MAKALAH ALTERNATIF BADAN USAHA DIKAITKAN DENGAN LEGALITAS PERUSAHAAN DAN KEWIRAUSAHAAN. Oleh:

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAFTARAN HAK-HAK ATAS TANAH BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH

BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN

BADAN USAHA. Copyrigt by dhoni yusra

BENTUK-BENTUK PERUSAHAAN

Title Persekutuan Perdata. Author Budi Fitriadi

Sosialisasi Rancangan Undang-undang Tentang Persekutuan Perdata, Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer

Sosialisasi Rancangan Undang-undang Tentang Usaha Perseorangan dan Badan Usaha Bukan Badan Hukum

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG USAHA PERSEORANGAN DAN BADAN USAHA BUKAN BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

A. PENDAHULUAN. persekutuan firma terhadap yang mempunyai satu atau beberapa orang sekutu komanditer.

Bentuk-Bentuk Usaha. Dosen : Anna Fitria

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERSEKUTUAN PERDATA, PERSEKUTUAN FIRMA, DAN PERSEKUTUAN KOMANDITER

Pengantar Hukum Bisnis Persekutuan Firma dan Persekutuan Komanditer

Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si.

FIRMA DAN CV. Firma berasal dari bahasa Belanda venootschap onder firma; secara harfiah: perserikatan dagang antara beberapa perusahaan.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab 2 Badan usaha dalam kegiatan bisnis. MAN 107- Hukum Bisnis Semester Gasal 2017 Universitas Pembangunan Jaya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3. Prosedur Mendirikan Perusahaan. Oleh : Edy Sahputra Sitepu, SE, MSi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEGALITAS USAHA. Dr. David Sukardi Kodrat, MM, CPM Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Ciputra

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. penelitian yang dilakukan beserta dengan pembahasan yang telah diuraikan, dapat

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 10 SERI E

Persekutuan Firma 23/03/2017

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 38 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PENDAFTARAN PERUSAHAAN DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PROSEDUR MENDIRIKAN PERUSAHAAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 4 TAHUN 1994 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN DAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KOPERASI

COMANDITAIRE VENOOTSCHAP (CV)

BENTUK-BENTUK BADAN USAHA

BAB II BADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS. pemegang sahamnya untuk mengalihkan perusahaannya kepada setiap orang

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

Persetujuan : Cq. Kepala Dinas Penanaman Modal Nomor : dan PTSP Kota Denpasar Tanggal : di- DENPASAR

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

PENGERTIAN PERUSAHAAN

Jenis-jenis Badan Usaha

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

Rp ,- (seratus juta rupiah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA PANGKALPINANG

BAB V TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI

CONTOH SURAT PENGAKUAN HUTANG

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai definisi perusahaan dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN STATUS DAN JANGKA WAKTU MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1996 TENTANG HAK GUNA USAHA, HAK GUNA BANGUNAN DAN HAK PAKAI ATAS TANAH

MANUSIA TIDAK BISA HIDUP SENDIRI, HARUS HIDUP BERSAMA DALAM MASYARAKAT YANG TERORGANISASI UNTUK MENCAPAI TUJUAN BERSAMA

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

STIE DEWANTARA Subyek Hukum Bisnis

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1996 TENTANG HAK GUNA USAHA, HAK GUNA BANGUNAN DAN HAK PAKAI ATAS TANAH

PENGANTAR PERKOPERASIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA KOTA SERI : E NOMOR PERATURAN TENTANG. memperkuat. struktur. Peraturan. No. DAG/PER/9/ Penerbitann Perdagangan. 2. Undang-U. tentang.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1982 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2007 NOMOR 8

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG


UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N YANG DIRUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004

LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 Tentang : Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan Hak Pakai Atas Tanah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1996 TENTANG HAK GUNA USAHA, HAK GUNA BANGUNAN DAN HAK PAKAI ATAS TANAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 16 TAHUN 2001 (16/2001) TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Aspek Hukum Dalam Usaha Makanan. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

BAB II TINJAUAN TERHADAP PERJANJIAN SEWA BELI. belum diatur dalam Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1982 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SYARAT-SYARAT SAHNYA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) DI INDONESIA 1 Oleh : Nicky Yitro Mario Rambing 2

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba (Pasal 1 Undang-Undang No. 3

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG TENTANG YAYASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang: Mengingat:

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


PERORANGAN DAN BADAN USAHA NON BADAN HUKUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1982 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 15 TAHUN 2001 TENTANG

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA SUKARAJA KABUPATEN CIAMIS PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENDIRIAN BADAN USAHA MILIK DESA CIPTA BINA MANDIRI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN TUNTUTAN KERUGIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG Y A Y A S A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

MAKALAH ALTERNATIF BADAN USAHA DIKAITKAN DENGAN LEGALITAS PERUSAHAAN DAN KEWIRAUSAHAAN Oleh: DR. Hj. RENNY SUPRIYATNI, SH.,MH. NIP. 19570214 199302 2 001 Bahan untuk Penyuluhan Hukum yang Dilaksanakan atas biaya DIPA PNBP Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2010 LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PADJADJARAN 2010

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirraahim. Al-hamdulillah, segala puji hanya milik Allah semata-mata, Atas berkat, rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat menyusun Makalah, yang merupakan bahan/materi kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang berjudul Penyuluhan Hukum Mengenai Pendaftaran Hak-Hak Atas Tanah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah Di Desa Linggapura dan Margamulya Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis. Kegiatan PKM ini selama 3 (tiga) bulan, sejak Bulan Juli-September 2010, yang telah dilaksanakan di Desa Linggapura dan Margamulya Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis. Puncak acaranya diselenggarakan di Gedung Sekolah Dasar Negeri I Margamulya Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis pada tanggal 18 Juli 2010. Disamping itu, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ditambah dengan Program Pemberdayaan Penggalian dan Pengelolaan Modal di Desa Linggapura dan Margamulya Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, dan telah dilaksanakan pada bulan Juli September 2010. Kegiatan penyuluhan hukum tersebut meliputi aspek-aspek hukum tanah, yang dikaitkan dengan aspek legitimasi badan usaha (perusahaan) dan kewirausahaan (enterpreneur). Peserta kegiatan tersebut adalah seluruh warga desa Linggapura dan Desa Margamulya yang terdiri atas, Aparat Desa setempat, petani, pelaku home made, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), Karang Taruna, Ibu-ibu PKK, Ibu-ibu Pengajian (Majelis Taklim) dan lain-lain. Metode penyuluhan hukum dilakukan dengan cara diselenggarakannya Diskusi Interaktif (tatap muka) dalam waktu/hari yang ditentukan. Sosialisasi dan persiapan kegiatan PKM (Penyuluhan Hukum & Kewirausahaan) diawali dengan kegiatan penyebaran angket kepada warga Desa Linggapura dan Desa Margamulya, berkaitan dengan dokumen kepemilikan dan pencatatan hak-hak atas tanah. Kemudian dilanjutkan melaksanakan Penyuluhan Hukum Dan Kewirausahaan (Desa Linggapura & Desa Margamulya) bertempat di Gedung Sekolah Dasar Negeri I Margamulya Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis. Berdasarkan hasil kegiatan menunjukkan bahwa baik masyarakat, maupun aparat dua desa tersebut (Linggapura Dan Margamulya) Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, selain merupakan kebutuhan informasi dan pengetahuan, juga memiliki animo dan antusiasme yang tinggi mengikuti Kegiatan PKM. Kegiatan PKM dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar, bahkan kerja sama dan respon yang positif terhadap kegiatan PKM sudah ditunjukkan pada saat sosialisasi dan pemberian angket sebagai bahan untuk menentukan bahan materi diskusi. i

Pada kesempatan ini, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Bpk Drs. Wawan Ruhiyat, sebagai Camat Kawali, Kabupaten Ciamis; 2. Bpk Obang Sobana, sebagai Kepala Desa Margamulya, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis; 3. Bpk. Dedy Djunaedi, sebagai Kepala Desa Linggapura, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis; 4. Aparat Desa Margamulya, dan Desa Linggapura, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis; 5. Anak-anakku yts, Mhs KKNM-PPMD Integratif 2010 di Desa Margamulya, dan Desa Linggapura, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis; 6. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan PKM tersebut. Penulis menyadari dalam menyusun Makalah ini masih banyak kekurangan bahkan jauh dari sempurna, untuk itu mohon kritik dan masukan yang membangun demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga tulisan ini menjadi berharga dan bermanfaat adanya. Wassalammualaikum Wr. Wb. Ciamis, September 2010 Penulis ii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI..ii A. PENDAHULUAN 1 B. TINJAUAN PUSTAKA... 1 1. Bentuk-bentuk Badan Usaha.. 1 1). Perusahaan Perseorangan. 1 2). Firma.. 1 3). CV 5 4). PT 6 5). Koperasi 9 b. Legalitas Perusahaan 11 1). Akta Pendirian Perusahaan 11 2). Nama Perusahaan 12 3). Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) 12 4). Tanda Daftar Perusahaan (TDP) 13 5). Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) 14 C. PENUTUP 14 D. DAPTAR PUSTAKA 15 iii

1 A. PENDAHULUAN Kegiatan bisnis ruang lingkupnya luas, namun demikian perlu ada batasan yang jelas yang disesuaikan dengan kebutuhan dari pelaku bisnis. Hal ini dilakukan karena kegiatan bisnis tidak lain sebagai kegiatan yang dilakukan secara terus-menurut dengan tujuan mencari keuntungan. Pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan bisnis selalu dihadapkan pada perjanjian atau kontrak oleh karena itu ruang lingkup pertama dalam berbisnis yaitu hukum perjanjian atau hukum kontrak. Selanjutnya pelaku bisnis akan mendirikan badan usaha sebagai wadah dalam menjalankan bisnisnya sehingga diperlukan pemahaman mengenai bentuk-bentuk badan usaha baik yang berbadan hukum ataupun yang belum berstatus badan hukum. Setelah mengetahui proses pendirian badan usaha, keuntungan dan kerugian juga batasbatas tanggung jawabnya maka pelaku bisnis juga akan melakukan kegiatan bisnisnya sendiri atau mewakilkan kepada pihak lain maka perlu pemahaman mengenai perantara-perantara dalam kegiatan bisnis. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Bentuk-bentuk Badan Usaha 1). Perusahaan Perseorangan Perusahaan yang dimiliki oleh satu orang. Proses pendirian perusahaan perseorangan tidak begitu sulit cukup memperoleh izin dari pemerintah setempat, pengusaha dapat mulai menjalankan aktivitas usahanya. Jika perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dinikmati oleh pemilik perusahaan tetapi apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemilik bertanggung jawab penuh terhadap kerugian perusahaan tersebut. 2). Firma Persekutuan perdata yang didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama (Pasal 16 35 KUHD). Persekutuan perdata: perjanjian dengan mana dua

2 orang atau lebih mengikatkan diri untuk menyetorkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan (Pasal 1618 KUHPerdata). Persekutuan perdata khusus, terletak pada tiga unsur mutlak, yaitu: a. Menjalankan perusahaan (Pasal 16 KUHD); b. Dengan nama bersama atau firma (Pasal 16 KUHD); c. Adanya tanggung jawab sekutu yang bersifat pribadi untuk keseluruhan (Pasal 18 KUHD), yaitu tanggung jawab renteng bagi perjanjian-perjanjian / perikatanperikatan persekutuan. Ad. a. Menjalankan perusahaan Unsur menjalankan perusahaan merupakan unsur mutlak bagi persekutuan firma. Oleh karena itu, persekutuan firma harus melaksanakan ketentuan-ketentuan yang diwajibkan bagi tiap-tiap perusahaan, misalnya ketentuan-ketentuan yang diwajibkan bagi tiap-tiap perusahaan, seperti diatur dalam Pasal 6 KUHD yaitu membuat pembukuan. Ad. b. Dengan nama bersama Nama bersama adalah nama yang disepakati para pendiri firma. Adanya nama tersebut akan lebih mudah di dalam mengadakan hubungan dengan pihak ketiga dan dikenal oleh pihak ketiga. Biasanya nama ini diambil dari satu atau lebih dari nama-nama persekutuan. Nama dari suatu persekutuan Firma yang telah bubar dapat dipakai terus dengan ketentuan: 1) Sudah ditentukan di dalam perjanjian perndirian firma yang telah bubar tersebut; 2) Bekas sekutu yang namanya dipakai tersebut, menyetujuinya; 3) Bekas sekutu yang dinamanya dipakai tersebut telah meninggal dunia dan para ahli warisnya telah menyetujui; 4) Peristiwa tersebut dinyatakan di dalam sebuah akta notaris; 5) Para sekutu harus mendaftarkan dan mengumumkan akta tersebut. Mengenai pemakaian nama ini adalah bebas, asalkan tidak bertentangan dengan ketertiban umum, hukum dan kesusilaan.

3 Ad. c. Pertanggungjawaban yang bersifat pribadi untuk keseluruhan dari para sekutu. Di samping kekayaan persekutuan firma, maka kekayaan pribadi masing-masing sekutu dapat juga di pakai untuk memenuhi kewajiban-kewajiban persekutuan firma terhadap pihak ketiga. Prosedur pendirian firma, tiga tahap yaitu: a. Pembentukan; b. Pendaftaran; c. Pengumuman. Ad. a. Pembentukan Dapat didirikan secara lisan ataupun secara tertulis baik dengan akta otentik maupun akta di bawah tangan. Namun dalam prakteknya, orang lebih suka mendirikan suatu Firma dengan akte otentik, karena berhubungan dengan masalah pembuktian. Di dalam ketentuan Pasal 22 KUHD, dinyatakan bahwa persekutuan dengan firma harus didirikan dengan akte otentik, namun ketiadaan tersebut tidak dapat dikemukakan sebagai dalih untuk merugikan pihak ketiga. Bunyi pasal tersebut apabila diperhatikan, harus dipisahkan antara masalah berdirinya suatu perusahaan firma dan masalah pembuktian mengenai adanya Firma. Di sini Firma sudah ada / dianggap ada. Firma didirikan dengan akta otentik yang dibuat di hadapan notaris (Pasal 22 KUHD), Akta Pendirian tersebut memuat anggaran dasar Firma yang rinciannya sbb (Pasal 26 KUHD): a) nama lengkap, pekerjaan dan tempat tinggal para sekutu; b) penetapan nama bersama; c) Firma bersifat umum atau terbatas pada bidang tertentu; d) nama-nama sekutu yang tidak diberi kuasa untuk menandatangani perjanjian bagi Firma; e) saat mulai dan berakhirnya Firma; f) ketentuan-ketentuan lain mengenai hak pihak ketiga terhadap para sekutu. Ad. b. Pendaftaran Akta pendirian firma dibuat, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan firma yang bersangkutan (Pasal 23 KUHD). Mengenai tenggang waktu pendaftaran ini tidak ditentukan dalam undang-undang, tetapi karena adanya sanksi atas kelalaian pendaftaran ini, maka alangkah baiknya para pendiri firma segera melaksanakan kewajiban

4 mendaftarkan firma. Mengenai Apa saja yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yaitu sebagai berikut: 1. Akta pendirian firma; 2. Ikhtisar resmi dari akta pendirian, yang isinya sebagai berikut: - Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal sekutu; - Penetapan nama usaha bersama yang digunakan; - Keterangan apakah persekutuan firma tersebut bersifat umum atau terbatas kuntuk menjalankan sebuah jenis usaha khusus; - Nama-nama sekutu yang tidak diberi kuasa untuk menandatangani perjanjian bagi persekutuan firma. - Saat mulai dan berakhirnya persekutuan; - Hal-hal lain dan klausula-klausula mengenai fihak ketiga terhadap para sekutu, misalnya: untuk meminjam uang, menghipotikan benda-benda tetap dan sebagainya, diperlukan persetujuan dari semua sekutu yang ada. Pendaftaran ini akan diberi tanggal diajukannya akta / ikhtisar resmi dari akte tersebut oleh Pengadilan Negeri dan diberi nomor pendaftaran. Ad. c. Pengumuman Pasal 28 KUHD ditentukan bahwa ikhtisar resmi dari akta pendirian tersebut harus diumumkan di dalam Berita Negara Repubrik Indonesia. Mengenai pengumuman ini, tenggang waktunyapun tidak ditentukan oleh undang-undang. Namun kewajiban untuk mendaftarkan dan mengumumkan adalah merupakan suatu keharusan yang bersanksi artinya kelalaian untuk melakukan kewajiban tersebut pada pendirian firma akan diberikan sanksi. Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka pihak ketiga menganggap firma itu (Pasal 29 KUHD) sebagai persekutuan umum yaitu persekutuan firma yang: 1. Menjalankan segala macam urusan; 2. Didirikan untuk waktu yang tidak terbatas; 3. Tidak ada satu sekutupun yang dikecualikan untuk menandatangani atau melakukan perbuatan hukum, untuk dan atas nama persekutuan atau dengan kata lain semua sekutu berwenang menandatangani surat untuk Firma. Firma bubar apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar berakhir, para sekutu Firma mengundurkan diri atau adanya pemberhentian sekutu, juga karena perubahan anggaran dasar. Pembubaran firma harus dibuatkan akta pembubaran firma, didaftarkan di panitera pengadilan negeri dan diumumkan dalam tambahan berita negara.bila firma telah bubar maka dilanjutkan

5 dengan pemberesan firma yakni penghitungan harta dan hutang firma. Jika masih ada sisa harta maka dibagikan pada para sekutu sedangkan jika masih ada hutang maka menjadi tanggung jawab penuh dari para sekutu. 3). Persekutuan Komanditer (CV) melalui tiga tahap: 1. Pembuatan Akta Pendirian Persekutan Komanditer di hadapan notaris. Dalam akta pendirian dimuat Anggaran Dasar yang menentukan tentang: a. Nama yang dipakai dan kedudukan persekutan tersebut; b. Maksud dan tujuan didirikan Persekutuan Komanditer; c. Dimulainya persekutuan komanditer dan berakhirnya persekutuan komanditer; d. Modal persekutuan komanditer; e. Siapa sekutu komplementer dan siapa sekutu komanditer; f. Hak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing sekutu; g. Pembagian keuntungan dan kerugian persekutuan komanditer, dan lain sebagainya. 2. Pendaftaran akta pendirian persekutuan komanditer di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tempat persekutuan komanditer. Yang didaftarkan adalah Akta Pendirian Persekutan Komanditer dan ikhtisar resmi akta pendirian persekutan komanditer. 3. Pengumuman pendirian persekutan komanditer di Berita Negara Repubrik Indonesia. Jika para pendiri CV lalai dalam mendaftarkan dan mengumumkan CV maka pihak ketiga menganggap CV tersebut didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas, menjalankan segala jenis usaha, dan semua sekutu berhak menandatangani semua akta atas nama CV. Persekutuan komanditer mempunyai dua macam sekutu, yaitu: 1) Sekutu komplementer adalah sekutu aktif atau sekutu pengurus, sekutu ini tidak hanya menyetorkan modal ke dalam perusahaan juga aktif menjalankan perusahaan dan bertanggung jawab terhadap pihak ketiga. Sehingga tanggung jawab sekutu aktif adalah tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan. 2) Sekutu Komanditer yaitu sekutu CV yang hanya menyetorkan modal saja ke dalam perusahaan seperti apa yang telah disanggupi dan untuk itu berhak menerima keuntungan dari persekutuan.