NO. 26/MPP.Booklet/2013. Penanganan Hama dan Penyakit padaa Ikan Kakap Putih PENYUSUN: FAHRUR RAZI, SST

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

BUDIDAYA IKAN NILA MUHAMMAD ARIEF

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

BOOKLET PERIKANAN NO. 11/MPP.Booklet/2013. Penanganan Hama dan Penyakit pada Ikan Jelawat PENYUSUN: FAHRUR RAZI, SST

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

HAMA DAN PENYAKIT IKAN

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

PENGELOLAAN INDUK IKAN NILA. B. Sistematika Berikut adalah klasifikasi ikan nila dalam dunia taksonomi : Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata

PEMBENIHAN TERIPANG PUTIH (Holothuria scabra)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.47/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA MERAH NILASA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock)

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

Pematangan Gonad di kolam tanah

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

BUDIDAYA IKAN KAKAP PUTIH (Lates calcalifer, Bloch) DI KERAMBA JARING APUNG

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

BAB III BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) kelas benih sebar

IKAN LOU HAN (Cichlasoma sp)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODUL: PEMIJAHAN INDUK IKAN TETRA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

KHAIRUL MUKMIN LUBIS IK 13

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

TEKNIK SELEKSI BIJI PEPAYA

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mudjiman (2008), menyatakan bahwa Moina sp merupakan kelompok udang renik

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Ikan nila merah Oreochromis sp.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

MODUL: PEMELIHARAAN INDUK

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 12/PERMEN-KP/2015 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. strain baru ikan maskoki yang tersebar di seluruh dunia (Lingga dan Susanto

VI. BUDIDAYA KODOK (AMPHIBIA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

BUDIDAYA IKAN JILID 1

genus Barbodes, sedangkan ikan lalawak sungai dan kolam termasuk ke dalam species Barbodes ballaroides. Susunan kromosom ikan lalawak jengkol berbeda

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

Transkripsi:

BOOKLET PERIKANAN NO. 26/MPP.Booklet/2013 Penanganan Hama dan Penyakit padaa Ikan Kakap Putih PENYUSUN: FAHRUR RAZI, SST 0

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan berkat dan rahmat-nya penyusunan materi penyuluhan dalam bentuk booklet Penanganan Hama dan Penyakit pada Ikan Kakap Putih dapat diselesaikan. Booklet ini disusun dengan tujuan untuk dijadikan sebagai bahan kajian/masukan/informasi dalam kegiatan usaha perikanan para pembudidaya ikan dan sebagai referensi bagi Penyuluh Perikanan dalam pelaksanaan tugasnya di lapangan. Sangat disadari, substansi penulisan masih sangat jauh dari yang diharapkan; kemampuan pengemasan dan akurasi data, masih belum sempurna; data-data yang disajikan dalam tulisan ini terdiri dari data sekunder diperoleh dari buku-buku, laporan dan internet yang berhubungan dengan topik yang diangkat; penulisan kembali beberapa brosur perikanan dan merubahnya dalam bentuk booklet; guna dapat dibaca kembali dan disebarkan informasinya lebih luas. Dari semua keterbatasan tersebut serta dukungan penuh semua pihak booklet ini dapat hadir. Karenanya, umpan balik dan masukan guna memperkaya buku kecil ini, sangat diharapkan. Semoga booklet ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan. Jakarta, Maret 2013 Penyusun, Fahrur Razi, SST Penyuluh Perikanan Pertama 1

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR --------------------------------------------------------------------------------------- 1 DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------- 2 I. PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------------------- 3 II. DESKRIPSI --------------------------------------------------------------------------------------------- 4 2.1. Klasifikasi ---------------------------------------------------------------------------------------- 4 2.2. Morfologi --------------------------------------------------------------------------------------- 4 2.3. Habitat dan Penyebaran --------------------------------------------------------------------- 5 III. TEKNIK PEMIJAHAN -------------------------------------------------------------------------------- 6 3.1 Pemilihan Induk -------------------------------------------------------------------------------- 6 3.2. Teknik Pemijahan ----------------------------------------------------------------------------- 6 3.3. Pembesara -------------------------------------------------------------------------------------- 7 IV. PENYAKIT DAN PENANGGULANGAN ------------------------------------------------------------ 8 4.1. Jenis-jenis Penyakit --------------------------------------------------------------------------- 8 4.2. Cara Pengobatan ------------------------------------------------------------------------------ 10 DAFTAR PUSTAKA --------------------------------------------------------------------------------------- 12 2

I. PENDAHULUAN Krisis moneter dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 telah membuktikan bahwa sector perikanan mempunyai daya tahan yang relatif lebih tinggi dibanding sektor lain, Kenyataan lain menunjukan bahwa permintaan dunia terhadap produk produk perikanan dan hasil olahannya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.. Sebagai upaya mendukung keberhasilan dimaksud, pengembangan teknologi pembenihan merupakan kegiatan strategis mengingat besarnya target yang dibebankan pada usaha budidaya. Teknologi budidaya komoditas perikanan laut yang bernilai ekonomi tinggi sejak tahun 1996 dan, sejak tahun 1988 telah berhasil melakukan pembenihan ikan Kakap Putih ( Lates calcarifer Bloch) secara massal. Rangkaian teknologi yang telah dihasilkan dan siap di masyarakatkan meliputy teknologi pemeliharaan induk dan pematangan gonad, pemijahan dan pemeliharaan larva sampai menjadi benih, serta teknologi - teknologi pendukungnya meliputi kultur pakan alami dan teknologi penanggulangan hama dan penyakit.dalam buku ini disajikan berbagai macam informasi yang berkaitan dengan teknologi penanggulangan hama dan penyakit. 3

II. DESKRIPSI 2.1 Klasifikasi Klasifikasi dari ikan Kakap Putih secara rinci adalah sebagai berikut : Fillum : Chordata Sub Fillum : Vertebrata Kelas Pisces Sub Kelas : Teleostomi Ordo : Percomorphi Famili : centropomidae Genus : Lates Species : Lates calcarifer, Bloch 2.2 Morfologi Adapun beberapa ciri-ciri khusus yang dapat kita lihat secara kasat mata yang terdapat pada ikan Kakap Putih adalah : Badan memajang, gepeng, batang sirip ekor lebar, kepala lancip dengan bagian atas cekung i cembung didepan sirip punggung. Mulut lebar, gigi halus dan bagian bawah preoporculum berduri kuat. Operculum mempunyai duri kecil, cuping bergerigi diatas pangkal gurat sisi.. Sirip punggung berjari- jari keras 7 9 dan 10 11 jari jari lemah. Sirip dada pendek dan membulat. Sirip punggung dan sirip dubur mempunyai lapisan bersisik. Sirip dubur bullat,berjari keras 3dan berjari lemah 7 8. Sirip ekor bulat. Sisik bertype sisir besar. Tubuh berwarna dua tingkatan yaitu kecoklatan dengan bagian sisik dan perut berwarna keperakan untuk ikan yang hidup dilaut dan coklat keemasan pada ikan yang ada dilingkungan tawar. Ikan dewasa berwarna kehijauan atau keabu abuan pada bagian atas dan keperakan pada bagian bawah. 4

. Gambar 1.Ikan Kakap Putih 2.3 Daur Hidup dan Penyebarannya Ikan Kakap putih selama kurang lebih 2-3 tahun.hidup diperairan tawar seperti sungai dan danau yang berhubungan dengan laut dengan ukuran 3 5 kg. Ikan dewasa yang berumur 3 4 tahun beruaya kemuara sungai, danau atau laguna yang mempunyai salinitas 30 32 permil untuk pematangan kelamin, kemudian memijah ( Grey, 1987 ). Pergerakan kearea pemijahan biasanya terjadi pada akhir musim panas dan pemijahan terjadi pada awal musim penghujan.pemijahan pada musim penghujan terjadi karena salinitas dan suhu merupakan salah satu factor penting yang mempengaruhi siklus pemijahan.bila musim hujan terlambat kemungkinan musim pemijahan juga terlambat.biasanya ikan Kakap Putih memijah pada permulaan bulan gelap atau bulan penuh mulai pukul enam sore sampai delapan malam bersamaan dengan datangnya air pasang. 5

III. TEKNIK PEMBENIHAN 3.1. Penyedian Induk Keberhasilan dalam pembiakan ikan terutama tergantung pada ketersediaan induk matang telur dengan mutu yang baik, yang mampuh menghasilkan ikan yang cepat tumbuh dengan tingkat kelulushidupan yang tinggi. Biasanya dibutuhkan 3 4 tahun bagi unit pembenihan untuk mempunyai stock dalam jumlah yang cukup untuk pengoperasiannya. Induk induk dapat diperoleh baik dengan cara menangkapnya dari alam atau memeliharanya dari ukuran benih tebar didalam kolam atau Karamba Jaring Apung. 3.2. Pemijahan Induk ikan kakap putih dapat dirangsang untuk memijah dilingkungan pemeliharaan dengan rangsangan hormon, manipulasi lingkungan atau mijah secara alami.sebulan sebelum musim pemijahan induk induk ikan dipindahkan kedalam bak pemijahan dengan kepadatan 2 5 kg / m 3 dan perbandingan jantan betina 1 : 1 ( kg ). Induk induk yang akan dipijahkan biasanya dipilih dengan criteria : - Aktif bergerak - Sirip dan sisik lengkap - Tubuh tidak cacat - Bebas dari penyakit /parasit. - Lebih disukai ukuran jantan dan betina yang sama - Berat : 3,5 7 kg betina 2,5 7 kg jantan. Untuk menjaga mutu air di bak pemijahan, perlu dilakukan pergantian air.biasanya 200 % volume air diganti setiap hari.salinitas air dijaga pada kisaran 30 32 0 / 00. Namun demikian untuk menjamin agar air dibak pemijahan tetap bermutu baik, akan lebih baik bila dilakukan pengailiran air terus menerus sehingga selam satu hari total pergantian mencapai 200 300 %. 6

3.3. Panen dan Perawatan Telur Panen telur dilakukan dengan sistim air mengalir, telur yang dibawah oleh air disaring dengan jarring halus atau plankton net yang berukuran mata jarring 200 mikron yang dipasang pada bak panen telur. Telur yang sudah ditampung di bak panen dipindahkan kedalam akuarium, kemudian kotoran dan telur yang telur tidak dibuahi yang mengendap didasar akuarium dibuang dengan cara menyipon kotoran tersebut dengan selang plastik. Telur yang dibuahi dan telah dibersihkan kemudian diteteskan kedalam bak penetesan dengan kepadatan 200 telur /L atau langsung diteteskan dalam bak pemeliharaan larva dengan kepadatan 80 100 telur/l.pada suhu 26 28 0 C telur akan menetas dalam waktu 11 18 jam. 7

IV. PENYAKIT DAN PENANGGULANGANNYA 4.1. Jenis-Jenis Penyakit Penyakit yang sering menyerang ikan Kakap Putih beserta penanggulangannya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Jenis Penyakit dan Penyebabnya No Nama Penyakit Penyebab 1. Bintik Putih (Parasit) 2. Penyakit Gatal (Parasit) Penyebabnya adalah protozoa Ichthiopthirius multifiliis. Faktor pendukung penyebab penyakit ini adalah: - kualitas air yang buruk, - suhu yang terlalu rendah, - pakan yang buruk, - dan kontaminasi ikan lain yang sudah terkena penyakit bintik putih. Penularan penyakit ini dapat melalui air dan kontak langsung antar ikan. Penyakit yang sering menyerang benih arwana ini disebabkan oleh Trichodina sp. bagian tubuh yang diserang adalah kulit, sirip, dan insang. 3 Penducle (Bakteri) Penyakit ini sering disebut dengan penyakit air dingin ( cold water descareases) yang bisa terjadi pada suhu 16 0 C. penyebabnya adalah bakteri Flexbacter psychropahila yang berukuran sekitar 6 mikron. 8

Tabel 2. Jenis Penyakit dan Gejala Serangan No Nama Penyakit Gejala Serangan 1. Bintik Putih Bagian tubuh ikan yang diserang adalah sel lendir, sisik, dan lapisan insang. Ikan yang terserang penyakit ini tampak sulit bernafas, sering menggosok-gosokkan tubuhnya kedinding wadah, munculnya bintik putih pada insang dan sirip, lapisan lendir rusak, dan terjadi pendarahan pada sirip dan insang. 2. Penyakit Gatal Serangan penyakit gatal ditandai dengan gerakan ikan yang lemah dan sering menggosok-gosokkan tubuhnya kebenda keras dan dinding wadah pemeliharaan. 3. Penducle Ikan arwana yang terserang penyakit penducle tampak lemah, tidak mempunyai nafsu makan, muncul borok atau nekrosa pada kulit secara perlahan. 9

4.2. Cara Pengobatan Untuk mengetahui cara pengobatan ikan Kakap Putih yang terserang penyakit lihat pada Tabel dibawah : Tabel 3. Pengobatan Penyakit dengan Bahan Kimia No Nama Penyakit Pengobatan dengan Bahan Kimia 1. Bintik putih Direndam dalam larutan garam dapur dengan dosis 1-3 gram/100 cc air selama 5-10 menit. Methylene Blue (MB 1%) sebanyak 1 gram dilarutkan dalam 100 cc air. Ambil 2-4 cc larutan tersebut dan encerkan kembali didalam 4 liter air. ikan yang sakit selanjutnya direndam didalam larutan tersebut selama 24 jam. Perendaman dilakukan 3-5 kali dengan selang waktu 1 hari. 2. Gatal Ikan yang sakit diobati dengan cara merendamnya di dalam larutan formalin 150-200 ml/m 3 air atau 150-200 ppm selama 15 menit. Direndam dalam larutan Malacyte Green Oxalate (MGO) dengan dosis 19 gram/m 3 air selama 24 jam. 3. Penducle Merendam ikan yang sakit di dalam Oxytetracycline (OTC) 10 ppm selama 30 menit (100 mg/l). Pakan dicampur dengan Sulfixazole. Sebanyak 100 mg/1 kg berat ikan. Pencampuran dilakukan dengan cara mengencerkan Sulfixazole tersebut dalam 15 cc air dan menyemprotkannya ke pakan. Kemudian diberikan selama 10-20 hari. 10

Tabel 4. Pengobatan Penyakit dengan Bahan Alami No Nama Penyakit Pengobatan dengan Bahan Alami 1. Bintik putih Dapat diberikan ekstrak sambang darah. Dengan dosis yang digunakan sebanyak 0,5 ml/5 liter air. ikan yang terserang penyakit direndam setiap hari selama 30-60 menit, sampai ikan benar-benar sembuh. 2. Gatal Dapat diberikan ekstrak daun sambiloto, dengan dosis yang digunakan yaitu 0,2 ml daun sambiloto untuk 2 liter air. Ikan yang terserang penyakit direndam selama 15-30 menit. 3. Penducle Ikan yang terkena penyakit ini dapat diberikan ekstrak dari kunyit dengan dosis 1 ml/1 liter air dan direndam selama 15 menit. 11

DAFTAR PUSTAKA Kurniastutydan julinasari Dewi. 1999. Hama dan Penyakit Budidaya Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) di Karamba Jaring Apung. Notowinarto dan Hanum Santoso. Teknik Pemijahan Kakap Putih ( Lates calcarifer Bloch) Dengan Rangsangan Hormonal. Infish Manual Seri No. 26. 1991.Dirjenkan. Lingga, Pinus dan Heru Susanto.Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta : 2001 Susanti, P. dan A. Rukyani, 1989. Pengendalian Penyakit Dalam Kurungan Apung Di Laut. Makalah Temu Tugas Pemanfaatan Sumber Daya Hayati Lautan Bagi Budidaya. Serang 23 24 Mei 1989. 12

CATATAN :... 13

...... 14

15