS bertanggung jawab untuk mengawasi dan memastikan pencapaian nilai TKDN oleh Pelaksana Kontrak. Apabila pada tahap tertentu pencapaian TKDN lebih rendah daripada rencana, Pelaksana Kontrak harus dapat memberikan penjelasan dan sekaligus menyampaikan rencana pemenuhan kekurangan tersebutkepada KKKS. 5.6.2. Verifikasi realisasi nilai TKDN wajib dilakukan oleh KKKS merujuk pada ketentuan yang diterbitkan oleh Kementerian yang membidangi kegiatan Hulu Migas. 5.6.3. Khusus untuk Kontrak jasa dengan nilai lebih dari Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah) atau nilai lebih dari US$20.000.000,00 (dua puluh juta dolar Amerika Serikat) dan komitmen TKDN 15% (lima belas persen) atau lebih, dilakukan pengawasan penggunaan produk dalam negeri mengacu pada rincian rencana pencapaian TKDN disampaikan oleh Pelaksana Kontrak sesuai ketentuan Bab XI angka 16.8.

VERIFIKASI & SANKSI TKDN 5.6.4. Khusus untuk Kontrak pengadaan barang kategori non-wajib dengan nilai lebih dari Rp.20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) atau lebih besar dari US$2,000,000.00 (dua juta dolar Amerika Serikat), dilakukan pengawasan dengan cara menempatkan pengawas di lokasi produksi (on site witness) untuk memastikan proses produksi dilakukan di dalam negeri. 5.6.5. Pelaksana Kontrak wajib memenuhi besaran pernyataan/komitmen TKDN sesuai dengan yang telah tercantum dalam Kontrak. 5.6.5.1. Pelaksana Kontrak pada saat serah terima barang harus dapat membuktikan bahwa barang yang diserahkan benar-benar diproduksi di dalam negeri sebagaimana dinyatakan dalam Kontrak dan/atau menyerahkan salinan dari sertifikat TKDN yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang membidangi perindustrian. 5.6.5.2. Pelaksana Kontrak wajib melaporkan capaian nilai TKDN kepada KKKS secara berkala sesuai tahapan yang disepakati dalam Kontrak dan/atau pada akhir masa Kontrak, dengan melampirkan perincian perhitungannya yang dibandingkan dengan perincian perhitungan pada Kontrak dan perubahannya jika ada.

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Permen ESDM No. 15/2013 & SK Dirjen Migas No.181/2014

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Dokumen2 Pendukung a.l : WP&B : Daftar Rencana Pengadaan Barang/Jasa, dok. lainnya AFE : Pra-FEED/dok teknis sejenis. Persetujuan WP&B, AFE KKKS TARGET TKDN TKDN pada SCM Dokumen2 Pendukung (Dilakukan utk setiap Lelang) a.l.: Data rencana Belanja WBS LELANG KKKS & Bidders Dokumen2 Pendukung (Dilakukan utk setiap Kontrak ) a.l. : Data rencana & realisasi Belanja WBS KONTRAK Kontraktor (Penyedia B/J) KOMITMEN TKDN Estimasi TKDN dapat dilakukan dengan Engineering Judgement berikut dokumen2 Pendukung nya. Verifikasi TKDN (Post atau Monitoring) dilakukan pada setiap KONTRAK untuk memastikan kesesuaian Komitmen TKDN Lelang/Kontrak tsb dgn realisasinya. htw-ptsi

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Lingkup Verifikasi TKDN 1. Barang 2. Lelang 3. Monitoring 4. Post Audit Verifikasi dilakukan pada Produsen Dalam Negeri yg mempunyai : IUI (Ijin Usaha Industri) Fasilitas Produksi Sertifikat diterbitkan Kemenperin berlaku 2 thn Verifikasi dilakukan pada saat lelang bila terjadi dispute TKDN, sanggahan/ keraguan panitia lelang. Nilai TKDN verifikasi hanya berlaku untuk lelang tsb. Hanya berlaku untuk pengadaan Barang Verifikasi dilakukan saat kontrak berjalan Monitoring TKDN komitmen vs realisasi, u/ Optimal produksi DN Nilai TKDN verifikasi hanya berlaku untuk kontrak tsb. Verifikasi dilakukan setelah kontrak selesai Untuk memastikan kesesuaian TKDN komitmen dengan realisasi Nilai TKDN verifikasi hanya berlaku untuk kontrak tsb. htw-ptsi

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Verifikasi TKDN adalah kegiatan untuk melakukan pencocokan capaian TKDN dari Produsen Dalam Negeri dan/atau Penyedia barang dan/atau jasa dengan data yang diambil atau dikumpulkan dari kegiatan usaha Produsen Dalam Negeri dan/atau Penyedia Barang dan/atau Jasa. Verifikasi capaian TKDN terhadap pengadaan dengan : nilai Rp 50 miliar dan nilai TKDN yang dicapai 30% WAJIB menggunakan jasa surveyor independen yang memiliki kualifikasi untuk melakukan Verifikasi; htw-ptsi

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Verifikasi capaian TKDN terhadap pengadaan dengan : nilai Rp 5 miliar sampai dengan < Rp 50 miliar dan nilai TKDN yang dicapai 30% DAPAT menggunakan jasa surveyor independen atau dilakukan oleh personil Kontraktor yang rnemiliki kualifikasi untuk melakukan Verifikasi. Verifikasi capaian TKDN terhadap pengadaan dengan : nilai < Rp 5 miliar, atau jenis jasa yang memiliki kompleksitas rendah, perhitungan capaian TKDN, dapat dilakukan sendiri (self assessment) oleh personil Penyedia Barang dan/atau Jasa yang memiliki kualifikasi untuk melakukan Verifikasi. htw-ptsi

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Verifikasi harus dilakukan oleh verifikator yang memiliki sertifikat kualifikasi untuk melakukan verifikasi TKDN. Verifikator tidak melakukan penilaian terhadap kewajaran biaya,kuantitas barang, dan durasi kerja. Verifikasi klasifikasi biaya dan jumlah didasarkan pada dokumen pendukung yang diserahkan oleh penyedia barang dan/ atau jasa yang sesuai dengan yang tercantum dalam kontrak. Keabsahan dan kelengkapan dokumen pendukung menjadi tanggung jawab penyedia barang dan jasa. htw-ptsi

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Metode Verifikasi TKDN Jasa dan TKDN Gabungan Barang & Jasa Metode Verifikasi TKDN JASA Tanpa dokumen kontrak (ruang lingkup) dan WBS, TKDN dinyatakan NOL Dokumen : Dokumen Kontrak (ruang lingkup pekerjaan) WBS Dokumen Lainnya. Self Assessment Verifikasi Mencocokan Dokumen Pendukung dengan Self Asessment TKDN Site Visit Item Biaya tanpa dokumen pendukung TKDN NOL (KLN) Closing Pelaporan Penandasah-an Pelaporan (Tanda Sah) htw-ptsi

VERIFIKASI & SANKSI TKDN SK Dirjen 181/2014 Verifikator TKDN melaksanakan pencocokan komitmen TKDN atas pekerjaan yang rinciannya (Work Breakdown Structure atau Bill of Quantity) tercantum dalam dokumen kontrak terhadap realisasi TKDN di lapangan dengan data-data dan dokumen pendukung yang dapat dipertanggungjawabkan yang disampaikan oleh penyedia barang/jasa melalui self assessment TKDN realisasi. VS REALIZATION

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Pada Saat Pelaksanaan Verifikasi TKDN diperlukan dokumen pendukung sbb : Penilaian Sendiri/Self Assessment (Rekapitulasi dan Lampirannya) Capaian TKDN untuk produk yang bersangkutan Fakta-fakta berupa invoice/penawaran untuk mendukung data-data yang ada pada Penilaian Sendiri /Self Assessment (DOKUMEN PENDUKUNG)

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Dokumen Pendukung Utama TKDN Jasa: SK Dirjen 181/2014 a. Salinan dokumen kontrak yang terkait nilai kontrak pekerjaan, ruang lingkup pekerjaan, durasi pekerjaan, nilai komitmen TKDN b. Rincian Struktur Pekerjaan (Work Breakdown Structure) sampai level terendah (barang yang ada tanda sah TKDN dan jasa tunggal); c. Surat perintah kerja memulai pekerjaan dari KKKS ke Penyedia Barang/Jasa d. Penilaian sendiri (Self Assessment) TKDN untuk pekerjaan yang dinilai; e. Akta pendirian dan perubahan terakhir perusahaan; f. Flow Process pelayanan jasa; g. Struktur organisasi perusahaan dan proyek yang diverifikasi; Apabila penyedia barang/jasa tidak memberikan dokumen pendukung butir a s.d g maka verifikator menyatakan nilai TKDN untuk Jasa yang dinilai adalah nol.

VERIFIKASI & SANKSI TKDN SK Dirjen 181/2014 Dokumen Pendukung Utama TKDN Gab Barang/Jasa: a. Salinan dokumen kontrak yang terkait nilai kontrak pekerjaan, ruang lingkup pekerjaan, durasi pekerjaan, nilai komitmen TKDN b. Rincian Struktur Pekerjaan (Work Breakdown Structure) sampai level terendah (barang yang ada tanda sah TKDN dan jasa tunggal); c. Surat perintah kerja memulai pekerjaan dari KKKS ke Penyedia Barang/Jasa d. Penilaian sendiri (Self -... Assessment) TKDN untuk pekerjaan yang dinilai; e. Akta pendirian dan perubahan terakhir perusahaan; f. Daftar Vendor g. Flow Process pengadaan barang dan layanan jasa; h. Struktur organisasi perusahaan dan proyek yang diverifikasi; Apabila penyedia barang/jasa tidak memberikan dokumen pendukung butir a s.d h maka verifikator menyatakan nilai TKDN untuk Gab Barang/Jasa yang dinilai adalah nol.

VERIFIKASI & SANKSI TKDN htw-ptsi DOKUMEN PENDUKUNG SK Dirjen 181/2014 Dokumen Pendukung Material: a. faktur pajak,invoice, PIB, pembelian dan Mill Certificate/Certificate of Origin dan bukti transaksi lainnya yang dapat dipertanggung-jawabkan keabsahannya. Dokumen Pendukung Tenaga Kerja: a. salinan slip gaji/surat pernyataan gaji dengan tanda tangan pejabat berwenang dan salinan KTP/Paspor. Dokumen Pendukung Alat Kerja: a. daftar alat kerja/fasilitas kerja yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan jasa, b. faktur pembelian alat kerja/fasilitas kerja tersebut, c. daftar aset perusahaan (beserta perhitungan penyusutannya, termasuk alat kerja/fasilitas kerja yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan jasa) dan akte pendirian perusahaan dari pemilik alat kerja/fasilitas kerja, d. akte kepemilikan alat kerja/fasilitas kerja,dan bukti transaksi lainnya yang dapat dipertanggung-jawabkan keabsahannya.

VERIFIKASI & SANKSI TKDN htw-ptsi Dokumen Pendukung Jasa Umum: DOKUMEN PENDUKUNG SK Dirjen 181/2014 a. Daftar seluruh layanan jasa pihak ketiga yang digunakan selama periode pelaksanaan pekerjaan jasa, dan setiap transaksinya dibuktikan dengan faktur pajak, faktur pembayaran, bukti setor pajak, Pemberitahuan Impor Barang (PIB), akte pendirian perusahaan, dan bukti transaksi lainnya yang dapat dipertanggung-jawabkan keabsahannya. Dokumen Pendukung Lainnya: a. Bukti serah terima pelaksanaan pekerjaan yang sudah disetujui oleh Pemberi Pekerjaan. b. Dokumen transaksi dari layer 1 ke layer 2 atau dari layer 2 ke layer 3, dan seterusnya; Apabila penyedia barang/jasa tidak memberikan dokumen pendukung untuk komponen Material, Tenaga Kerja, Alat Kerja, Jasa Umum dan Lainnya maka verifikator menyatakan nilai TKDN untuk komponen tersebut adalah nol.

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Komponen biaya pada Self Assessment TKDN yang tidak dilengkapi dokumen pendukung, maka dinyatakan sebagai : Komponen Luar Negeri (KLN) htw-ptsi

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Kewajiban Verifikasi TKDN Nilai Tender (Rp.) Kompleksitas Tinggi 30% < 30% Kompleksitas Rendah Kompleksitas Tinggi 1 Triliun Independen Vendor Independen/ Vendor (<5%) 200 M 1 T Independen Vendor Independen / Vendor (<15%) Kompleksitas Rendah Vendor Vendor 50 M 200 M Independen Vendor Vendor Vendor 5 M 50 M KKKS Vendor Vendor Vendor 2,5 M 5M Vendor Vendor Vendor Vendor <2,5 M NA NA NA NA Referensi Bab XII angka 5.6.2.

VERIFIKASI & SANKSI TKDN 5.7. Mengenakan penalti berupa: 5.7.1. Denda atas keterlambatan penyerahan barang atau pekerjaan sebagaimana diatur pada BAB XIII angka 2.10 serta denda lainnya yang diatur di dalam Kontrak. 5.7.2. Bilamana setelah pelaksanaan Kontrak, pencapaian persentase dan nilai TKDN kurang dari komitmen yang tertulis dalam Kontrak, maka kepada Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi administrasi dan/atau finansial sebagai berikut: 5.7.2.1. Sanksi Administrasi: 5.7.2.1.1. Gagal memenuhi komitmen dalam Kontrak dikenakan sanksi: 5.7.2.1.1.1. Kategori merah, apabila: 5.7.2.1.1.1.1. Nilai realisasi TKDN lebih kecil dari 90% dari komitmen TKDN dalam Kontrak; 5.7.2.1.1.1.2. Nilai realisasi TKDN lebih rendah dari batasan minimal TKDN yang ditetapkan pada saat Tender; 5.7.2.1.1.1.3. Gagal memenuhi komitmen pengerjaan di wilayah Republik Indonesia dalam Kontrak; dan/atau 5.7.2.1.1.1.4. Gagal memenuhi komitmen pengerjaan oleh Perusahaan Dalam Negeri dalam Kontrak. 5.7.2.1.1.2. Kategori kuning, apabila: 5.7.2.1.1.2.1. Gagal memenuhi nilai TKDN lebih besar atau sama dengan 90% terhadap komitmen TKDN dalam Kontrak; atau

VERIFIKASI & SANKSI TKDN 5.7.2.2.2. Pengenaan sanksi finansial dilakukan sebagai berikut: 5.7.2.2.2.1. Pecapaian realisasi nilai TKDN pada pelaksanaan Kontrak, apabila diaplikasikan pada evaluasi penawaran tidak mengubah peringkat pemenang. Besarnya sanksi adalah selisih perhitungan harga evaluasi penawaran (HEP) sesuai nilai pernyataan TKDN pada penawaran harga evaluasi penawaran (HEP) berdasar realisasi nilai TKDN. 5.7.2.2.2.2. Pencapaian realisasi nilai TKDN pada pelaksanaan Kontrak, apabila diaplikasikan pada evaluasi penawaran mengubah peringkat pemenang. Besarnya sanksi adalah selisih perhitungan harga evaluasi penawaran (HEP) sesuai nilai pernyataan TKDN pada penawaran dengan harga evaluasi penawaran (HEP) berdasar realisasi nilai TKDN ditambah selisih nilai penawaran yang dimenangkan dengan nilai penawaran peringkat II dalam evaluasi harga. Perhitungan sanksi finansial ini mengikuti cara sebagaimana pada lampiran SC-20. 5.7.3. Pengenaan penalti harus diberitahukan kepada Pelaksana Kontrak. Nilai penalti sebagai akibat keterlambatan penyerahan barang atau pekerjaan dan/atau sanksi finansial sebagaimana diatur dalam angka 5.6.2.2., dikurangkan langsung dari nilai pembayaran terakhir atau dengan cara mencairkan sebagian atau seluruh nilai jaminan pelaksanaan atau dengan cara lain yang lebih tepat. Nilai tersebut menjadi pengurang nilai akhir Kontrak. 5.7.4. KKKS melaporkan kepada SKK Migas jumlah penalti yang telah dipungut menggunakan format sebagaimana lampiran SC- 14.

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Permen ESDM No. 15/2013 & SK Dirjen Migas No.181/2014

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Sanksi Kategori Kuning Masa berlaku surat peringatan selama enam bulan terhitung mulai sejak dikeluarkannya surat peringatan. Sanksi Kategori Merah Sanksi Kategori Hitam Penyedia Barang/Jasa yang terkena sanksi kategori merah, dilarang mengikuti kegiatan pengadaan baru selama masa satu tahun berikutnya di lingkungan KKKS yang bersangkutan. KKKS mengeluarkan surat pemberian sanksi kategori hitam; Selanjutnya SKK Migas memasukkan dalam daftar Penyedia Barang/Jasa terkena sanksi kategori hitam yang dapat diakses secara online oleh seluruh KKKS; Apabila Penyedia Barang/Jasa kembali terkena sanksi kategori hitam dari KKKS yang bersangkutan atau KKKS lainnya dalam periode sanksi pelanggaran kategori hitam yang masih berlaku ditambah masa percobaan selama setahun sesudah sanksi kategori hitam awal, kepada Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi kategori hitam ditambah selama satu tahun di seluruh KKKS.

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Sanksi Administrasi Sanksi Finansial Kategori Kuning Gagal memenuhi nilai TKDN, dimana: realisasi TKDN lebih besar atau sama dengan 90% dibandingkan komitmen TKDN dalam Kontrak; atau menurut penilaian Kontraktor KKS penyebab tidak tercapainya nilai TKDN adalah di luar kendali Pelaksana Kontrak Kategori Merah Tidak mampu memenuhi kewajiban pemenuhan komitmen sebagai berikut: nilai realisasi TKDN lebih kecil dari 90% dari komitmen TKDN dalam Kontrak; nilai realisasi TKDN lebih rendah dari batasan minimal TKDN; pengerjaan di wilayah Republik Indonesia; dan/atau pengerjaan oleh Perusahaan Dalam Negeri dalam Kontrak. Tidak Mengubah Peringkat Sanksi = HEP (Realisasi) - HEP (Penawaran) Mengubah Peringkat Sanksi = {HEP (Realisasi) - HEP (Penawaran)} + (Nilai Kontrak- Nilai Penwaran Peringkat II)

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Tidak Mengubah Peringkat Sanksi = HEP (Realisasi) - HEP (Penawaran)

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Tidak Mengubah Peringkat Sanksi = HEP (Realisasi) - HEP (Penawaran) Komitmen TKDN 52,00% Verifikasi Realisasi TKDN 43,72% Sanksi = HEP (Realisasi) - HEP (Penawaran) = 134,783,595.39-132,070,000.01 = 2,713,595,38

VERIFIKASI & SANKSI TKDN Mengubah Peringkat Sanksi = {HEP (Realisasi) - HEP (Penawaran)} + (Nilai Penawaran Peringkat II - Nilai Kontrak ) Komitmen TKDN 52,00% Verifikasi Realisasi TKDN 35,45% Sanksi = (144,561,222.28) - (132,070,000.01) + (162,000,000.00) - (156,300,000.00) = 12,491,221.27 + 5,700,000.00 = 18,191,221.27

LAPORAN TKDN

LAPORAN TKDN Four Steps Infographic Slides Option 01 Memahami SoW. Option 03 Menentukan nilai TKDN. Option 02 Menentukan komponen biaya Option 04 Menentukan aspek non teknis