ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

dokumen-dokumen yang mirip
DESKRIPSI KESALAHAN SISWA DALAM MENERJEMAHKAN SOAL CERITA KEDALAM MODEL MATEMATIKA DAN PENYELESAIANNYA PADA POKOK BAHASAN SPLDV

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL (ANALYSIS OF STUDENT ERRORS TO SOLVE NARATIVE QUESTIONS SOCIAL ARITMATHIC)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA BERBAHASA INGGRIS PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL

ANALISIS KESALAHAN KONSEP MATEMATIKA DALAM PENYELESAIAN SOAL CERITA PADA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN DI KELAS IV SDN LAWANG 05 SKRIPSI

TINJAUAN PUSTAKA. keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi lingkungannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan. ukur dari keberhasilan penyelengaraan pendidikan.

Listia Rahmania 1, Ana Rahmawati 2. Kata Kunci: Analisis Kesalahan, Soal Cerita, Persamaan Linier Satu Variabel.

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA KELAS VII SMP NEGERI 7 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar yang diberikan sejak pendidikan

HASIL ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA MATERI RELASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar yang ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk menggapai hasil

KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. bersikap kritis, berinisiatif, unggul, dan kompetitif selain menguasai ilmu

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SPLDV BERDASARKAN LANGKAH PENYELESAIAN POLYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk mengembangkan cara berfikir. Sehingga matematika sangat diperlukan baik

BAB II KAJIAN TEORI. serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri dan

STRATEGI PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SPLDV SISWA KELAS VIII DI SMP KRISTEN 2 SALATIGA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

Kiki Yuni Astuty 1, Pradnyo Wijayanti 2

LEMBAR PERSETUJUAN JURNAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAKAN SOAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEGI DAN PERSEGIPANJANG BERDASARKAN TAKSONOMI SOLO PLUS PADA KELAS VII

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pola dan struktur, perubahan dan ruang. Secara informal matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang dinyatakan dalam kalimat-kalimat bentuk cerita yang perlu. rangkaian kalimat sederhana dan bermakna.

Disusun untuk memenuhi syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika. Oleh YULIANA ISMAWATI JURNAL

BAB II KAJIAN TEORETIS. Soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA. Sesuai dengan pertanyaan peneliti diatas, maka data yang dianalisis dalam

BAB III METODE PENELITIAN

DESKRIPSI KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR JURNAL OLEH SITI NURJANNAH NIM

BAB I PENDAHULUAN. untuk meraih perbaikan, perubahan dan kemajuan. Manusia dalam skala individu,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan di setiap negara sangatlah berbeda-beda. Seperti perkembangan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang yang mencakup

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Maju mundurnya suatu

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA PEMBELAJARAN PROBLEM POSING BERKELOMPOK

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DIKELAS VII SMP NEGERI 2 LIMBOTO JURNAL OLEH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Dalam kehidupan sehari-hari, matematika juga

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat pentingnya ilmu matematika dalam kehidupan, Al Quran telah

BAB III METODE PENELITIAN. penalaran adaptif siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode deskriptif adalah suatu penggambaran atau penjelasan terhadap suatu

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 7 SALATIGA

Kata Kunci: pemecahan masalah, masalah nonrutin, kesalahan siswa.

ABSTRAK. Kata Kunci: Kesalahan Siswa, Menyelesaikan Soal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yaitu bahwa obyek matematika tidaklah konkrit tetapi abstrak. 1 Mengenai obyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Matematika merupakan salah satu ilmu yang mempunyai peran sangat sentral dalam membentuk pola pikir siswa,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PROSIDING ISBN :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal berkaitan dengan

ANALISIS KESALAHAN MATEMATIKA SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA SLB. Edi Prajitno Jurdik Matematika FMIPA UNY. Abstrak

JURNAL. Disusun untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan. Oleh FEBRIANI KRISTINA LANUWU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PEMBELAJARAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELAUI MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY. Oleh Yuhasriati 1 Nanda Diana 2

BAB II ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Anggraini Gandung Sugita Program Studi Pendidikan MatematikanUniversitas Tadulako Nia Kurniadin SMP Al-Azhar Palu. Abstrak

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL SISTEM PERSAMAAN LINEAR PESERTA DIDIK SMK ANTARTIKA 1 SIDOARJO

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TUTOR SEBAYA PADA MATERI HIMPUNAN DI KELAS VII-G SMPN 1 SEMANDING KAB. TUBAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Masalah Matematika. Masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

Pengembangan Media Pembelajaran Dalam Penentuan Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG CAMPURAN KELAS II DI SDN PUCANGANOM SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan kurikulum yang sedang berlangsung sekarang merupakan salah satu

P 9 Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Persamaan Linear Satu Variabel Di SMP Kelas Vii

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB 1 PENDAHULUAN. makmur, senantiasa melaksanakan pembangunan disegala bidang. Pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

Arif Priyanto et al., Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terpadu kota Bengkulu yang menjadi sampel adalah kelas VII B dan VII C.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, ditambah

JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BERBENTUK SOAL CERITA DITINJAU DARI GENDER

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PECAHAN DALAM BENTUK CERITA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PALOPO

ANALISIS KESULITAN SISWA SMK CITRA MEDIKA SUKOHARJO DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK AKAR DAN ALTERNATIF PEMECAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. pada tingkat perguruan tinggi, termasuk juga ditingkat menengah pertama. Dalam

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA

JURNAL MATEMATIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2013 VOLUME 1, NO. 1. ISSN ABSTRAK

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi Operasi Hitung Campuran (Perkalian dan Pembagian) di Kelas II SDN Ngaban

Transkripsi:

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL Aris Arya Wijaya 1, Masriyah 2 Jurusan Matematika, FMIPA, Unesa Email: arisarya99@gmail.com 1, masriyah_djalil@yahoo.com 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan letak dan jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel serta untuk mengetahui faktor penyebab kesalahannya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian diambil sebanyak tiga orang siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan wawancara. Analisis data dilakukan dengan reduksi, penyajian, dan penyimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa letak kesalahan siswa yaitu kesalahan dalam menentukan apa yang diketahui, membuat model matematika, menyelesaikan model matematika, dan jawaban akhir. Jenis kesalahan yang dilakukan siswa yaitu kesalahan konsep, prinsip dan opersi. Faktor penyebab kesalahan yaitu tidak mampu menerjemahkan kalimat soal ke dalam kalimat matematika; lemah tentang konsep variabel, metode substitusi; lemah dalam menentukan hasil perhitungan. Keywords: kesalahan, soal cerita 1 PENDAHULUAN Soal cerita penting untuk diberikan kepada siswa guna melatih siswa dalam menyelesaikan masalah. Namun sayangnya, banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita. -kesalahan dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yaitu kesalahan memahami soal, kesalahan melakukan komputasi, dan kesalahan menginterpretasikan jawaban model matematika (Rahardjo dan Astuti, 2011:14). Salah satu strategi untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yaitu bisa dengan menerapkan strategi pemecahan masalah yang disusun oleh Polya. Strategi pemecahan masalah yang disusn oleh Polya yaitu memahami masalah, membuat rencana penyelesaian, menyelesaikan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) merupakan materi pelajaran matematika di kelas VIII SMP semester I. Permasalahan yang terkait dengan materi ini pada umumnya adalah aritmatika sosial yang disajikan dalam bentuk soal cerita. Berdasarkan hal ini, maka dapat diduga bahwa banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel. -kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel dapat memengaruhi hasil belajar siswa pada materi ini. Dengan kata lain, terdapat hubunagn antara banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal dengan hasil belajar siswa. Salah satu fakta yang dapat menunjukan hubungan ini yairu hasil wawancara yang telah dilakukan penulis dengan salah satu guru matematika di SMPN 3 Waru pada tanggal 8 November 2012, yaitu tentang hasil belajar siswanya pada materi sistem persamaan linear dua varibael pada tahun ajaran 2011/2012, yaitu sebagai 1) Nilai rata-rata ulangan siswa hanya 60 padahal Kriteria Ketuntasan Minimalnya yaitu 70. 2) Siswa yang tuntas belajar sekitar 30% dari setiap kelasnya. 3) Rendahnya hasil belajar siswa pada materi ini karena banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam melakukan perhitungan dan tidak memahami metode eliminasi dengan baik. Melihat dari informasi di atas, maka harus dilakukan suatu upaya untuk memperbaiki hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 3 Waru. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel yang ditinjau dari aspek: memahami soal, membuat model matematika, menyelesaikan model matematika, dan menyatakan jawaban akhir soal. Analisis ini dibutuhkan agar letak, jenis dan penyebab kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel dapat diketahui dengan jelas. Dengan mengetahui hal ini, maka guru dapat mengetahui apa yang dibutuhkan siswa untuk

meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel. Selain itu, kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar selanjutnya. 2 KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Soal Cerita Matematika Soal cerita matematika merupakan soal yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dicari penyelesaiannya menggunakan kalimat matematika yang memuat bilangan, operasi hitung, dan relasi (=, <, >,, ) (Rahardjo dan Astuti, 2011:8). Seadangkan menurut Atim (2008), soal cerita merupakan permasalahan yang dinyatakan dalam bentuk kalimat bermakna dan mudah dipahami. Berdasarkan dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa soal cerita matematika merupakan soal yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang diungkapkan dalam bentuk kalimat bermakna. 2.2 Langkah-langkah Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berikut ini disajikan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal cerita matematika menurut beberapa ahli. Soedjadi (2000) menyusun langkah-langkah dalam menyelesaikan soal cerita matematika, yaitu sebagai a. Membaca soal cerita dengan cermat untuk memahami makna tiap kalimat. b. Memisahkan dan mengungkapkan, apa yang ditanyakan oleh soal, pengerjaan hitung apa yang diperlukan. c. Membuat model d. Menyelesaikan model e. Mengembalikan jawaban model matematika kepada jawaban soal aslinya. Adinawan dan Sugijono (2008) menyarankan langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan soal matematika yang berbentuk cerita, yaitu sebagai a. Membuat diagram, khususnya soal matematika yang berhubungan dengan geometri. b. Mengubah kalimat soal menjadi kalimat c. Menyelesaikan kalimat Sedangkan Nuharini dan Tri (2008) menyusun langkah-langkah menyelesaikan soal cerita matematika, khusus pada materi sistem persamaan linear dua variabel, yaitu sebagai a. Mengubah kalimat soal menjadi kalimat b. Menyelesaikan kalimat c. Menggunakan penyelesaaian yang diperoleh pada langkah ke-2) untuk menjawab pertanyaan pada soal cerita. Nugroho dan Lisda (2009) menyusun langkah-langkah penyelesaian soal cerita materi yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel, yaitu sebagai a. Membuat model matematika b. Mencari himpunan penyelesaian Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli yang telah disebutkan di atas terkait dengan langkah-langkah dalam menyelesaikan soal cerita, maka penulis berpendapat bahwa mengubah kalimat soal menjadi kalimat (model) matematika merupakan bagian terpenting dari langkah-langkah lannya. Walaupun, tidak ada jaminan bahwa jika model matematika yang dibuat benar maka jawaban dari pertanyaan soal aslinya juga benar. Tetapi paling tidak langkah ini sudah mengarah pada jawaban yang benar. Adapun dalam penelitian ini, langkahlangkah menyelesaikan soal cerita, khususnya yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel adalah sebagai a. Memahami soal, meliputi: 1) Menentukan apa yang diketahui dalam soal dan 2) Menentukan apa yang ditanyakan dalam soal. b. Membuat model c. Menyelesaikan model d. Menentukan jawaban akhir soal. 2.3 Analisis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Analisis adalah suatu upaya penyelidikan untuk melihat, mengamati, mengetahui, menemukan, memahami, menelaah, mengklasifikasi, dan mendalami serta menginterpretasikan fenomena yang ada (Atim, 2008:6). adalah penyimpangan dari yang benar atau penyimpangan dari yang telah ditetapkan sebelumnya (Kamarullah, 2005:25). Rosyidi (2005) mendefinisikan kesalahan sebagai suatu bentuk penyimpangan terhadap hal yang dianggap benar

atau prosedur yang ditetapkan sebelumnya. Sementara itu, menurut Kurniasari (2007), kesalahan merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap hal yang benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya, atau penyimpangan dari suatu yang diharapkan. Berdasarkan dari pendapat Kamarullah, Rosyidi dan Kurniasari maka dapat disimpulkan bahwa kesalahan merupakan suatu bentuk penyimpangan terhadap hal yang dianggap benar atau penyimpangan terhadap sesuatu yang telah ditetapkan/disepakati sebelumnya. -kesalahan yang dialami siswa dalam mengerjakan soal cerita secara mekanik meliputi kesalahan memahami soal, kesalahan membuat model matematika, kesalahan melakukan komputasi, dan kesalahan menginterpretasikan jawaban kalimat matematika (Rahardjo dan Astuti, 2011: 14). Letak kesalahan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai bagian dari penyelesaian soal yang terjadi penyimpangan, yaitu sebagai a. dalam memahami soal meliputi, 1) menentukan apa yang diketahui dari soal. Siswa dikategorikan melakukan kesalahan ini, jika siswa: a) tidak menuliskan apa yang diketahui, b) tidak lengkap menuliskan apa yang diketahui, atau c) salah menuliskan apa yang diketahui. 2) menentukan apa yang ditanyakan dalam soal. ini, jika siswa: a) tidak menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal, b) tidak lengkap menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal, atau c) salah dalam menuliskan apa yang ditanyakan dalam soal. b. membuat model matematika ini, jika siswa: 1) tidak menulis pemisalan variabel yang dipakai pada pembuatan model, 2) tidak lengkap menulis pemisalan variabel yang dipakai pada pembuatan model, 3) salah dalam menulis pemisalan variabel yang dipakai pada pembuatan model, 4) tidak menuliskan model matematika, atau 5) model matematika yang dibuat tidak sesuai dengan pemahaman soal. c. menyelesaikan model matematika ini, jika: 1) tidak menggunakan aturan matematika dalam menyelesaikan model, 2) salah dalam menggunakan aturan-aturan matematika, 3) tidak menyelesaikan model matematika yang dibuat, atau 4) salah dalam menyelesaikan model matematika yang dibuat. d. dalam menyatakan jawaban akhir soal ini, jika: 1) tidak menuliskan jawaban akhir soal, 2) tidak lengkap menuliskan jawaban akhir soal, atau 3) salah dalam menuliskan jawaban akhir soal. Jenis kesalahan merupakan kesalahan yang berkaitan demgan objek matematika yaitu konsep, operasi, dan prinsip, yaitu sebagai a. Indikator kesalahan konsep konsep yaitu kesalahan yang dibuat siswa dalam menggunakan konsepkonsep yang terkait dengan materi, sebagai 1) Salah dalam memahami makna soal. 2) Salah dalam menerjemahkan soal ke dalam model 3) Salah tentang konsep variabel yang digunakan untuk membuat model 4) Salah konsep b. Indikator kesalahan prinsip prinsip yaitu kesalahan dalam menggunakan aturan-aturan atau rumus-rumus matematika atau salah dalam menggunakan prinsip-prinsip yang terkait dengan materi, seperti salah dalam penarikan kesimpulan dalam menentukan jawab akhir soal. c. Indikator kesalahan operasi operasi yaitu kesalahan dalam melakukan operasi atau perhitungan. Indikatornya yaitu siswa tidak dapat menggunakan aturan operasi atau perhitungan dengan benar. Soewarsono (dalam Rosyidi, 2005:22) mengklasifikasikan faktor penyebab kesulitan siswa belajar matematika dari faktor kognitif dan nonkognitif. Faktor kognitif, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kemampuan intelektual dan cara siswa memproses dan mencerna materi matematika dalam pikirannya. Faktor nonkognitif,

meliputi sikap, kepribadian, emosional, cara belajar, suasana rumah dan lain-lain. Dengan demikian penyebab kesalahanpun dapat berasal dari dalam diri maupun dari luar diri siswa. Selanjutnya faktor penyebab kesalahan dalam penelitian ini ditinjau dari aspek kognitif siswa yaitu penguasaan siswa terhadap objek matematika yang berkaitan dengan materi soal cerita yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel. 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian sebanyak tiga orang siswa. Subjek penelitian 1 dikodekan dengan SP-1, subjek penelitian 2 dikodekan dengan SP-2, dan subjek penelitian 3 dikodekan dengan SP-3. Pemilihan ketiga subjek didasarkan pada hasil tes tulis. Ketiga subjek penelitian ini merupakan siswa yang terbanyak melakukan kesalahan, paling beragam variasi letak, jenis dan penyebab kesalahan, dan komunikatif. Instrumen dalam penelitian ini, yaitu soal tes dan pedoman wawancara. Metode tes dan wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnta, data yang dipeoleh baik data hasil maupun hasil wawancara dianalisis. Teknik menganalis data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap reduksi data, tahap penyajian data dan tahap penarikan simpulan. Soal yang diujikan pada siswa sebanyak tiga soal. Soal no.1 digunakan untuk menganalis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel jika pada model matematikanya koefisien variabelnya bertanda sama. Soal no.2 digunakan untuk menganalis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel jika pada model matematikanya salah satu koefisien variabelnya berbeda tanda. Soal no.3 digunakan untuk menganalis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yang terkait dengan sistem persamaan linear dua variabel jika pada model matematikanya kedua koefisien variabelnya berbeda tanda. 4 TEKNIK ANALISIS DATA 4.1 Analisis Data Kuantitatif Pendekatan kuantitatif digunakan sebagai dasar menghitung banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh siswa. Selanjutnya berdasarkan hasil tes ditentukan siswa yang menjadi subjek penelitian. Pemeriksaaan terhadap jawaban siswa dilakukan berdasarkan langkah-langkah penyelesaian soal. Langkah-langkah tersebut adalah: menuliskan apa yang diketahui (L1), menuliskan apa yang ditanyakan (L2), membuat model matematika (L3), menyelesaikan model matematika (L4), dan menyatakan jawaban akhir soal (L5). Dalam menentukan kesalahan siswa pada setiap langkah, peneliti berpandu pada apa yang telah diuraikan pada kajian teori dan alternatif penyelesaian soal tes. Siswa yang melakukan kesalahan pada suatu langkah akan diberi tanda 1 dan benar diberi tanda 0. Hal ini untuk mempermudah dalam rerkapitulasi banyaknya kesalahan yang dilakukan siswa untuk setiap nomor soal. Analisis data dari kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel didasarkan pada hasil pekerjaan siswa yang dilakukan dengan cara menganalisis pekerjaan siswa untuk semua butir soal tes. 4.2 Analisis Data Kualitatif Analisis data difokuskan pada analisis jawaban subjek penelitian dalam menyelesaikan soal tes dan dipadukan dengan hasil wawancara, guna menelusuri letak dan jenis kesalahan siswa serta faktor penyebab terjadinya kesalahan. Analisis ini dilakukan secara terurut mulai dari SP-1, SP-2 dan SP-3 untuk semua soal. 5 PEMBAHASAN HASIL 5.1 Analisis untuk SP-1 Berdasarkan data yang ada pada lembar jawaban SP-1, banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh SP-1 dapat dilihat pada tabel 5.1 Tabel 5.1: Rekapitulasi SP-1 No. Langkah Penyelesaian Soal L1 L2 L3 L4 L5 Jumlah 1 1 0 1 1 1 4 2 0 0 1 1 1 3 3 0 0 1 1 1 3 Total 10 Tabel 5.1 di atas menunjukan banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh SP-1. Data yang ada pada Tabel 5.1 belum cukup untuk menunjukan letak kesalahan, jenis kesalahan dan faktor penyebab kesalahan SP-1 dalam menyelesaikan soal tes. Untuk itu, diperlukan suatu langkah lagi yaitu melakukan triangulasi data hasil tes dengan

menggunakan metode wawancara. Jenis triangulasi dalam penelitian ini merupakan triangulasi sumber data. Berdasarkan data hasil tes dan data hasil triangulasi maka diperoleh simpulan tentang letak kesalahan, jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh SP-1 dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel. Hasilnya dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 5.2 tentang rangkuman hasil analisis kesalahan untuk SP-1. Tabel 5.2: Rangkuman Hasil Analisiss untuk SP-1 No. Soa l Letak Jenis Penyebab 1 a. K1 b. K2 2 a. K2 3 a. K2 b. Konsep c. Prinsip d. Operasi c. Tidak mampu menerjemahkan kalimat soal ke dalam kalimat matematika Keterangan: K1 : kesalahan dalam memahami soal K2 : kesalahan dalam membuat model matematika K3 : kesalahan dalam menyelesaikan model matematika K4 : kesalahan dalam menyatakan jawaban akhir soal 5.2 Analisis SP-2 Berdasarkan data yang ada pada lembar jawaban SP-2, banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh SP-2 dapat dilihat dari tabel 5.3 Tabel 5.3: Rekapitulasi SP-2 No. Langkah Penyelesaian Soal L1 L2 L3 L4 L5 Jumlah 1 1 0 1 0 0 2 2 1 0 1 1 1 4 3 1 0 1 1 1 4 Total 10 Tabel 5.3 di atas menunjukan banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh SP-2. Data yang ada pada Tabel 5.3 belum cukup untuk menunjukan letak kesalahan, jenis kesalahan dan faktor penyebab kesalahan SP-2 dalam menyelesaikan soal tes. Untuk itu, diperlukan suatu langkah lagi yaitu melakukan triangulasi data hasil tes dengan menggunakan metode wawancara. Jenis triangulasi dalam penelitian ini merupakan triangulasi sumber data. Berdasarkan data hasil tes dan data hasil triangulasi maka diperoleh simpulan tentang letak kesalahan, jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh SP-2 dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel. Hasilnya dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 5.4 tentang rangkuman hasil analisis kesalahan untuk SP-2. Tabel 5.4: Rangkuman Hasil Analisiss untuk SP-2 No. Letak Jenis Penyebab Soal 1 a. K1 konsep variabel. 2 a. K3 b. K4 3 a. K2 konsep variabel. b. Tidak menguasai perhitungan. c. Tidak paham tentang metode konsep variabel. b. Lemah tentang persamaan yang ekuivalen. c. Lemah dalam melakukan pengurangan d. Tidak paham tentang metode Keterangan: K1 : kesalahan dalam memahami soal K2 : kesalahan dalam membuat model matematika K3 : kesalahan dalam menyelesaikan model matematika K4 : kesalahan dalam menyatakan jawaban akhir soal 5.3 Analisis SP-3 Berdasarkan data yang ada pada lembar jawaban SP-3, banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh SP-3 dapat dilihat dari tabel 5.5 Tabel 5.5: Rekapitulasi SP-1 No. Langkah Penyelesaian Soal L1 L2 L3 L4 L5 Jumlah 1 1 0 1 0 0 2 2 0 0 1 1 1 3 3 1 0 1 1 1 4 Total 9 Tabel 5.5 di atas menunjukan banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh SP-3. Data yang ada pada Tabel 5.5 belum cukup untuk menunjukan letak kesalahan, jenis kesalahan dan faktor penyebab kesalahan SP-3 dalam menyelesaikan

soal tes. Untuk itu, diperlukan suatu langkah lagi yaitu melakukan triangulasi data hasil tes dengan menggunakan metode wawancara. Jenis triangulasi dalam penelitian ini merupakan triangulasi sumber data. Berdasarkan data hasil tes dan data hasil triangulasi maka diperoleh simpulan tentang letak kesalahan, jenis kesalahan dan penyebab kesalahan yang dilakukan oleh SP-3 dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel. Hasilnya dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 5.6 tentang rangkuman hasil analisis kesalahan untuk SP-3. Tabel 5.6: Rangkuman Hasil Analisiss untuk SP-3 No. Soa l Letak Jenis Penyebab 1 a. K1 b. K2 2 a. K2 3 a. K2 c. Lemah dalam melakukan perhitungan. Keterangan: K1 : kesalahan dalam memahami soal K2 : kesalahan dalam membuat model matematika K3 : kesalahan dalam menyelesaikan model matematika K4 : kesalahan dalam menyatakan jawaban akhir soal 6 SIMPULAN Simpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a Letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel, yaitu sebagai 1) dalam memahami soal, yaitu tidak lengkap menuliskan apa yang diketahui. 2) membuat model matematika, yaitu: a) tidak menulis pemisalan variabel yang dipakai pada pembuatan model; b) salah dalam menulis pemisalan variabel yang dipakai pada pembuatan model; c) model matematika yang dibuat tidak sesuai dengan pemahaman soal. 3) menyelesaikan model matematika, yaitu salah dalam menyelesaikan model matematika yang dibuat. 4) dalam menyatakan jawaban akhir soal yaitu salah dalam menuliskan jawaban akhir soal. b Jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel, sebagai 1) konsep yaitu: a) salah dalam memahami makna soal; b) salah dalam menerjemahkan soal ke dalam model matematika; c) salah tentang konsep variabel yang digunakan untuk membuat model matematika; d) salah konsep eliminasi dan 2) prinsip yaitu salah dalam menggunakan prinsipprinsip yang terkait dengan materi, khususnya pada metode 3) operasi yaitu tidak dapat menggunakan aturan operasi atau perhitungan dengan benar. c Penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel adalah sebagai 1) Lemah tentang konsep variabel yang digunakan untuk membuat model 2) Tidak mampu menerjemahkan kalimat soal ke dalam kalimat (model) 3) Tidak memahami metode eliminasi baik konsep maupun prinsipnya. 4) Lemah dalam membuat persamaan yang ekuivalen. 5) Lemah dalam menentukan hasil perhitungan. DAFTAR PUSTAKA [1] Adinawan, M. Cholik dan Sugijono. 2008. Seribu Pena Matematika untuk SMP/MTs Kelas VII. Intisari Materi Contoh Soal &

Pembahasan Uji Kompetensi. Jakarta: Erlangga. [2] Atim, Mohammad. 2008. Analisis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Terapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas X MAN Gresik. Tesis yang tidak dipublikasikan. Surabaya: Unesa. [3] Kamarullah. 2005. Analisis Mahasiswa D-2 PGMI IAIN Ar-Raniry Banda Aceh Tentang Geometri di Madrasah Ibtidaiyah beserta Alternatif Pembelajarannya. (Makalah Ujian Tesis). Surabaya: Unesa. [4] Kurniasari, Ika. 2007. Analisis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Surabaya dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Nonlinear Dua Variabel. Tesis yang tidak dipublikasikan. Surabaya: Unesa. [5] Nugroho, Heru dan Lisda Meisaroh. 2009. Matematika SMP dan MTs Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas. [6] Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Depdiknas. [7] Rahardjo, Marsudi dan Astuti Waluyati. 2011. Pembelajaran Soal Cerita Operasi Hitung Campuran di Sekolah Dasar (Modul Matematika SD dan SMP Program BERMUTU). Yogyakarta: PPPPTK Matematika. [8] Rosyidi, Abdul Haris. 2005. Analisis Siswa Kelas II MTs Alkhoiriyah dalam Menyelesaikan Soal Cerita yang Terkait dengan Sistem Persamaan Linear Dua Peubah. Tesis yang tidak dipublikasikan. Surabaya: Unesa. [9] Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Depdiknas