PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rentang waktu selama 9 tahun yaitu periode Data diperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup merupakan batasan lokasi atau variabel yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang masih berkembang harus terus. melakukan inovasi dalam pembangunannya.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di lakukan dikantor Dinas Pendapatan Pengelolaan

BAB III METODE PENELITIAN. menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melaksanakan suatu penelitian, seorang peneliti harus

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode kuantitatif. Metode ini disebut metode kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dari penelitian ini adalah CV.Nusaena Konveksi yang beralamat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menguji hipotesis (hypothesis testing) yang telah dirumuskan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1 Prosedur penarikan sampel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

terikat. 21 R 2 sama dengan 0, maka tidak ada BAB III sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk pengumpulan data dan informasi bulan Januari 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Juli Adapun data penelitian diperoleh dengan melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menguji pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 sampai Maret 2014

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak terdaftar di

BAB III METODE PENELITIAN. independensi dari dua variabel atau lebih (Sekaran dan Bougie, 2010).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia dari tahun Daftar perusahaan ritel didapat dari sahamok.com

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah explanatory reseach. Menurut Singarimbun (1995)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. logika matematika dan membuat generalisasi atas rata-rata.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bone Bolango. Dinas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menguraikan sejauh mana kualitas website mempengaruhi kepuasan pengguna.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI). S edangkan waktu yang digunakan dalam melakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah Earning Per Share, Price Earning Ratio

BAB III METODE PENELITIAN. Jadwal penelitian dilaksanakan mulai Maret 2016

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical atau

audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Daftar Efek Syariah

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan 125 responden untuk menjelaskan pengaruh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendapat Sugiyono (2010:13) mengenai pengertian objek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis Pengaruh Pajak Daerah,

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan masalah yang diteliti dalam suatu penelitian.

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. BRI Syariah, dan Syariah Mandiri) di Indonesia periode

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dari masing-masing variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian. menggunakan rasio return on asset (ROA).

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

sebuah penelitian tentang: pengaruh laba akuntansi, arus kas opera- sional, ukuran perusahaan, tingkat pertum- buhan perusahaan terhadap harga saham

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut merupakan Statistik Deskriptif variabel dependen dan variabel. Tabel 4.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah biaya dana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui situs

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2003). Populasi dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis data serta pengujian hipotesis.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

(jumlahnya lebih sedikit daripada populasinya). Teknik sampling yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti terdiri dari variabel

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH PENDAPATAN PERKAPITA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DI INDONESIA Mu min Mubarok, Imran R. Hambali, Mahdalena Jurusan Akuntansi, Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Permasalahan yang ada di Indonesia adalah masih belum tercapainya target penerimaan perpajakan, sementara itu negara sangat membutuhkan dana sebanyak-banyaknya untuk pembangunan negara. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi terhadap penerimaan pajak di Indonesia baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa data penerimaan pajak, jumlah pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi negara Indonesia selama 9 tahun terakhir yaitu periode 2004 2012 yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo, Badan Pusat Statistik dan Departemen Keuangan. Penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu pendapatan perkapita (X1) dan pertumbuhan ekonomi (X2) dan satu variabel terikat yaitu penerimaaan pajak (Y). Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis regeresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial pendapatan perkapita (X1) berpengaruh nyata dan positif secara signifikan terhadap penerimaan pajak. Untuk pertumbuhan ekonomi (X) tidak memberi pengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak. Kenaikan pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi penerimaan pajak. Sedangkan secara simultan pendapatan perkapita (X1) dan pertumbuhan ekonomi (X2) berpengaruh nyata dan positif secara signifikan terhadap penerimaan pajak (Y). Kata Kunci: Pendapatan perkapita, Pertumbuhan Ekonomi, Penerimaan Pajak. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara yang masih berkembang harus terus melakukan inovasi dalam pembangunannya. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk mengembangkan, menaikkan dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang sebesarbesarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Kebutuhan dana untuk pembiayaan pembangunan dan keperluan rutin diatur oleh pemerintah lewat keuangan negara (Anonim dalam Prastyo, 2010: 1). 1

Pembiayaan pembangunan di Indonesia sangatlah bergantung terhadap penerimaan pajak sebagai sumber utama pemasukan dana kas negara yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara dari dalam negeri yang paling utama selain dari minyak dan gas bumi untuk mendanai anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) (Syahab dalam Sarizaen, 2012: 1). Dalam rangka peningkatan APBN ini Direktorat Jendral Pajak memiliki misi fiskal yaitu menghimpun penerimaan pajak berdasarkan Undang-undang perpajakan yang mampu menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah dan dilaksanakan secara efektif dan efesien (Suryadi dalam Sarizaen, 2012: 1). Namun, meskipun berbagai upaya telah dilakukan, tapi penerimaan pajak di Indonesia tetap masih belum bisa mencapai target yang ditetapkan setiap tahunnya. Untuk lebih mudah dalam upaya tersebut perlu diidentifikasi faktor apa saja yang dapat meningkatkan penerimaan pajak baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga akan lebih terfokus dalam peningkatan tiap-tiap faktor tersebut. Sehubungan dengan hal ini beberapa orang telah melakukan penelitian, Prastyo (2011) mengemukakan bahwa jumlah wajib pajak, pendapatan perkapita dan jumlah penduduk mempengaruhi penerimaan pajak secara positif. Sedangkan Purnamasari (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa salah satu factor yang mempengaruhi penerimaan pajak adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan variable yang gunakan dengan mendasarkan pada perbandingan kenikan Produk Domestik bruto.. Produk Domestik bruto (PDB) adalah nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan di wilayah suatu negara, baik yang dilakukan oleh warga negara yang bersangkutan maupun warga negara asing yang bekerja di wilayah tersebut (Kunawangsih dan Antyo, 2006: 26). Jumlah PDB dalam suatu negara menggambarkan kemampuan atau pertumbuhan ekonomi dari negara tersebut. Semakin tinggi/laju pertumbuhan ekonomi suatu negara maka akan mempengaruhi kemampuan masyarakat khususnya wajib pajak untuk membayar pajak. Peningkatan kemampuan untuk membayar pajak juga dapat dipicu dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Jika pendapatan masyarakat suatu negara 2

tinggi maka kemampuan untuk membayar pajakpun semakin besar. Hal ini sesuai dengan hasil dari penelitian Prastyo (2011) yang menyimpulkan bahwa peningkatan pendapatan perkapita dapat mempengaruhi penerimaan pajak secara positif. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pendapatan perkapita dan produk domestik bruto yang tinggi. Selain itu PDB dan pendapatan perkapita Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat. Menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2012 pendapatan perkapita mencapai $33.300, meningkat dari tahun 2011 yang hanya mencapai $30.005, sedangkan produk domestik bruto mencapai 3,5 triliun pada tahun 2012 tersebut. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan dan keadaan ekonomi masyarakat Indonesia pada tahun ini benarbenar tinggi dan telah meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Menurut Cahyono (2013) Peningkatan pendapatan perkapita dan produk domestik bruto ini dipastikan akan terus terjadi di Indonesia. Namun, bersamaan dengan hal ini penerimaan pajak di Indonesia masih tetap tidak bisa mencapai target yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian-uraian tersebut maka penulis menarik sebuah judul untuk penelitian yaitu Pengaruh Pendapatan Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penerimaan Pajak di Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Seberapa besar pengaruh pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi terhadap Penerimaan Pajak di indonesia?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan per kapita dan pertumbuhan ekonomi terhadap Penerimaan Pajak di indonesia. METODOLOGI PENELITIAN Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2010 : 193) data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data sekunder ini berbentuk data runtut waktu 3

(time series). Data yang dipilih adalah data pada kurun waktu tahun 2004 sampai 2012 dalam bentuk tahunan. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Data dikumpulkan mengkombinasikan manual dan online, yaitu dengan mengumpulkan data dari Badan Pusat Statistik, Departemen keuangan dan KPP Pratama Gorontalo serta dengan menambahkan data dari internet (www.pajak.go.id dan www.bps.go.id). Metode Analisis Model dan teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Suatu model regresi linear berganda dengan hanya dua variabel independen dari suatu populasi dimana terdapat satu variabel dependen dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: Penerimaan Pajak (Y) = B o + B 1 PPKPT + B 2 PE + e Dimana : Y = Penerimaan Pajak B 0 B 1, B 2 PPKPT PE e Hipotesis Statistik = Konstanta = Koefisien Regresi = Pendapatan Perkapita = Pertumbuhan ekonomi = Error Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis penelitian ini di uji dengan menggunakan analisis regresi berganda. 1. Uji Parsial (Uji t) Uji parsial (uji t) bertujuan untuk menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial tehadap variabel dependen. Secara parsial hipotesis penelitian yang akan di uji dirumuskan menjadi hipotesis sebagai berikut: H 1 : B 1 X 1 B 2 X x 0, artinya suatu variabel independen secara parsial bepengaruh terhadap variabel dependen. 4

H 1 : B 1 X 1 B 2 X x = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak bepengaruh terhadap variabel dependen. 2. Uji Simultan (Uji F) Uji simultan yaitu uji statistik bagi koefisien regresi yang serentak atau bersama-sama mempengaruhi Y. Uji ini menggunakan uji F menurut Hasan (2008) yaitu: Keterangan : F = R2 n k 1 K 1 R 2 n = Jumlah subjek K = Jumlah variabel bebas R 2 = Koefisien determinasi Secara simultan keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut: H 1 : B 1 X 1 B 2 X x 0, artinya suatu variabel independen secara simultan bepengaruh terhadap variabel dependen. H 1 : B 1 X 1 B 2 X x = 0, artinya suatu variabel independen secara simultan tidak bepengaruh terhadap variabel dependen. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel Semakin tinggi nilai koefisien determinasi maka akan semakin baik pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Niali R 2 yang kecil berarti kempuan variabel-variabel indepnden dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel dependen. HASIL PENELITIAN Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil dalam penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. 5

Pengujian normalitas dalam penelitian ini yaitu melalui normal probability plot dengan menggunakan spss 17.0 dan diperoleh hasil sebagai berikut: Grafik 1 Uji Normalitas Uji normalitas dengan normal probability plot mensyaratkan bahwa penyebaran data harus berada disekitar wilayah garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Berdasarkan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini memenuhi syarat normal probability plot sehingga model regresi dalm penelitian memenuhi asumsi normalitas ( berditribusi normal ). Hasil Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi antara variabel independent (bebas) dan variabel dependent (terikat) dalam suatu model regresi. Uji multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai variance inflation factor ( VIF ) dengan menggunakan spss 17.0 dan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1 Uji Multikolinieritas Sesuai dengan ketentuan uji multikolinieritas, jika nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terdapat korelasi. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai 6

VIF yaitu 1,345 kurang dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas dalam data penelitian ini. Hasil Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi merupakan pengujian yang dilakukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel penganggu dalam masing-masing variabel bebas. Dalam penelitian ini uji autokorelasi menggunakan tes Durbin Watson dengan ketentuan sebagai berikut: dw < dl ada autokorelasi positif (+) dl< dw < du tidak dapat disimpulkan du < dw < 4-dU tidak terjadi autokorelasi 4-dU < dw < 4-dL tidak dapat disimpulkan dw > 4-dL ada autokorelasi negatif (-) Dengan jumlah sampel n = 9, α = 0,05 dan banyaknya variabel independent k = 2, maka di dapat nilai kritis dl = 0,6291 dan du = 1,6993. Hasil pengujian uji autokorelasi dalam penelitian ini menggukan spss 17.0 dengan hasil sebagi berikut: Tabel 2 Uji Autokorelasi Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui nilai Durbin watson sebesar 2,107. Sehingga nilai DW berada diantara du (1,6993) < DW ( 2,107) < 4 du ( 4 1,6993 = 2,3007 ). Maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terdapat autokorelasi. Hasil Uji Heteroskodesitas Uji heteroskodesitas dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi perbedaan variance dari residual data yang ada. Dalam penelitian ini uji heteroskodesitas dilakukan dengan analisa grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Pengujian ini menggunakan spss 17.0 dengan hasil sebagai berikut: 7

Grafik 2 Uji Heteroskodesitas Dasar analisa uji heteroskodesitas dengan grafik plot adalah jika titik dalam grafik tersebar (tidak membentuk pola) maka tidak terjadi heteroskodesitas. Hasil Uji Linieritas Uji linier dalam penelitian ini juga menggunakan spss 17.0 dengan hasil pengujian sebgai berikut: Tabel 3 Uji Linieritas Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai signifikan tabel ANOVA sebesar 0,000. Artinya nilai signifikan kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) yang berarti bahwa hubungan bersifat linier. Hal ini menunjukan bahwa pendapatan perkapita dan produk domestik bruto berpola linier terhadap penerimaan pajak. Analisis Regresi Berganda Hasil pengolahan analisis regresi berganda dengan menggunakan software spss 17.0 adalah sebagai berikut: 8

Tabel 4 Analisis Regresi Berganda Berdasarkan perhitungan spss tersebut diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagi berikut: Y = 1427336,859 + 0,224 X1 + 22021,927X2 Dari persamaan regresi linier berganda diatas diperoleh nilai konstanta sebesar 1427336,859. Artinya, jika variabel Penerimaan Pajak (Y) tidak dipengaruhi oleh kedua variabel bebasnya yaitu Pendapatan perkapita (X1) dan Pertumbuhan ekonomi (X2) bernilai nol, maka besarnya rata-rata Penerimaan pajak akan bernilai 1427336,859. Koefisien regresi untuk variabel bebas X1 ( pendapatan Perkapita ) bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan yang searah antara Pendapatan perkapita (X1) dengan Penerimaan pajak (Y). Koefisien regresi variabel X1 sebesar 0.224 mengandung arti untuk setiap pertambahan Pendapatn perkapita (X1) sebesar satu satuan akan menyebabkan meningkatnya Penerimaan pajak (Y) sebesar 0.224. Koefisien regresi untuk variabel bebas X2 ( Pertumbuhan ekonomi ) bernilai positif, menunjukkan adanya hubungan yang searah antara pertumbuhan ekonomi (X2) dengan Penerimaan pajak (Y). Koefisien regresi variabel X2 sebesar 22021.927 mengandung arti untuk setiap pertambahan pertumbuhan ekonomi (X2) sebesar satu satuan akan menyebabkan meningkatnya Penerimaan pajak (Y) sebesar 22021.927. Analisis Korelasi Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independent ( Pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi ) dengan 9

penerimaan pajak di indonesia. Melalui analisis korelasi ini akan dicari pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent (penerimaan pajak). Tabel 5 Pedoman Interpretasi koefisien korelasi No Interval koefisien Tingkat Hubungan 1 0,000 0,199 Sangat lemah 2 0,200 0,399 Lemah 3 0,400 0,599 Cukup Kuat 4 0,600 0,799 Kuat 5 0,800 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2010:183) Analisis ini dilakukan dengan menggunakan software spss 17.0 dan diperoleh hasil analisis korelasi antara variabel independent (pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi) dengan variabel dependent (penerimaan pajak) periode 2004 2012 sebagi berikut: Tabel 6 Koefisien Korelasi Berdasarkan output tersebut dapat dilihat bahwa koefisien korelasi antara variabel independent dan dependent sebesar 0,982. Nilai 0,982 menunjukan korelasi yang terjadi antara variabel independent (pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi) dengan variabel dependent (penerimaan pajak) berada dalam kategori hubungan yang sangat kuat ( 0,80 1,00 ). Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis Secara Simultan (Uji F) Untuk mengetahui signifikan pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama-sama atas suatu variabel terikat digunakan uji F. 10

Hasil pengujian hipotesis secara simultan dengan menggunakan spss adalah sebagai berikut: Tabel 7 Uji Hipotesis Secara Simultan Berdasarkan output tersebut dapat diketahui bahwa nilai F-hitung sebesar 167,793.Adapun nilai F-tabel pada tingkat signifikansi 5% dan degree of freedom (df) sebesar k=1 dan derajat bebas penyebut (df2) sebesar n k 1 ( 9 2 1 = 16 ). Adalah sebesar 5,14. Jika kedua nilai ini dibandingkan maka nilai f hitung lebih besar dari F-tabel ( 167,793 > 5,4 x ( 9 2 1 = 6)). Dengan hasil perbandingan 167,793 > 30,84 (F-hitung > F-tabel) sehingga ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulakn bahwa secara simultan variabel independent (pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi) memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap variabel dependent (penerimaan pajak). Pengujian Hipotesis Secara Parsial Penentuan hasil pengujian (penerimaan/ penolakan H0) dapat dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel atau juga dapat dilihat dari nilai signifikansinya. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan menggunakan spss adalah sebagai berikut: Tabel 8 Uji Hipotesis Parsial Bedasarkan output tersebut dapat kita lihat nilai t-tabel yang diperoleh setiap variabel. Untuk membuat kesimpulan menerima atau menolak Ho, terlebih dahulu harus ditentukan nilai-nilai t-tabel yang akan digunakan. Nilai ini bergantung pada besarnya degree of freeedom (df) dan tingkat signifikansi yang 11

digunakan. Dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% dan nilai df sebesar n k - 1 ( 9-2 -1 = 6 ) diperoleh nilai t-tabel sebesar 2,44691. Hasil pengujian pengaruh setiap variabel independent (pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi ) terhadap variabel dependent (penerimaan pajak) di indonesia selam periode 2004 2012 adalah sebagi berikut: a) Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap Penerimaan Pajak Berdasarkan output diketahui nilai t-hitung sebesar 15,317. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel sebesar 2,44691 maka t-hitung yang diperoleh jauh lebih besar dari nilai t-tabel. Sehingga Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan perkapita berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak. b) Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap penerimaan Pajak Berdasarkan output diketahui nilai t-hitung sebesar 0,911. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel sebesar 2,44691 maka t-hitung yang diperoleh jauh lebih kecil dari nilai t-tabel. Sehingga Ho diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak. Artinya pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan pajak namun tidak berpengaruh secara signifikan. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel. Koefisien determinasi ini digunkan karena dapat menjelaskan kebaikan dari model regresi dalam variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi maka akan semakin baik pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Dengan menggunakan spss 17.0 diperoleh koefisien determinasi sebagai berikut: 12

Tabel 9 Koefisien Determinasi Dari hasil output spss tersebut dapat dilihat bahwa nilai koefisien determinasi atau R Square sebesar 0,982 atau 98,2%. PEMBAHASAN Pengaruh Pendapatan Perkapita terhadap Penerimaan Pajak Pendapatan per kapita dapat digunakan untuk membandingkan kesejahteraan atau standar hidup suatu negara dari tahun ke tahun. Dengan melakukan perbandingan seperti itu, kita dapat mengamati apakah kesejahteraan masyarakat pada suatu negara secara rata-rata telah meningkat. Pendapatan per kapita yang meningkat merupakan salah satu tanda bahwa rata-rata kesejahteraan penduduk telah meningkat. Berdasarkan analisis yang dilakukan pendapatan perkapita merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pajak. Peningkatan pendapatan perkapita akan diikuti dengan peningkatan penerimaan pajak. Bahkan berdasarkan analisis tersebut pendapatan perkapita mempengaruhi penerimaan pajak secara signifikan. Hal ini sejalan dengan peenlitian Prastyo (2011) yang menyimpulkan bahwa pendapatan perkapita mempengaruhi penerimaan pajak penghasilan secara nyata. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap penerimaan Pajak Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran dari kenaikan keadaan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan gambaran dari keadaan suatu masyarakat. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu negara maka dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi negara tersebut baik, sedangkan apabila pertumbuhan ekonomi suatu negara rendah maka itu menggambarkan keadaan ekonomi negara tersebut buruk. 13

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan pajak namun pengaruh tersebut tidak signifikan. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Purnamasari (2011) yang menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak. Pengaruh pendapatan perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penerimaan Pajak Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independent (pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi ) mempengaruhi variabel dependent ( penerimaan pajak) secara signifikan sebesar 0,982 atau dengan persentase sebesar 98,2%. Penerimaan pajak selama periode penelitian (2004 2012 ) diketahui telah dipengaruhi oleh pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi. Adapun sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang memiliki pengaruh juga terhadap penerimaan pajak. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis dapat diambil beberapa kesimpulan bahwa:a) peningkatan pendapatan perkapita akan turut meningkatkan penerimaan pajak di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa setiap peningkatan pendapatn perkapita sebesar 1% akan meningkatkan penerimaan pajak di Indonesia sebesar 22,4%.b) pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan pajak di Inonesia. c) Secara simultan dapat disimpulkan bahwa pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan pajak. Pengaruh kedua variabel ini sangat besar yakni 98,2%. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka perlu diungkapkan beberapa saran sebagai berikut ; a) disarankan kepada pihak yang terkait agar tetap mempertahankan dan meningkatkan pendapatan perkapita yang ada karena hal ini akan memberikan dampak baik untuk negara khususnya dalam hal pembangunan dan juga untuk meningkatlkan penerimaan negara dari sektor perpajakan. b) 14

pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh positif terhadap penerimaan pajak namun pengaruh tersebut tidak signifikan. Hal ini perlu juga diperhatikan, meskipun pengaruhnya tidak signifikan tetapi pertumbuhan ekonomi juga dapat meningkatkan penerimaan pajak. Sehingga bagi para pengambil kebijakan hendaknya dapat memperhatikan tingkat pertumbuhan ekonomi negara.c) Secara keseluruhan baik pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi sudah baik, namun sebaiknya lebih ditingkatkan lagi khususnya pada pendapatan perkapita sehingga lebih meningkatkan penerimaan pajak di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. (2013). Berita Resmi Statistik No. 14/02/Th. XVI, 5 Februari 2013. www.bps.go.id, diakses tanggal 10 Desember 2013. Cahyono, Eddy. (2013). Geliat Pengembangan Ekonomi Kreatif Indnesia. http://economy.okezone.com, diakses tanggal 10 Desember 2013. Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang; Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hasan, Ikbal. (2008). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta; PT. Bumi Aksara. Kurnawangsih, tri dan Anto Pracoyo.(2006). Aspek Dasar Ekonomi Makro Di Indonesia. Jakarta; Grasindo. Prastyo Nuswantara, Bangun. (2010). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) Di kota Surabaya. Skripsi. Jawa timur; UPN Veteran. Purnama Sari, Gita. (2011). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap penerimaan Pajak Indonesia. Skripsi. Bandung; Garuda Dikti. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung; Alfabeta. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung; Alfabeta. Sarizaen, Fanny Mustika. (2012). Pengaruh Penggelapan Pajak Dan Penghindaran Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (Survey pada KPP di Kanwil Jabar I). Skripsi. Bandung; Universitas Komputer Indonesia. 15