PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE 1

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNIK SURVEY DAN ANALISA DATA SUMBERDAYA MANGROVE 1

BAB 1 MENGENAL HUTAN MANGROVE

PROPOSAL PENELITIAN PENYIAPAN PENYUSUNAN BAKU KERUSAKAN MANGROVE KEPULAUAN KARIMUNJAWA

VI. SIMPULAN DAN SARAN

Struktur Dan Komposisi Vegetasi Mangrove Di Pulau Mantehage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara

TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan pantai, penyerap polutan, habitat burung (Bismark, 1986). Kemampuan mangrove untuk mengembangkan wilayahnya ke arah laut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANUAL SILVIKULTUR MANGROVE DI INDONESIA

SERI BUKU INFORMASI DAN POTENSI MANGROVE TAMAN NASIONAL ALAS PURWO. Penyunting : Rudijanta Tjahja Nugraha. Penyusun : Dian Sulastini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove dilaporkan berasal dari kata mangal yang menunjukkan

METODE PENELITIAN. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bagan Serdang Kecamatan Pantai

LAMPIRAN. Lampiran 1. Analisis vegetasi hutan mangrove mulai dari pohon, pancang dan semai berdasarkan

Hasil dan Pembahasan

Komposisi Jenis-Jenis Tumbuhan Mangrove Di Kawasan Hutan Perapat Benoa Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kodya Denpasar, Propinsi Bali

BAB I PENDAHULUAN. batas pasang surut air disebut tumbuhan mangrove.

TINJAUAN PUSTAKA. Mangrove tumbuh terutama pada tanah lumpur, namun berbagai jenis. mangrove juga dapat tumbuh di tanah berpasir atau berkoral yaitu

ANALISIS VEGETASI MANGROVE DAN PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT KAMPUNG ISENEBUAI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA SKRIPSI YAN FRET AGUS AURI

KERAGAMAN JENIS MANGROVE DI NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh : M. Hidayatullah

TINJAUAN PUSTAKA. Sumatera Utara 7300 ha. Di daerah-daerah ini dan juga daerah lainnya, mangrove

TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi-manggi, yaitu

IDENTIFIKASI VEGETASI MANGROVE DI SEGORO ANAK SELATAN, TAMAN NASIONAL ALAS PURWO, BANYUWANGI, JAWA TIMUR

ANALISIS VEGETASI EKOSISTEM HUTAN MANGROVE KPH BANYUMAS BARAT

TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Hutan Mangrove

STRUKTUR VEGETASI MANGROVE ALAMI DI AREAL TAMAN NASIONAL SEMBILANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

BAB I PENDAHULUAN. atas pulau, dengan garis pantai sepanjang km. Luas laut Indonesia

ANALISIS VEGETASI MANGROVE UNTUK STRATEGI PENGELOLAAN EKOSISTEM BERKELANJUTAN DI TAMAN NASIONAL BALI BARAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. pendapat mengenai asal-usul katanya. Macnae (1968) menyebutkan kata mangrove

Avicenia sp. ( Api-Api ) Rhizophora sp( Bakau ) Nypa sp. ( Nipah ) Bruguiera sp. ( Lacang ) Sonneratia sp. ( Pedada )

Analisis Vegetasi Mangrove di Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

ZONASI TUMBUHAN UTAMA PENYUSUN MANGROVE BERDASARKAN TINGKAT SALINITAS AIR LAUT DI DESA TELING KECAMATAN TOMBARIRI

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan salah satu peran penting mangrove dalam pembentukan lahan baru. Akar mangrove mampu mengikat dan menstabilkan substrat

Struktur Vegetasi Mangrove di Desa Ponelo Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara

KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR HUTAN MANGROVE DI PULAU SEBUKU, KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang

Gambar 31 Hutan bakau

Flora Mangrove Berhabitus Pohon di Hutan Lindung Angke-Kapuk

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI HUTAN MANGROVE KELURAHAN BELAWAN SICANANG KECAMATAN MEDAN BELAWAN PROVINSI SUMATERA UTARA

ISSN No Jurnal Sangkareang Mataram 25 KOMPOSISI JENIS MANGROVE DI TELUK GERUPUK KABUPATEN LOMBOK TENGAH. Oleh:

ABSTRACT. Keywords: Mangrove Composition, Mangrove Species, Mangrove Zones, Marsegu Island.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam 3 zona berdasarkan perbedaan rona lingkungannya. Zona 1 merupakan

Praktikum Biologi Laut Profil Mangrove Taman Nasional Baluran. Kelompok I dan Kelompok VII Asisten : Agus Satriono

Keanekaragaman Jenis dan Indeks Nilai Penting Mangrove di Desa Tabulo Selatan Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara tradisional oleh suku bangsa primitif. Secara terminologi, etnobotani

Inventarisasi Vegetasi Mangrove Di Pantai Marosi Kabupaten Sumba Barat. Ni Kade Ayu Dewi Aryani ABSTRACT

MANGROVE. EVA ARI WAHYUNI, S.Pd. M.Si Marine Science Department, Madura Trunojoyo University

KEANEKARAGAMAN JENIS MANGROVE DI DESA TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN SUMATERA UTARA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. ekologis yaitu untuk melakukan pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursery

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI MANGROVE DI DESA PONDING-PONDING KECAMATAN TINANGKUNG UTARA KABUPATEN BANGGAI KEPULAUAN

1. Pengantar A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan mangrove (Hanley, dkk 2014: 7)

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Puspayanti et al. (2013), klasifikasi S. alba adalah sebagai

Teknologi penanaman jenis mangrove dan tumbuhan pantai pada tapak khusus

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

ANALISIS VEGETASI DAN STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI TELUK BENOA-BALI. Dwi Budi Wiyanto 1 dan Elok Faiqoh 2.

REPORT MONITORING MANGROVE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI

STRUKTUR DAN POLA ZONASI (SEBARAN) MANGROVE SERTA MAKROZOOBENTHOS YANG BERKOEKSISTENSI, DI DESA TANAH MERAH DAN OEBELO KECIL KABUPATEN KUPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove merupakan kombinasi antara kata mangue (bahasa

Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove di Desa Lalombi Kecamatan Banawa Selatan Kabupaten Donggala

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ekosistem Mangrove

4 KERUSAKAN EKOSISTEM

KOMPOSISI JENIS DAN KERAPATAN MANGROVE DI PESISIR ARAFURA KABUPATEN MERAUKE PROVINSI PAPUA

Nursal, Yuslim Fauziah dan Erizal Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau Pekanbaru ABSTRACT

Aplikasi Klasifikasi Jenis Tumbuhan Mangrove Berdasarkan Karakteristik Morfologi Menggunakan Metode K-Nearest Neighbor (KNN) Berbasis Web

ANALISIS VEGETASI DAN POLA SEBARAN SALINITAS DI EKOSISTEM MANGROVE PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove diduga berasal dari bahasa Melayu manggi - manggi,

TINJAUAN PUSTAKA. Umumnya mangrove dapat ditemukan di seluruh kepulauan Indonesia, mangrove terluas

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER DI LAPANGAN

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DI PULAU KETER TENGAH KABUPATEN BINTAN

Teknik Merehabilitasi Hutan Bakau

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini

FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2010

BioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

TINJAUAN PUSTAKA. komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar

SUMBERDAYA ALAM WILAYAH PESISIR

TINJAUAN PUSTAKA. pada daerah landai di muara sungai dan pesisir pantai yang dipengaruhi oleh

Community Structure of Mangrove in Sungai Alam Village Bengkalis Sub Regency, Bengkalis Regency, Riau Province

ANALISIS STRUKTUR DAN STATUS EKOSISTIM MANGROVE DI PERAIRAN TIMUR KABUPATEN BIAK NUMFOR

KOMPOSISI JENIS MANGROVE DAN PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP KAWASAN MANGROVE DESA SAYOANG, HALMAHERA SELATAN, MALUKU UTARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Mangrove

TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Mangrove Mangrove berasal dari kata mangue (Portugis) yang berarti bakau dan kata

Keanekaragaman Jenis Mangrove Di Pulau Panikiang Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

TINJUAN PUSTAKA. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Dudepo merupakan salah satu pulau kecil berpenduduk yang berada

TINJAUAN PUSTAKA. Rhizophora stylosa memiliki nama setempat : Bakau, bako-kurap, slindur,

PEMANFAATAN TANAMAN MANGROVE DI KAWASAN PANCER PANTAI CENGKRONG TRENGGALEK JAWA TIMUR SEBAGAI MEDIA BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA

PEMANFAATAN PERSEMAIAN BERTINGKAT UNTUK PRODUKSI BIBIT DALAM KERANGKA REHABILITASI HUTAN MANGROVE SPESIFIK LOKASI. Bau Toknok 1 Wardah 1 1

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sulistiono et al. (1992) dalam Mulya (2002) mengklasifikasikan kepiting. Sub Filum: Mandibulata. Sub Ordo: Pleocyemata

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak dapat pulih (seperti minyak bumi dan gas serta mineral atau bahan

Transkripsi:

PANDUAN PENGENALAN DAN ANALISIS VEGETASI HUTAN MANGROVE 1 Onrizal Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Email: onrizal@usu.ac.id; onrizal03@yahoo.com Definisi Mangrove Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove (MacNae, 1968). Dalam bahasa Inggris kata mangrove digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasangsurut maupun untuk individuindividu jenis tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut, sedangkan dalam bahasa Portugis kata mangrove digunakan untuk menyatakan individu jenis tumbuhan, sedangkan kata mangal untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. MacNae (1968) menggunakan kata mangrove untuk jenis pohonpohon atau semak belukar yang tumbuh diantara pasang surut air laut, dan kata mangal digunakan bila berhubungan dengan komunitas hutan. Richards (1975) menggunakan kata mangrove untuk kelompok ekologi jenis tumbuhan yang mendiami lahan pasang surut dan untuk komunitas tumbuhan yang terdiri atas jenis tersebut. FAO (1982) merekomendasikan kata mangrove sebaiknya digunakan baik untuk individu jenis tumbuhan maupun komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah pasang surut. Adapun Aksornkoae (1993) menyatakan bahwa mangrove adalah tumbuhan halofit yang hidup di sepanjang areal pantai yang dipengaruhi oleh pasang tertinggi sampai daerah mendekati ketinggian ratarata air laut yang tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Hutan mangrove menurut Snedaker (1978) adalah kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai subtropis yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk lahan berupa pantai dengan reaksi tanah anaerob. Berdasarkan SK Direktorat Jenderal Kehutanan No. 60/Kpts/Dj/I/1978, yang dimaksud dengan hutan mangrove adalah tipe hutan yang terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut, yaitu tergenang air laut pada waktu pasang dan bebas dari genangan pada waktu surut. Dengan demikian secara ringkas hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai yang terlindung, 1 Bahan kuliah bagi peserta Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan pada Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

laguna, muara sungai (Gambar 1) yang tergenang pasang dan bebas dari genangan pada saat surut (Gambar 2) yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam. Selanjutnya ekosistem mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme (tumbuhan dan hewan) yang berinteraksi dengan faktor lingkungannya di dalam suatu habitat mangrove. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, dan hutan payau. Selain itu, oleh masyarakat Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya dengan rumpun bahasa Melayu, hutan magrove sering disebut dengan hutan bakau. Namun demikian, penggunaan istilah hutan bakau untuk sebutan hutan mangrove sebenarnya kurang tepat dan rancu, karena bakau hanyalah nama lokal dari marga Rhizophora, sementara hutan mangrove disusun dan ditumbuhi oleh banyak marga dan jenis tumbuhan lainnya. Dengan demikian, penggunaan istilah hutan mangrove hanya tepat manakala hutan tersebut hanya disusun oleh jenisjenis dari marga Rhizophora, sedangkan apabila hutan tersebut juga disusun bersamaan dengan jenis dari marga yang lain, maka istilah tersebut tidak tepat lagi untuk digunakan. Cakupan Sumberdaya Mangrove Sumberdaya mangrove secara keseluruhan mencakup ekosistem mangrove yang terdiri atas : (1) satu atau lebih jenis pohon dan semak belukar yang hidupnya terbatas di habitat mangrove (exclusive mangrove), dan secara alami tidak tumbuh di habitat selain mangrove Gambar 1. Variasi kondisi pantai tempat tumbuh hutan mangrove Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 2

(a) (b) Gambar 2. Profil hutan mangrove yang (a) tergenang air saat pasang dan (b) terbebas dari genangan saat surut (Foto oleh Onrizal; hutan mangrove di Teluk Bintuni, Papua, November 1996) (2) jenisjenis tumbuhan yang hidupnya di habitat mangrove, namun secara alami juga dapat hidup di habitat selain mangrove (nonexclusive mangrove), (3) biota yang berasosiasi dengan mangrove (biota darat dan laut, lumut kerak, cendawan, ganggang, bakteri dan lainlain) baik yang hidupnya menetap, sementara, sekalisekali, biasa ditemukan, kebetulan maupun khusus hidup di habitat mangrove, (4) prosesproses alamiah yang berperan dalam mempertahankan ekosistem mangrove baik yang berada di daerah bervegatasi maupun di luarnya, (5) daratan terbuka atau hamparan lumpur yang berada antara batas hutan sebenarnya dengan laut, dan (6) masyarakat yang hidupnya bergantung dan bertempat tinggal pada lahan mangrove. Mengenal Flora Mangrove di Lapangan Secara umum, ada 4 (empat) cara dalam mengenal suatu jenis flora, yaitu (a) bertanya kepada orang yang ahli, (b) mencocokkan dengan herbarium yang telah diidentifikasi, (c) membandingkan dengan gambar dan deskripsi yang terdapat pada buku flora, dan (d) menggunakan kunci identifikasi. Karakter yang digunakan dalam pengenalan suatu jenis adalah karakter morfologi yang bersifat khas dan mantap. Oleh karena itu, setiap yang ingin mengenal jenis flora, termasuk mangrove, minimal memiliki pengetahuan tentang morfologi tumbuhan. Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 3

Dalam berbagai buku taksonomi, identifikasi didasarkan pada morfologi bunga dan buah, namun sulit diaplikasikan di lapangan, mengingat tidak setiap waktu dijumpai bagian bunga dan buah. Oleh karena itu, pengenalan berdasarkan karakter morfologi dari bagian vegetatif, seperti akar, batang, daun, dan getah banyak dikembangkan yang tidak bergantung pada keberadaan bagian generatif. Flora mangrove dapat dikenali berdasarkan karakteristik morfologi dari setiap bagian penyusunnya, seperti akar, batang, daun, bunga dan buah. Saat ini, pengenalan jenis flora mangrove juga dapat mengacu pada buku panduan atau publikasi terkait floristik mangrove yang telah tersedia, seperti Ding Hou (1958), Mabberley et al (1995), Tomlinson (1996), Kusmana et al. (1997, 2003), Kitamura et al. (1997), Noor et al. (1999), dan Onrizal et al. (2005). Dalam berbagai publikasi tersebut, karakter yang sering digunakan adalah perawakan (habitus), tipe akar, daun, bunga, dan buah. Berdasarkan perawakannya, flora mangrove dibagi ke dalam lima kategori, yaitu: pohon (tree), semak (shrub), liana (vine), paku/palem (fern/palm), dan herba/rumput (herb/grass). Flora mangrove memiliki sistem perakaran yang khas, sehingga bisa digunakan untuk pengenalan di lapangan. Bentukbentuk perakaran tumbuhan mangrove yang khas tersebut (Gambar 3) adalah sebagai berikut: a. Akar pasak (pneumatophore). Akar pasak berupa akar yang muncul dari sistem akar kabel dan memanjang keluar ke arah udara seperti pasak. Akar pasak ini terdapat pada Avicennia, Xylocarpus dan Sonneratia. b. Akar lutut (knee root). Akar lutut merupakan modifikasi dari akar kabel yang pada awalnya tumbuh ke arah permukaan substrat kemudian melengkung menuju ke substrat lagi. Akar lutut seperti ini terdapat pada Bruguiera spp. c. Akar tunjang (stilt root). Akar tunjang merupakan akar (cabangcabang akar) yang keluar dari batang dan tumbuh ke dalam substrat. Akar ini terdapat pada Rhizophora spp. d. Akar papan (buttress root). Akar papan hampir sama dengan akar tunjang tetapi akar ini melebar menjadi bentuk lempeng, mirip struktur silet. Akar ini terdapat pada Heritiera. e. Akar gantung (aerial root). Akar gantung adalah akar yang tidak bercabang yang muncul dari batang atau cabang bagian bawah tetapi biasanya tidak mencapai substrat. Akar gantung terdapat pada Rhizophora, Avicennia dan Acanthus. Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 4

a b c d Gambar 3. Bentukbentuk perakaran tumbuhan yang sering dijumpai di hutan mangrove. (a) akar tunjang, (b) akar lutur, (c) akar pasak, (d) akar papan Pada umumnya marga pohon mangrove mempunyai satu atau lebih tipe akar (Tabel 1). Berbagai bentuk perakaran tersebut merupan salah satu cara adaptasi tumbuhan mangrove terhadap kondisi habitat yang sering tergenang air pasang, sehingga tanahnya bersifat anaerob. Tabel 1. Tipe akar pada beberapa marga pohon mangrove Marga Akar kabel permukaan Akar nafas Akar lutut Akar tunjang Akar papan Acanthus + + Aegialitis + Aegiceras + Avicennia + +/ Bruguiera +/ + +/ +/ Camptostemon + + Ceriops + + + Cynometra +/ Excoecaria + Heritiera + Lumnitzera +/ + +/ Nypa +? Osbornia + +/ Rhizophora + Schyphiphora +? Sonneratia +/ +/ +/ Xylocarus +/ + + Keterangan : + = ada; +/ = ada pada beberapa jenis; +? = kadangkadang ada; = tidak ada. Akar gantung + + +/ + Beberapa jenis mangrove memiliki morfologi buah yang sangat spesifik, sehingga dapat dijadikan alat identifikasi yang baik. Ada beberapa bentuk khas buah mangrove, yaitu : bulat memanjang (cylindrical), bola (ball), seperti kacang buncis (beanlike), dan sebagainya. Morfologi buah yang spesifik tersebut merupakan bentuk adaptasi, yakni antisipasi terhadap habitat yang tergenang dan substratnya yang berlumpur, dimana biji flora mangrove telah berkecambah selagi masih melekat pada pohon induknya. Fenomena ini disebut vivipari dan kriptovivipari (Gambar 4). Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 5

Gambar 4. Berbagai buah jenis pohon mangrove yang menunjukkan fenomena vivipari: (a) Rhizophora mucronata, (b) R. apiculata, (c) Bruguiera gymnorrhiza, (d) Ceriops tagal, (e) R. stylosa, (f) Aegiceras corniculatum; dan kriptovivipari: (g) Avicennia marina, (h) Sonneratia caseolaris, dan (i) S. alba. Vivipari adalah perkecambahan dimana embrio keluar dari perikarp selagi masih menempel pada ranting pohon, kadangkadang berlangsung lama pada pohon induknya. Vivipari terjadi pada Bruguiera, Ceriops, Rhizophora, Kandelia dan Nypa. Kriptovivivari adalah perkecambahan dimana embrio berkembang dalam buah, tapi tidak mencukupi untuk keluar dari pericarp. Kriptovivipari terjadi pada Aegialitis, Acanthus, Avicennia, Laguncularia dan Pelliciera. Viviparitas ini merupakan mekanisme adaptasi terhadap beberapa aspek lingkungan, diantaranya bertujuan untuk mempercepat perakaran, pengaturan kadar garam, keseimbangan ion, perkembangan daya apung dan memperpanjang waktu memperoleh nutrisi dari induk. Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 6

Berdasarkan berbagai hasil pengamatan penulis di lapangan dan kajian terhadap berbagai publikasi terkait flora mangrove, pada Lampiran 18 disajikan matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan karakter morfologinya. Analisis Vegetasi Hutan Mangrove Analisis vegetasi hutan mangrove dalam kegiatan P3H dilakukan dengan metoda kombinasi antara metoda jalur dan metoda garis berpetak (Gambar 5) dengan panjang jalur minimum adalah 300 m yang bisa terdiri dari beberapa jalur, tergantung kondisi di lapangan. Di dalam metoda ini risalah pohon dilakukan dengan metoda jalur dan permudaan dengan metoda garis berpetak (Onrizal & Kusmana, 2005). Ukuran permudaan yang digunakan dalam kegiatan analisis vegetasi hutan mangrove adalah sebagai berikut: (a) Semai : Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan setinggi kurang dari 1,5 m. (b) Pancang : Permudaan dengan tinggi 1,5 m sampai anakan berdiameter kurang dari 10 cm. (c) Pohon : Pohon berdiameter 10 cm atau lebih. (e) Tumbuhan bawah : Tumbuhan selain permudaan pohon, misal rumput, herba dan semak belukar. Selanjutnya ukuran subpetak untuk setiap tingkat permudaan adalah sebagai berikut: (a) Semai dan tumbuhan bawah : 2 x 2 m. (b) Pancang : 5 x 5 m. (c) Pohon : 10 x 10 m. 10 m 10 m 2 m 5 m Arah rintis Gambar 2. Desain kombinasi metoda jalur dan metoda garis berpetak Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 7

Seluruh individu tumbuhan mangrove pada setiap subpetak tingkat pertumbuhan diidentifikasi, dihitung jumlahnya, dan khusus untuk tingkat pohon diukur diamater pohon, yakni diamater batang pada ketinggian 1,3 m dari atas permukaan tanah atau 10 cm di atas banir atau akar tunjang, apabila banir atau akar tunjang tertinggi terletak pada ketinggian 1,3 m atau lebih. Untuk keperluan identifikasi jenis, diambil material herbarium setiap jenis, berupa setangkai daun berbunga dan atau berbunga. Material herbarium tersebut selanjutnya diproses di kampus untuk identifikasi. Dalam hal ini, peserta P3H agar membaca teknik pembuatan herbarium (Onrizal, 2005) dengan tally sheet, seperti disajikan pada Lampiran 9, Perhitungan besarnya nilai kuantitif parameter vegetasi, khususnya dalam penentuan indeks nilai penting, dilakukan dengan formula berikut ini: a. Kerapatan suatu jenis (K) suatu jenis K = individu Luas petak contoh b. Kerapatan relatif suatu jenis (KR) K suatu jenis KR = x100% K seluruh jenis c. Frekuensi suatu jenis (F) F = Sub petak ditemukan suatu Seluruh sub petak contoh d. Frekuensi relatif suatu jenis (FR) F suatu jenis FR = F seluruh jenis x100 % jenis e. Dominansi suatu jenis (D). D hanya dihitung untuk tingkat pohon. Luas bidang dasar suatu jenis D = Luas petak contoh f. Dominansi relatif suatu jenis (DR) D suatu jenis DR = x100% D seluruh jenis g. Indeks Nilai Penting (INP) g.1. Untuk tingkat pohon adalah INP = KR + FR + DR g.2. Untuk tingkat semai, pancang dan tumbuhan bawah adalah INP = KR + FR Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 8

Selanjutnya, indeks keanekaragaman Shannon (Shannon s index) (Ludwig & Reynold, 1988) digunakan untuk mengetahui keanekaragaman jenis di setiap tingkat pertumbuhan dengan rumus sebagai berikut: H = (p i ln p i ); dengan pi = (n i / n) dimana H adalah indeks keanekaragaman Shannon, n i adalah jumlah individu suatu jenis ke i dalam petak ukur (PU), dan n adalah total jumlah individu dalam PU. Barbour et al. (1987) menyatakan bahwa nilai H berkisar antara 0 7 dengan kriteria (a) 0 2 tergolong rendah, (b) 2 3 tergolong sedang, dan (c) 3 atau lebih yang tergolong tinggi. Untuk mengetahui nilai kekayaan digunakan indeks kekayaan jenis Menhinick (Menhinick s index) (Ludwig & Reynold, 1988) dengan rumus sebagai berikut: R = S / n dimana R adalah indeks kekayaan Menhinick, S adalah jumlah jenis dalam PU, dan n adalah total individu seluruh jenis dalam PU. Untuk mengetahui kemerataan jenis, marga atau suku pohon, indeks kemerataan (evenness index) (Ludwig & Reynold, 1988) dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut: E = H / ln (S) dimana E adalah indeks kemerataan untuk jenis, marga atau suku, dan S adalah jumlah jenis, marga atau suku yang dijumpai dalam PU. Dalam rangka untuk mengetahui gambaran struktur hutan di lokasi penelitian, dibuat distribusi pohon secara horizontal (sebaran horizontal) dan secara vertikal (statifikasi) yang secara berturut turut didasarkan klas diamater (selang 5 cm) dan klas tinggi pohon (selang 1 m). Kegiatan Praktek di Lapangan Pada ekosistem hutan mangrove, kegiatan P3H minimum mencakup: 1. Mencari tahu, melalui wawancara dengan masyarakat lokal, tentang nama yang diberikan terhadap hutan mangrove, beserta batasannya. 2. Identifikasi setiap jenis flora mangrove yang dijumpai di lokasi P3H yang disertai dengan pembuatan herbarium beserta dokumentasi berupa foto (lebih baik menggunakan kamera digital). 3. Melakukan analisis vegetasi mengikuti metode seperti diuraikan di atas dengan panjang jalur minimum untuk setiap regu adalah 300 m. Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 9

4. Mencatat jenis satwa yang dijumpai, baik yang hidup di dalam substrat, di permukaan, maupun di atas substrat yang disertai dokumentasi berupa foto (lebih baik menggunakan kamera digital). Daftar Pustaka Barbour, G.M., J.K. Burk, & J.K. Pitts. 1987. Terresrtrial plant ecology. New York: The Benyamin/Cummings Publishing Company, Inc. Ding Hou. 1958. Rhizophoraceae. Flora Malesiana 1, 5 (4): 452453 Kitamura, S., C. Anwar, A. Chaniago, S. Baba. 1997. Handbook of Mangroves in Indonesia. Bali dan Lombok. Ministry of Forestry Indonesia and Japan International Cooperation Agency. Jakarta. Kusmana, C., Onrizal, & Sudarmadji. 2003. Jenisjenis pohon mangrove di Teluk Bintuni, Papua. Fakultas Kehutanan, IPB Bogor dan PT BUMWI Jakarta. Ludwig, J.A., and J.F. Reynold. 1988. Statistical Ecology: a Primer on Methods and Computing. New York: John Wiley & Sons. Mabberley, D.J., C.M. Pannel, A.M. Sing. 1995. Meliaceae. Flora Malesiana 1, 12 (1): 376 Macnae, W. 1968. A General Account of the Fauna of the Mangrove Swamps of Inhaca Island, Mozambique. J. Ecol. 50: 93 128 Noor, Y.S., M. Khazali, & I.N.N. Suryadiputera. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. Ditjen PKA Departemen Kehutanan dan Wetlands International Indonesia Programme. Bogor. Onrizal, & C. Kusmana. 2005. Ekologi hutan Indonesia [buku ajar]. Departemen Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan. Onrizal, Rugayah, & Suhardjono. 2005. Flora mangrove berhabitus pohon di Hutan Lindung AngkeKapuk. Biodiversitas 6 (1): 3439 Onrizal. 2005. Teknik pembuatan herbarium. Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan Tomlinson, P.B. 1996. The botany of mangrove. Cambridge University Press. UK. Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 10

Lampiran 1. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan perawakan Perawakan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Nama Jenis Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm) Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii Pohon Semak Liana Pakis/Palem Herba/Rumput Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 11

Lampiran 2. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan tipe akar Akar permukaan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Nama Jenis Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm) Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii Tunjang Pasak Lutut Papan Banir Tanpa akar permukaan Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 12

Lampiran 3. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan komposisi dan susunan daun Komposisi Daun Susunan Daun No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Nama Jenis Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm) Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii Tunggal Majemuk Opposite Alternate Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 13

Lampiran 4. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan tipe akar Bentuk Helaian Daun No. Nama Jenis 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm) Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii Lanset Elips Oval Obovate Cordate Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 14

Lampiran 5. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan bentuk ujung daun Ujung Daun No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Nama Jenis Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm) Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii Acute/ Acuminate Aristate/ Acuminate Rounded (Bundar) Emarginate (Berlekuk) Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 15

Lampiran 6. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan bentuk ujung daun Posisi bunga No. Nama Jenis Warna Bunga 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm) Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii Terminal Axillary Tunggal Petal putih Petal putih Petal kuningoranye Petal kuningoranye Petal kuningoranye Petal kuning Calyx hijau kekuningan Calyx merah Calyx hijau kekuningan Calyx kuning kehijauan Petal putihcokelat Petal putihcokelat Petal hijau & putih Petal ungu & mrh bata Petal merah Petal putih Kuning cokelat Calyx hijau kemerahan Calyx putih hijau Calyx hijau kekuningan Calyx hijau kekuningan Calyx putihhijau Calyx hijau kekuningan Petal putih Calyx hijau Calyx hijau Petal putih kehijauan Petal putih kehijauan Petal putih kehijauan Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 16

Lampiran 7. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan bentuk ujung daun Inflorescence (Bunga Majemuk) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Nama Jenis Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm) Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii Cyme Malai Bulir Tandan Catkin Payung Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 17

Lampiran 8. Matriks pengenalan flora mangrove berdasarkan bentuk ujung daun Bentuk Buah No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Nama Jenis Acrostichum aureum Aegiceras corniculatum Aegiceras floridum Avicennia alba Avicennia lanata Avicennia marina Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza Bruguiera parvifolia Bruguiera sexangula Ceriops decandra Ceriops tagal Excoecaria agallocha Heritiera littoralis Lumnitzera littorea Lumnitzera racemosa Nypa fruticans (palm) Osbornia octodonta Pemphis acidula Rhizophora apiculata Rhizophora lamarckii Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Scyphiphora hydrophyllacea Sonneratia alba Sonneratia caseolari Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis Xylocarpus rumphii Bulat Panjang Bola Kacang Buncis Lainnya Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 18

Lampiran 9. Tally Sheet / Blanko Isiian Data Tumbuhan Mangrove di Lapangan No Koleksi :... Nama Kolektor :... Tanggal koleksi :... Nama lokal :... Nama ilmiah :... (suku, marga, jenis) Lokasi (meliputi batas floristik, administrasi, koordinat, ketinggian) :......... Habitat :... (tipe substrat: lumpur, pasir, coral, dsb; letak: muara sungai (estuari), delta, dsb). Ekologi :... (frekuensi ditemukan/peyebaran, asosiasi dengan tumbuhan disekitarnya) Habitus/perawakan :... (bentuk perwakan: pohon, liana, terna, perdu, epifit, parasit; dengan ukuran tinggi dan diameternya) Deskripsi (sifat/karakter: pangkal pohon/tumbuhan, batang, kulit, percabangan, ranting, dan daun, beserta bunga dan buah jika ada; bau, rasa, warna: getah) :.................. Kegunaan :... (pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat lokal) Identifikator :... (nama orang yang mengidentifikasi) Tanggal identifikasi :... (tanggal koleksi diidentifikasi) Onrizal. 2008. Panduan Pengenalan dan Analisis Vegetasi Hutan Mangrove 19