BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 11 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

Teori Klasik tentang Permintaan Uang

1.Peran mata uang 2.Lembaga Keuangan. PIEw9 1

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait. Uraian dari masing-masing hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERMINTAAN UANG. Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah

BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Muchdarsyah Sinungan (2003;3) dalam bukunya

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. membuat pilihan yang menyangkut alokasi mereka.

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

Uang Dalam Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya

A. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

Bab 4 TEORI MONETER (Lanjutan)

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia membawa pengaruh pada. berbagai sektor ekonomi, baik sektor riil maupun sektor moneter.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB II LANDASAN TEORI. yang terorganisasi, termasuk didalamnya bank-bank komersial dan semua

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan sangat ditentukan oleh

MAKALAH EKONOMI MAKRO PERANAN UANG, PERMINTAAN, DAN PENAWARAN AKAN UANG

BAB I PENDAHULUAN. dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikeluarkan dan telah diedarkan oleh Bank Sentral,dimana mata uang tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB II KAJIAN PUSTAKA & LANDASAN TEORI

c. Sukar dibagi menjaadi bagian yang lebih kecil d. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama e. Nilai uang barang tidak tetap.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB II URAIAN TEORITIS. Bank-bank umun pemerintah dan Bank-bank umum swasta nasional di

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

melindamelindo.wordpress.com Page 1

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. Tukar Rp / USD dan Indeks Harga Konsumen.

I. PENDAHULUAN. menghimpun dana dari pihak yang berkelebihan dana dan menyalurkannya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian oleh masyarakat dan otoritas moneter. Maka dari itu apabila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Uang, Fungsi Uang dan Jenis Uang. Dalam kehidupan sehari-hari, uang mememiliki pengertian yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB II LANDASAN TEORI

JUMLAH UANG BEREDAR DAN KEBIJAKAN MONETER

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

Manajemen Hutang Bank

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam

Perekonomian Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

I. PENDAHULUAN. harian bank (cash in vaults), dikurangi kewajiban Giro Wajib Minimum (Reserve

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

Bab 10 Pasar Keuangan

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi dan Fungsi Uang Uang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari denyut kehidupan ekonomi masyarakat. Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan ekonomi suatu negara ditentukan oleh sejauh mana peranan uang dalam perekonomian oleh masyarakat dan otoritas moneter. Definisi uang bisa dibagi dalam dua pengertian, yaitu definisi uang menurut hukum (law) dan definisi uang menurut fungsi. Definisi uang menurut hukum yaitu sesuatu yang ditetapkan oleh undang-undang sebagai uang dan sah untuk alat transaksi perdagangan. Sedangkan definisi uang menurut fungsi, yaitu sesuatu yang secara umum dapat diterima dalam transaksi perdagangan serta untuk pembayaran hutang-piutang. 1 Uang dikenal mempunyai empat fungsi, dua diantaranya merupakan fungsi yang sangat mendasar sedangkan dua lainnya adalah fungsi tambahan. Dua fungsi dasar tersebut adalah peranan uang sebagai (Boediono, 1994:10): 1. Alat tukar (means of exchange). Peranan uang sebagai alat ukar mensyaratkan bahwa uang tersebut harus diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran. Artinya, si penjual barang mau menerima uang sebagai pembayaran untuk barangnya karena 1 Yuliadi, 2004, Ekonomi Moneter, PT. Ideks, Jakarta. Hlm.4 17

18 ia percaya bahwa uang tersebut juga diterima oleh orang lain (masyarakat umum) sebagai alat pembayaran apabila ia nanti memerlukan untuk membeli suatu barang. 2. Alat penyimpan nilai/daya beli (store of value). Terkait dengan sifat manusia sebagai pengumpul kekayaan. Pemegangan uang merupakan salah satu cara untuk menyimpan kekayaan. Kekayaan tersebut bisa dipegang dalam bentuk-bentuk lain, seperti tanah, kerbau, berlian, emas, saham, mobil dan sebagainya. Syarat utama untuk ini adalah bahwa uang harus bisa menyimpan daya beli atau nilai. Dua fungsi uang lainnya adalah sebagai berikut: 3. Satuan hitung (unit of account). Sebagai satuan hitung, uang juga mempermudah tukar-menukar. Dua barang yang secara fisik sangat berbeda, seperti misalnya kereta api dan apel, bisa menjadi seragam apabila masing-masing dinyatakan dalam bentuk uang. 4. Ukuran untuk pembayaran masa depan (standard for deferred payments). Sebagai ukuran bagi pembayaran masa depan, uang terkait dengan transaksi pinjam-meminjam atau transaksi kredit, artinya barang sekarang dibayar nanti atau uang sekarang dibayar dengan uang nanti. Dalam hubungan ini, uang merupakan salah satu cara menghitung pembayaran masa depan tersebut.

19 2.2. Definisi Jumlah Uang Beredar Di dalam membahas mengenai uang yang terdapat dalam perekonomian sangat penting untuk membedakan diantara mata uang dalam peredaran dan uang beredar. Mata uang dalam peredaran adalah seluruh jumlah uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Sentral. Mata uang tersebut terdiri dari dua jenis yaitu uang logam dan uang kertas. Dengan demikian mata uang dalam peredaran sama dengan uang kartal. Sedangkan uang beredar adalah semua jenis uang yang ada di dalam perekonomian yaitu jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum. Uang beredar atau money supply dibedakan menjadi dua pengertian yaitu dalam arti sempit dan arti luas. 2 2.2.1. Uang Beredar Dalam Arti Sempit (M 1 ) Uang beredar dalam arti sempit (M 1 ) didefinisikan sebagai uang kartal ditambah dengan uang giral (currency plus demand deposits). M 1 = C + DD Dimana: M 1 C DD = Jumlah uang beredar dalam arti sempit = Currency (uang cartal) = Demand Deposits (uang giral) Uang giral (DD) di sini hanya mencakup saldo rekening koran/ giro milik masyarakat umum yang disimpan di bank. Sedangkan saldo rekening koran milik bank pada bank lain atau bank sentral (Bank Indonesia) ataupun saldo rekening 2 Sukirno, 1981, Pengantar Teori Makro Ekonomi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

20 koran milik pemerintah pada bank atau bank sentral tidak dimasukan dalam definisi DD. Satu hal lagi yang penting untuk dicatat mengenai DD ini adalah bahwa yang dimaksud disini adalah saldo atau uang milik masyarakat yang masih ada di bank dan belum digunakan pemiliknya untuk membayar/ berbelanja. Pengertian jumlah uang beredar dalam arti sempit (M 1 ) bahwa uang beredar adalah daya beli yang langsung bisa digunakan untuk pembayaran, bisa diperluas dan mencakup alat-alat pembayaran yang mendekati uang, misalnya deposito berjangka (time deposits) dan simpanan tabungan (saving deposits) pada bank-bank. Uang yang disimpan dalam bentuk deposito berjangka dan tabungan ini sebenarnya adalah juga adalah daya beli potensial bagi pemiliknya, meskipun tidak semudah uang tunai atau cek untuk menggunakannya (Boediono, 1994: 3-5). 2.2.2. Uang Beredar Dalam Arti Luas (M 2 ). Berdasarkan sistem moneter Indonesia, uang beredar M 2 sering disebut juga dengan likuiditas perekonomian. M 2 diartikan sebagai M 1 plus deposito berjangka dan saldo tabungan milik masyarakat pada bank-bank, karena perkembangan M 2 ini juga bisa mempengaruhi perkembangan harga, produksi dan keadaan ekonomi pada umumnya. M 2 = M 1 + TD + SD Dimana: TD = time deposits (deposito berjangka) SD = savings deposits (saldo tabungan) Definisi M 2 yang berlaku umum untuk semua negara tidak ada, karena halhal khas masing-masing negara perlu dipertimbangkan. Di Indonesia, M 2 besarnya

21 mencakup semua deposito berjangka dan saldo tabungan dalam rupiah pada bankbank dengan tidak tergantung besar kecilnya simpanan tetapi tidak mencakup deposito berjangka dan saldo tabungan dalam mata uang asing (Boediono, 1994:5-6). 2.2.3. Uang Beredar Dalam Arti Lebih Luas (M 3 ). Definisi uang beredar dalam arti lebih luas adalah M 3, yang mencakup semua deposito berjangka (TD) dan saldo tabungan (SD), besar kecil, rupiah atau mata uang asing milik penduduk pada bank oleh lembaga keuangan non bank. Seluruh TD dan SD ini disebut uang kuasi atau quasi money. M 3 = M 2 + QM Dimana : QM = quasi money Di negara yang menganut sistem devisa bebas (artinya setiap orang boleh memiliki dan memperjualbelikan devisa secara bebas), seperti Indonesia, memang sedikit sekali perbedaan antara TD dan SD dalam rupiah dan TD dan SD dalam dollar. Setiap kali membutuhkan rupiah dollar bisa langsung menjualnya ke bank, atau sebaliknya. Dalam hal ini perbedaan antara M 2 dan M 3 menjadi tidak jelas. TD dan SD dollar milik bukan penduduk tidak termasuk dalam definisi uang kuasi (Boediono, 1994:6). 2.3. Teori-Teori Uang Beredar 2.3.1. Teori Kuantitas mengenai Uang (Quantity Teory of Money)

22 Teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan sekaligus penawaran akan uang, beserta interaksi antara keduanya. Fokus dari teori tersebut adalah hubungan antara penawaran uang (jumlah uang beredar) dengan nilai uang (tingkat harga). Hubungan antara kedua variabel tersebut dijabarkan lewat konsepsi (teori) mereka mengenai permintaan akan uang. Perubahan jumlah uang beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya menentukan nilai uang (Boediono, 1994:17) 2.3.2. Teori Cambridge (Marshall-Pigou) Teori Cambridge, berpokok pada fungsi uang sebagai alat tukar umum (mean of exchange). Karena itu, teori-teori Klasik melihat kebutuhan uang (permintaan akan uang) dari masyarakat sebagai kebutuhan akan alat likuid untuk tujuan transaksi. Teori Cambridge mengatakan bahwa kegunaan dari pemegangan kekayaan dalam bentuk uang adalah karena uang (berbeda dengan bentuk kekayaan lain) mempunyai sifat likuid sehingga dengan mudah bisa ditukarkan dengan barang lain. Uang dipegang atau diminta oleh seseorang karena sangat mempermudah transaksi atau kegiatan-kegiatan ekonomi lain dari orang tersebut (sering disebut sebagai faktor convenience ). Teori Cambridge lebih menekankan faktor-faktor perilaku (pertimbangan untung rugi) yang menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang dengan volume transaksi yang direncanakannnya. Teoritisi Cambridge mengatakan bahwa permintaan selain dipengaruhi oleh volume transaksi dan faktor-faktor kelembagaan, juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan

23 warga masyarakat, dan ramalan/harapan (expectations) dari para warga masyarakat mengenai masa mendatang. Faktor-faktor lain ini mempengaruhi permintaan akan uang seseorang, dan demikian juga mempengaruhi permintaan akan uang dari masyarakat secara keseluruhan (Boediono, 1994:23-25). 2.3.3. Teori Keynes Teori uang Keynes adalah teori yang bersumber pada teori Cambridge, tetapi Keynes memang mengemukakan sesuatu yang betul-betul berbeda dengan teori moneter tradisi Klasik. Pada hakekatnya perbedaan ini terletak pada penekanan oleh Keynes pada fungsi uang yang lain, yaitu sebagai store of value dan bukan hanya sebagai means of exchange. Teori ini kemudian terkenal dengan nama teori Liquidity Preference (Boediono, 1994:27). Menurut Keynes, ada tiga tujuan masyarakat memegang uang, yaitu: 1. Tujuan transaksi Keynes tetap menerima pendapat golongan Cambridge, bahwa orang memegang uang guna memenuhi dan melancarkan transaksi-transaksi yang dilakukan, dan permintaan akan uang dari masyarakat untuk tujuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional dan tingkat bunga. Semakin besar tingkat pendapatan nasional smakin besar volume transaksi dan semakin besar pula kebutuhan uang untuk memnuhi tujuan transaksi. Demikian pula Keynes berpendapat bahwa permintaan akan uang untuk tujuan transaksi inipun tidak merupakan sutu proporsi yang konstan, tetapi dipengaruhi pula oleh tinggi rendahnya tingkat bunga.

24 2. Tujuan berjaga-jaga Keynes juga membedakan permintaan akan uang untuk tujuan melakukan pembayaran-pembayaran yang tidak reguler atau yang diluar rencana transaksi normal, misalnya untuk pembayaran keadaan-keadaan darurat seperti kecelakaan, sakit, dan pembayaran yang tak terduga lain. Permintaan uang seperti ini disebut dengan permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga (precautionary motive). Menurut Keynes permintaan akan uang untuk tujuan berjaga-jaga ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama dengan faktor yang mempengaruhi permintaan akan uang utuk transaksi, yaitu terutama dipengaruhi oleh tingkat penghasilan dan tingkat bunga. 3. Tujuan spekulasi Motif dari pemegangan uang untuk tujuan spekulasi adalah terutama bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang bisa diperoleh dari seandainya si pemegang uang tersebut meramal apa yang akan terjadi dengan betul. 1.4. Pengertian Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar 1.4.1. Pengertian Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan loanable funds. Loanable funds yaitu dana yang tersedia untuk dipinjamkan atau yang sering disebut sebagai dana investasi. Tingkat suku bunga merupakan salah satu

25 indikator dalam menentukan apakah seseorang akan melakukan investasi atau menabung (Boediono, 1994:76). Suku bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi keputusan individu terhadap pilihan untuk membelanjakan uang lebih banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. Tingkat bunga merupakan suatu variabel penting yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih bentuk kekayaan yang ingin dimilikinya, apakah dalam bentuk uang, financial assets, atau benda-benda riil seperti tanah, rumah, mesin, barang dagangan, dan lain sebagainya. Mana yang memberikan tingkat bunga lebih tinggi akan lebih diminati (Pohan Aulia, 2008:17). Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bunga riil. Tingkat bunga nominal sebenarnya adalah penjumlahan dari unsur-unsur tingkat bunga, yaitu tingkat bunga murni (pure interest rate), premi risiko (risk premium), biaya transaksi (transaction cost) dan premi untuk inflasi yang diharapkan. Tingkat bunga inilah yang harus dibayar debitur kepada kreditur di samping pengembalian pinjaman pokoknya pada saat jatuh tempo. Sedangkan suku bunga riil adalah tingkat bunga nominal minus laju inflasi yang terjadi selama periode yang sama (Boediono, 1994:86-89).

26 Suku bunga nominal adalah suku bunga yang biasa dilaporkan, dan ini pula yang biasa ditawarkan oleh kalangan perbankan atas simpanan para nasabahnya. Sedangkan suku rill adalah suku bunga yang sudah memperhitungkan perubahan nilai atau daya beli uang dari waktu ke waktu (Mankiw Gregory, 2000:47). 1.4.2. Pengertian Nilai Tukar Perdagangan yang dilakukan antara dua negara tidaklah semudah yang dilakukan dalam satu negara, karena mesti memakai dua mata uang yang berbeda misalnya antara negara Indonesia dan Amerika Serikat. Pengimpor Amerika harus membeli rupiah untuk membeli barang-barang dari Indonesia. Sebaliknya pengimpor Indonesia harus membeli Dollar Amerika untuk menyelesaikan pembayaran terhadap barang yang dibelinya di Amerika. Menurut Sadono Sukirno (1976: 292) besarnya jumlah mata uang tertentu yang diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan kurs mata uang asing. Beberapa faktor penting yang mempunyai pengaruh atas perubahan kurs pertukaran menurut Sadono Sukirno (1976 :296) adalah : 1. Perubahan dalam cita rasa masyarakat. Bila penduduk suatu negara lebih menyukai barang-barang dari negara lain maka nilai mata uang asing tersebut akan semakin naik. 2. Perubahan harga dari barang-barang ekspor. Semakin tinggi harga barang yang akan diekspor, semakin turun nilai mata uang pengekspor tersebut.

27 3. Kenaikan harga-harga umum (inflasi). Semakin tinggi tingkat inflasi negara pengeskpor semakin turun nilai mata uang negara tersebut. 4. Perubahan dalam tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi. Semakin tinggi tingkat bunga investasi di negara tersebut semakin tinggi nilai mata uang negara tersebut. 5. Perkembangan ekonomi. Semakin banyak nilai ekspor suatu negara semakin kuat nilai mata uang negara tersebut. Ada dua jenis nilai tukar, yaitu nilai tukar nominal (nominal exchange rate) dan nilai tukar rill (real exchange rate). Nilai tukar nominal adalah suatu nilai di mana seseorang dapat memperdagangkan mata uang dari suatu negara dengan mata uang negara lain. Jika suatu mata uang mengalami apresiasi, dikatakan bahwa mata uang itu menguat, karena dapat membeli lebih banyak mata uang asing. Demikian pula ketika suatu mata uang mengalami depresiasi, dikatakan bahwa mata uang tersebut melemah. Sedangkan nilai tukar rill adalah suatu nilai di mana seseorang dapat memperdagangkan barang dan jasa dari suatu negara dengan barang dan jasa dari negara lain (Mankiw Gregory, 2000:221-222). Di Indonesia ada tiga sistem yang digunakan dalam kebijakan nilai tukar rupiah sejak tahun 1971 hingga sekarang. Antara tahun 1971 hingga 1978 dianut sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) dimana nilai rupiah secara langsung dikaitkan dengan dollar Amerika Serikat (USD). Sejak 15 November 1978 sistem

28 nilai tukar diubah menjadi mengambang terkendali (managed floating exchange rate) dimana nilai rupiah tidak lagi semata-mata dikaitkan dengan USD, namun terhadap sekeranjang valuta partner dagang utama. Maksud dari sistem nilai tukar tersebut adalah bahwa meskipun diarahkan ke sistem nilai tukar mengambang namun tetap menitikberatkan unsur pengendalian. Kemudian terjadi perubahan mendasar dalam kebijakan mengambang terkendali terjadi pada tanggal 14 Agustus 1997, dimana jika sebelumnya Bank Indonesia menggunakan band sebagai guidance atas pergerakan nilai tukar, maka sejak saat itu tidak ada lagi band sebagai acuan nilai tukar. Namun demikian cukup sulit menjawab apakah nilai tukar rupiah sepenuhnya dilepas ke pasar (free floating) atau masih akan dilakukan intervensi oleh Bank Indonesia. Dengan mengamati segala dampak dari sistem free floating serta dikaitkan dengan kondisi atau struktur perekonomian Indonesia selama ini nampaknya purely free floating sulit untuk dilakukan. Kemungkinannya adalah Bank Indonesia akan tetap mempertahankan managed floating dengan melakukan intervensi secara berkala, selektif dan pada timing yang tepat (Isnowati Sri, 2002). 1.5. Teori Suku Bunga dan Nilai Tukar 1.5.1. Teori Suku Bunga Menurut kaum Klasik tingkat bunga merupakan hasil interaksi antara tabungan (S) dan investasi (I). Teori Klasik menyatakan bahwa tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, makin tinggi pula

29 keinginan masyarakat untuk menabung. Artinya, pada tingkat bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan/mengurangi pengeluaran unuk konsumsi guna menambah tabungan. Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. Sebaliknya, makin rendah tingkat bunga, keinginan untuk melakukan investasi juga makin besar (Nopirin, 1992:70-71). Menurut Keynes, tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan dalam pasar uang). Uang akan mempengaruhi tingkat ekonomi (GNP), sepanjang uang ini akan mempengaruhi tingkat bunga. Perubahan tingkat bunga selanjutnya akan mempengaruhi keinginan untuk mengadakan investasi dan demikian akan mempengaruhi GNP (Nopirin, 1992:90-91). Teori Keynes khususnya menekankan adanya hubungan langsung antara kesediaan orang membayar harga uang tersebut (tingkat bunga) dengan unsur permintaan akan uang unuk tujuan spekulasi: permintaan besar apabila tingkat bunga rendah, dan permintaan kecil apabila tingkat bunga tinggi. Untuk berspekulasi di pasar surat berharga seperti yang digambarkan oleh teori Keynes orang perlu memegang uang tunai, dan karena kegiatan spekulasi tersebut bisa menghasilkan keuntungan, maka orang bersedia membayar harga tertentu untuk memegang uang tunai untuk tujuan tersebut. Kemungkinan keuntungan tersebut timbul karena adanya ketidakpastian mengenai perkembangan tingkat bunga atau harga obligasi di masa depan. Hanya dalam suasana ketidakpastian, orang bisa berspekulasi (Boediono, 1994:83).

30 2.5.2. Teori Nilai Tukar Untuk menjelaskan fluktuasi nilai kurs dalam jangka panjang dapat dijelaskan dengan kerangka teori paritas daya beli. Teori paritas daya beli pertama kali dikemukakan oleh Gustav Cassell (1992). Teori paritas daya beli didasarkan pada prinsip yang disebut hukum satu harga (the law of one price). Teori ini menyatakan bahwa satu unit dari setiap mata uang seharusnya mampu membeli barang-barang di semua negara dalam jumlah yang sama. Teori paritas daya beli mengandung dua pengertian, yaitu pengertian absolut dan pengertian relatif. Secara absolut teori paritas daya beli merumuskan bahwa kurs antara dua mata uang merupakan rasio dari tingkat harga umum dari dua negara yang bersangkutan. Sedangkan menurut teori paritas daya beli versi relatif menyatakan bahwa fluktuasi kurs dalam jangka waktu tertentu akan bersifat proporsional atau sebanding besarannya terhadap perubahan tingkat harga yang berlaku di kedua negara selama periode yang sama (Yuliadi, 2004;64). Beberapa hal yang perlu ditekankan dari teori paritas daya beli adalah pertama masalah dasar dari paritas daya beli, yakni proporsionalitas tingkat harga dan nilai tukar hanya terjadi jika penyebab goncangan yang mengubah tingkat harga dari nilai tukar merupakan suatu goncangan moneter. Kedua, teori paritas daya beli tersebut tidak bekerja seketika, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga dapat dikatakan bahwa teori tersebut menunjukkan hubungan keseimbangan jangka panjang antara nilai tukar dengan tingkat harga.

31 1.6. Hubungan Suku Bunga dengan M 2 Tingginya tingkat suku bunga menyebabkan orang lebih cenderung mengendapkan uangnya di bank. Hal ini akan menyebabkan jumlah uang beredar di masyarakat menurun. Sebaliknya apabila tingkat suku bunga rendah orang cenderung tidak mau menabung di bank, melainkan menginvestasikannya ke bentuk investasi lain. Hal ini tentunya dapat menaikkan jumlah uang beredar di masyarakat. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa fluktuasi tingkat suku bunga dapat mempengaruhi jumlah uang beredar di masyarakat. 2.7. Hubungan Nilai Tukar dengan M 2 Nilai tukar akan memperlancar kegiatan ekonomi antar negara. Karena fungsinya sangat vital dalam perdagangan antar negara maka perubahan nilai tukar akan berpengaruh langsung pada stabilitas harga barang-barang hasil impor. Kenaikan nilai tukar disebut depresiasi atas mata uang dalam negeri. Mata uang asing menjadi lebih mahal, ini berarti nilai relatif mata uang dalam negeri merosot turun. Sedangkan turunnya nilai tukar disebut apresiasi mata uang dalam negeri. Mata uang asing menjadi lebih murah, hal ini berarti nilai relatif mata uang dalam negeri meningkat. Depresiasi mata uang rupiah terhadap dollar Amerika mengakibatkan para pemegang dollar AS menjual dollarnya dan membeli rupiah lalu ditabung dalam bentuk tabungan rupiah, yang menyebabkan jumlah uang beredar M 2 mengalami peningkatan.