INDEKSPERATURANPERUNDANG-UNDANGAN BIDANGKEPEGAWAIAN

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PER. 02 Tahun 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30/PERMEN-KP/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA DAN TEKNIK PEMERIKSAAN BIDANG KEPEGAWAIAN

tentang - Dr.Sihabudin,SH.,MH - Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 23 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 73 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: 14 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH

2012, No A. Syarat Syarat Dan Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Reguler dan Pilihan KELENGKAPAN BERKAS USULAN

PERATURAN KEPALA BKN NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010

JADWAL RETENSI ARSIP KEPEGAWAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PEJABAT NEGARA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR (BAPETEN) 2 tahun setelah semua diangkat PNS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PEMENSIUNAN. Imam Gunawan

Pemberhentian PNS. Pemberhentian terdiri atas : 1. Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan. 2. pemberhentian dari jabatan negeri.

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DI BIDANG KEPEGAWAIAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

NAMA DAN SUSUNAN PANGKAT SERTA GOLONGAN RUANG PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PERTAHANAN NO PANGKAT GOLONGAN RUANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1. FORM PENGIMPUTAN 1. 1 DATA BASE PNS DATA UTAMA PNS Data Pribadi NIP Baru Nip Lama Nama Gelar Depan Gelar Belakang Tempat

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, T

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1975 tentang Sumpah/Janji Pegawai Neger

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 66 /M.PAN/6/2005 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA DAN ANGKA KREDITNYA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Tunjangan Kinerja. Pemberian. Tata Cara.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

Disampaikan oleh : Endang Susilowati, SH. Asisten Deputi Penegakan Integritas SDM Aparatur Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Pengangkatan Dalam Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu. Pegawai Negeri Sipil

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN DAN ANGKA KREDITNYA

BAHAN PANJA RUU Aparatur Sipil Negara, 29 FEBRUARI 2012 (Berdasarkan hasil rapat antar Instansi Tanggal 24 Februari 2012)

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2002 TENTANG KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT HAKIM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sumber:

Setyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja di Luar Negeri (Lembaran Negara Repu

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR : 99/UN27/KP/2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

Diatur mengenai Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Serta Kode Etik Dan Dan Kode

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negar

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

2011, No dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lemba

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN... NOMOR 01 TAHUN 2013

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

2017, No Nasional tentang Tata Cara Pengangkatan Pelaksana Tugas di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MANAJEMEN PNS 1. Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Pegawai 2. Pengadaan Pegawai Negeri Sipil 3. Pengangkatan Dalam Jabatan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHAESA. Presiden Republik Indonesia,

2016, No Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5071); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

2016, No Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Kepegawaian Negara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sip

KABIJAKAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL (Persfektif UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN dan Peraturan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1966 tentang Pemberhentia

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 97 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEDOMAN KEPEGAWAIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD.BPR) DI KABUPATEN MAJALENGKA

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

Transkripsi:

INDEKSPERATURANPERUNDANG-UNDANGAN BIDANGKEPEGAWAIAN MAHKAMAH AGUNGRI November2015

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 FORMASI 1. Pengertian Ps. 1 angka 1 s.d. 4 PP No. 97/2000 jo. Ps. 1 angka 1 s.d. 4 PP No. 54/2003 Romawi I huruf C angka 1 s.d. 11 Kep. Ka. BKN No. 26/2004 1. UU No. 5/2014 2. PP No. 97/2000 3. PP No. 54/2003 4. Kep. Ka. BKN No. 26/2004 2. Formasi PNS Ps. 2 huruf a dan b PP No. 97/2000 jo. Ps. 2 ayat (1) dan (2) huruf a dan b PP No. 54/2003 Romawi II huruf B angka 1) dan 2) Kep. Ka. BKN No. 26/2004 3. Penetapan Formasi PNS Ps. 3 ayat (1) dan (2) PP No. 97/2000 jo. Ps. 3 ayat (1), (2) dan (3) huruf a dan b PP No. 54/2003 Romawi II angka 1 huruf a dan b angka 1) dan 2) Kep. Ka. BKN No. 26/2004 4. Penyusunan Formasi PNS Ps. 4 ayat (1) dan (2) huruf a s.d. e PP No. 97/2000 Romawi II angka 2 huruf a, b dan c angka 1) s.d. 6) Kep. Ka. BKN No. 26/2004 5. Prosedur Pengusulan Penetapan Formasi PNS Romawi II angka 3 huruf a angka 1) s.d. 4) Kep. Ka. BKN No. 26/2004 6. Prosedur Pengusulan Persetujuan Formasi PNS Romawi II angka 3 huruf b angka 1) s.d. 9) Kep. Ka. BKN No. 26/2004 7. Prosedur Penetapan Formasi PNS Romawi II angka 4 huruf a, b dan c Kep. Ka. BKN No. 26/2004 1

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 PENGADAAN CPNS 1. Pengertian Ps. 1 angka 1 dan 2 PP No. 98/2000 jo. Ps. 1 angka 1 s.d. 4 PP No. 54/2003 Ps. 1 angka 1, 2 dan 3 PP No. 48/2005 jo. Ps. 1 angka 1 s.d. 4 PP No. 54/2003 Romawi I huruf C angka 1 dan 2 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 Romawi I huruf D angka 1 s.d. 4 Per. Ka. BKN No. 09/2012 2. Tahapan Pengadaan CPNS Ps. 2 angka 1 dan 2 PP No. 98/2000 jo. Ps. 2 ayat (1) dan (2) PP No. 78/2013 Romawi II huruf A angka 1, 2 dan 3 dan huruf B angka 1 s.d. 4 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 3. Yang Berhak Melamar Menjadi CPNS Ps. 3 PP No. 98/2000 Romawi II huruf C angka 1 dan 2 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 4. Perencanaan Pengadaan CPNS Ps. 4 PP No. 98/2000 Romawi II huruf A angka 1, 2 dan 3 dan huruf B angka 1 s.d. 4 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 5. Pengumuman Pengadaan CPNS Ps. 5 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 98/2000 Romawi II huruf B angka 1 s.d. 4 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 6. Syarat Yang Harus Dipenuhi Oleh Setiap Pelamar CPNS Ps. 6 huruf a s.d. j PP No. 98/2000 jo. Ps. 6 ayat (1) huruf a s.d. j dan ayat (2) PP No. 11/2002 Romawi II huruf C angka 1 huruf a s.d. j dan angka 2 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 7. Ujian Penyaringan CPNS Ps. 7 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 98/2000 jo. Ps. 7 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 78/2013 Romawi III huruf A angka 1 s.d. 4 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 1. UU No. 5/2014 2. PP No. 98/2000 3. PP No. 11/2002 4. PP No. 48/2005 5. PP No. 43/2007 6. PP No. 56/2012 7. PP No. 78/2013 8. Kep. Ka. BKN No. 11/2002 9. Per. Ka. BKN No. 09/2012 2

8. Test Kompetensi Dasar Ps. 7A ayat (1) dan (2), Ps. 7B ayat (1) s.d. (4), Ps. 7C ayat (1) dan (2) huruf a s.d. f PP No. 78/2013 Romawi III huruf C angka 1, 2 dan 3 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 9. Penetapan Dan Pengumuman Hasil Ujian Penyaringan 10. Prosedur Pengangkatan Dan Penyampaian SK CPNS Ps. 8 PP No. 98/2000 Romawi III huruf F angka 1 s.d. 5 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 Ps.9, Ps.10 ayat (1) dan (2) PP No. 98/2000 jo. Ps. 11 ayat (1) s.d. (4) PP No. 11/2002 Romawi IV huruf A angka 1 s.d. 11 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 11. Melaksanakan Tugas Sebagai CPNS Ps. 11A PP No. 11/2002 Romawi IV huruf A angka 12 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 12. Hak CPNS Mendapat Gaji Ps. 12 ayat (1) dan (2) PP No. 98/2000 Romawi IV huruf C angka 1 s.d. 5 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 13. Masa Kerja Yang Diperhitungkan Penuh Untuk Penetapan Gaji Pokok Pengangkatan Pertama Ps. 13 ayat (1) huruf a s.d. e dan ayat (2) PP No. 98/2000 jo. Ps. 13 ayat (1) huruf a s.d. e dan ayat (2) PP No. 11/2002 Romawi IV huruf A angka 6 s.d. 9 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 14. Prosedur Pengangkatan CPNS Menjadi PNS Ps. 14 ayat (1) s.d. (4) dan Ps. 15 PP No. 98/2000 Romawi IV huruf E angka 1 s.d. 10 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 15. Pangkat, Golongan/ Ruang Yang Diberikan Kepada CPNS Yang Diangkat Menjadi PNS 16. Prosedur Pengangkatan CPNS Yang Tewas Atau Cacat Menjadi PNS Ps. 16 huruf a s.d. h PP No. 98/2000 Romawi IV huruf E angka 11 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 Ps. 17 ayat (1) dan (2) PP No. 98/2000 jo. Ps. 17 ayat (1) s.d. (4) PP No. 11/2002 Romawi IV huruf E angka 12 s.d. 15 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 3

PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CPNS 17. Pemberhentian CPNS Ps. 18 ayat (1), (2) dan (3) dan Ps. 19 PP No. 98/2000 jo. Ps. 18 ayat (1) s.d. (4) PP No. 11/2002 Romawi IV huruf F angka 1, 2 dan 3 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 18. Anggaran Penyelenggaraan Pengadaan PNS Ps. 20 PP No. 98/2000 Romawi V angka 1, 2 dan 3 Kep. Ka. BKN No. 11/2002 19. Prinsip Pengadaan Dan Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS 20. Prioritas Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS 21. Syarat Dan Prosedur Pengangkatan Tenaga Honorer Yang Dibiayai APBN Menjadi CPNS 22. Pelaksanaan Pengangkatan Tenaga Honorer Yang Dibiayai APBN menjadi CPNS 23. Syarat Dan Prosedur Pengangkatan Tenaga Honorer Yang Tidak Dibiayai APBN Menjadi CPNS 24. Pelaksanaan Pengangkatan Tenaga Honorer Yang Tidak Dibiayai APBN Menjadi CPNS 25. Pembentukan Tim Pelaksanaan Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS 26. Pelaksanaan, Prosedur Dan Materi Tes Kompetensi Dasar (TKD) 27. Pelaksanaan, Prosedur Dan Materi Tes Kompetensi Bidang (TKB) 28. Tata Cara Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS: 1) Pemanggilan Ps. 2 PP No. 48/2005 Romawi I angka 1 s.d. 9 Per. Ka. BKN No. 09/2012 Ps. 3 ayat (1) huruf a s.d. d dan ayat (2) huruf a s.d. d PP No. 48/2005 Romawi II huruf B angka 1 s.d. 5 Per. Ka. BKN No. 09/2012 Romawi II huruf C angka 1 s.d. 13 Per. Ka. BKN No. 09/2012 Romawi III huruf B angka 1 s.d. 6 Per. Ka. BKN No. 09/2012 Romawi III huruf C angka 1 s.d. 19 Per. Ka. BKN No. 09/2012 Romawi III huruf D angka 1 s.d. 6 Per. Ka. BKN No. 09/2012 Romawi III huruf E angka 1 s.d. 5 Per. Ka. BKN No. 09/2012 Romawi III huruf F angka 1 s.d. 7 Per. Ka. BKN No. 09/2012 Romawi VI huruf A angka 1 s.d. 4 Per. Ka. BKN No. 09/2012 2) Persyaratan Administrasi Romawi VI huruf B angka 1 s.d. 8 Per. Ka. BKN No. 09/2012 4

3) Pemeriksaan Kelengkapan Romawi VI huruf C angka 1 s.d. 7 Per. Ka. BKN No. 09/2012 4) Penyampaian Usul Penetapan NIP Romawi VI huruf D angka 1 s.d. 7 Per. Ka. BKN No. 09/2012 5) Penetapan NIP Romawi VI huruf E angka 1 s.d. 4 Per. Ka. BKN No. 09/2012 6) Keputusan Pengangkatan Sebagai CPNS Romawi VI huruf F angka 1 s.d. 7 Per. Ka. BKN No. 09/2012 7) Penugasan/ Penempatan Romawi VI huruf G angka 1 s.d. 4 Per. Ka. BKN No. 09/2012 8) Pembayaran Gaji CPNS Romawi VI huruf H angka 1 s.d. 3 Per. Ka. BKN No. 09/2012 29. Pengawasan Dan Pengendalian Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS 30. Pembiayaan Pelaksanaan Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS 31. Evaluasi Pelaksanaan Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS Romawi VII angka 1 s.d. 7 Per. Ka. BKN No. 09/2012 Romawi VIII angka 1 dan 2 Per. Ka. BKN No. 09/2012 Romawi IX angka 1 dan 2 Per. Ka. BKN No. 09/2012 5

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 IDENTITAS PNS (NIP, 1. Pengertian Ps. 7 ayat (1) UU No. 5/2014 KARPEG, KPE, KARIS/ Ps. 1 angka 1 dan 2 Per. Ka. BKN No. 22/2007 KARSU, TASPEN) Ps. 1 angka 1 dan 2 Per. Ka. BKN No. 7/2008 Romawi II angka 1 Per. Ka. BKN No. 43/2007 2. Ketentuan NIP Ps. 2 ayat (1) huruf a s.d. d dan ayat (2) Per. Ka. BKN No. 22/2007 Romawi III angka 1 huruf a s.d. d Per. Ka. BKN No. 43/2007 3. Yang berhak diberikan NIP Ps. 3 ayat (1) Per. Ka. BKN No. 22/2007 4. Fungsi NIP Ps. 3 ayat (2) huruf a s.d. g Per. Ka. BKN No. 22/2007 5. Pejabat yang menetapkan NIP Ps. 3 ayat (3), Ps. 5 ayat (4) dan (5) Per. Ka. BKN No. 22/2007 6. Masa berlakunya NIP Ps. 4 ayat (1), (2) dan (3) Per. Ka. BKN No. 22/2007 7. Permintaan NIP Ps. 5 ayat (1) s.d. ayat (6) Per. Ka. BKN No. 22/2007 Romawi IV angka 1 huruf a s.d. d, angka 2 dan angka 3 huruf a, b dan c Per. Ka. BKN No. 43/2007 8. Penggunaan NIP Romawi VI angka 1 s.d. 4 Per. Ka. BKN No. 43/2007 9. Kartu Pegawai Kep. Ka. BAKN No. 066/KEP/1974 SE. Ka. BAKN No. 01/SE/1975 SE. Ka. BKN No. 01/SE/1994 Per. Ka. BKN No. 7/2008 10. KPE Per. Ka. BKN No. 7/2008 (semua pasal) 1. UU No. 5/2014 2. Per. Ka. BKN No. 22/2007 3. Per. Ka. BKN No. 43/2007 4. Per. Ka. BKN No. 7/2008 5. Per. Ka. BKN No. 17/2008 6

11. Karis/ Karsu SE. Ka. BAKN No. 08/SE/1983 12. Taspen PP No. 9/1963 PP No. 10/1963 7

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 SUMPAH/JANJI PNS 1. Kewajiban Mengangkat Sumpah/Janji Bagi Ps. 66 ayat (1) UU No. 5/2014 1. UU No. 5/2014 CPNS Yang Diangkat Menjadi PNS Ps. 1 PP No. 21/1975 Romawi II huruf a SE. Ka. BAKN No. 14/1975 2. PP No. 21/1975 3. SE. Ka. BAKN No. 14/1975 2. Susunan Kata-Kata Sumpah Ps. 66 ayat (2) UU No. 5/2014 Ps. 2 PP No. 21/1975 3. PNS Yang Keberatan Mengucapkan Sumpah Ps. 3 ayat (1) dan (2) PP No. 21/1975 Harus Mengucapkan Janji 4. Kalimat Pada Akhir Sumpah/Janji Bagi PNS Ps. 3 ayat (3) PP No. 21/1975 Yang Beragama Kristen 5. Kalimat Pada Akhir Sumpah/Janji Bagi PNS Ps. 3 ayat (4) PP No. 21/1975 Yang Beragama Hindu 6. Kalimat Pada Akhir Sumpah/Janji Bagi PNS Ps. 3 ayat (5) PP No. 21/1975 Yang Beragama Budha 7. Kalimat Pada Akhir Sumpah/Janji Bagi PNS Yang Berkepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Ps. 3 ayat (6) PP No. 21/1975 8. Pejabat Yang Berhak Mengambil Sumpah/ Janji 9. Pengambilan Sumpah/Janji PNS Harus Dilakukan Secara Khidmat 10. Pengambilan Sumpah/Janji PNS Harus Didampingi Rohaniwan 11. Pengambilan Sumpah/Janji PNS Harus Disaksikan Oleh Dua Orang Saksi Yang Pangkatnya Serendah-Rendahnya Sama Dengan PNS Diambil Sumpah/Janji Ps. 4 ayat (1) dan (2) PP No. 21/1975 Romawi II angka 2 huruf a, b dan c SE. Ka. BAKN No. 14/1975 Ps. 5 ayat (1) PP No. 21/1975 Romawi II angka 3 huruf a dan b SE. Ka. BAKN No. 14/1975 Ps. 5 ayat (2) PP No. 21/1975 Romawi II angka 3 huruf c SE. Ka. BAKN No. 14/1975 Ps. 5 ayat (3) PP No. 21/1975 Romawi II angka 3 huruf d SE. Ka. BAKN No. 14/1975 8

12. Berita Acara Pengambilan Sumpah/Janji Ps. 6 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 21/1975 Romawi II angka 3 huruf g, h dan i SE. Ka. BAKN No. 14/1975 9

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 GAJI PNS 1. Pengertian Ps. 1 PP No. 7/1977 1. PP No. 7/1977 2. Nama dan Susunan Pangkat dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi 3. Pangkat, golongan/ruang sebagai dasar penetapan gaji pokok 4. CPNS diberikan gaji pokok sebesar 80% (delapan puluh persen) 5. CPNS yang memiliki pengalaman kerja yang telah ditetapkan sebagai masa kerja golongan dapat diperhitungkan untuk menetapkan gaji pokok 6. Gaji pokok baru diberikan berdasarkan pangkat baru yang lebih tinggi atau yang lebih rendah 7. Pensiunan PNS diberikan gaji pokok berdasarkan pangkat dan masa kerja golongan yang dimiliki pada saat ia pensiun 8. Masa kerja dapat diperhitungkan untuk menetapkan gaji pokok CPNS dan PNS 9. Pemberian Kenaikan Gaji Berkala (KGB) dan syarat-syaratnya 10. KGB diberitahukan dengan surat yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang 11. Surat pemberitahuan KGB diterbitkan 2 (dua) bulan sebelum KGB berlaku 12. Penundaan KGB bagi PNS yang belum memenuhi syarat 13. Pemberian kenaikan gaji istimewa sebagai penghargaan bagi PNS Ps. 2 PP No. 7/1977 (Lampiran I Ps. 2 PP No. 7/1977) Ps. 4 PP No. 7/1977 Ps. 5 ayat (1) PP No. 7/1977 Ps. 5 ayat (2) dan (3) dan Ps. 6 PP No. 7/1977 Ps. 7 dan Ps. 8 PP No. 7/1977 Ps. 9 PP No. 7/1977 Ps. 10 PP No. 7/1977 Ps. 11 huruf a dan b PP No. 7/1977 Ps. 12 ayat (1) PP No. 7/1977 Ps. 29 ayat (1) Kep. Pres No. 42/2002 Ps. 12 ayat (2) PP No. 7/1977 Ps. 13 ayat (1) s.d. ayat (5) PP No. 7/1977 Ps. 29 ayat (2) dan (3) Kep. Pres No. 42/2002 Ps. 14 ayat (1) dan (2) PP No. 7/1977 2. PP No. 51/1992 3. PP No. 15/1993 4. PP No. 6/1997 5. PP No. 11/2003 6. PP No. 66/2005 7. PP No. 01/2006 8. PP No. 09/2007 9. PP No. 10/2008 10. PP No. 08/2009 11. PP No. 25/2010 12. PP No. 11/2011 13. PP No. 15/2012 14. PP No. 94/2012 15. PP No. 22/2013 16. PPNo. 45/2013 17. PP No. 34/2014 18. PP No. 30/2015 19. SK KMA No. 128/2014 10

Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim 14. PNS diberikan tunjangan keluarga dan Ps. 15 ayat (1) huruf a dan b PP No. 7/1977 tunjangan jabatan 15. PNS diberikan tunjangan pangan dan lain-lain Ps. 15 ayat (2) PP No. 7/1977 16. PNS dan keluarganya diberikan tunjangan beras dalam bentuk uang 17. PNS yang beristeri/bersuami diberikan tunjangan isteri/suami sebesar 10% (sepuluh persen) dari gaji pokok 18. PNS yang mempunyai anak atau anak angkat, diberikan tunjangan anak sebesar 2% (dua persen) dari gaji pokok untuk tiap-tiap anak 19. Tunjangan anak diberikan sebanyak-banyaknya untuk 2 (dua) orang 20. Suami isteri yang kedua-duanya sebagai PNS, diberikan tunjangan keluarga kepada yang mempunyai gaji pokok lebih tinggi Ps. 30 ayat (1) Kep. Pres No. 42/2002 Ps. 16 ayat (1) PP No. 51/1992 (Perubahan Ketiga PP No. 7/1977) Ps. 16 ayat (2) dan ayat (3) PP No. 51/1992 (Perubahan Ketiga PP No. 7/1977) Ps. 31 ayat (1) Kep. Pres No. 42/2002 Ps. 16 ayat (5) PP No. 51/1992 (Perubahan Ketiga PP No. 7/1977) 21. Pengertian Ps. 1 angka 1 dan 2 PP No. 94/2012 22. Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim Ps. 2 huruf a s.d. j PP No. 94/2012 23. GajiPokok(GP) Hakim diberikan setiap bulan Ps. 3 ayat (1) PP No. 94/2012 berdasarkan jenjang karir dan masa jabatan 24. Ketentuan dan besaran GP Hakim sama Ps. 3 ayat (2), (3) dan (4) PP No. 94/2012 dengan ketentuan dan besaran GP PNS 25. Besaran GP Hakim Ps. 3 ayat (4) PP No. 94/2012 (Lampiran I) 26. Tunjangan Jabatan (TJ) Hakim diberikan setiap Ps. 4 ayat (1) PP No. 94/2012 bulan berdasarkan jenjang karir, wilayah penempatan tugas, dan kelas pengadilan 27. Besaran TJ Hakim Ps. 4 ayat (2) PP No. 94/2012 (Lampiran II) 28. Hakim berhak menempati rumah negara dan menggunakan fasilitas transportasi atau dapat diberikan tunjangan perumahan dan transportasi selama menjalankan tugasnya 29. Hakim memperoleh kedudukan protokol dalam acara kenegaraan dan acara resmi Ps. 5 ayat (1) dan (2) PP No. 94/2012 Ps. 6 ayat (1) dan (2) PP No. 94/2012 11

Tunjangan Khusus Kinerja (TKK) Pegawai 30. Hakim diberikan jaminan keamanan dalam Ps. 7 ayat (1) s.d. (4) PP No. 94/2012 pelaksanaan tugas 31. Hakim yang melakukan perjalanan dinas baik Ps. 8 ayat (1) s.d. (5) PP No. 94/2012 di dalam maupun di luar negeri diberikan biaya perjalanan dinas 32. Hakim diberikan tunjangan keluarga, beras dan Ps. 9 ayat (1) huruf a, b dan c PP No. 94/2012 tunjangan kemahalan 33. Besaran tunjangan isteri/suami, anak dan Ps. 9 ayat (2) dan (3) PP No. 94/2012 tunjangan beras bagi Hakim 34. Besaran tunjangan kemahalan Hakim Ps. 9 ayat (4) PP No. 94/2012 35. Hakim diberikan jaminan kesehatan Ps. 10 PP No. 94/2012 36. Hakim diberikan hak pensiun sesuai dengan Ps. 11 PP No. 94/2012 ketentuan pension PNS 37. Pengertian Diktum PERTAMA angka 1 dan 2 SK KMA No. 128/2014 38. Seluruh PNS dan CPNS pada Mahkamah Diktum KEDUA SK KMA No. 128/2014 Agung (MA) dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya diberikan TKK setiap bulan 39. Besaran TKK PNS pada MA dan Badan Diktum KETIGA angka 1 SK KMA No. 128/2014 Peradilan yang berada di bawahnya 40. Besaran TKK CPNS pada MA dan Badan Diktum KETIGA angka 2 SK KMA No. 128/2014 Peradilan yang berada di bawahnya 41. PNS pada MA dan Badan Peradilan yang Ps. 3 ayat (5) Kep. KMA No. 71/2008 yang telah berada di bawahnya yang tidakdiberikan TKK diubah dengan Kep. KMA No. 69/2009 Diktum KEENAM huruf a, b dan c SK KMA No. 128/2014 12

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 PENILAIAN 1. Unsur penilaian prestasi kerja PNS Ps. 4 PP No. 46/2011 1. PP No. 46/2011 2. Aspek Sasaran Kerja PNS (SKP) Ps. 5 ayat 1 s.d. 6 PP No. 46/2011 3. Penyusunan Ps. 6 s.d. 8 PP No. 46/2011 Per. Ka. BKN No. 1/2013 4. Aspek Perilaku Kerja Ps. 12 PP No. 46/2011 5. Penilaian Perilaku Kerja Ps. 13 ayat 1 s.d. 3 PP No. 46/2011 6. Penilaian Ps. 15 ayat 1 dan 2 serta Pasal 16 ayat 1 dan 2 PP No. 46/2011 Ps. 17 dan Ps. 18 PP No. 46/2011 Kep. KMA No. 22/KMA/SK/II/2015 7. Pejabat Penilai dan Atasan Pejabat Penilai Ps. 19 ayat 1 dan 2 serta Ps. 20 s.d. Ps. 24 PP No. 46/2011 Kep. KMA No. 22/KMA/SK/II/2015 8. Keberatan Hasil Penilaian Ps. 25 ayat 1 s.d. 5 PP No. 46/2011 9. Penilaian bagi CPNS Ps. 26 PP No. 46/2011 10. Penilaian bagi PNS yang jadi Pejabat Negara Ps. 27 dan Ps. 30 ayat (1) PP No. 46/2011 11. Penilaian bagi PNS yang sedang menjalani Ps. 28 ayat (1) dan (2) serta Ps. 30 ayat (2) PP tugas belajar No. 46/2011 12. Penilaian bagi PNS yang diperbantukan Ps. 29 ayat (1) dan (2) serta Ps. 30 ayat (3) PP No. 46/2011 2. Per. Ka. BKN No. 1/2013 3. Kep KMA No. 216/KMA/SK/XII/2014 4. Kep. KMA No. 22/KMA/SK/II/2015 5. Per. Sekma No. 36/2012 13

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 KENAIKAN PANGKAT 1. Pengertian Ps. 1 angka 1 s.d. 8 PP No. 99/2000 Romawi I huruf C angka 1 s.d. 10 Kep. Ka. BKN No. 12/2002 2. Nama, Susunan Pangkat, Golongan/Ruang Ps. 2 PP No. 99/2000 Romawi II huruf A angka 3 Kep. Ka. BKN No. 12/2002 3. Pelaksanaan pemberian Kenaikan Pangkat Ps. 3 PP No. 99/2000 Romawi II huruf A angka 1 huruf a dan b Kep. Ka. BKN No. 12/2002 4. Periode Kenaikan Pangkat Ps. 4 PP No. 12/2002 Romawi II huruf B angka 1 Kep. Ka. BKN No. 12/2002 5. Perhitungan Masa Kerja Kenaikan Pangkat Pertama Kali 6. Ketentuan dan Persyaratan Kenaikan Pangkat Reguler Ps. 5 PP No. 99/2000 Romawi II huruf B angka 2 Kep. Ka. BKN No. 12/2002 Ps. 6 ayat (1) huruf a, b dan ayat (2) serta Ps. 7 PP No. 12/2002 Romawi III angka 1 huruf a dan b, angka 2, angka 4 huruf a dan b, angka 5 serta angka 6 Kep. Ka. BKN No. 12/2002 7. Batasan Pemberian Kenaikan Pangkat Reguler Ps. 8 huruf a s.d. h PP No. 12/2002 Romawi III angka 3 huruf a s.d. h Kep. Ka. BKN No. 12/2002 8. Ketentuan dan Persyaratan Kenaikan Pangkat Pilihan Ps. 9 huruf a s.d. I, Ps. 12 dan Ps. 18 PP No. 12/2002 Ps. 10 dan Ps. 13 s.d. Ps. 17 PP No. 99/2000 Romawi IV angka 1 s.d. angka 11 Kep. Ka. BKN No. 12/2002 1. UU No.2/1986; UU No.8/2004; UU No.49/2009; 2. UU No.5/1986; UU No.9/2004; UU No.51/2009 3. UU No.7/1989; UU No.3/2006; UU No.50/2009 4. UU No.5/2014 5. PP No.99/2000 6. PP No.12/2002 7. PP No.41/2002 8. Kep. Pres No.53/2014 9. Kep. Ka. BKN No.12/2002 10. Kep. KMA No.125/2009 14

9. Ketentuan Pemberian Kenaikan Pangkat Anumerta Ps. 22 ayat (1) dan ayat (2), Ps. 23, Ps. 24 ayat (1) dan (2), Ps. 25 serta Ps. 26 PP No. 99/2000 Romawi V angka 1 s.d. 16 Kep. Ka. BKN No. 12/2002 10. Kenaikan Pangkat Pengabdian Ps. 27 ayat (1) huruf (a) angka 1), 2) dan 3), huruf (b) dan (c) serta ayat (2) huruf (a) dan (b) PP No. 12/2002 Ps. 28 ayat (1) dan (2) PP No. 99/2000 jo. Ps. 29 PP No. 12/ 2002 Romawi VI angka 1 dan angka 2 Kep. Ka. BKN No. 12/2002 11. Ketentuan Ujian Dinas dan PNS yang dikecualikan dari Ujian Dinas 12. Prosedur dan Kelengkapan Administrasi Kenaikan Pangkat Ps. 30 ayat (1), (2) huruf a dan b serta Ps.31 ayat (1) dan (2) PP No. 99/2000 jo. Ps. 32 huruf a, b, c dan d PP No. 12/2002 Romawi VII angka 1 s.d. angka 7 Kep. Ka. BKN No. 12/2002 Romawi VIII angka 1, 2 dan 3 Kep. Ka. BKN No. 12/2002 13. Pengertian Ps. 1 angka 1 s.d. 7 PP No. 41/2002 14. Nama dan susunan jabatan, pangkat, dan golongan/ruang Hakim Pengadilan 15. Jenjang jabatan, pangkat, dan golongan/ruang Hakim Pengadilan 16. Jenjang jabatan, pangkat, dan golongan/ruang Pimpinan Pengadilan 17. Jenjang jabatan, pangkat, dan golongan/ruang Hakim Pengadilan tidak boleh melampaui Jenjang jabatan, pangkat, dan golongan/ruang Pimpinan Pengadilan 18. Hakim Pengadilan dapat diangkat sebagai Pimpinan Pengadilan 19. Pimpinan Pengadilan Tingkat Pertama dapat diangkat sebagai Pimpinan Pengadilan Tingkat Pertama yang kelasnya setingkat lebih tinggi Ps. 2 ayat (1) PP No. 41/2002 (Lampiran I) Ps. 2 ayat (2) PP No. 41/2002 (Lampiran II) Ps. 2 ayat (3) PP No. 41/2002 (Lampiran III) Ps. 2 ayat (4) PP No. 41/2002 Ps. 3 ayat (1) PP No. 41/2002 Ps. 3 ayat (2) PP No. 41/2002 15

20. Periode kenaikan jabatan dan pangkat Hakim Pengadilan 21. Perhitungan masa kerja untuk kenaikan jabatan dan pangkat Hakim Pengadilan yang pertama kali 22. Kenaikan jabatan dan pangkat Hakim Pengadilan diberikan atas dasar prestasi kerja dan terpenuhinya persyaratan yang ditentukan 23. Kenaikan jabatan dan pangkat reguler Hakim Pengadilan 24. Kenaikan jabatan dan pangkat reguler Pimpinan Pengadilan 25. Kenaikan jabatan dan pangkat pilihan Pimpinan Pengadilan 26. Kenaikan jabatan dan pangkat pilihan Hakim Pengadilan 27. Kenaikan jabatan dan pangkat anumerta Hakim Pengadilan 28. Kenaikan jabatan dan pangkat pengabdian Hakim Pengadilan 29. Pejabat yang berwenang menetapkan kenaikan jabatan dan pangkat Hakim Pengadilan menjadi Hakim Madya Utama, Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c ke atas 30. Pejabat yang berwenang menetapkan kenaikan jabatan dan pangkat Hakim Pengadilan menjadi Hakim Pratama Muda, Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b sampai dengan Hakim Madya Muda, Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b Ps. 4 PP No. 41/2002 Ps. 5 PP No. 41/2002 Ps. 6 PP No. 41/2002 Ps. 7 ayat (1) huruf a, b dan ayat (2) serta Ps. 13 ayat (1) dan (2) PP No. 41/2002 Ps. 8 huruf a dan b PP No. 41/2002 Ps. 9 huruf a, b dan c PP No. 41/2002 Ps. 10 huruf a dan b, Ps.11 ayat (1), (2) dan (3), serta Ps. 12 ayat (1) dan (2) PP No. 41/2002 Ps. 14 ayat (1) s.d. (6) PP No. 41/2002 Ps. 15 ayat (1) dan (2), Ps.16 ayat (1) dan (2) PP No. 41/2002 Ps. 17 ayat (1) s.d. (4) PP No. 41/2002 Diktum KESATU Kep. Pres No. 53/2014 Ps. 17 ayat (2), (3) dan (4) PP No. 41/2002 Ps. 4 angka 3 Kep. KMA No. 125/2009 16

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 PENDIDIKAN DAN 1. Pengertian Ps. 1 angka 1 s.d. 10 PP No. 101/2000 1. PP No. 101/2000 PELATIHAN (DIKLAT) 2. Tujuan Diklat Ps. 2 huruf a, b, c dan d PP No. 101/2000 3. Sasaran Diklat Ps. 3 PP No. 101/2000 4. Jenis Diklat Ps. 4 huruf a dan b PP No. 101/2000 5. Diklat Prajabatan Ps. 5 ayat (1), (2) huruf a, b dan c, Ps. 6 ayat (1), (2) dan Ps. 7 PP No. 101/2000 6. Tujuan pelaksanaan dan jenis Diklat dalam Ps. 8 ayat (1), (2) huruf a, b dan c PP No. Jabatan 101/2000 7. Tujuan pelaksanaan Diklat Kepemimpinan Ps. 9 PP No. 101/2000 8. Tingkat Diklat Kepemimpinan Ps. 10 huruf a, b, c dan d PP No. 101/2000 9. Tujuan pelaksanaan Diklat Fungsional Ps. 11 ayat (1) dan (2) PP No. 101/2000 10. Tujuan pelaksanaan Diklat Teknis Ps. 12 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 101/2000 11. Peserta Diklat Prajabatan Ps. 13 PP No. 101/2000 12. Peserta Diklat Kepemimpinan Ps. 14 ayat (1) dan (2) PP No. 101/2000 13. Peserta Diklat Fungsional Ps. 15 PP No. 101/2000 14. Peserta Diklat Teknis Ps. 16 PP No. 101/2000 15. Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Ps. 17 ayat (1) s.d. (5) PP No. 101/2000 Diklat Prajabatan, Diklat Kepemimpinan, Diklat Fungsional dan Diklat Teknis 16. Metode Diklat Ps. 18 PP No. 101/2000 17. Tenaga ke Diklatan Ps. 19 huruf a, b dan c PP No. 101/2000 17

18. Sarana dan prasarana Diklat Ps. 20 ayat (1) dan (2) PP No. 101/2000 19. Penyelenggara Diklat Ps. 21 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 101/2000 20. Pelaksana Diklat Prajabatan, Diklat Ps. 22 ayat (1), (2), (3) dan (4) PP No. 101/2000 Kepemimpinan, Diklat Fungsional dan Diklat Teknis 21. Pembiayaan Diklat Ps. 23 PP No. 101/2000 22. Tugas instansi pengendali Diklat Ps. 24 huruf a, b dan c PP No. 101/2000 23. Pemantauan, penilaian, penempatan dan pelaporan peserta Diklat 24. Tanggungjawab Instansi Pembina Pendidikan dan Pelatihan 25. Identifikasi kebutuhan, penentuan jenis sesuai kebutuhan, evaluasi dan pelaporan hasil Diklat Ps. 25 PP No. 101/2000 Ps. 26 ayat (1) dan (2) huruf a s.d. h PP No. 101/2000 Ps. 27 huruf a dan b PP No. 101/2000 26. Pelaksanaan pembinaan Diklat Fungsional Ps. 28 ayat (1), (2) huruf a, b, c dan d PP No. 101/2000 27. Pelaksanaan pembinaan Diklat Teknis Ps. 29 ayat (1), (2) huruf a, b, c dan d PP No. 101/2000 18

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 DAFTAR URUT 1. Pengertian Ps. 1 huruf a, b dan c PP No. 15/1979 1. PP No. 15/1979 KEPANGKATAN (DUK) 2. SE. Ka. BAKN No. 03/1980 2. Pembuatan dan pemeliharaan DUK Ps. 2 ayat (1), (2) dan (3), Ps. 3 ayat (1) dan (2) PP No. 15/1979 Romawi II angka 2 huruf a s.d. i SE. Ka. BAKN No. 03/ 1980 3. Ukuran yang digunakan untuk menetapkan nomor urut dalam DUK 4. Perubahan dan penghapusan nama PNS dari DUK Ps. 4 huruf a s.d. f PP No. 15/1979 Romawi II angka 3 huruf a s.d. g SE. Ka. BAKN No. 03/ 1980 Ps. 5 ayat (1) dan (2) PP No. 15/1979 Romawi IV angka 1 huruf a dan b, angka 2 huruf a dan b SE. Ka. BAKN No. 03/1980 Ps. 6 ayat (1), (2) dan Ps. 7 PP No. 15/1979 Romawi II angka 4 huruf a, b dan c SE. Ka. BAKN No. 03/ 1980 5. DUK PNS yang diperbantukan, diangkat menjadi pejabat Negara, menjalankan tugas belajar, menjalankan cuti diluar tanggungan Negara, diberhentikan sementara atau diberhentikan dari jabatan negeri 6. Sifat DUK PNS Ps. 8 PP No. 15/1979 Romawi III angka 1 SE. Ka. BAKN No. 03/1980 7. Prosedur pengajuan keberatan atas ketidak Ps. 9 s.d. 13 PP No. 15/1979 tepatan pencantuman nomor urut PNS dalam Romawi III angka 2 huruf a s.d. n SE. Ka. BAKN DUK No. 03/1980 8. DUK PNS yang tidak dapat diajukan keberatan Ps. 9 s.d. 14 PP No. 15/1979 Romawi III angka 2 huruf o dan p SE. Ka. BAKN No. 03/1980 9. Penggunaan DUK PNS Ps. 15, Ps. 16 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 15/1979 Romawi V angka 1 s.d. 4 SE. Ka. BAKN No. 03/1980 19

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 PENGANGKATAN, 1. Pengertian Ps. 1 angka 1 s.d. 11 PP No. 9/2003 PEMINDAHAN DAN sebagaimana telah diubah dengan PP No. PEMBERHENTIAN PNS 63/2009 Romawi I huruf c angka 1 s.d. 11 Kep. Ka. BKN No. 13/2003 2. Pejabat yang berwenang menetapkan pengangkatan sebagai CPNS dan CPNS menjadi PNS 3. Pengangkatan CPNS dan PNS yang tewas atau cacat karena dinas 4. Pejabat yang berwenang menetapkan kenaikan pangkat PNS menjadi Pembina utama muda golongan/ruang (IV/c) ke atas 5. Pejabat yang berwenang menetapkan kenaikan pangkat PNS menjadi juru muda Tk. I golongan/ruang (I/b) sampai dengan Pembina Tk. I golongan/ruang (IV/b) 6. Pejabat yang berwenang menetapkan kenaikan pangkat anumerta dan Kenaikan Pangkat Pengabdian menjadi juru muda Tk. I golongan/ruang (I/b) sampai dengan Pembina Tk. I golongan/ruang (IV/b) Ps. 2 ayat (1) huruf a, b dan ayat (2) PP No. 9/2003 Romawi II angka 2 huruf a dan b Kep. Ka. BKN No. 13/2003 Ps. 3 angka 1 dan 2 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 4 angka 1 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 6 angka 1 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 4 ayat (1) dan (2) PP No. 9/2003 Romawi II angka 6 huruf a Kep. Ka. BKN No. 13/2003 Ps. 5 ayat (1) PP No. 9/2003 jo. Kep. Pres No. 53/2014 Romawi II angka 1 huruf a Kep. Ka. BKN No. 13/2003 Ps. 6 ayat (1) dan (2) PP No. 9/2003 Romawi II angka 1 huruf c Kep. Ka. BKN No. 13/2003 Ps. 3 angka 4 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 4 angka 3 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 6 angka 3 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 10 ayat (1) dan (2) PP No. 9/2003 Romawi II angka 2 huruf c angka 1) dan 2) Kep. Ka. BKN No. 13/2003 1. UU No. 5/2014 2. PP No. 9/2003 3. PP No. 63/2009 4. Kep. Pres No. 53/2014 5. Kep. Ka. BKN No.13/2003 6. Kep. KMA No. 125/2009 20

7. Pejabat yang berwenang menetapkan Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS dalam dan dari Jabatan Struktural 8. Pejabat yang berwenang menetapkan Pemindahan PNS antar Kementerian/ Lembaga 9. Pejabat yang berwenang menetapkan Pemberhentian Sementara dari Jabatan Negeri 10. Pejabat yang berwenang menetapkan Pemberhentian PNS dan CPNS yang tidak memenuhi syarat untuk diangkat menjadi PNS 11. Pejabat yang berwenang menetapkan Pemberhentian dan Pemberian Pensiun bagi PNS Ps. 11, Ps. 12 ayat (1) dan (2) PP No. 9/2003 Romawi II angka 2 huruf d dan e Kep. Ka. BKN No. 13/2003 Ps. 3 angka 5 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 4 angka 12 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 5 angka 5 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 6 angka 5 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 16 ayat (1) huruf a, ayat (2) dan ayat (3) PP No. 9/2003 Romawi II angka 6 huruf d angka 1) Kep. Ka. BKN No. 13/2003 Ps. 18, Ps. 19 ayat (1) dan (2) PP No. 9/2003 Romawi III angka 4 huruf h Kep. Ka. BKN No. 13/2003 Ps. 3 angka 5, 6 dan 10 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 4 angka 9 s.d. 12 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 6 angka 6 Kep. KMA No. 125/2009 Ps. 22 dan Ps. 23 ayat (1) dan (2) PP No. 9/2003 Romawi III angka 4 huruf i dan j Kep. Ka. BKN No. 13/2003 Ps. 27 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 9/2003 jo. Kep. Pres No. 53/2014 Romawi II angka 6 huruf e Kep. Ka. BKN No. 13/2003 21

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 PENGANGKATAN, 1. Pengertian Ps. 1 angka 1 s.d. 9 PP No. 100/2000 PEMINDAHAN DAN Romawi I huruf C angka 1 s.d. 7 Kep. Ka. BKN PEMBERHENTIAN PNS No. 13/20002 DALAM DAN DARI JABATAN STRUKTURAL Ps. 1 angka 1 s.d. 7 SK. KMA. No. 125/2009 2. Pejabat yang berwenang menetapkan pengangkatan PNS dalam jabatan struktural 3. Eselon tertinggi sampai dengan eselon terendah dan jenjang pangkat untuk setiap eselon 4. Penetapan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian PNS dalam dan dari jabatan struktural 5. PNS yang diangkat dalam jabatan struktural wajib dilantik dan mengucapkan sumpah 6. Persyaratan untuk dapat diangkat dalam jabatan struktural 7. Keharusan mengikuti dan lulus diklatpim bagi PNS yang diangkat dalam atau sudah menduduki jabatan struktural 8. Ketentuan pengangkatan PNS dalam jabatan struktural setingkat lebih tinggi Ps. 2 ayat (1) s.d. (3) PP No. 100/2000; Romawi II huruf B angka 3 huruf a s.d. g Kep. Ka. BKN No. 13/20002 Ps. 3 angka 5 SK. KMA. No. 125/2009 Ps. 6 angka 5 SK. KMA. No. 125/2009 Ps. 3 ayat (1) s.d. (4) PP No. 13/2002 Ps. 4 ayat (1) PP No. 100/2000 Ps. 4 ayat (2) PP No. 100/2000 Romawi II huruf B angka 5 huruf a, b dan c Kep. Ka. BKN No. 13/2002 Ps. 5 huruf a s.d. f dan Ps. 6 PP No. 100/2000 Romawi II huruf B angka 1 huruf a s.d. f dan angka 2 huruf a, b, c dan d Kep. Ka. BKN No. 13/2002 Ps. 7 ayat (1) dan (2) PP No. 13/2002 Romawi II huruf B angka 6 huruf a, b, c dan d Kep. Ka. BKN No. 13/2002 Ps. 7A PP No. 13/2002 Romawi II huruf B angka 7 Kep. Ka. BKN No. 13/2002 1. UU No. 5/2014 2. PP No. 100/2000 3. PP No. 13/2002 4. PP No. 36/2011 5. Per. Pres No. 26/2007 6. Kep. Ka. BKN No. 13/2002 7. Kep. KMA No. 125/2009 8. SE. Menpan dan RB No. 16/2002 22

9. Larangan PNS menduduki jabatan struktural dan/atau fungsional secara merangkap 10. Ketentuan perpindahan tugas dalam jabatan struktural dan/atau perpindahan wilayah kerja Ps. 8 PP No. 100/2000 Romawi II huruf E angka 1 dan 2 Kep. Ka. BKN No. 13/2002 Ps. 9 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 100/2000 Romawi II huruf C angka 1 s.d. 12 Kep. Ka. BKN No. 13/2002 11. Pemberhentian PNS dari jabatan struktural Ps. 10 huruf a s.d. i PP No. 100/2000 Romawi II huruf D angka 1 huruf a s.d. i dan angka 2, 3 dan 4 Kep. Ka. BKN No. 13/2002 12. Pola karier PNS Ps. 12 ayat (1) dan (2) PP No. 100/2000 Romawi II huruf A angka 7, 8 dan 9 Kep. Ka. BKN No. 13/ 2002 13. Ketentuan pengangkatan, pemindahan pemberhentian PNS dalam dan dari jabatan struktural 14. Pembentukan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan 15. Tugas pokok Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan 16. Susunan keanggotaan dan tata kerja Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan 17. Tunjangan jabatan struktural (jumlah besaran dan prosedur pembayarannya) 18. Surat Pernyataan Pelantikan dan Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas sebagai dasar pembayaran tunjangan jabatan struktural Ps. 13 PP No. 100/2000 Romawi II huruf B angka 3 huruf a s.d. g Kep. Ka. BKN No. 13/2002 Ps. 14 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 100/2000 Romawi III huruf A angka 1, 2 dan 3 Kep. Ka. BKN No. 13/2002 Ps. 14 ayat (4) dan (5) PP No. 100/2000 Romawi III huruf B angka 2 Kep. Ka. BKN No. 13/2002 Ps. 15 ayat (1) huruf a, b dan c ayat (2) PP No. 100/2000 Ps. 16 ayat (1) s.d. (2) PP No. 13/2002 Romawi III huruf C angka 1 s.d. 9 Kep. Ka. BKN No. 13/ 2002 Romawi III huruf D angka 1 s.d. 4 Kep. Ka. BKN No. 13/ 2002 Ps. 17 ayat (1) s.d. (3) PP No. 100/2000 Per. Pres No. 26/2007 Romawi IV huruf A angka 1 s.d. 7 Kep. Ka. BKN No. 13/ 2002 Romawi IV huruf A angka 8 s.d. 10 Kep. Ka. BKN No. 13/ 2002 23

19. Surat Pernyataan Masih Menduduki Jabatan dibuat setiap permulaan tahun anggaran 20. PNS boleh memilih tunjangan jabatan yang lebih menguntungkan bagi yang rangkap Romawi IV huruf A angka 11 Kep. Ka. BKN No. 13/2002 Romawi IV huruf A angka 12 Kep. Ka. BKN No. 13/2002 21. Penghentian tunjangan jabatan struktural Romawi IV huruf B angka 1, 2 dan 3 Kep. Ka. BKN No. 13/2002 22. Pembayaran kembali tunjangan jabatan struktural 23. Pembayaran tunjangan jabatan struktural bagi PNS yang sedang menjalani cuti sakit 24. Pembayaran tunjangan jabatan struktural bagi PNS yang jabatannya mengalami perubahan eselon Romawi IV huruf C angka 1 dan 2 Kep. Ka. BKN No. 13/ 2002 Romawi IV huruf D Kep. Ka. BKN No. 13/2002 Romawi IV huruf E Kep. Ka. BKN No. 13/2002 25. Pengisian lowongan jabatan secara terbuka Angka 1 huruf a, b, c dan d SE. Menpan dan RB No. 16/2012 26. Tata cara pengisian lowongan jabatan secara terbuka 27. Penyiapan anggaran, monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengisian lowongan jabatan secara terbuka Angka 2 huruf a, b dan c SE. Menpan dan RB No. 16/2012 Angka 3, Angka 4 huruf a dan b SE. Menpan dan RB No. 16/2012 24

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 DISIPLIN 1. Kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN Ps. 5 ayat (2) huruf a s.d. l UU No. 5/2014 1. UU No. 5/2014 2. Hak PNS Ps. 21 huruf a s.d. e UU No. 5/2014 3. Kewajiban Pegawai ASN Ps. 23 huruf a s.d. h UU No. 5/2014 4. Kewajiban PNS Ps. 3 angka 1 s.d. 17 PP No. 53/2010 Romawi II huruf A angka 1 s.d. 17 Per. Ka. BKN No. 21/2010 5. Larangan PNS Ps. 4 angka 1 s.d. 15 PP No. 53/2010 Romawi II huruf B angka 1 s.d. 15 Per. Ka. BKN No. 21/2010 6. Tingkat Hukuman Disiplin Ps. 7 ayat (1) huruf a, b dan c PP No. 53/2010 Romawi III huruf B angka 1 huruf a, b dan c Per. Ka. BKN No. 21/2010 7. Jenis Hukuman Disiplin Ringan Ps. 7 ayat (2) huruf a, b dan c PP No. 53/2010 Romawi III huruf B angka 2 huruf a, b dan c Per. Ka. BKN No. 21/2010 8. Jenis Hukuman Disiplin Sedang Ps. 7 ayat (3) huruf a, b dan c PP No. 53/2010 Romawi III huruf B angka 3 huruf a, b dan c Per. Ka. BKN No. 21/2010 9. Jenis Hukuman Disiplin Berat Ps. 7 ayat (4) huruf a s.d. e PP No. 53/2010 Romawi III huruf B angka 4 huruf a s.d. e Per. Ka. BKN No. 21/2010 10. Pelanggaran terhadap kewajiban yang berakibat dijatuhi hukuman disiplin ringan 11. Pelanggaran terhadap kewajiban yang berakibat dijatuhi hukuman disiplin sedang Ps. 8 angka 1 s.d. 14 PP No. 53/2010 Romawi III huruf C angka 1 huruf a angka 1) s.d. 14) Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 9 angka 1 s.d. 17 PP No. 53/2010 Romawi III huruf C angka 1 huruf b angka 1) s.d. 17) Per. Ka. BKN No. 21/2010 2. PP No. 53/2010 3. PP No. 32/1979 4. PP No. 42/2004 5. PP No. 24/2011 6. Per. Ka. BKN No. 21/2010 7. Kep. KMA No. 71/2008 8. Kep. KMA No. 69/2009 9. KB KMA dan KY No. 47/2009 10. PB KMA dan KY No. 02/2012 25

12. Pelanggaran terhadap kewajiban yang berakibat dijatuhi hukuman disiplin berat 13. Pelanggaran terhadap larangan yang berakibat dijatuhi hukuman disiplin ringan 14. Pelanggaran terhadap larangan yang berakibat dijatuhi hukuman disiplin sedang 15. Pelanggaran terhadap larangan yang berakibat dijatuhi hukuman disiplin berat Ps. 10 angka 1 s.d. 13 PP No. 53/2010 Romawi III huruf C angka 1 huruf c angka 1) s.d. 13) Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps.11 angka 1 s.d. 5 PP No. 53/2010 Romawi III huruf C angka 2 huruf a angka 1) s.d. 5) Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 12 angka 1 s.d. 9 PP No. 53/2010 Romawi III huruf C angka 2 huruf b angka 1) s.d. 9) Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 13 angka 1 s.d. 13 PP No. 53/2010 Romawi III huruf C angka 2 huruf c angka 1) s.d. 13) Per. Ka. BKN No. 21/2010 16. Pejabat yang berwenang menghukum Ps. 15 s.d. 20 PP No. 53/2010 Romawi IV angka 1 s.d. 9 Per. Ka. BKN No. 21/2010 17. Kewajiban pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin 18. Tata Cara Pemanggilan PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin 19. Kewajiban atasan langsung memeriksa PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin 20. Pembentukan Tim Pemeriksa untuk pelanggaran disiplin yang ancaman hukumannya tingkat sedang atau berat 21. Bolehnya meminta keterangan orang lain untuk kepentingan pemeriksaan 22. Pembebasan sementara dari tugas jabatan bagi PNS yang diduga melakukan pelanggaran disiplin Ps. 21 ayat (1) s.d. (4) PP No. 53/2010 Romawi IV angka 1 s.d. 9 Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 23 ayat (1) s.d. (4) PP No. 53/2010 Romawi V huruf B angka 1 s.d. 5 Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 24 ayat (1) s.d. (3) PP No. 53/2010 Romawi V huruf C angka 1 s.d. 8 Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 25 ayat (1) s.d. (3) PP No. 53/2010 Romawi V huruf C angka 9 s.d. 12 Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 26 PP No. 53/2010 Romawi V huruf C angka 13 Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 27 ayat (1) s.d. (4) PP No. 53/2010 Romawi V huruf C angka 14 s.d. 17 Per. Ka. BKN No. 21/2010 26

23. Berita Acara Pemeriksaan Ps. 28 ayat (1) s.d. (3) PP No. 53/2010 Romawi V huruf C angka 18 s.d. 21 Per. Ka. BKN No. 21/2010 24. Hasil Pemeriksaan sebagai dasar untuk penjatuhan hukuman disiplin 25. PNS yang terbukti melakukan beberapa pelanggaran disiplin hanya dapat dijatuhi satu jenis hukuman disiplin yang terberat 26. Keputusan penjatuhan hukuman disiplin dan tata cara penyampainnya Ps. 29 ayat (1) dan (2) PP No. 53/2010 Romawi V huruf D angka 1 huruf a s.d. g Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 30 ayat (1) s.d. (4) PP No. 53/2010 Romawi V huruf D angka 2 huruf a, b dan c Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 31 ayat (1) s.d. (4) PP No. 53/2010 Romawi V huruf E angka 1 s.d. 8 Per. Ka. BKN No. 21/2010 27. Upaya administratif Ps. 32 PP No. 53/2010 Romawi VI huruf A angka 1, 2 dan 3 Per. Ka. BKN No. 21/2010 28. Hukuman disiplin yang tidak dapat diajukan upaya administratif 29. Hukuman disiplin yang dapat diajukan keberatan Ps. 33 huruf a s.d. e PP No. 53/2010 Romawi VI huruf B angka 1 s.d. 5 Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 34 ayat (1) huruf a s.d. d PP No. 53/2010 Romawi VI huruf C angka 1 huruf a s.d. e Per. Ka. BKN No. 21/2010 30. Hukuman disiplin yang dapat diajukan banding Ps. 34 ayat (2) huruf a dan b PP No. 53/2010 Romawi VI huruf C angka 2 huruf a dan b Per. Ka. BKN No. 21/2010 31. Tata cara mengajukan dan proses penyelesaian keberatan 32. Tata cara mengajukan, proses penyelesaian dan akibat banding administratif 33. Mulai berlakunya keputusan penjatuhan hukuman disiplin Ps. 35 s.d. 37 PP No. 53/2010 Romawi VI huruf D angka 1 s.d. 14 Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 38 s.d. 42 PP No. 53/2010 Romawi VI huruf E angka 1 s.d. 9 Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 43 s.d. 46 PP No. 53/2010 Romawi VII huruf A angka 1 s.d.4 Per. Ka. BKN No. 21/2010 34. Hapusnya menjalani Hukuman Disiplin Romawi VII huruf B angka 1 s.d.4 Per. Ka. BKN No. 21/2010 27

35. Pendokumentasian keputusan hukuman disiplin 36. Pengertian Jiwa Korps PNS, Kode Etik PNS, Majelis Kehormatan Kode Etik PNS 37. Maksud Pembinaan jiwa Korps PNS Ps. 2 PP No. 42/2004 Ps. 47 ayat (1) dan (2) PP No. 53/2010 Romawi VIII angka 1 s.d.4 Per. Ka. BKN No. 21/2010 Ps. 1 PP No. 42/2004 38. Pembinaan Jiwa Korps PNS Ps. 3 huruf a s.d. c PP No. 42/2004 39. Ruang lingkup Pembinaan Jiwa Korps PNS Ps. 3 huruf a s.d. d PP No. 42/2004 40. Nilai-nilai Dasar yang harus dijunjung tinggi Ps. 3 huruf a s.d. i PP No. 42/2004 oleh PNS 41. Etika PNS dalam bernegara Ps. 8 huruf a s.d. h PP No. 42/2004 42. Etika PNS dalam berorganisasi Ps. 9 huruf a s.d. i PP No. 42/2004 43. Etika PNS dalam bermasyarakat Ps. 10 huruf a s.d. e PP No. 42/2004 44. Etika PNS terhadap diri sendiri Ps. 11 huruf a s.d. h PP No. 42/2004 45. Etika PNS terhadap sesame PNS Ps. 12 huruf a s.d. g PP No. 42/2004 46. Penegakan Kode Etik PNS Ps. 15 ayat (1) s.d. (5) PP No. 42/2004 47. Pembentukan Majelis Kehormatan Kode Etik Ps. 17 ayat (1) dan (2) PP No. 42/2004 PNS 48. Keanggotaan Majelis Kehormatan Kode Etik Ps. 18 ayat (1) s.d. (3) PP No. 42/2004 PNS 49. Tatacara Pengambilan Keputusan dan Sifat Ps. 19 ayat (1) s.d. (5) PP No. 42/2004 Keputusan Majelis Kehormatan Kode Etik PNS 50. Penyampaian Keputusan Majelis Kehormatan Ps. 20 ayat (1) s.d. (5) PP No. 42/2004 Kode Etik PNS 51. Pegawai MA yang tidak diberi TKK Ps. 3 ayat (1) s.d. (5) Kep. KMA No. 71/2008 Ps. 3 ayat (1) s.d. (5) Kep. KMA No. 69/2009 52. Ketentuan Hari Kerja Pegawai MA Ps. 5 ayat (1) Kep. KMA No. 71/2008 53. Ketentuan Jam Kerja Pegawai MA Ps. 5 ayat (2) huruf a, b dan c Kep. KMA No. 71/2008 54. Ketentuan Daftar Hadir dan Pulang Pegawai MA Ps. 5 ayat (3) huruf a s.d. e Kep. KMA No. 71/2008 28

55. Pejabat yang berwenang memberikan Ps. 6 huruf a, b dan c Kep. KMA No. 71/2008 peringatan tertulis 56. Jenis-jenis Hukuman Disiplin Ps. 7 huruf a, b dan c Kep. KMA No. 71/2008 57. Ketentuan Pemberian Hukuman Disiplin Ps. 8 ayat (1) s.d. (3) Kep. KMA No. 71/2008 Peringatan Lisan 58. Peringatan Tertulis Ps.9 huruf a, b, c Kep. KMA No.71/2008 59. Ketentuan Pemberian Hukuman Disiplin Ps.10 ayat (1) s.d. (3) Kep. KMA No.71/2008 Peringatan Tertulis Pertama 60. Ketentuan Pemberian Hukuman Disiplin Ps.11 ayat (1) s.d. (3) Kep. KMA No.71/2008 Peringatan Tertulis Kedua 61. Ketentuan Pemberian Hukuman Disiplin Ps.12 ayat (1) s.d. (3) Kep. KMA No.71/2008 Peringatan Tertulis Ketiga 62. Formulir Peringatan Tertulis Ps.14 ayat (1) huruf a, b, c Kep. KMA No.71/2008 63. Peringatan tertulis bagi pejabat yang lalai Ps.15 huruf a, b, c Kep. KMA No.71/2008 dalam melakukan pengawasan terhadap bawahannya 64. Ketentuan pengurangan Tunjangan Khusus Ps.19 ayat (1) s.d. (2) Kep. KMA No.69/2009 Kinerja bagi pegawai MA 65. Ketentuan pembayaran Tunjangan Khusus Ps.19A ayat (1) Kep. KMA No.69/2009 Kinerja bagi pegawai MA yang tidak masuk kerja karena sakit 66. Ketentuan pembayaran Tunjangan Khusus Ps.19A ayat (2) Kep. KMA No.69/2009 Kinerja bagi pegawai MA yang tidak masuk kerja karena cuti bersalin 67. Ketentuan pembayaran Tunjangan Khusus Ps.19A ayat (3) Kep. KMA No.69/2009 Kinerja bagi pegawai MA yang sedang menjalankan tugas belajar 68. Ketentuan pembayaran Tunjangan Khusus Ps.19A ayat (4) Kep. KMA No.69/2009 Kinerja bagi pegawai MA yang diperbantukan pada instansi lain 69. Besarnya pengurangan Tunjangan Khusus Ps.20 ayat (1), (2), (3) Kep. KMA No.71/2008 Kinerja bagi pegawai MA yang dijatuhi hukuman disiplin peringatan tertulis 29

70. Besarnya pengurangan Tunjangan Khusus Kinerja bagi pegawai MA yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat ringan 71. Besarnya pengurangan Tunjangan Khusus Kinerja bagi pegawai MA yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang 72. Besarnya pengurangan Tunjangan Khusus Kinerja bagi pegawai MA yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat Ps.21 ayat (1) huruf (a) angka 1), 2), dan 3) Kep. KMA No.71/2008 Ps.21 ayat (1) huruf (b) angka 1), 2), dan 3) Kep. KMA No.71/2008 Ps.21 ayat (1) huruf (c) angka 1) Kep. KMA No.71/2008 Ps.21 ayat (1) huruf (c) angka 2) Kep. KMA No.69/2009 30

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 PEMBERHENTIAN 1. Pengertian Ps. 1 huruf a s.d. d PP No. 32/1979 Ps. 1 angka 5 PP No. 21/2014 2. Atas Permintaan Sendiri Ps. 87 ayat (1) huruf b UU No. 5/2014 Ps. 2 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 32/1979 Romawi II angka 1, 2 dan 3 SE. Ka. BAKN No. 04/SE/1980 3. Mencapai Batas Usia Pensiun (BUP) Ps. 87 ayat (1) huruf c dan Ps. 90 huruf a, b dan c UU No. 5/2014 Ps. 2 ayat (1) dan (2) huruf a, b dan c PP No. 21/2014 4. Prosedur dan Persyaratan Pemberhentian Atas Permintaan Sendiri dan Mencapai Batas Usia Pensiun Ps. 5 PP No. 32/1979 Romawi II angka 4 s.d. 7 SE. Ka. BAKN No. 04/SE/1980 5. Penyederhanaan Organisasi Ps. 87 ayat (1) huruf d UU No. 5/2014 Ps. 6 dan 7 PP No. 32/1979 Romawi IV angka 4 huruf a s.d. e SE. Ka. BAKN No. 04/SE/1980 6. Karena melakukan pelanggaran/ tindak pidana/ penyelewengan 7. Karena Sakit Jasmani atau Rohani dan Tidak Cakap Ps. 87 ayat (2), (3) dan (4) UU No. 5/2014 Ps. 8, 9 dan 10 PP No. 32/1979 Romawi V angka 1, 2 dan 3 SE. Ka. BAKN No. 04/SE/1980 Ps. 87 ayat (1) huruf e UU No. 5/2014 Ps. 11 huruf a, b dan c PP No. 32/1979 Romawi VI SE. Ka. BAKN No. 04/SE/1980 8. Karena meninggalkan tugas Ps. 87 ayat (3) UU No. 5/2014 Ps. 10 angka 9 huruf d PP No. 53/2010 1. UU No. 11/1969 2. UU No. 3/2009 3. UU No. 49/2009 4. UU No. 50/2009 5. UU No. 51/2009 6. UU No. 5/2014 7. PP No. 4/1966 8. PP No. 32/1979 9. PP No. 1/1994 (I) 10. PP No. 65/2008 (II) 11. PP No. 44/2011 (III) 12. PP No. 19/2013 (IV) 13. PP No. 53/2010 14. PP No. 25/1981 15. Kep. Ka. BKN No. 14/2003 16. SE. Ka. BAKN No. 04/SE/1980 31

9. Karena meninggal dunia atau hilang Ps. 87 ayat (1) huruf a UU No. 5/2014 Ps. 13 dan Ps.14 ayat (1), (2) dan (3) PP No. 32/1979 Romawi VIII angka 1 s.d. 5 SE. Ka. BAKN No. 04/SE/1980 10. Karena hal-hal lain Ps.15 ayat (1) dan (2) PP No.32/1979 Romawi IX angka 1 dan 2 huruf a, b dan c SE. Ka. BAKN No. 04/SE/1980 11. Pemberhentian Sementara Ps. 2 ayat (1) dan (2) UU No. 4/1966 Ps. 88 ayat (1) huruf a, b dan c UU No. 5/2014 12. Hak hak kepegawaian Ps. 91 ayat (1) s.d. (6) UU No. 5/2014 Ps. 16, Ps. 17 ayat (1) dan (2), Ps. 18 PP No. 32/1979 Ps. 1 ayat (4) dan (5) PP No. 25/1981 13. Atas Permintaan Sendiri Ps. 11 huruf c UU No. 3/2009 Ps. 19 ayat (1) huruf a UU No. 49/2009 Ps. 18 ayat (1) huruf a UU No. 50/2009 Ps. 19 ayat (1) huruf a UU No. 51/2009 Ps. 36A huruf b UU No. 49/2009 Ps. 38A huruf b UU No. 50/2009 Ps. 38A huruf b UU No. 51/2009 14. Mencapai Batas Usia Pensiun (BUP) Ps. 11 huruf b UU No. 3/2009 Ps. 19 ayat (1) huruf c UU No. 49/2009 Ps. 18 ayat (1) huruf c UU No. 50/2009 Ps. 19 ayat (1) huruf c UU No. 51/2009 Ps. 36A huruf d dan e UU No. 49/2009 Ps. 38A huruf d dan e UU No. 50/2009 Ps. 38A huruf d dan e UU No. 51/2009 15. Karena melakukan pelanggaran/ tindak pidana/ Ps. 11A ayat (1) UU No. 3/2009 penyelewengan Ps. 20 ayat (1) UU No. 49/2009 Ps. 19 ayat (1) UU No. 50/2009 Ps. 20 ayat (1) UU No. 51/2009 Ps. 36B UU No. 49/2009 Ps. 38B UU No. 50/2009 Ps. 38B UU No. 51/2009 32

16. Karena sakit jasmani atau rohani secara terus menerus Ps. 11 huruf d UU No. 3/2009 Ps. 19 ayat (1) huruf b UU No. 49/2009 Ps. 18 ayat (1) huruf b UU No. 50/2009 Ps. 19 ayat (1) huruf b UU No. 51/2009 Ps. 36A huruf c UU No. 49/2009 Ps. 38A huruf c UU No. 50/2009 Ps. 38A huruf c UU No. 51/2009 17. Karena tidak cakap dalam menjalankan tugas Ps. 11 huruf e UU No. 3/2009 Ps. 19 ayat (1) huruf d UU No. 49/2009 Ps. 18 ayat (1) huruf d UU No. 50/2009 Ps. 19 ayat (1) huruf d UU No. 51/2009 Ps. 36A huruf f UU No. 49/2009 Ps. 38A huruf f UU No. 50/2009 Ps. 38A huruf f UU No. 51/2009 18. Karena meninggal dunia Ps. 11 huruf a UU No. 3/2009 Ps. 19 ayat (2) UU No. 49/2009 Ps. 18 ayat (2) UU No. 50/2009 Ps. 19 ayat (2) UU No. 51/2009 Ps. 36A huruf a UU No. 49/2009 Ps. 38A huruf a UU No. 50/2009 Ps. 38A huruf a UU No. 51/2009 Ps. 87 ayat (1) huruf a UU No. 5/2014 19. Pemberhentian Sementara Ps. 22 ayat (1) s.d. ayat (3) UU No. 49/2009 Ps. 21 ayat (1) s.d. ayat (3) UU No. 50/2009 Ps. 22 ayat (1) s.d. ayat (3) UU No. 51/2009 Ps. 88 ayat (1) huruf a, b dan c UU No. 5/2014 33

INDEKS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BIDANG KEPEGAWAIAN POKOK BAHASAN URAIAN DASAR HUKUM KETERANGAN 1 2 3 4 CUTI PNS 1. Pengertian Ps. 1 PP No. 24/1976 1. PP No. 24/1976 2. Pejabat yang berwenang memberikan cuti Ps. 2 ayat (1) huruf a, b, c dan (2) PP No. 24/1976 Romawi II angka 1 huruf a, b, c dan angka 2 s.d. 6 SE. Ka. BAKN No. 3. Jenis Cuti Ps. 3 PP No. 24/1976 Romawi III angka 1 huruf a s.d. f SE. Ka. BAKN No. 4. Cuti Tahunan Ps. 4 PP No. 24/1976 Romawi III angka 2 SE. Ka. BAKN No. Ps. 19 ayat (2) Kep. KMA No.69/2009 1) PNS dan CPNS berhak atas cuti tahunan Ps. 4 ayat (1) PP No. 24/1976 dan Penjelasannya Romawi III angka 2 huruf a SE. Ka. BAKN No. 2) Lamanya cuti tahunan Ps. 4 ayat (2) PP No. 24/1976 Romawi III angka 2 huruf a SE. Ka. BAKN No. 3) Pengambilan cuti tahunan tidak dapat dipecah kurang dari 3 (tiga) hari 4) Cuti tahunan harus diajukan secara tertulis oleh PNS yang bersangkutan 5) Cuti tahunan diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti Ps. 4 ayat (3) PP No. 24/1976 Romawi III angka 2 huruf a SE. Ka. BAKN No. Ps. 4 ayat (4) PP No. 24/1976 Romawi III angka 2 huruf h SE. Ka. BAKN No. Ps. 4 ayat (5) PP No. 24/1976 Romawi III angka 2 huruf i SE. Ka. BAKN No. 2. SE. Ka. BAKN No. 3. Kep. KMA No. 69/2009 4. SK. KMA No. 125/2009 34

6) Cuti tahunan yang akan dijalankan ditempat yang sulit perhubungan 7) Cuti tahunan yang diambil pada tahun yang sedang berjalan 8) Cuti tahunan yang tidak diambil lebih dari 2 (dua) tahun berturut-turut 9) Cuti tahunan dapat ditangguhkan pelaksanaannya oleh pejabat yang berwenang Ps. 5 PP No. 24/1976 Romawi III angka 2 huruf f SE. Ka. BAKN No. Ps. 6 ayat (1) PP No. 24/1976 Romawi III angka 2 huruf b SE. Ka. BAKN No. Ps. 6 ayat (2) PP No. 24/1976 Romawi III angka 2 huruf c, d dan e SE. Ka. BAKN No. Ps. 7 ayat (1) dan (2) PP No. 24/1976 Romawi III angka 2 huruf g SE. Ka. BAKN No. 5. Cuti Besar Ps. 9 PP No. 24/1976 Romawi III angka 3 SE. Ka. BAKN No. 1) PNS berhak atas cuti besar Ps. 9 ayat (1) PP No. 24/1976 Romawi III angka 3 huruf a SE. Ka. BAKN No. 2) Lamanya cuti besar Ps. 9 ayat (1) PP No. 24/1976 Romawi III angka 3 huruf a SE. Ka. BAKN No. 3) Cuti besar menggugurkan ha katas cuti tahunan 4) Cuti besar harus diajukan secara tertulis oleh PNS yang bersangkuta 5) Cuti besar diberikan secara tertulis oleh pejabat yang berwenang memberikan cuti 6) Cuti besar digunakan untuk memenuhi kewajiban agama Ps. 9 ayat (2) PP No. 24/1976 Romawi III angka 3 huruf a SE. Ka. BAKN No. Ps. 9 ayat (3) PP No. 24/1976 Romawi III angka 3 huruf f SE. Ka. BAKN No. Ps. 9 ayat (4) PP No. 24/1976 Romawi III angka 3 huruf g SE. Ka. BAKN No. Ps. 10 PP No. 24/1976 Romawi III angka 3 huruf d SE. Ka. BAKN No. 7) Penangguhan Cuti Besar Ps. 11 PP No. 24/1976 Romawi III angka 3 huruf b dan c SE. Ka. BAKN No. 35

8) Cuti Besar berakibat kepada tidak dibayarkannya tunjangan jabatan Ps. 12 PP No. 24/1976 dan Penjelasannya Romawi III angka 3 huruf b, c dan Romawi V angka 5 SE. Ka. BAKN No. Diktum KEENAM huruf c SK. KMA No. 128/2014 6. Cuti Sakit Ps. 13 PP No. 24/1976 Romawi III angka 4 SE. Ka. BAKN No. 1) PNS yang sakit berhak atas cuti sakit Ps. 13 PP No. 24/1976 Romawi III angka 4 huruf a SE. Ka. BAKN No. 2) Cuti sakit bagi PNS yang sakit selama 1 (satu) sampai 2 (dua) hari 3) Cuti sakit bagi PNS yang sakit lebih dari 2 (dua) sampai dengan 14 (empat belas) hari 4) Cuti sakit bagi PNS yang sakit lebih dari 14 (empat belas) hari 5) Cuti sakit bagi PNS diberikan paling lama 1 (satu) tahun dan 6 (nam) bulan 6) PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam waktu 1 (satu) tahun dan 6 (nam) bulan 7) PNS wanita yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit 8) Cuti sakit harus diajukan secara tertulis oleh PNS yang bersangkutan 9) Cuti sakit bagi PNS yang mengalami kecelakaan dalam dan oleh karena menjalankan tugas kewajibannya Ps. 14 ayat (1) PP No. 24/1976 Romawi III angka 4 huruf b SE. Ka. BAKN No. Ps. 14 ayat (2) PP No. 24/1976 Romawi III angka 4 huruf c SE. Ka. BAKN No. Ps. 14 ayat (3) dan (4) PP No. 24/1976 Romawi III angka 4 huruf d SE. Ka. BAKN No. Ps. 14 ayat (5) dan (6) PP No. 24/1976 Romawi III angka 4 huruf d SE. Ka. BAKN No. Ps. 14 ayat (7) dan (8) PP No. 24/1976 Romawi III angka 4 huruf e angka (1) dan (2) SE. Ka. BAKN No. Ps. 15 ayat (1) PP No. 24/1976 Romawi III angka 4 huruf f SE. Ka. BAKN No. Ps. 15 ayat (2) PP No. 24/1976 Romawi III angka 4 huruf h SE. Ka. BAKN No. Ps. 16 PP No. 24/1976 Romawi III angka 4 huruf g SE. Ka. BAKN No. 36