BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh penulis dan beberapa pengolahan data mengenai masalah potensi ekonomi wilayah tiga Cirebon, maka pada bab ini penulis menyimpulkan: 1. Potensi Ekonomi di wilayah tiga Cirebon (Ciayumajakuning), antara lain: a. Kota Cirebon memiliki potensi ekonomi pada sektor/subsektor pengangkutan dan komunikasi dengan seluruh subsektornya kecuali subsektor angkutan udara; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan seluruh subsektornya kecuali subsektor sewa bangunan; perdagangan, hotel, dan restoran dengan seluruh subsektornya terutama subsektor hotel; bangunan; jasa-jasa; listrik, gas, dan air bersih. b. Kabupaten Cirebon memiliki potensi pada sektor/subsektor pertanian dengan seluruh subsektornya terutama subsektor perikanan dan peternakan & hasil-hasilnya; bangunan; jasa-jasa dengan seluruh subsektornya terutama subsektor pemerintahan umum ; keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dengan seluruh subsektornya kecuali bank; pengangkutan dan komunikasi dan subsektornya angkutan jalan raya dan jasa penunjang angkutan; perdagangan, hotel, dan restoran namun subsektornya hanya subsektor restoran. c. Kabupaten Indramayu memiliki potensi ekonomi pada sektor/subsektor pertambangan dan penggalian dengan seluruh subsektornya terutama subsektor minyak dan gas bumi; dan pertanian. d. Kabupaten Majalengka memiliki potensi ekonomi pada sektor/subsektor antara lain: pertanian dengan seluruh subsektornya kecuali subsektor perikanan; jasa-jasa dengan seluruh subsektornya terutama subsektor hiburan & rekreasi dan sosial kemasyarakatan; 81
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dengan seluruh subsektornya terutama subsektor sewa bangunan ; pertambangan dan penggalian; pengangkutan dan komunikasi beserta subsektornya angkutan jalan raya dan jasa penunjang angkutan; dan bangunan. e. Kabupaten Kuningan mempunyai potensi ekonomi pada sektor/subsektor antara lain: jasa-jasa dengan seluruh subsektornya terutama subsektor sosial kemasyarakatan dan pemerintahan umum ; pertanian dengan seluruh subsektornya terutama subsektor tanaman bahan makanan, perkebunan, dan kehutanan; keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dengan seluruh subsektornya kecuali subsektor jasa perusahaan; pengangkutan dan komunikasi beserta subsektornya angkutan jalan raya dan jasa penunjang angkutan; bangunan; perdagangan, hotel, dan restoran. Dinamika keunggulan komparatif diantara wilayah dari tahun 2001 2010 mengalami fluktuatif, namun jika dilihat secara keseluruhan, kabupaten Cirebon memiliki keunggulan komparatif yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain hingga tahun 2004 akhir dan kemudian disusul oleh kabupaten Kuningan hingga tahun 2010. Pada tahun 2010 tingkat keunggulan komparatif urutan pertama adalah kabupaten Kuningan dan kota Cirebon, kemudian kabupaten Majalengka dan kabupaten Cirebon, dan diantara semua daerah tersebut hanya kabupaten Indramayu yang tidak memiliki konsentrasi yang tinggi pada keunggulan komparatifnya. Mengenai pergeseran Sektor/subsektor perekonomian di wilayah tiga Cirebon secara keseluruhan dari tahun 2001 ke tahun 2010 mengalami pergeseran dari sektor perekonomian nonbasis ke sektor perekonomian basis, hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin meningkatnya sumber ekonomi yang memiliki keunggulan komparatif di daerah tersebut, kecuali di kota Cirebon hanya satu lapangan usaha yang bergeser dari basis ke nonbasis yaitu lapangan usaha industri tanpa migas, sedangkan 4 (empat) lapangan usaha lainnya bergeser dari nonbasis ke basis antara lain yaitu 82
sektor listrik, gas, dan air bersih; subsektor restoran; subsektor jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa;. 2. Struktur keunggulan komparatif potensi perekonomian di wilayah tiga Cirebon secara keseluruhan relatif berubah pada penelitian tahun 2001 hingga tahun 2010, namun perubahan tersebut hanya pada perubahan peringkat sektor/subsektor perekonomian yang basis (dominan), bukan perubahan pada penambahan sektor/subsektor yang basis. Kecuali di kota Cirebon dan kabupaten Indramayu, terjadi perubahan struktur keunggulan komparatif yang pada tahun 2001 hanya memiliki tiga sektor peringkat teratas kemudian bertambah menjadi enam sektor pada tahun 2010 untuk kota Cirebon; dan pada tahun 2001 memiliki satu sektor peringkat teratas menjadi dua sektor pada tahun 2010 untuk kabupaten Indramayu. Tingkat perubahan struktur tersebut dapat diidentifikasi seberapa jauh perubahan tersebut terjadi dengan alat analisis spearman's rank corelation, hasil dari analisis tersebut didapatkan yaitu dari satu kota dan empat kabupaten ternyata hanya kabupaten Majalengka yang relatif cepat perubahannya dibadingkan daerah lain di wilayah tiga Cirebon dari tahun 2001 2010. 5.2 Saran Dari uraian kesimpulan di atas, penulis dapat memberikan saran yaitu: 1. Sektor/subsektor perekonomian yang dominan beserta pergeserannya di masing-masing daerah harus terus dikembangkan lebih lanjut sehin gga bisa memiliki daya saing, baik di daerah itu sendiri maupun dengan daerah lain, seperti kota Cirebon harus mengembangkan sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pengangkutan dan kominikasi; kabupaten cirebon lebih mengembangkan sektor pertanian dan sektor bangunan; kabupaten Indramayu lebih mengembangkan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri pengolahan; kabupaten Majalengka lebih mengembangkan sektor pertambangan dan penggalian, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; dan kabupaten Kuningan 83
lebih mengembangkan sektor pertanian dan sektor jasa-jasa. Pengembangan tersebut dapat diusahakan baik oleh pihak pemerintah setempat maupun pihak swasta atau dengan bekerja sama antar keduanya. 2. Struktur keunggulan komparatif pada sektor/subsektor di masing-masing daerah di wilayah tiga Cirebon menandakan bahwa peringkat teratas dari sektor/subsektor tersebut merupakan sektor perekonom ian yang memiliki peran besar dalam memajukan perekonomian daerah tersebut, sehingga pemerintah setempat atau pihak swasta dapat lebih konsentrasi dalam memanfaatkan sektor perekonomian tersebut secara efektif, seperti di kota Cirebon hendaknya lebih konsentrasi pada lapangan usaha angkutan laut, jasa penunjang angkutan, bank, angkutan rel, dan gas; di kabupaten Cire bon hendaknya lebih konsentrasi pada lapangan usaha perikanan, peternakan dan hasil-hasilnya, penggalian, tanaman perkebunan, dan jasa penunjang angkutan; di kabupaten Indram ayu hendaknya lebih konsentrasi pada lapangan usaha industri m igas, perikanan, kehutanan, angkutan jalan raya, dan tanaman bahan makanan; di kabupaten Majalengka hendaknya lebih konsentrasi pada lapangan usaha penggalian, restoran, angkutan jalan raya, tanaman bahan makanan, dan hiburan dan rekreasi; di kabupaten Kunin gan hendaknya lebih konsentrasi pada lapangan usaha penggalian, kehutanan, jasa-jasa, tanaman perkebunan, angkutan jalan raya, dan hiburan dan rekreasi. Dan tidak menutup kemungkinan pada masing-masing daerah juga pemerintah atau swasta perlu memperhatikan lapangan usaha yang lainnya secara proporsional. Perubahan pola struktur perekonomian yang relatif kecil dapat diatasi dengan membuka peluang usha baru dengan meningkatkan inovasi pada lapangan usaha yang telah maju berkembang di masing-masing daerah, sebagai contoh di kota Cirebon memiliki keunggulan pada lapangan usaha perdagangan, hotel, dan restoran, maka supaya menambah lapangan usaha baru hendaknya lapangan usaha tersebeut didukung oleh sektor jasa-jasa seperti menyediakan sarana hiburan dan rekreasi; kabupaten Cirebon yang 84
memiliki keunggulan dalam pertanian terutama perikanan dan peternakan, maka hasil-hasil dari perikanan dan peternakan tersebut bisa diolah menjadi industri makanan dalam kaleng; begitu juga kabupaten Indramayu memiliki keunggulan dalam perikanan dan kehutanan selain sektor migas, maka hasilhasil dari kehutanan terutama kayunya bisa dibuat menjadi industri kerajinan furniture; kabupaten Majalengka kurang lebih sama dengan kabupaten Kuningan yang daerahnya memiliki keunggulan perekonomian pada pertanian maka hasil-hasil dari pertanian bisa dikembangkan untuk industri kreatif dalam pengolahan makanan hasil dari pertanian tersebut. 85