4.1 KONDISI FISIK DAN LINGKUNGAN



dokumen-dokumen yang mirip
4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Lokasi wilayah kajian bagi pengembangan masterplan kawasan industri JAIP berada di Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Jambi 205,43 0,41% Muaro Jambi 5.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROFIL KABUPATEN / KOTA

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PROFIL KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

BAB III PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MURUNG RAYA MENURUT LAPANGAN USAHA

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

Gambar 5. Peta Citra Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... I DAFTAR TABEL... VII DAFTAR GAMBAR... IX BAB 1 PENDAHULUAN... I LATAR BELAKANG... I - 1

BAB IV GAMBARAN UMUM

KONDISI UMUM BANJARMASIN

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM. A. Letak Geografis, Iklim

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Bandar Lampung merupakan Ibukota Provinsi Lampung yang merupakan daerah

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

PROFIL KABUPATEN / KOTA

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dari luas Provinsi Jawa Barat dan terletak di antara Bujur Timur

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

pelalawankab.bps.go.id

III. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Katalog BPS :

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. DIY. Secara geografis, Kabupaten Bantul terletak antara 07 44' 04" ' 27"

Transkripsi:

Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbentuk dari pemekaran Kabupaten Tanjung Jabung menjadi wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, berdasarkan Undang-undang No. 54 Tahun 1999 Tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 4.1 KONDISI FISIK DAN LINGKUNGAN 4.1.1 Letak Geografis Kabupaten Tanjung Jabung Timur terletak antara 0 o 53 1 o 41 Lintang Selatan dan antara 103 o 23 104 o 31 Bujur Timur. Kabupaten yang mempunyai Luas Wilayah 5.445,0 Km 2 ini berbatasan dengan : Sebelah Utara : Laut China Selatan Sebelah Selatan : Kabupaten Muaro Jambi dan Propinsi Sumatera Selatan Sebelah Barat : Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Muaro Jambi Sebelah Timur : Laut China Selatan Secara administratif, Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri atas 11 kecamatan,81 desa, dan 6 kelurahan. IV - 1

Tabel 4. 1 Wilayah Administratif Kabupaten Tanjung Jabung Timur No Kecamatan Ibukota Banyak Banyak Luas Wilayah Desa Kelurahan (km 2 ) 1 Muara Sabak Timur Muar a Sabak 10 2 911,15 2 Nipah Panjang Nipah Panjang 8 2 381,30 3 Mendahara Mendahara Ilir 8 0 285,35 4 5 Rantau Rasau Sadu Bandar Jaya Sungai Lokan 11 9 0 0 478,17 251,75 6 7 8 Dendang Muara Sabak Barat Mendahara Ulu Rantau Indah Nibang Putih Simpang Kiri 7 5 6 0 0 0 410,28 120,52 356,12 9 10 Kuala Jambi Geragai Kampung Laut Blok G 2 9 2 0 194,46 234,70 11 Berbak Desa Simpang 6 0 1.821,20 Jumlah 81 6 5.445 Sumber: Jambi Dalam Angka, BPS Provinsi Jambi 2005-2006 4.1.2 Ketinggian dan Kemiringan Lereng Perbedaan ketinggian suatu wilayah mempunyai pengaruh terhadap suhu udara dan tekanan udara. Oleh sebab itu, ketinggian merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan pola penggunaan lahan untuk suatu kegiatan diatasnya, baik pertanian maupun industri. Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk kedalam klasifikasi ketinggian dataran rendah, yaitu 0-5 meter dpl dengan karakter lahan pertanian lahan basah dan lahan kering. Kemiringan tanah/lereng adalah sudut yang dibentuk oleh permukaan tanah/bumi dengan bidang horizontal yang dinyatakan dengan persen (%) atau derajat. Kemiringan tanah/lereng sangat berpengaruh terhadap tingkat erosi, drainase keadaan efektif tanah, dan tingkat perkembangan tanah dari suatu wilayah serta merupakan salah satu faktor pembatas bagi pemanfaatannya. IV - 2

Apabila ditinjau dari kemiringan lerengnya, maka sebagian besar Kabupaten Tanjung Jabung Timur termasuk datar, yaitu berkisar antara 0-8 %. Tabel 4. 2 Ketinggian Beberapa Ibukota Kecamatan di Kabupaten Tanjung No Jabung Timur Ibukota Kecamatan 1 Mendahara 1 2 Mendahara Ulu 1 3 Geragai 1 4 Dendang 4 5 Muara Sabak Timur 4 6 Muara Sabak Barat 4 7 Kuala Jambi 4 Ketinggian (m dpl) 8 Rantau Rasau 2,5 9 Berbak 2,5 10 Nipah Panjang 3 11 Sadu 5 Sumber : Kabupaten Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Tahun 2006 4.1.3 Jenis Tanah Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Secara fisiologis, tanah merupakan hasil bentukan dari beberapa faktor yaitu iklim, organisme bahan induk, topografi dan waktu, sedangkan potensi tanah ditentukan oleh kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi yang merupakan hasil manifestasi dari sifat-sifat yang dimilikinya. Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang terletak pada dataran rendah didominasi oleh tanah-tanah yang penuh air dan rentan terhadap banjir pasang surut serta banyaknya sungai besar dan kecil yang melewati wilayah ini. Wilayah ini didominasi jenis tanah gley humus rendah dan orgosol yang bergambut. Daya dukung lahan terhadap pengembangan wilayah sangat rendah sehingga membutuhkan input teknologi dalam pengembangannya. 4.1.4 Hidrologi Sumber-sumber air di Provinsi Jambi pada umumnya terdiri dari air permukaan dan air tanah. Air permukaan berasal dari sungai-sungai dan danau-danau yang IV - 3

berada dalam sistem Satuan Wilayah Sungai Batanghari, yang luasnya hampir mencakup sebagian besar Provinsi Jambi. Sementara itu DAS Batanghari dibagi menjadi beberapa Sub DAS yaitu: Sub DAS Batang Tembesi, Sub DAS Jujuhan, Sub DAS Batang Tebo, Sub DAS Batang Tabir, Sub DAS Tungkal dan Mendahara, Sub DAS Air Hitam, Sub DAS Airdikit, Sub DAS Banyulincir, dan Sub DAS Lainnya. Sub DAS di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu Sub DAS Tungkal dan Mendahara dimana dilihat dari pola aliran sungainya berbentuk radial dan debit air mencapai 247,6128 m 3 /detik. 4.1.5 Iklim dan Curah Hujan Secara klimatologis wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur beriklim basah dengan hujan hampir sepanjang tahun, atau kurang lebih 8 10 bulan basah dan bulan kering 2 4 bulan. Rata-rata curah hujan pada tahun 2006 yaitu 241,6 mm dan rata-rata jumlah hari hujannya sebesar 11 hari per tahun. Suhu udara rata-rata di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu 25,60C 28,30C. Pada tahun 2005 suhu udara rata-rata bulanan menunjukkan bahwa suhu tertinggi terjadi pada bulan Mei (27,30C) dan suhu terendah pada bulan Januari (26,30C) dengan kelembaban udara 78%-81% pada Desember/Januari dengan 73% pada bulan September serta kecepatan angin 6,4 m/det pada bulan Mei dan 10,3 m/dt pada bulan Januari. 4.1.6 Pola Penggunaan Lahan Pola penggunaan lahan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri atas lahan sawah dan lahan non sawah yaitu bangunan, tegalan, padang rumput, tambak, kolam/ empang, hutan, lahan kosong (tidak diusahakan) dan penggunaan lahan lainnya. Dilihat dari tabel dan grafik diatas pola penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2005 sebesar 35,1% lahan yang digunakan sebagai hutan milik negara, 20,02% lahan sawah, 19,09% lahan yang tidak diusahakan (lahan kosong), bangunan (13,97%), tegalan (3,72%), padang rumput (0,27%), tambak (0,06%), empang/kolam (0,03%), dan lahan lainnya (7,6%). Penggunaan lahan sawah, bangunan, dan hutan negara dari tahun ke tahunnya semakin meningkat, artinya semakin berkembangnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan lahan semakin meningkat pula. IV - 4

Tabel 4. 3 Perkembangan Penggunaan Lahan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2002-2005 NO PENGGUNAAN LAHAN 2002 2003 2004 2005 1 Lahan Sawah 87. 644 89.122 92.597 109.814 2 Bangunan 15.154 49.045 67.720 76.076 3 Tegalan 29.626 63.824 48.417 20.268 4 Padang rumput 1.351 2.203 1.747 1.462 5 Tambak 317 414 419 347 6 Kolam / empang 200 144 111 142 7 Hutan negara 89.057 118.801 131.801 191.104 8 Tidak diusahakan 224.257 164.078 153.425 103.918 9 Lainnya 96.894 56.869 48.263 41.369 Sumber : BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2002-2005 4.2 KEPENDUDUKAN 4.2.1 Jumlah dan Perkembangan Jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada kurun waktu 2002-2006 menunjukkan kecenderungan peningkatan, namun dengan tingkat pertumbuhan ratarata yang kecil, yaitu 1,97 %. Tahun 2002, jumlah penduduk Kabupaten 215,000 210,000 205,000 200,000 195,000 190,000 185,000 180,000 2002 2003 2004 2005 2006 Tanjung Jabung Timur adalah 191.556 jiwa. Tahun 2003, jumlah tersebut meningkat menjadi 191.844 jiwa dan tahun 2004 menjadi 205.079 jiwa. Tahun 2005, jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Timur adalah 208.522 jiwa dan tahun 2006 meningkat menjadi 210.821 jiwa. Kecamatan Sadu tercatat sebagai kecamatan yang paling tinggi tingkat pertumbuhannya, yaitu sebesar 4,26 % per tahunnya, sedangkan Kecamatan Dendang tercatat sebagai kecamatan yang paling rendah tingkat pertumbuhannya yaitu sebesar 0,36 % per tahunnya. IV - 5

Tabel 4. 4 Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2004-2006 No Kecamatan 2 Mendahara Ulu Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Rata-Rata Pertumbuhan 1 Mendahara 25.006 25.138 25.322 0,63 11.710 11.800 11.901 5 Muara Sabak Timur 35.809 36.121 36.377 0,79 6 Muara Sabak Barat 12.683 12.887 13.035 1,38 11 Sadu 12.431 13.270 13.505 4,26 JUMLAH 205.079 208.522 210.821 1,39 Sumber : Kab. Tanjung Jabu ng Timur Dalam Angka, Th 2004-2006 0,81 3 Geragai 16.539 16.817 17.018 1,44 4 Dendang 17.507 17.512 17.633 0,36 7 Kuala Jambi 12.783 12.976 13.112 1,28 8 Rantau Rasau 22.433 23.057 23.413 2,16 9 Berbak 9.875 10.041 10.170 1,48 10 Nipah Panjang 28.303 28.903 29.335 1,81 4.2.2 Proyeksi Penduduk tahun 2020 Dengan laju pertumbuhan rata-rata penduduk tahun 2002-2006 sebesar 1,97% dan dengan asumsi tidak terdapat faktor yang akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur secara signifikan dimasa yang akan datang, maka jumlah penduduk tahun 2020 diperkirakan mencapai 251.206 jiwa. Tabel 4. 5 Proyeksi Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2020 No 1 Kecamatan Mendahara Tahun 2010 25.945 Tahun 2015 26.735 Tahun 2020 27.525 2 Mendahara Ulu 12.281 12.759 13.236 3 Geragai 17.989 19.186 20.384 4 Dendang 17.866 18.181 18.496 5 6 7 Muara Sabak Timur Muara Sabak Barat Kuala Jambi 37.522 13.748 13.780 38.942 14.628 14.602 40.362 15.508 15.425 8 Rantau Rasau 25.418 27.868 30.318 9 Berbak 10.766 11.504 12.241 10 Nipah Panjang 31.427 34.007 36.587 11 Sadu 15.754 18.439 21.124 JUMLAH 222.496 236.851 251.206 Sumber : Hasil Perhitungan, tahun 2007 IV - 6

Berdasarkan proyeksi tersebut, penduduk yang tertinggi adalah Kecamatan Muara Sabak Timur (40.362 jiwa). Kecamatan Berbak adalah kecamatan yang jumlah penduduknya terendah diantara kecamatan-kecamatan yang lainnya yaitu (12.241 jiwa). 4.2.3 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan dengan luas wilayah pada tahun tertentu. Kepadatan penduduk digunakan untuk mengetahui wilayah yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dan terendah karena kepadatan tertinggi itu dapat memberikan berbagai dampak diantaranya banyaknya tenaga kerja yang tersedia sebagai pelaku di sektor industri. Kepadatan penduduk pada tahun 2006 mengalami kenaikan yang tidak begitu signifikan yaitu 38,72 jiwa/km 2 yang tahun sebelumnya sebesar 38,30 jiwa/km 2. Kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan paling tinggi yaitu berada di Kecamatan Muara Sabak Timur yaitu sebesar 144,50 jiwa/km 2 (tahun 2006) yang memiliki kedudukan sebagai ibukota Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Dan tingkat kepadatan terendah berada di Kecamatan Sadu sebesar 7,42 jiwa/km 2 (tahun 2006), kecamatan ini memiliki wilayah terluas di Kabupaten Tanjung Jabung Timur akan tetapi jumlah penduduknya belum begitu padat. No Tabel 4. 6 Kepadatan Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2005-2006 Kecamatan Luas (Km 2 ) Tahun 2005 Pendudu k Tahun 2006 Kepadatan Penduduk Kepadatan 1 2 Mendahara Mendahara Ulu 911,15 381,30 25.138 11.800 27,59 30,95 25.322 11.901 27,79 31,21 3 Geragai 285,35 16.817 58,93 17.018 59,64 4 5 Dendang Muara Sabak Timur 478,17 251,75 17.512 36.121 36,62 143,48 17.633 36.377 36,88 144,50 6 Muara Sabak Barat 410,28 12.887 31,41 13.035 31,77 7 Kuala Jambi 120,52 12.976 107,67 13.112 108,80 8 9 Rantau Rasau Berbak 356,12 194,46 23.057 10.041 64,75 51,64 23.413 10.170 65,74 52,30 10 Nipah Panjang 234,70 28.903 123,15 29.335 124,99 11 Sadu JUMLAH 1.821,20 5.445,00 13.270 208.522 7,29 38,30 13.505 210. 821 7,42 38,72 Sumb er : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005-2006 IV - 7

4.2.4 Karakteristik Rasio Ketergantungan Jumlah penduduk menurut usia dapat digunakan untuk melihat berapa besar tingkat produktivitas pendu duk, angkatan kerja atau usia produktif dan non produktif penduduk. Perbandingan antara penduduk usia non produktif (usia 0-19 tahun dan > 60 tahun) dengan penduduk usia produktif (20-59 tahun ) menunjukkan bahwa angka ketergantungan penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah 82,58, yang berarti beban tanggungan tinggi. Setiap 2 orang produktif menanggung sekitar 1-2 orang non produktif. Tabel 4. 7 Penduduk Menurut Usia di Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2006 Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah (Jiwa) 0 4 9.802 9.342 19.144 5 9 10.424 9.387 19.811 10 14 9.907 10.442 20.349 15 19 11.538 11.630 23.168 20 24 11.959 11.594 23.553 25 29 10.230 10.390 20.620 30 34 8.844 9.024 17.868 35 39 7.920 8.023 15.943 40 44 45 49 50 54 6.387 4.979 4.522 6.497 5.169 4.508 12.884 10.148 9.030 55 59 2.897 2.527 5.424 60 64 2.688 2.332 5.020 65 69 2.137 1.534 3.671 70 74 1.610 781 2.391 > 75 878 919 1.798 JUMLAH 106.722 104.099 210.821 Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2006 4.2.5 Karakteristik Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan memberikan gambaran karakteristik kualitas penduduk di suatu wilayah, terutama dalam kaitannya dengan ketersediaan sumberdaya manusia dan tenaga kerja. Se kitar 36,07% penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki pendidikan SD/MI/sederajat, sementara sekitar 38,76 % tidak sekolah. Penduduk dengan pendidikan SLTP / MTs / sederajat dan pendidikan tinggi hanya sekitar 25,17%. IV - 8

1,35% 6,64% 1,31% 0,66% 15,21% 38,76% 36,07% Tidak Lulus SD SD/ MI/ Sederajat SLTP/ MTs/ Sederajat SMU/ MA/ Sederajat SM Kejuruan DI/ DII DIII/ DIV/ SI/ S2/ S3 4.2.6 Karakteristik Penduduk Menurut Mata Pencaharian Bila dilihat dari lapangan usaha dalam bekerja, terdapat lebih dari dua pertiga penduduk di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang bekerja disektor pertanian (70,15%), selanjutnya sektor perdagangan (8,89%), sektor jasa (7,04%), dan sektor industri (3,77%). Tabel 4. 8 Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kabupaten Tanjung Jabung Tahun 2006 No Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase 1 Pertanian 60.670 70,15 2 Pertambangan dan Penggalian 2.154 2,49 3 Industri 3.263 3,77 4 Listrik, Gas dan Air 86 0,10 5 Konstruksi 2.747 3,18 6 Perdagangan 7.688 8,89 7 Transportasi dan Komunikasi 3.135 3,62 8 Keuangan 158 0,18 9 Jasa 6.087 7,04 10 Lainnya 502 0,58 JUMLAH 86.490 100 Sumb er : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005 IV - 9

4.3 STRUKTUR PEREKONOMIAN 4.3.1 Pertumbuhan Perekonomian Sektor -sektor ekonomi Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih didominasi oleh sektor primer yang berkarakter basis sumberdaya dan merupakan basis ekspor. Hal ini terlihat dari menonjolnya peran pertambangan dan penggalian sebesar 42,88% pada tahun 2005. Sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan memberikan kontribusi sebesar 24,63% pada tahun 2005. Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga memberikan kontibusi yang cukup besar yaitu 14,67% pada tahun 2004 dan 14,76% pada tahun 2005. Dengan struktur ekonomi yang didukung oleh kegiatan primer dan sekunder yang berimbang serta ditunjang kegiatan tersier yang berkembang cepat di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, maka pertumbuhan perekonomian di kabupaten ini memiliki prospek yang lebih baik di masa datang. Basis perekonomian yang semakin kuat akan berpengaruh terhadap perkembangan kegiatan sektor transportasi dan komunikasi dalam menunjang kegiatan perekonomian. Peran sektor ini diperkirakan akan segera meningkat sejalan dengan akan dioperasionalkannya Pelabuhan Muara Sabak. Tabel 4. 9 Perkembangan PDRB Berdasarkan Harga Berlaku Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2004-2005 No Lapangan Usaha TAHUN 2004 2005 1 Pertanian, peternakan, Kehutanan & Perikanan 428.635 467.727 2 Pertambangan dan Penggalian 781.489 814.249 3 Industri Pengolahan 138.172 139.795 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1.737 1.933 5 Bangunan 16.665 16.479 6 Perdangan, Hotel dan Restauran 263.429 280.220 7 Pengangkutan dan Komunikasi 66.825 72.606 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 25.050 27.385 9 Jasa - Jasa 73.238 78.668 Total PDRB 1.795.240 1.899.062 Jumlah Migas 781.838 812.520 Total PDRB Tanpa Migas 1.013.402 1.086.542 Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005 IV - 10

Berdasarkan RTRW Provinsi Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan wilayah potensial pertanian dan industri Provinsi Jambi, yaitu pada sub sektor pertanian tanaman pangan dengan jenis kegiatan persawahan/padi, sub sektor perkebunan kelapa dalam, perikanan laut dan industri baik industri besar, menengah maupun industri kecil. 4.3.2 Pertanian dan Industri Pengolahan sebagai Penopang Pengembangan Kawasan Agro-Industri di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Pertanian Pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terdiri atas pertanian tanaman bahan makanan, peternakan, perkebunan, perikanan dan peternakan. Pertanian tanaman bahan makanan wilayah ini didominasi oleh produksi padi. Lahan sawah seluas 87.644 hektar yang pengairannya bergantung pada pasang surut Sungai Batanghari terbentang di hampir semua kecamatan. Tahun 2006 luas panen 32.245 hektar dengan produksi padi 109.841 ton. Kecamatan penghasil padi terbesar adalah Muarasabak Timur, disusul Rantau Rasau, Nipah Panjang, dan Dendang. Rata-rata produksi per tahun 3,41 ton. Tabel 4. 10 Produksi Padi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2006 Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Rata-Rata Produksi (Ton) Mendahara 1.380 4.439 3,22 Mendahara Ulu 7 20 2,86 Geragai 0 0 0 Dendang 4.290 14.457 3,37 Muara Sabak Timur 9.857 41.054 4,16 Muara Sabak Barat 10 19 1,97 Kuala Jambi 50 142 2,85 Rantau Rasau 7.207 22.601 3,14 Berbak 0 0 0 Nipah Panjang 6.229 19.534 2,14 Sadu 3.215 7.575 2,36 JUMLAH 32.245 109.841 3,41 Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2006 IV - 11

Padi Tanjung Jabung Timur, selain dikonsumsi sendiri, juga dijual ke kabupaten lain di Provinsi Jambi. Bulog enggan membeli karena kandungan airnya dinilai terlalu tinggi. Kenyataannya, panen raya padi sawah pasang surut biasanya pada musim hujan. Sarana menjemur padi sangat minim, bahkan tidak tersedia sama sekali. S ementara, produksi perkebunan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur antara lain adalah kelapa, kelapa hibrida, kopi, karet, coklat, dan pinang. Kelapa merupakan hasil produksi perkebunan yang paling besar, dimana produksi pada tahun 2002 mencapai 90.023,85 ton. Akan tetapi pada tahun berikutnya mengalami penur unan dan mengalami peningkatan kembali di tahun 2005 yaitu 69.445 ton. Komoditas perkebunan lainnya yang mengalami pertumbuhan produksi cukup signifikan adalah pinang. Tabel 4. 11 Komoditas Perkebu nan Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2005 Jenis Tanaman Tahun 2001 2002 2003 2004 2005 Karet 4.366,5 892,2 4.366,5 4.366,5 16.649 Kelapa 18.783,85 90.023,85 18.783,85 18.783,85 69.445 Kelapa hibrida 581 17.295,4 581 581 1.303 Kopi 503,75 504,25 504,35 504,35 1.704 Coklat 3.227,5 533,8 327,5 327,5 695 Pinang 888,7 990,7 988,7 988,7 4.456 JUMLAH 28.351,3 11.0240,2 25.551,9 25.551,9 94.252 Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005 Sub sektor pertanian lainnya yang berpotensi untuk dikembangkan adalah perikanan dan peternakan. Perikanan yang dominan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah perikanan tangkap (laut). Menurut Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung, produksi perikanan laut tahun 2004 mencapai 28.842,6 ton. Banyak nelayan yang langsung menjual ikan dan udang tangkapannya ke pembeli di tengah laut. Sentra penghasil ikan berada di Kecamatan Nipah Panjang, Sadu dan Mendahara. Sementara, perikanan tambak (budidaya), masih sedikit diusahakan, antara lain di Kecamatan Mendura, Muara Sabak Barat, Kuala Jambi, Berbak, Nipah Panjang, dan Sadu. IV - 12

Tabel 4. 12 Produksi Perikanan Kab. Ta njung Jabung Timur tahun 2005 JENIS TANAMAN TAHUN 2001 2002 2003 2004 2005 Perairan laut 26.754,5 26.754 26.754 28.842,6 16.828,6 Perairan umum 688,4 434,1 434,1 707,6 420,2 Kolam 25 25,1 25,1 35,9 1.643,2 Tambak 165 172,3 172,3 462,6 0 Kerambah 0 6,2 6,2 7,2 0 JUMLAH 27.632,9 27.391,7 27.391,7 30.055,9 18.892 Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005 Potensi dalam bidang peternakan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur meliputi sapi, kerbau, kambing, ayam buras, ayam ras, dan itik. Kegiatan peternakan yang banyak dikembangkan yaitu jenis ternak ayam ras, dimana pada tahun 2005 produksi dagingnya mencapai 236.160 kg. Kegiatan Industri Kegiatan industri di Kabupaten Tanjung Jabung Timur berupa industri hasil pertanian/ kehutanan, industri an eka dan industri log am mesin ki mia. Industri hasil pertanian merupakan sentra industri yang s angat berpotensi untuk dikembangkan di Kabup aten Tanjung Jabung Timu r. Hal ini menunjukkan banyaknya jumlah tenaga kerja yang diserap dan otomatis dapat menaikkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Tabel 4. 13 Banyaknya Perusahaan Dibidang Industri di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2005 Jenis Industri Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Industri hasil pertanian 189 3.404 Industri aneka 8 16 Industri kimia dasar 65 237 Jumlah 262 3.657 Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005 IV - 13

Berdasarkan jenis industrinya, industri pengolahan pertanian di Kabupaten Tanjung Timur saat ini antara lain adalah minyak kelapa pabrik, cold storage, pengolahan kayu, pengeringan kopra, dll. Hal ini menunjukkan adanya peluang pengembangan kegiatan industri berbasis agro (potensi pertanian secara menyeluruh). Tabel 4. 14 Banyaknya Perusahaan Menurut Jenis Industri di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2005 Jenis Industri Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja I. I ndustri Hasil Pertanian/Kehutanan ( IHPK) Besar Formal 1. Minyak kelapa pabrik 1 60 2. Cold Storage 1 15 3. Pengolahan kayu 1 2552 II. Industri Hasil Pertanian Dan Kehutanan (Formal) 1. Industri es batu 4 10 2. Pengeringan ikan/udang 8 99 3. Pembuatan tahu 8 22 4. Pembuatan tempe 13 28 5. Pen geringan kopra 48 190 6. Pembuatan terasi udang 1 3 7. Pembuatan arang tempurung 15 32 8. Pengolahan rotan 1 2 10. Meubel kayu 1 3 11. Kerupuk ikan 2 11 12. Penggilingan padi 1 2 III. Industri Hasil Pertanian Dan Kehutanan (Non Formal) 1. Minyak kelapa kampung 1 60 2. Pengeringan udang 3 36 3. Pembuatan tahu 2 12 4. Pembuatan tempe 8 22 5. Pengeringan kopra 13 28 6. Kerupuk ikan udang 48 190 7. Pembuatan gula kelapa 2 4 8. Pembuatan terasi udang 1 3 9. Anyaman rotan 1 2 10. Anyaman pandan 2 12 IV - 14

IV. Jenis Industri Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja 11. Pengolahan rotan 1 2 12. Kerajinan bambu 2 4 Industri Aneka Kecil Formal 1. Tenun sutra 7 12 2. Sablon 1 4 V. Industri Logam Mesin Kimia (ILKM) Kecil Formal VI. 1. Batu bata 12 63 2. Reparasi motor 1 5 3. Reparasi mesin/las 5 10 4. Galangan kapal kayu 12 33 Industri Logam Mesin Kimia (ILKM) Non Formal 1. Batu bata 12 63 2. Reparasi sepeda 1 5 3. Reparasi mesin/las 5 10 4. Galangan kapal kayu 12 33 5. Aper besi 5 15 Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005 4.4 DUKUNGAN TRANSPORTASI 4.4.1 Transportasi Darat Dukungan transportasi darat didukung oleh keberadaan jaringan jalan. Jalan merupakan prasarana untuk memperlancar kegiatan perekonomian, memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar perdagangan antar daerah. Panjang jalan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2006 adalah 871,35 Km. Sekitar 16,4 km jalan tersebut berkelas IIIA, yang berarti jalan arteri atau kolektor yang dapat dilalui kendaraan bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak lebih 2,5 m, ukuran panjang tidak lebih dari 18 m dan muatan sumbu terberat yang diijinkan 8 ton (PP NO. 43 tahun 1993 tentang Klasifikasi Jalan). Sisanya tidak memiliki kelas jalan secara terinci. Dari panjang jalan 871,35 km, sekitar 353,56 km memiliki kondisi sedang dan 147,31 km yang berkondisi baik, sisanya memiliki kondisi rusak dan rusak berat. Jalan rusak terpanjang ditemukan di Kecamatan Mendahara dan Muara Sabak Timur. IV - 15

Tabel 4. 15 Kondisi Jalan di Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2006 Kecamatan Kondisi Jalan Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah Mendaha ra 38,74 45 48,1 15 146,84 Mendaha ra Ulu 0 0 0 0 0 Geragai 0 12,65 0 0 12,65 Dendang 0 30,15 0 0 30,15 Muara Sabak Timur 53,1 48,81 82,33 60,3 244,54 Muara S abak Barat 0 28,45 0 0 28,45 Kuala Ja mbi 0 23,1 10,3 0 33,4 Rantau R asau 25,1 60,2 20 11,3 116,6 Berbak 0 0 0 0 0 Nipah Panjang 20,17 20,8 25 13,58 79,55 Sadu 10,2 84,4 15,7 52,87 163,17 JU MLAH 147,31 353,56 201,43 153,05 855,35 Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Tanjung Jabung Timur, Th 2006 Dilihat dari jenis permukaannya lebih dari 50% panjang jalan yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih berupa jalan tanah (502,66 km), sementara yang sudah beraspal hanya sekitar 144,77 km. Dimasa mendatang, guna mendukung kelancaran pergerakan barang dan penumpang, peningkatan kualitas jalan merupakan hal penting untuk diperhatikan oleh Pemerintah Daerah setempat. Tabel 4. 16 Kondisi Permukaan Jalan di Kab. Tanju ng Jabung Timur tahun 2006 Kecamatan Jenis Permukaan Jalan Aspal Kerikil/ Koral Tanah Jumlah Mendahara 0 33 113,84 146,84 Mendahara Ulu 0 0 0 0 Geragai 6 6,65 0 12,65 Dendang 0 16,4 13,75 30,15 Muara Sabak Timur 64,4 66,94 113,2 244,54 Muara Sabak Barat 8,1 14,35 6 28,45 Kuala Jambi 0 6,4 27 33,4 Rantau Rasau 41,1 1,5 74 116,6 Berbak 0 0 0 0 Nipah Panjang 22,17 5,38 52 79,55 Sadu 3 57,3 102,87 163,17 J UMLAH 144,77 207,92 502,66 855,35 Sumber : Dinas Perhubungan Kab. Tanjung Jabung Timur, Th 2006 IV - 16

4.4.2 Transportasi Air Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, transportasi air merupakan prioritas pembangunan yang diharapkan dapat mendukung perkembangan distribusi ekonomi di wilayah ini. Moda angkutan air yang mendukung sistem transportasi air ini antara lain kapal motor, speed boat, dan pompong. Pada tahun 2006, terdapat 76 kapal motor, 900 speedboat, dan 129 pompong. Di masa mendatang, Tanjung Jabung Timur direncanak an menjadi gerbang Provinsi Jambi. Semua ekspor dari berbagai wilayah akan melalui Pelabuhan Muarasabak. Rencana ini memacu pemerintah kabupaten berbenah diri. Bangunan fisik kompleks ibukota kabupaten yang baru di Desa Rano, Kecamatan Muarasabak seluas 100 hek tar sudah selesai dibangun. Pelabuhan Muara Sabak telah sejak lama berperan dalam meningkatkan perekonomian wilayah. Hasil penelitian yang dilakukan beberapa lembaga a.l. Institut Teknologi Bandung, PT Deserco Devel opment Service, dan Japan International Cooperation Age ncy (JICA) menyebutkan Pelabuhan Muara Sabak Kabupaten Tanjung Tabung Timur merupakan satu dari tujuh pelabuhan sungai di Indonesia yang memiliki prospek sangat menguntungkan. Pada tahun 2006, jumlah kegiatan bongkar di Pelabuhan Muara Sabak mencapai 216.374,27 ton dan kegiatan muat mencapai 203.675,78 ton. Pelabuhan lainnya yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah Pelabuhan Nipah Panjang. Meskipun sudah dapat melayani aktivitas bongkar muat, namun hingga saat ini masih sepi pengunjung dan masih jarang perusahaan yang memanfaatkan Pelabuhan Muara Sabak. Ini terjadi karena Pemerintah Provinsi Jambi sebagai regulator di daerah dan PT Pelindo Cabang Jambi belum secara optimal memanfaatkan pelabuhan ini. Tabel 4. 17 Kegiatan Pelabuhan di Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2006 Bulan Nipah Panjang Muat (ton) Muara Sabak Nipah Panjang Bongkar (ton) Muara Sabak Januari 795 15.237,11 42 13.938,41 Februari 1.216 17.442,39 42 17.517,54 Maret 811 14.878,49 42 11.777,7 April 750 24.690,76 42 16.257,13 Mei 1.010 21.341 42 13.813,44 Juni 1.576,5 19.221,37 42 22.925,25 IV - 17

Bulan Muat (ton) Bongkar (ton) Nipah Muara Nipah Muara Panjang Sabak Panjang Sabak Juli 1.428 24.388,29 23 22.503,67 Agustus 931 13.213,5 23 16.158,65 September 1.509 14.495,44 23 23.624,86 Oktober 1.154 21.997,55 23 15.629,71 November 1.354 13.214,37 23 14.244,96 Desember 1.122 16.254 23 15.284,46 JUMLAH 13.656,5 216.374,27 390 203.675,78 Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2006 4.5 DUKUNGAN INFRASTRUKTUR LAINNYA DAN KETERSEDIAAN SARANA WILAYAH 4.5.1 Penyediaan Air Bersih Kebutuhan akan air bersih masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur dipenuhi oleh sumber a ir yang berasal dari PDAM, sumur pompa, su mur gali dan mata air. Sebagian besar penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur menggunakan sumber air sumur gali dan PD AM. Pada tahun 2005, jumlah produksi air minum yang disalurkan oleh PDAM mencapai 374.229 m 3 dan yang terjual sekitar 206.237 m 3. 4.5.2 Penyediaan Listrik Perkembangan perlistrikan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur meningkat sesuai dengan lajunya perkembangan pembangunan. Pada tahun 2005, jumlah daya terpasang mencapai 5.545 kwh dan daya mampu sekitar 3.851 kwh. Daya ini didukung oleh keberadaan 35 mesin diesel, yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Adapun jenis pelanggan dikelompokkan menurut lima golongan yaitu golongan rumah tangga, industri, pemerintahan, penerangan jalan dan bisnis. Pelanggan terbesar adalah rumahtangga, dan yang masih sangat minim adalah pelanggan industri. IV - 18

Tabel 4. 18 Produksi Listrik di Kab. Tanjung Jabung Timur tahun 2005 Jenis Jumlah Produksi Penggunaan Pelanggan Terjual (Kwh) Nilai (Rp) Rumah Tangga 9.842 7.934.361 3.704.013.715 Industri 1 3.728 2.618.770 Perkantoran 53 88.307 64.890.940 Sosial 108 114.273 46.152.585 Bisnis 499 642.518 368.938.355 Penerangan Jalan 7 70.004 44.477.940 Jumlah 10.510 8.853.191 4.231.092.305 Sumber : Kab. Tanjung Jabung Timur Dalam Angka, Th 2005 4.5.3 Dukungan Jaringan Drainase Sistem drainase di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mengikuti kondisi topografi dan pola jaringan jalan, baik jalan utama maupun jalan lingkungan yang ada. Arah aliran drainase sebagian besar menuju ke arah yang selanjutnya bermuara pada sungai-sunga i yang berada di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sistem drainase di K abupaten Tanjung Jabung Timur ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu : 1. Sa luran Pembuangan Mikro Saluran pembuangan mikro di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terbagi atas sa luran terbuka, saluran tertu tup, dan gorong-gorong. Saluran terbuka merupakan saluran terpanjang di kabupaten ini jika dibandingkan dengan saluran lainnya yang ada, yaitu sekitar 15.400 m. Permasalahan yang ada menyangkut sistem drainase mikro yaitu terjadinya genangan, banjir, dan pendangkalan saluran. Masalah tersebut muncul karena menyempitnya saluran yang ada karena terjadi pengendapan, penyumbatan pada gorong-gorong, kapasitas saluran yang tidak memadai lagi, tidak terdapatnya street inlet di beberapa saluran dan tertutupnya mabhole/ street inlet oleh sampah. 2. Saluran Pembuangan Makro Saluran pembuangan makro meliputi saluran pembuangan alami, misalnya sungai dan kali yang mengalir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sungai dan kali tersebut menjadi muara saluran drainase mikro yang ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. IV - 19

4.5.4 Pengelolaan Air Limbah Pengelolaan air limbah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih difokuskan pada upaya penyaluran air kotor dan limbah padat domestik. Penyaluran air kotor domestik saat ini masih menggunakan sistem tercampur dengan pembuangan air hujan melalui saluran tertutup dan terbuka. Sementara, sistem pengelolaan limbah padat domestik dilakukan dengan menggunakan sistem sanitasi setempat (on site sanitation). Sebagian besar masyarakat telah menggunakan jamban pribadi berupa cubluk atau tangki septik, namun ada yang masih menggunakan sungai sebagai tempat pembuangan limbah domestik atau limbah rumah tangga. 4.5.5 Pengelolaan Persampahan Sampah merupakan salah satu masalah yang cukup kompleks dan relatif sulit penangan annya. Beberapa kesulitan muncul karena secara kuantitas jumlahnya besar dan beragam komposisinya. Di wilayah perdesaan sampah kurang menimbulkan masalah karena ketersediaan lahan yang masih luas sehingga daya dukung lingkungan masih mencukupi untuk mengatasi sampah yang diproduksi oleh penghuninya. Sampah selalu menjadi salah satu persoalan penting di kota, kawasan industri, pemukiman, perdagangan maupun komunitas-komunitas lain. Sampah juga terkait pada beberapa persoalan lingkungan yang serius meliputi pencemaran sumberdaya air, pencemaran udara, tempat hidup dan berkembangnya berbagai agen penyebab penyakit baik bakteri maupun virus, berbau, memberi kesan kumuh dan kotor. Permasalahan pengelolaan persampahan menjadi sangat serius di perkotaan karena kompleksnya permasalahan yang dihadapi dan kepadatan penduduk yang terus meningkat. Hal ini berhubungan dengan meningkatnya laju timbulan sampah akibat meningkatnya jumlah penduduk, sehingga pengelolaan persampahan sering diprioritaskan penanganannya di daerah perkotaan. Namun demikian penanganan persampahan di daerah pedesaan bukan berarti tidak penting karena di daerah pedesaan dengan kondisi jumlah bangunan yang relatif rendah, lahan kosong cukup luas dan daya dukung alam masih tinggi pengelolaan persampahan dapat dilakukan dalam skala komunitas secara alamiah misalnya ditimbun dan dibakar. IV - 20