BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk melihat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bank sebagai tempat untuk mencetak, mengatur, dan mengawasi peredaran

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN METODE CAMEL PADA PD. BPR BKK TASIKMADU CABANG KARANGPANDAN

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yaitu yang dimaksud dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

Sri Pujiyanti Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS Universitas Gunadarma

BAB I PENDAHULUAN. peran serta lembaga keuangan sebagai pihak yang memiliki fungsi penyedia dana

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan sector keuangan. Banyak sekali lembaga-lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kerja serta kemampuan lainnya pada suatu perusahaan. Sama seperti

menjalankan usahanya berdasarkan prinsip kepercayaan. Di dalam menjalankan fungsi-fungsi bank, bank dituntut untuk berada dalam kondisi yang sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997, telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan memegang peranan yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan urat nadi perekonomian suatu bangsa, sehingga apabila terjadi masalah di dunia perbankan

BAB I PENDAHULUAN. bank. Uang sebagai salah satu produk bank setiap hari di gunakan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin kompleks dan beragam. Oleh karena itu, kinerja bank harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lain, kemudian mengelola dana tersebut dan menyalurkannya kepada masyarakat atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan yang menjual produk yang berbentuk jasa. Perbankan. dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN DENGAN METODE CAMELS ( Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. telah menetapkan undang-undang mengenai Mortgage (Perumahan). Peraturan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Kesatuan yuridis merupakan badan usaha yang umumnya berbadan

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BPR BKK WONOGIRI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi

perbankan semakin ketat. Oleh karena itu perlu dilakukan arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB I P E N D A H U L U A N

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PT BANK DANAMON DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan dampak yang luas terhadap sendi- sendi perekonomin dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis sebagai intermediary institution dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tetap dapat ingin terjaga kelangsungan hidup usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran perbankan dalam membangun ekonomi merupakan salah satu sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi sebagai intermediary institution yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

ANALISIS CASH RATIO, LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN LOAN TO ASSET RATIO (LAR) UNTUK MENGUKUR TINGKAT LIKUIDITAS PADA SEKTOR PERBANKAN YANG GO PUBLIC

BAB 1 PENDAHULUAN. memperlancar lalu lintas pembayaran (Dendawijaya 2004:15) atau kredit macet. Dalam rangka menjaga agar bank-bank tersebut lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Joseph Sinkey, bahwa yang dimaksud bank adalah departement

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dalam dunia perbankan saat ini semakin pesat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. kinerjanya secara perlahan akan tergusur dari lingkungan industrinya dan akan

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Falsafah penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang No.10 tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi sebagai Financial Intermediary (perantara keuangan ) atau perantara

BAB I PENDAHULUAN. dan tugas untuk mengelola uang dari masyarakat, memberikan pinjaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. deregulasi di bidang keuangan dan moneter pada tahun Deregulasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat yang hidup di negara negara maju, seperti negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi dan fokus pengawasan terhadap Bank. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. bank yang tidak mampu untuk tetap melanjutkan usahanya. Pertengahan tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan

STUDI KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN METODE CAMEL PADA PT. BANK MANDIRI Tbk. dan PT. BANK CENTRAL ASIA Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. beban dan sangat menyusahkan, sebaliknya bank bank lain bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Hal ini berdasar pada Undang-Undang Nomor 10

METODE CAMEL SEBAGAI ALAT ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PD. BKK JUWIRING KABUPATEN KLATEN S K R I P S I S K R I P S I

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 21 Tahun 2008 Bank adalah badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. nilai rupiah terhadap dolar Amerika serikat telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh Analisis Risk, Good Corporate Governance, Earning dan Capital dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan dilihat dari tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu Negara di samping indikator-indikator lain, seperti tingkat pengangguran, angka kemiskinan, laju inflasi, dan sebagainya. Mengingat pentingnya pertumbuhan ekonomi suatu negara bagi kesejahteraan warganya, pemerintah Indonesia selalu menetapkan target pertumbuhan yang akan dicapai setiap tahunnya. Sejak pertengahan tahun 1997, terjadi krisis moneter yang ditandai dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, dimana mengakibatkan pada kinerja lembaga perbankan. Krisis moneter yang terus menerus terjadi tersebut mengakibatkan krisis kepercayaan, seperti kekhawatiran akan kekayaan yang disimpan di bank dan banyaknya para pemilik dana yang menarik kembali dana yang mereka simpan. Hal tersebut dapat membuat banyak bank yang tidak dapat memenuhi kewajibannya dan dihantam kredit macet. Pada tahun 2008 kondisi perekonomian kembali diguncang dengan adanya krisis keuangan global. Dampak krisis yang bermuara di Amerika mengenai subprime mortgage mengalami resesi yaitu bangkrutnya perusahaan Lehman 1

BAB I PENDAHULUAN 2 Brothers. Krisis tersebut berdampak pula pada perekonomian di Indonesia termasuk dunia perbankan, antara lain banyak bank yang melakukan pinjaman ke luar negeri tanpa melakukan hedging, pemberian kredit yang melebihi batas maksimum pemberian kredit (BMPK) yang ditetapkan, dan struktur permodalan yang lemah. Bank merupakan lembaga perantara (intermediary) harus berpegang pada prinsip kesesuaian jatuh tempo dalam mengelola dananya. Bank yang berhati-hati biasanya menyalurkan dana masyarakat berjangka pendek menjadi jangka pendek pula, sedangkan kredit jangka panjang didanai dari dana jangka panjang, tetapi dalam praktiknya ada bank yang menggunakan dana jangka pendek untuk membiayai proyek properti yang berjangka panjang. (http://rahasia terbesar.tripod.com/tiga.htm). Banyak kasus korupsi dan pengelapan sejumlah dana yang terungkap beberapa waktu lalu, bahkan kasus-kasus tersebut tak terhindar kaitannya dengan sejumlah lembaga keuangan ataupun lembaga perbankan. Dimana dengan adanya kejadian tersebut dapat menurunkan citra lembaga keuangan di Indonesia sebagai lembaga keuangan yang memiliki kegiatan menyalurkan dana kepada masyarakat Pada saat ini banyak lembaga keuangan bank dan non bank yang baru berdiri dan tidak sedikit pula lembaga keuangan yang mulai tumbuh dan berkembang. Pada dasarnya lembaga keuangan dibagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank. Salah satu diantara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang tampak paling besar peranannya adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank. Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

BAB I PENDAHULUAN 3 kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dari uraian tersebut dapat disimpulan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama, yaitu: 1. Menghimpun dana 2. Menyalurkan dana 3. Memberikan jasa bank lainnya Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan perekonomian dan perdagangan. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Industri perbankan di Indonesia sangat penting peranannya dalam pembangunan perekonomian, terutama sekali dalam menyediakan dana bagi dunia usaha. Selain itu, perbankan dibutuhkan karena mempunyai fungsi yang sangat mendukung bagi pertumbuhan perekonomian. Jasa keuangan yang dilakukan oleh bank di samping menyalurkan dana atau memberikan pinjaman (kredit) juga melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Kemudian usaha bank lainnya berupa memberikan jasa-jasa keuangan yang mendukung dan memperlancar kegiatan dalam memberikan pinjaman dengan kegiatan dalam menghimpun dana. Sebagai suatu kegiatan usaha, pengelolaan suatu bank mempunyai ciri khas tersendiri yang berbeda dengan mengelola industri lainnya. Selain harus dikelola secara profesional (perncanaan, pengetahuan tentang produk, sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN 4 dan fungsi kontrol), faktor kepercayaan dari masyarakat umum juga merupakan faktor utama yang penting dalam menjalankan bisnis perbankan. Salah satu unsur yang harus diperhatikan oleh bank adalah kinerja bank tersebut, dengan kata lain yaitu masalah tingkat kesehatannya. Bagi bank yang dapat menunjukkan tingkat kesehatan yang baik dalam laporan keuangannya maka akan diberikan kesempatan yang lebih luas dalam mengembangkan usahanya. Berbeda dengan bank yang menunjukkan tingkat kesehatan yang rendah maka Bank Sentral akan memberikan perhatian khusus berupa batasan-batasan dalam operasional bank tersebut. Para pemegang rekening giro, deposito ataupun tabungan ingin mengetahui tingkat kesehatan suatu bank dimana ia menanamkan dananya. Untuk menilai tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari suatu proses kegiatan akuntansi perusahaan yang dihasilkan oleh pihak manajemen memberikan informasi mengenai prestasi historis dari suatu perusahaan dan memberikan dasar untuk membuat proyeksi dan peramalan terhadap pengambilan kebijakan di masa depan. Berdasarkan laporan tersebut akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Dengan melakukan analisis rasio-rasio keuangan terhadap komponen laporan keuangan dapat diketahui seberapa baik kinerja bank tersebut. Hal ini penting karena penurunan kinerja bank dapat berakibat buruk. Wilopo (2001) mengatakan bahwa penurunan kinerja bank secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya financial distress yaitu keadaan yang sangat sulit bahkan dapat dikatakan mendekati kebangkrutan yang apabila tidak segera

BAB I PENDAHULUAN 5 diselesaikan akan berdampak besar pada bank-bank tersebut dengan hilangnya kepercayaan dari para nasabah. Model financial distress perlu untuk dikembangkan, karena dengan mengetahui kondisi financial distress perusahaan sejak dini diharapkan dapat dilakukan tindakan-tindakan untuk mengantisipasi kondisi yang mengarah pada kebangkrutan (Almilia dan Kristijadi, 2003). Untuk membangun sektor perbankan menjadi yang lebih baik lagi dan menghidari dari hal-hal yang dapat membahayakan aktivitas perbankan, Bank Indonesia perlu melakukan pengawasan dan pengukuran apakah bank-bank yang beroperasi di Indonesia sudah menjalankan tugas dan wewenangnya serta mentaati semua aturan perbankan yang ada dengan baik. Analisis yang dapat dilakukan salah satunya berupa penilaian tingkat kesehatan bank. Kesehatan bank diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku (Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso, 2006:51). Tingkat kesehatan bank dapat dinilai dari data laporan keuangan yang terjadi selama periode waktu tertentu. Data laporan keuangan akan dapat dihitung dengan sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Analisis rasio keuangan memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasikan perubahan - perubahan pokok pada trend jumlah, dan hubungan serta alasan perubahan tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan membantu mengintepretasikan berbagai hubungan serta kecenderungan yang dapat memberikan dasar pertimbangan mengenai potensi keberhasilan perusahaan di masa mendatang. Untuk menilai kinerja perusahaan perbankan umumnya digunakan aspek penilaian,

BAB I PENDAHULUAN 6 yaitu: Capital, Assets Quality, Management, Earnings, dan Liquidity yang biasa disebut CAMEL. Aspek-aspek tersebut menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk menilai tingkat kesehatan bank. Penelitian-penelitian terdahulu mengenai tingkat kesehatan bank dilakukan secara empiris oleh beberapa peneliti diantaranya Indupurnahayu dan Deni Satria (2003-2004), Surifah (1990), Abdul Mongid (2000), Wilopo (2000), Titik Aryati dan Hekinus Manao (2000), Luciana Spica Almilia dan Winny Herdiningtyas (2005), Mohamad Very Askhar (2008), Sri Pujiyanti dan E. Susi Suhendra (2009), dan lainlain. Mereka melakukan penelitian terhadap kekuatan rasio keuangan model CAMEL untuk membedakan bank yang sehat dan bank yang tidak sehat serta penggunaannya sebagai alat prediksi kegagalan bank. Tingkat kegagalan bisnis dan kebangkrutan bank dengan menggunakan rasiorasio keuangan model CAMEL dapat diuji secara empiris sebagaimana yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti yaitu: Thomson (1991) dalam Wilopo (2001) yang menguji manfaat rasio keuangan CAMEL dalam memprediksi kegagalan bank di USA pada tahun 1980an dengan menggunakan alat statistik regresi logit, Whalen dan Thomson (1988) dalam Wilopo (2001) menemukan bahwa rasio keuangan CAMEL cukup akurat dalam menyusun rating bank, dan di Indonesia Surifah (1999) menguji manfaat rasio keuangan dalam memprediksi kebangkrutan bank dengan menggunakan model CAMEL. Luciana Spica Almilia, S.E., M.Si. dan Winny Herdiningtyas, S.E. (2005) meneliti tentang Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002. Penelitian tersebut bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 7 memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kebangkrutan dan kesulitan keuangan perusahaan. Faktor-faktor yang diuji dalam penentuan kondisi kebangkrutan dan kesulitan keuangan perusahaan adalah rasio CAMEL sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Sampel yang digunakan pada penelitian tersebut terdiri dari 16 bank sehat, 2 bank yang mengalami kebangkrutan, dan 6 bank yang mengalami kondisi kesulitan keuangan. Penelitian ini digunakan untuk memprediksi kondisi bermasalah pada lembaga perbankan perioda 2000-2002. Bank yang dinyatakan bangkrut atau telah ditutup oleh Bank Indonesia pada tanggal 8 April 2004 (Peraturan Pemerintah RI No. 25 Tahun 1999 tentang pencabutan izin usaha, pembubaran dan likuidasi bank), bank-bank yang menderita kerugian tiga tahun berturut-turut (Surifah, 2003:34 tentang kriteria perusahaan yang divonis delisting), bank-bank yang mengalami kerugian lebih dari 75% modal disetor (KUHD pasal 47 ayat 2 tentang kriteria perusahaan yang dinyatakan bubar). Dari 11 rasio keuangan CAMEL menurut Bank Indonesia sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 2/20/DPNP tanggal 14 Desember 2001 yaitu CAR, ATTM, APB, NPL, PPAP terhadap Aktiva Produktif, Pemenuhan PPAP, ROA, ROE, NIM, BOPO, LDR, rasio yang memiliki perbedaan yang signifikan antara bank-bank kategori bermasalah dan tidak bermasalah perioda 200-2002 adalah CAR, APB, NPL, PPAP terhadap Aktiva Produktif, ROA, NIM, BOPO. Penelitian serupa dilakukan oleh Sri Pujianti dan Dr. Ir. E. Susi Suhendra, MS dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Mengenai Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode CAMEL (Studi Kasus Pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk dan PT. Bank Bukopin, Tbk Periode 2006-2008). Hasil

BAB I PENDAHULUAN 8 penelitian menunjukkan bahwa PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk dan PT. Bank Bukopin, Tbk dapat dikatakan sebagai bank yang sehat. Walaupun kedua bank tersebut tergolong sebagai bank yang sehat, tetapi jika dibandingkan tingkat kesehatan antara kedua bank tersebut, maka PT. Bank Bukopin, Tbk berada lebih sehat dibandingkan dengan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Hal ini dapat dilihat dari aspek yang dianalisis, yaitu Asset, Management, Earning, dan Liquidity yang dimiliki oleh PT. Bank Bukopin, Tbk lebih baik daripada yang dimiliki oleh PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Berdasarkan uraian diatas, memperlihatkan bahwa metode CAMEL merupakan salah satu faktor untuk melihat kondisi serta tingkat kesehatan bank, oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai analisis tingkat kesehatan bank dengan menggunakan data laporan keuangan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil judul Analisis Rasio Permodalan, Kualitas Aktiva, Rentabilitas dan Likuiditas Bank Sebagai Alat Pengukuran Tingkat Kesehatan Bank Periode 2007-2010 (Studi Kasus pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk). 1.2 Identifikasi Masalah Analisis keuangan sangat bergantung pada informasi yang diberikan oleh laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar perusahaan, dan kualitas manajemen lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 9 Analisis rasio perusahaan biasanya merupakan langkah pertama dalam analisis keuangan. Rasio dirancang untuk memperlihatkan hubungan diantara perkiraan perkiraan laporan keuangan. Adanya bank yang dilikuidasi atau dalam kondisi bank yang tidak diperbolehkan beroperasi oleh pemerintah dikarenakan kondisi dan keadaan bank menurut penilaian Bank Indonesia telah membahayakan bagi kepentingan masyarakat dan perekonomian nasional khususnya pada sektor perbankan nasional. Bank yang telah beroperasi atau bahkan dicabut ijin usahanya adalah bank yang dinyatakan tidak sehat. PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk perlu menerapkan prinsip kehati-hatian oleh pengelola dan pemecahan masalah segera mungkin sehingga tidak menghambat pada kegiatan lainnya. Perlunya melakukan kajian atas tingkat kesehatan bank yang dilakukan setiap saat agar kekurangan yang didapat segera diatasi serta menentukan arah untuk kemajuan bank. Dengan tujuan untuk mendapat pembahasan yang mendalam maka ditetapkan identifikasi masalah agar pihak yang membaca hasil penelitian ini dapat mengerti sepenuhnya masalah yang dimaksud. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Bagaimana kondisi tingkat kesehatan bank pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk termasuk dalam kategori sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat apabila dinilai dengan metode CAMEL yang terdiri atas Capital, Assets Quality, Management, Earning dan Liquidity?

BAB I PENDAHULUAN 10 1.3 Pembatasan Masalah Pada penelitian ini penulis membatasi masalah dengan ruang lingkup yang lebih sempit untuk menghindari pembahasan masalah yang terlalu luas. Pembahasan dibatasi pada masalah penilaian tingkat kesehatan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk pada tahun 2007-2010 dengan menganalisis faktor CAMEL yaitu menilai Capital (permodalan), Assets Quality (kualitas aktiva), Management (manajemen), Earning (rentabilitas) dan Liquidity (likuiditas). Tetapi dalam penelitian ini penulis hanya menganalisis empat faktor dari alat pengukuran kesehatan bank, diantaranya Capital, Asset Quality, Earning dan Liquidity. Penulis tidak menganalisis dalam hal Management, ini dikarenakan data-data yang harus diperoleh cukup sulit didapat dan bersifat privasi. Walau data mengenai manajemen bank tidak dapat dilakukan dan dianalisis, penulis berharap semoga penelitian ini tidak akan mengurangi hasil dari analisis yang diperoleh. 1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh data dan informasi mengenai PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk pada tahun 2007-2010 serta relevan terhadap masalah yang diidentifikasi kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan sebagai bahan untuk menyusun tugas akhir, guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh sidang sarjana. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kondisi kesehatan bank PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk dengan metode CAMEL yang terdiri atas Capital, Assets Quality, Management, Earning dan Liquidity.

BAB I PENDAHULUAN 11 1.5 Kegunaan Penelitian Dengan adanya penelitian ini, diharapkan data dan informasi yang diperoleh dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Penulis Menambah wawasan berpikir penulis mengenai penilaian tingkat kesehatan bank. Dapat mengetahui tingkat kesehatan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Dapat dijadikan pertimbangan antara teori dengan praktek yang diharapkan tidak terjadi kesenjangan yang terlalu jauh sehingga nantinya dapat menjadi bekal untuk terjun ke masyarakat. 2. Bagi PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijaksanaan yang berhubungan dengan kelangsungan hidup dari PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Sebagai tolok ukur bagi manajemen bank untuk menilai apakah penelolaan bank telah dilakukan sesuai dengan azas-azas perbankan yang sehat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN 12 3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan untuk mempertimbangkan dan menetapkan pilihan yang tepat dalam memilih perusahaan perbankan. 4. Bagi Investor Sebagai informasi mengenai tingkat kesehatan PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memilih PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk sebagai tempat untuk menginvestasikan dananya.