SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENILAI KELAYAKAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA BPR ARTO MORO SEMRARANG

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT DENGAN METODE SAW PADA KJKS AR RAHMAH. Ervin Fightorini 1, Bowo Nurhadiono 2

PERENCANAAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KRITERIA PENCAIRAN DANA KREDIT NASABAH BMT EL-IHSAN. Siti Nurjanah 1, Zulkifli 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAI KINERJA GURU (PKG) MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS) SMA NEGERI 9 SEMARANG

SISTEM REKOMENDASI KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT BPR PRIMA DADI ARTA PARE DENGAN METODE SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) SKRIPSI

PENGEMBANGAN SISTEM PENENTUAN KELAYAKAN KPR MENGGUNAKAN METODE SAW PADA BANK SYARIAH BUKOPIN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

Sistem Pendukung Keputusan Kelayakan Kredit Usaha Menggunakan Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) Pada Bank BPD Sulteng

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU PADA SMA THERESIANA WELERI KENDAL MENGGUNAKAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT PADA PD BPR BKK BOJA DENGAN METODE SAW. Riris Niken Pratiwi

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kredit Pada Pd. Bpr Bkk Demak Cabang Sayung Dengan Metode Fuzzy Madm (Multiple Attribute Decision Making

PENENTUAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA BANK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

KORELASI NORMATIF PEMILIHAN JURUSAN DI SMK BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN SISWA BARU DI SMA NEGERI 2 PEMALANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DALAM PEMBERIAN KREDIT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MEMILIH KOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW)

Jurnal Informasi Volume VII No.1 / Februari / 2015

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE SAW PADA KOPERASI RS. MUHAMMADIYAH BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu bagian penting dalam suatu perekonomian. Bank

BAB I PENDAHULUAN. macet). Kredit macet adalah suatu risiko yang melekat pada suatu kredit di Bank,

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN PINJAMAN TERHADAP NASABAH DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS: PT. BPR LAKSANA GUNA PERCUT

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

Multi-Attribute Decision Making

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERASI MITRA MANDIRI SEJAHTERA KOTA SEMARANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING (FMADM) DENGAN METODE SAW

Daniel Oktodeli Sihombing Program Studi Manajemen Informatika, AMIK BSI, Pontianak

BAB I PENDAHULUAN I.1

Jasmir Prodi Teknik Informatika, STIKOM Dinamika Bangsa Jambi

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN BANTUAN DANA ATAU KREDIT UNTUK USAHA KECIL MENENGAH (UKM) PADA BANK NEGARA INDONESIA (BNI)

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KELAYAKAN SEKOLAH ADIWIYATA DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING ABSTRAK

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAW DI SDN IV TUBUMURI

FAKULTAS TEKNIK (FT) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UN PGRI KEDIRI 2016

Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan 2012 (Semantik 2012) ISBN Semarang, 23 Juni 2012

SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING METHOD UNTUK MENENTUKAN SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE FUZZY SIMPLE ADDITIVE WAIGHTING (FSAW) DALAM PENENTUAN PERANKINGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DI KABUPATEN PRINGSEWU

KEBIJAKAN ESTIMASI NILAI AGUNAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BOGOR ANGGANA CENDIKIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAKANAN BURUNG PUYUH DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ABSTRAK. Galih Eka Rinaldhi

Multi-Attribute Decision Making

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

Tinjauan Pustaka Sistem Pendukung Keputusan Konsep Sistem Pendukung Keputusan pertama kali diungkapkan pada tahun 1970-an oleh Michael S.Cott Morton d

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Pendukung Keputusan Pembagian Raskin dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN PADA SMK N 1 KENDAL BERBASIS DECISION SUPPORT SYSTEM MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHT (SAW)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

MODEL MULTI ATTRIBUTE DECISION MAKING METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DALAM PENENTUAN PENERIMA PINJAMAN

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DI MA MA ARIF 8 BANGUNREJO.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN METODE FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FKIP UMN AL-WASHLIYAH MEDAN) ABSTRACT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN SISWA TELADAN DI SDN 5 TUNGGUL PAWENANG. Beta Wulan Asmara 1, Dedi Irawan 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TIM INTI BOLA VOLI SMK PGRI 3 KOTA KEDIRI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN GURU TELADAN DI SMP N 24 SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia usaha dan bisnis saat ini mengalami

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JURUSAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY SAW (Studi Kasus SMKN 4 Bandar lampung)

PEMILIHAN PEGAWAI BERPRESTASI BERDASAR EVALUASI KINERJA PEGAWAI DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER PADA PT.BINTANG MEGA MEDIKA SEMARANG

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Pemberian Bantuan Usaha Mikro Dengan Metode Simple Additive Weighting

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PENERIMA JAMKESMAS MENGGUNKANA METODE FMADM SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN LETAK LOKASI PASAR SWALAYAN BARU KOTA SEMARANG DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN METODE SAW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN ANGGOTA MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING BERBASIS WEB DI KOPERASI SIMPAN PINJAM MELATI

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu dan mendorong kegiatan ekonomi. Jasa yang diberikan bank. atau pinjaman uang untuk usaha kecil dan yang dijalankan.

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JURUSAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (STUDI KASUS SMA NEGERI 1 LOCERET) SKRIPSI

SISTEM PEMBERIAN BEASISWA DENGAN MENERAPKAN FMADM (FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING) DAN SAW (SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) Delpiah Wahyuningsih

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PROMOSI JABATAN PEGAWAI PADA BMKG MARITIM SEMARANG.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GADGET SMARTPHONE MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN KUALITAS PELAYANAN PADA APOTEK AMONG ROGO ADILUWIH. Febriana 1, Dedi Irawan 2

Kata Kunci : Jurusan, Siswa, Simple Additive Weighting (SAW), Sistem Pendukung Keputusan, SMK

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

SISTEM PENILAIAN DOSEN TELADAN MENGGUNAKAN METODE SAW ( SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) DI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

DECISION SUPPORT SYSTEM FOR DETERMINING SCHOLARSHIP RECIPIENTS USING TOPSIS FMADM METHOD

Transkripsi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENILAI KELAYAKAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA BPR ARTO MORO SEMRARANG Rizki Chandra Kurniawan 1, Acun Kardianawati 2 Program Studi Sistem Informasi SI, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula 1 no. 5-11 Semarang Email : mr.high_risk@yahoo.com ABSTRAK Kredit merupakan salah satu bentuk jasa yang ada dalam perbankan, yaitu menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat dengan menggunakan jaminan. Dalam pemberian suatu kredit atau pinjaman, banyak faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan kelayakan nasabah untuk diberikan pinjaman. Terdapat 5 faktor dasar yang menjadi acuan dalam analisa pemberian kredit yang dikenal dengan 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition). Faktor faktor tersebut yang akan menjadi kriteria dalam Sistem Pendukung Keputusan penilaian kelayakan kredit. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan suatu sistem yang menghasilkan suatu alternatif keputusan yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam mengambil sebuah keputusan. Sistem Pendukung Keputusan disini dipergunakan untuk membantu pihak pengambil keputusan dalam memberikan alternatif-alternatif dalam hal diterima atau tidaknya pengajuan kredit oleh pemohon kredit. Metode yang digunakan dalam proyek Sistem Pendukung Keputusan penilaian kelayakan kredit ini adalah Simple Additive Weighting (SAW). Metode SAW ini dipilih karena metode ini menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah nasabah yang layak menerima kredit berdasarkan kriteria yang ditentukan. Dengan metode perankingan tersebut, diharapkan penilaian akan lebih tepat dan akurat dalam penilaian kelayakan kredit sehingga dapat meminimalkan adanya resiko kredit macet ataupun permasalahan lain yang memungkinkan dapat mengganggu operasional bank. Kata Kunci: Kredit, Sistem Pendukung Keputusan, SAW, Faktor 5C, Kelayakan Kredit 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah bank menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak[13]. Dari pengertian bank yang telah tercantum di atas dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi beberapa hal, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok. Dalam hal ini mengacu tentang pinjaman atau yang dikenal dengan istilah kredit yang dilakukan oleh kreditor atau pihak bank, sebagai peminjam tentu saja ada yang dijaminkan untuk meminjam uang di sebuah bank. Semakin banyaknya calon nasabah yang mengajukan kredit dengan kondisi ekonomi yang berbeda-beda, menuntut kejelian dalam pengambilan keputusan pemberian kredit, sehingga perlu adanya analisis terhadap kebutuhan calon nasabah agar keputusan yang diambil merupakan keputusan yang terbaik bagi pihak bank dan pihak pemohon kredit. Oleh karena itu, dalam penentuan kelayakan kredit kepada nasabah perlu memperhatikan beberapa prinsip faktor-faktor yang ada. Adapun faktor-faktor yang menjadi dasar pengambilan keputusan oleh pihak Bank dalam mentukan calon penerima kredit yang dikenal dengan 5C (The Five C s Of Credit) yang terdiri dari Character (Keadaan Watak), Capacity (Kemampuan), Capital (Modal), Condition

(Kondisi Sosial Ekonomi), dan Collateral (Barang yang diserahkan/jaminan). Oleh karena itu diperlukan sebuah metode efektif, sebagai sistem pendukung keputusan yang diharapkan dapat mempermudah dan membantu Pemrakarsa Kredit dalam membuat analisa kredit menjadi lebih terarah, efektif dan efisien, tanpa mengabaikan aspek-aspek resiko kredit yang ada. Dengan demikian dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan berbasis komputer yang dapat memberikan informasi secara cepat terkait dengan kriteria pemohon. Metode yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah Simple Additive Weighting (SAW). Metode ini merupakan salah satu metode dari Multi-Attribute Decision Making (MADM). Metode SAW juga sering dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada setiap atribut. Metode ini membutuhkan proses normalisasi matrik keputusan ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif maupun kriteria yang ada. Dari masing-masing kriteria dilakukan proses perhitungan untuk mendapatkan hasil alternatif terbaik. Dalam hal ini alternatif yang dicari adalah yang layak menerima kredit. Dari uraian di atas, maka dalam laporan Tugas Akhir ini penulis mengambil judul Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menilai Kelayakan Kredit Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) pada BPR Arto Moro Semarang. 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System /DSS) merupakan sistem berbasis komputer yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah yang komplek dan tidak terstruktur maupun yang semi terstruktur. Sistem penunjan keputusan merupakan perpaduan antara manusia dan computer (Hartono, Hendry, & dkk, 2011). Konsep Sistem Pendukung Keputusan pertama kali diungkapkan pada tahun 1970-an oleh Michael S.Cott Morton dengan istilah Mangement Decision System (Arfiyanti & Purwanto, 2012). 2.2 Metode Simple Additive Weighting(SAW) Metode Simple Additive Weighting (SAW) sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada (Eniyati, 2011) Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 1.2 Formula untuk melakukan normalisasi (Kusumadewi, Hartati, A., & R., 2006) Dimana : r ij : Rating kinerja ternormalisasi Max i : Nilai maksimum dari setiap baris dan kolom Min i : Nilai minimum dari setiap baris dan kolom X ij : Baris dan kolom dari matriks Dimana r ij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif A i pada atribut C j ; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternative (Vi) diberikan sebagai: Gambar 1.3 Formula mencari nilai preferensi (Kusumadewi, Hartati, A., & R., 2006) Vi : Nilai Akhir Alternative Wi : Bobot yang telah ditentukan Rij : Normalisasi matriks Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternative ai lebih terpilih. 2.3 Pengertian Bank Kata bank berasal dari Italia banca berarti tempat penukaran uang, dan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (wikipedia) 2.4 Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Jenis bank dilihat berdasarkan fungsinya, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensioal atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Kegiatan dari Bank Perkreditan Rakyat(BPR) itu sendiri meliputi (Sjafitri, 2011): a. Menghimpun dana hanya dalam bentuk: - Simpanan Tabungan - Simpanan Deposito b. Menyalurkan dana dalam bentuk: - Kredit Investasi - Kredit Modal Kerja - Kredit Perdagangan 2.5 Kredit a. Pengertian Kredit Definisi kredit menurut Undang Undang no 14 tahun 1967 tentang pokok pokok perbankan yang dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. b. Unsur Unsur Kredit Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pihak bank dalam pemberian kredit (Mulyana, 2010) : 1) Kepercayaan Adanya unsur kepercayaan dari kreditur (bank) kepada debitur, dalam hal memberikan pinjaman dana kepada nasabahnya. 2) Waktu Pinjaman kepada nasabah bank (debitur) yang berupa kredit, dipengaruhi oleh faktor waktu baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. 3) Resiko dan Tingkat Pengembalian Untuk mencapai tujuan nilai kepemilikan yang maksimum, maka pihak bank harus mempelajari dua determinan utama yaitu resiko (risk) dan tingkat pengembalian (return). Setiap keputusan besar yang berkaitan dengan keuangan memperlihatkan karakteristik risk dan return. c. Kelayakan Kredit Sebelum melakukan proses pesetujuan dan pencairan kredit kepada debitur, pihak bank harus melakukan analisa kredit terlebih dahulu kepada calon debitur dengan memperhatikan faktor 5C (The Five C s Of Credit) yang bertujuan untuk menilai apakah debitur layak diberi kredit, penentuan jangka waktu kredit dan nilai kredit yang diberikan. Faktor-faktor 5C tersebut yaitu (Mulyana, 2010): 1) Character Karakter atau watak dari calon debitur harus benar-benar dapat dipercaya. hal ini dapat dilihat dari latar belakang calon debitur baik pekerjaan ataupun pribadi debitur itu sendiri seperti: keluarga, hobi, kehidupan sosial dan lain-lain. 2) Capacity Kemampuan calon debitur dalam bisnis, dibandingkan dengan pendidikan, kemampuan memahami aturan-aturan pemerintah, kemampuan menjalankan usaha selama ini berkorelasi langsung dengan kemampuan membayar kreditnya. 3) Capital Penggunaan modal dalam perusahaan secara efektif, dilihat dari laporan keuntungan perusahaan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan juga sumber dana modal dari mana saja. Sedangkan untuk debitur perorangan bisa dilihat dari besarnya Take Home Pay yang diterima serta rata-rata saldo rekening debitur yang bersangkutan. 4) Collateral Jaminan yang diberikan oleh calon debitur bersifat fisik maupun non fisik dalam hal ini adalah rumah. Nilai jaminan harus melebihi jumlah plafond kredit dan keabsahannya harus diteliti. 5) Condition

Melihat kondisi ekonomi dan politik saat ini di masa yang akan datang sesuai dengan sector usaha calon debitur, sehingga dapat dipertimbangkan kemungkinan kredit tersebut bermasalah atau tidak. 3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Identifikasi Data dan Informasi Tabel Identifikasi Data dan Informasi Identifikasi Data Identifikasi Informasi Data yang Informasi yang diidentifikasi yaitu : a. Data Nasabah b. Pengajuan Kredit c. Survey d. Hasil analisa e. Skor dihasilkan adalah : a. Daftar pengajuan kredit b. Laporan pengajuan kredit c. Laporan hasil analisa d. Hasil Perhitungan b. Identifikasi Sumber Data dan Tujuan Informasi Tabel Identifikasi Sumber Data dan Tujuan Informasi Sumber Data Tujuan Informasi Data yang diproses berasal dari : a. Nasabah b. Analis Kredit c. Direktur Sedangkan yang informasi dihasilkan ditujukan untuk : a. Nasabah b. Analis Kredit c. Direktur c. Analisa SPK Penilaian Kinerja Guru menggunakan Metode SAW. Bobot Dalam penelitian ini ada bobot dan kriteria yang dibutuhkan untuk menilai kelayakan kredit pada BPR Arto Moro Semarang. Tabel Nama Nilai Keterangan Bobot Character (Watak) 25 C1 Capacity 5 C2 (Kemampuan) Capital(Modal) 20 C3 Collateral(Jaminan) 30 C4 Condition(Kondisi) 20 C5 Dari kriteria tersebut, dibuat suatu tingkatan kriteria berdasarkan alternatif yang telah ditentukan. Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria seperti tabel berikut : 1. Tabel Character Tabel Nilai Character Character (watak) Sub Nilai Sangat 5 Buruk Buruk 25 Cukup 50 Baik 75 Sangat 100 Baik Penilaian kriteria Character (watak) meliputi data tentang kepribadian dari calon pelanggan seperti sifat-sifat pribadi, kebiasaan-kebiasaannya, cara hidup, keadaan dan latar belakang keluarga maupun hobinya. Apabila semua indikator memenuhi maka akan mendapatkan poin yang maksimal. Indikator yang dinilai antara lain : Dapat bersikap kooperatif Kondisi ekonomi baik Dapat menepati janji Bagaimana penilaian warga sekitar 2. Tabel Capacity Tabel Nilai Capasity Sub Nilai Sangat Tidak 5 Mampu Capasity Tidak Mampu 25 (Kemampuan) Cukup 50 Mampu 75 Sangat Mampu 100 Penilaian kriteria Capacity (kemampuan) meliputi kemampuan calon nasabah dalam mengelola usahanya yang dapat dilihat dari pendidikannya, pengalaman mengelola usaha (business record) nya, sejarah perusahaan yang pernah dikelola (pernah mengalami masa

sulit apa tidak, bagaimana mengatasi kesulitan). Indikator yang dinilai antara lain : Usaha menggunakan modal sendiri Apakah ada hutang ditempat lain Bagaimana pembiayaan untuk pengembangan usaha skill dalam pengembangan usaha 3. Tabel Capital Tabel Nilai Capital Sub Nilai Sangat Tidak Mampu 5 Tidak Mampu 25 Capital Cukup 50 (Modal) Mampu 75 Sangat Mampu 100 Penilaian kriteria Capital (modal) meliputi Capital Adequacy Ratio merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal (Achmad dan Kusuno, 2003). Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut resiko (ATMR), CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumbersumber diluar bank (PBI, 2008). 4. Tabel Jaminan Tabel Nilai Collateral Collateral (Jaminan) Sub Nilai 10% 5 >=10% 25 >=20% 50 >=30% 75 >=40 % 100 Penilaian kriteria Collateral (jaminan) meliputi jaminan yang mungkin bisa disita apabila ternyata calon pelanggan benarbenar tidak bisa memenuhi kewajibannya. Indikator yang dinilai dari kriteria jaminan ini adalah semakin tinggi nilai jaminan dibanding plafond kredit yang dipinjam, maka prosentasi nilai crisp jaminan semain besar. 5. Tabel Kondisi Tabel Nilai Condition Sub Nilai Sangat Rendah 5 Rendah 25 Condition Cukup 50 (Kondisi) Tinggi 75 Sangat Tinggi 100 Penilaian kriteria Condition (kondisi) disesuaikan dengan rata-rata penghasilan nasabah per bulannya. Berikut adalah kisaran penilaian kriteria Condition : Penghasilan < 1.000.000 = sangat rendah Penghasilan antara 1.000.000-2.000.000 = rendah Penghasilan antara 2.000.000-5.000.0000 = cukup Penghasilan antara 5.000.000-10.000.000 = tinggi Penghasilan > 10.000.000 = sangat tinggi

4 KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan, dengan adanya sistem pendukung keputusan untuk menentukan penilaian kelayakan kredit pada BPR Arto Moro Semarang akan membantu dalam memberikan rekomendasi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan realisasi kredit berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh pihak bank. 5 SARAN Untuk meningkatkan kinerja dan menyempurnakan sistem pendukung keputusan yang telah dibuat, peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1. Sistem yang dirancang merupakan sistem pendukung keputusan penilaian kelayakan kredit, untuk pengembangan sistem dapat dilakukan dengan merancang sistem informasi simpan pinjam, karena sistem tersebut berkaitan erat dengan sistem ini. 2. Karena ketebatasan waktu, penulis hanya membatasi pada 5 kriteria yang dinilai, yaitu Character, Collateral, Condition, Capacity, dan Capital. Untuk pengembangan sistem dapat ditambah variabel lain yang dapat memperkuat dalam pengambilan keputusan. 6 DAFTAR PUSTAKA [1] Arfiyanti, I., & Purwanto, E. (2012). Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Kelayakan Kredit Pinjaman pada Bank Rakyat Indonesia Unit Segiri Samarinda dengan Metode Fuzzy MADM (Multiple Attribute Decision Making) menggunakan SAW (Simple Additive Weighting). Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan. [2] Eniyati, S. (2011). Perancangan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan untuk Penerimaan Beasiswa dengan Metode SAW (Simpke Additive Weighting). Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume 16,no.2, 16, 171-176. [3] Fathansyah. (2004). Basis data. Bandung: Infomatika. [4] H.M, J. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. [5] Hartono, Hendry, & dkk. (2011). Rekayasa Perangkat Lunak Sistem Pendukung Keputusan Pembicaraan Kredit (Studi Kasus : BPR Argo Dana Semarang). Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK Volume 16 No.1, 7276. [6] Kusumadewi, S., Hartati, A., H., & R., W. (2006). Fuzzy Multy-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu. [7] Mulyana, Y. (2010). Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemberian KPR Berbasis Web. Jurnal UMB/Aplikasi DSS/2010. [8] Simarmata, J. (2007). Perancangan Basis Data. Yogyakarta: Andi Offset. [9] Sjafitri, H. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Kredit Dalam Dunia Perbankan Volume 2. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. [10] Supomo. (2013, Agustus). Struktur Organisasi & Job Description BPR Arto Moro Semarang. (R. Kurniawan, Pewawancara) [11] Sutojo, T., & dkk. (2011). Kecerdasan Buatan. Yogyakarta: Andi offset. [12] Turban, E., Aronson, J., & Liang, T. P. (2005). Decision Support System and Intelligent Systems. Yogyakarta: Andi. [13] wikipedia. (2013). http://id.wikipedia.org/wiki/bank. Dipetik April 25, 2013, dari wikipedia.