BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA SISTEM PERHITUNGAN BUNGA PADA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN SISTEM PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA PERBANKAN SYARIAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang melakukan jual

BAB II PEMBIAYAAN MODAL KERJA DAN SISTEM PERHITUNGAN BUNGA PADA PERBANKAN KONVENSIONAL

Pertemuan Minggu IX : Pembiayaan Syariah

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Analisis Pemberian Kredit Dengan Metode Sliding Rate Dan Flat Rate Pada Bank Rakyat Indonesia

BAB 5 SUKU BUNGA A. Pengertian Suku Bunga B. Faktor yang mempengaruhi suku bunga

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

NAMA : KAMMILAH KELAS : 3EB08 NPM : FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : AKUNTANSI

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

PERHITUNGAN BUNGA TABUNGAN

Perbedaan Bunga Kredit Anuitas (Annuity) VS Bunga Kredit Tetap (Flat)

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENGHITUNGAN BAGI HASIL. A. Analisis Bagi Hasil Pada Pembiayaan Mudharabah di PT BPR Syariah

i % per bulan. Perhitungan bunga

ANALISIS FAKTOR FAKTOR PENENTUAN TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. PERIODE 2013

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

PERHITUNGAN BUNGA KREDIT

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG TUBAN

Analisis Komparatif Pemberian Kredit Dengan Metode Perhitungan Bunga Flat Dan Sliding Pada PT. BPR Permata Hati Jaya Samarinda Siagian Maruli

PENGALOKASIAN DANA BANK

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

ANALISIS PERHITUNGAN ANGSURAN KREDIT PEMILIKAN APARTEMEN DENGAN METODE PERHITUNGAN BUNGA KREDIT EFFECTIVE RATE, SLIDING RATE DAN FLAT RATE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dikenal dengan istilah Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR) dan KPR

BAB IV. Analisis Hasil Penelitian. A. Perhitungan Bagi Hasil Simpanan Mudharabah di KJKS BMT Nurussa adah

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

BAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian

-2- II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 3 Huruf a Perhitungan pemenuhan GWM Primer secara harian dilakukan berdasarkan posisi s

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya seperti modal untuk membangun usaha, untuk. membesarkan usaha, untuk membangun rumah atau untuk mencukupi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

MANAJEMEN PERKREDITAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET

KEBIJAKAN/ STRATEGI HARGA BANK. Manajemen Pemasaran Bank Andri Helmi M, SE., MM.

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana bertemunya pemilik, pengguna dan pengelola modal.

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

BAB I PENDAHULUAN. roda perekonomian di suatu negara. Pada perekonomian yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan teori yang perkembangannya dimulai sejak tahun 1950-an,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

Laporan Publikasi PT. Bank Sulselbar LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN PT. BANK SULSELBAR PER 31 MEI 2015

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN MENGELOLA KEUANGAN PERUSAHAAN. 11Fakultas FASILKOM MATSANI, S.E, M.M. Program Studi SISTEM INFORMASI

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

BAB V PENUTUP. perubahan yang siginifikan pada akad murābahah dalam praktiknya. Akad

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

BAB IV PENUTUP. Universitas Indonesia. Aspek hukum..., Ariyanti, FH UI, 2010.

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET

LAPORAN POSISI KEUANGAN PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO). Tbk Per 30 April 2015 (dalam jutaan rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN PERIODE 31 DESEMBER 2017 (Dalam Jutaan Rupiah) No. POS - POS 31 DESEMBER 2017 ASET 1. Kas 37,590 2.

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Desember 2015 (Unaudited)

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 31 Januari 2016 (Unaudited)

LAPORAN POSISI KEUANGAN Per 30 Juni 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

SURVEI KREDIT PERBANKAN

LAPORAN PUBLIKASI (BULANAN) / CONDENSED FINANCIAL STATEMENT (MONTHLY) NERACA / BALANCE SHEET

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dijadikan penyelamatan untuk kelancaran usaha bank.

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN BULANAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA SISTEM PERHITUNGAN BUNGA PADA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN SISTEM PERHITUNGAN BAGI HASIL PADA PERBANKAN SYARIAH PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA A. Analisis tentang Sistem Perhitungan Bunga pada Perbankan Konvensional pada Pembiayaan Modal Kerja Cara atau sistem perhitungan bunga pada pembiayaan modal kerja terbagi menjadi tiga sistem, antara lain : 1. flat rate (prorata) 2. effective/sliding rate (menurun) 3. Annuity (anuitas) Sistem flat rate sesuai namanya (flat=rata) maka bunga kredit yang dikenakan kepada debitur setiap bulan (periode) jumlahnya tetap, walaupun jumlah pokok kredit telah menurun karena telah diangsur setiap bulan. Sistem perhitungan bunga flat boleh dikatakan cukup memberatkan debitur mengingat pada sistem ini utang pokok yang telah diangsur (dikembalikan) pada dasarnya masih dikenakan bunga (karena bunga dihitung atas saldo awal). Oleh karena itu sebagai kompensasinya tingkat bunga dengan cara flat ini biasanya lebih rendah dibandingkan dengan tingkat bunga dengan cara menurun (sliding rate). Keuntungan dari sistem ini adalah angka perhitungan 71

72 angsuran pokok dan bunga cukup dilakukan satu kali yaitu pada saat kredit mulai diambil dan selanjutnya dibuat daftar dan jadwal pembayaran setiap bulan yang dapat dijadikan pegangan bagi bank dan debitur. Sistem yang kedua adalah effective/sliding rate (menurun). Pada sistem ini, jumlah bunga (dalam rupiah) akan menurun sesuai dengan saldo pinjaman, kecuali pada jenis kredit yang pembayarannya sekaligus pada akhir masa pinjaman. Maka pada kredit yang utang pokoknya harus diangsur, dengan adanya pembayaran atau angsuran pokok, maka utang pokok yang dikenakan atau yang diperhitungkan bunganya juga akan berkurang sesuai dengan banyaknya angsuran atau cicilan yang telah dibayar. Cara perhitungan bunga effective/sliding ini boleh dikatakan lebih fair atau adil baik bagi bank terutama bagi debitur, karena bunga yang harus dibayar debitur dikenakan terhadap utang pokok yang masih tersisa. Namun perhitungan bunga harus dilakukan tiap-tiap bulan sesuai dengan saldo pinjaman yang tersisa. Sistem yang ketiga adalah annuity (anuitas). Pada sistem anuitas jumlah angsuran pokok ditambah bunga akan tetap setiap bulannya, namun dengan komponen yang berbeda di mana angsuran pokok semakin lama semakin meningkat, sedangkan pembayaran bunga semakin menurun. Mengenai sistem perhitungan bunga secara anuitas di atas, pada dasarnya pengenaan bunga dilakukan atas sisa atau saldo utang pokok, namun jumlah

73 pembayaran yang harus disediakan sama setiap bulannya, sehingga mudah diingat baik oleh debitur maupun bank. 1 Dari ketiga sistem tersebut dapat dipahami bahwa sistem perhitungan bunga secara effective/sliding rate (menurun) adalah sistem yang lebih tepat diberlakukan dalam perbankan Konvensional, karena bunga yang harus dibayar debitur dalam sistem ini dikenakan terhadap utang pokok yang masih tersisa, sehingga dalam sistem ini pihak debitur tidak akan merasa diberatkan. Adapun sistem perhitungan bunga secara flat dan annuity kurang tepat diberlakukan dalam perbankan Konvensional karena utang pokok yang telah diangsur (dikembalikan) dalam sistem flat rate pada dasarnya masih dikenakan bunga (karena bunga dihitung atas saldo awal). Hal ini dianggap terlalu memberatkan debitur. Sedangkan dalam sistem perhitungan bunga secara annuity jumlah angsuran pokok ditambah bunga akan tetap setiap bulannya, walaupun jumlah pembayaran bunga semakin menurun. Dalam sistem ini, debitur tidak akan merasa diberatkan dengan adanya pembayaran bunga ditambah angsuran pokok yang sama setiap bulannya. Dalam prakteknya, sistem perhitungan bunga yang dipergunakan di beberapa bank dalam pembiayaan modal kerja adalah sistem perhitungan dengan cara annuity (anuitas). 1 Rachmat Firdaus, Maya Ariyanti, Manajemen..., h. 77-82

74 B. Analisis tentang Sistem Perhitungan bagi Hasil Pada Perbankan Syariah pada Pembiayaan Modal Kerja Mekanisme perhitungan bagi hasil yang diterapkan dalam perbankan Syariah pada pembiayaan mud}a>rabah/qira>d} terdiri dari dua sistem, yaitu: profit sharing dan revenue sharing. Di dalam istilah, profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Dalam profit sharing keuntungan yang didapat dari hasil usaha tersebut akan dilakukan pembagian setelah dilakukan perhitungan terlebih dahulu atas biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses usaha. Keuntungan usaha dalam dunia bisnis bisa negatif, artinya usaha merugi. Positif berarti ada angka lebih sisa dari pendapatan dikurangi biayabiaya, dan nol artinya antara pendapatan dan biaya balance. Keuntungan yang dibagikan adalah keuntungan bersih (net profit) yang merupakan kelebihan dari selisih atas pengurangan total cost terhadap total revenue. Sedangkan yang dimaksud revenue sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Sistem revenue sharing berlaku pada pendapatan bank yang akan dibagikan dihitung berdasarkan pendapatan kotor (gross sales), yang digunakan dalam menghitung bagi hasil untuk produk pendanaan bank. Di dalam revenue terdapat unsur-unsur yang terdiri dari total biaya (total cost) dan laba (profit). Laba bersih (net profit) merupakan laba kotor (gross profit)

75 dikurangi biaya distribusi penjualan, administrasi dan keuangan. 2 Dalam revenue sharing terdapat dua sistem perhitungan, yaitu sistem rata-rata dan sistem efektif. Dari kedua sistem tersebut yaitu profit sharing dan revenue sharing dapat dipahami bahwa sistem perhitungan bagi hasil pada pembiayaan mud}a>rabah/qira>d} yang tepat diberlakukan dalam perbankan Syariah adalah sistem profit sharing, karena dalam profit sharing perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Pada prakteknya, Bank Syariah mempergunakan revenue sharing. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk mengurangi resiko penyelewengan yang mungkin dilakukan oleh mud}a>rib. 3 C. Analisis Persamaan dan Perbedaan Sistem Perhitungan Bunga pada Perbankan Konvensional dan Bagi Hasil pada Perbankan Syariah pada Pembiayaan Modal Kerja Persamaan antara sistem perhitungan bunga pada perbankan Konvensional dan bagi hasil pada perbankan Syariah, antara lain : 1. Baik Bank Konvensional maupun Bank Syariah sama-sama membutuhkan keuntungan. 2 Http://www.scribd.com, 10 Desember 2009 3 Ibid

76 2. Sama-sama menggunakan proyeksi atau prediksi dalam menentukan atau menghitung tambahan dari jumlah pembiayaan yang dikeluarkan pihak bank pada awal transaksi. 3. Pihak bank sama-sama tidak mengadakan pembinaan dan pendampingan kepada nasabahnya yang telah diberikan modal kerja. Adapun perbedaan antara sistem perhitungan bunga pada perbankan Konvensional dan bagi hasil pada perbankan Syariah, antara lain: 1. Pada Bank Konvensional tidak menerapkan nisbah keuntungan antara nasabah dengan pihak bank. Namun pada Bank Syariah ditentukan nisbah keuntungan, misalnya 60% untuk bank dan 40% untuk nasabah. 2. Pada Bank Konvensional nama tambahan dan jumlah pembiayaan dinamakan dengan bunga, sedang pada Bank Syariah dinamakan dengan bagi hasil.