BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada tahun 1998 terjadi peristiwa yang menggemparkan perekonomian dunia, oleh karena itu muncul isu mengenai Corporate Governance yang telah menjadi salah satu bahasan penting dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi dan pertumbuhan perekonomian yang stabil dimasa yang akan datang. Seperti di ketahui bahwa pada masa itu, Indonesia juga terkena dampak buruk dari runtuhnya grup-grup raksasa yang mendominasi dunia bisnis di Indonesia. Lemahnya peraturan dan perundang-undangan yang mengatur, tidak memadainya fungsi-fungsi pengawasan dan akuntabilitas dari pihak-pihak yang terkait didalam perusahaan seperti misalnya, pemegang saham, dewan komisaris, dewan direksi, auditor serta pihak-pihak lainnya, lemahnya institusi pemerintah dan belum adanya Clean government disektor publik serta belum diterapkan good corporate governance didunia usaha menjadi penyebab runtuhnya dunia bisnis di Indonesia. Corporate Governance yang tidak efektif merupakan penyebab utama terjadinya krisis ekonomi dan kegagalan perusahaan di Indonesia akhir-akhir ini. Suatu survei tahun 1999 oleh Kantor Akuntan Publik PricewaterhouseCoopers terhadap investor-investor internasional di Asia, menunjukkan bahwa Indonesia dinilai sebagai salah satu yang terburuk dalam bidang standar-standar akuntansi dan penataan pertanggungjawaban Universitas Kristen Maranatha 1
terhadap para pemegang saham, standar-standar pengungkapan dan transparasi serta proses-proses kepengurusan perusahaan. Diperlukannya Corporate Gorvernance ini juga dilandasi oleh rendahnya tingkat perlindungan terhadap investor di Indonesia, serta banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme dalam perusahaan-perusahaan dan instasi-instasi pemerintah, bahkan lembaga perwakilan rakyat yang semakin marak di Indonesia. Berdasarkan pengalaman inilah, masalah governance (pengelolaan) merupakan suatu hal yang sangat penting dalam bidang corporate (korporasi) dan para ahli mempunyai kesimpulan akan pentingnya penerapan Good Corporate Governance (GCG) dikalangan korporasi. Organisasi profesi Internal Audit Indonesia yang terdiri dari The Institute of Internal Auditor (IIA)- Indonesia Chapter, Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditor (DS-QIA), Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) dan Perhimpunan Audit Internal Indonesia (PAII) berkeyakinan bahwa fungsi internal audit yang efektif mampu menawarkan sumbangan yang penting dalam meningkatkan proses corporate governance, pengelolaan resiko, dan pengendalian manajemen. Internal audit atau pemeriksaan audit adalah suatu fungsi penilaian yang independen yang ada didalam suatu organisasi dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Tujuan dari pemeriksaan internal adalah unjtuk membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara ekonomis, efektif dan efisien. Untuk hal tersebut, pemeriksaan internal akan melakukan analisis-analisis di penilaian serta memberikan rekomendasi dan saransaran. Tujuan pemeriksaan mencakup pula pengembangan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar. Universitas Kristen Maranatha 2
Pemeriksaan internal merupakan bagian dari organisasi yang integral dalam menjalankan fungsinya berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen senior atau dewan direksi. Pernyataan tentang tujuan, kewenangan dan tanggung jawab bagian audit internal yang disetujui oleh manajemen senior dan diterima oleh dewan direksi wajib konsisten dengan kodefikasi berupa Norma Praktek Profesional Audit Internal. Terkait dengan pencapaian Good Corporate Governance dan kaitannya dengan peranan internal auditor sebagai salah satu profesi di bidang akuntansi yang merupakan jantung dari keseluruhan proses bisnis juga internal auditorlah yang merupakan garda terdepan dalam penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) di Perusahaan. Maka dengan demikian terjadi pergeseran peranan internal auditor saat ini, yaitu dari sekadar pelaksana fungsi "penilai (appraisal)" pelaksanaan kepatuhan yang cenderung memperlakukan auditee sebagai obyek, ke arah peran "penjamin (assurance)" melalui perannya sebagai konsultan. Sehingga dalam pelaksanaan audit tidak sekedar dituntut menemukan permasalahan namun sekaligus menjadi bagian dari solusi dan memberikan usulan perbaikan. Selain itu, dari "detector" yang bersifat expose ke arah "pencegahan". Internal auditor terlibat dan berperan aktif memantau aktifitas susuai bisnis unit dan memberikan peran konsultatif dalam pelaksanaan proses operasi perusahaan. Dari "operation" ke "strategy". Internal auditor lebih berorientasi pada strategi pencapaian tujuan perusahaan dan bekerja "hand in hand" dengan unit bisnis.dari peran pengendalian yang sebelumnya dikatakan apabila telah mampu membantu efisiensi operasi suatu bisnis unit melalui pencegahan penyimpangan atas sistem dan prosedur Universitas Kristen Maranatha 3
yang telah ditetapkan, bergeser ke arah pengendalian risiko melalui deteksi dini, pengelolaan risiko dan implementasi aspek Good Corporate Governance. Rujukan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh M. Hendra Gunawan (2005) dengan judul Peranan Komite Audit dalam Rangka Meningkatkan Pelaksanaan Good Coporate Governance di Kantor Pos PT. Pos Indonesia (Persero) Bandung yang menyimpulkan bahwa komite audit sudah berperan dengan baik, yang dapat dilihat dari tingkat kompetensi dan pengalaman yang dimilikinya, dan juga terdapat hubungan yang erat antara peran yang dilakukan oleh komite audit dengan pelaksanaan corporate governance. Sedangkan penilitian yang penulis lakukan, mengenai peran profesi internal audit dalam perwujudan good corporate governance di PT Wiratex Mitra Jaya. Penelitian mengenai GCG merupakan fenomena yang menarik dijadikan perbincangan mengenai internal audit dewasa ini. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menganalisis hubungan tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul : PERANAN INTERNAL AUDIT DALAM PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PT Wiratex Mitra Jaya. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, penulis mengidentifikasi masalah yang akan diteliti adalah : Bagaimana peranan internal audit dalam pelaksanaan Good Corporate Governance pada PT Wiratex Mitra Jaya. Universitas Kristen Maranatha 4
1.3 Tujuan Penelitian Dengan bertolak dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan internal audit dalam pelaksanaan Good Corporate Governance di PT Wiratex Mitra Jaya. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk: 1. Bagi penulis Penulisan ini berguna sebagai bahan dalam penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sidang Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha Bandung. Menambah wawasan dan pengetahuan serta memperoleh gambaran mengenai peranan internal audit dalam pelaksanaan Good Corporate Governance pada suatu perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Bagi perusahaan, diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat dalam mengembangkan dan memajukan perusahaan. 3. Bagi Pihak lain Penulis berharap hasil penelitian ini dapat membantu bagi pihak lain sebagai sumber informasi dan titik tolak bagi penelitian selanjutnya. Universitas Kristen Maranatha 5
1.5 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Nasir (1999:64) menjelaskan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menguji hiptotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari subjek yang diteliti (Nur Indriantoro, 1999:26), menurut Nur, penelitian deksriptif merupakan penelitian terhadap fenomena-fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek berupa: Individu, organisasi, industri atau perspektif lain. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati (Nur Indriantoro 1999:88). Penelitian deskriptif juga merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun tempat yang menjadi objek penelitian dalam penulisan ini adalah PT Wiratex Mitra Jaya, Jalan Raya Bondansari km 9 Wiradesa. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2009 sampai dengan selesai. Universitas Kristen Maranatha 6