4.1 Visi pembangunan DESIGN POLICY merupakan metoda perancangan tak langsung yang meliputi instrumen peraturan untuk pelaksanaan, atau program investasi dan instrumen lainnya yang menyebabkan rancangan dapat dilaksanakan. Design policy merupakan kerangka bagi keseluruhan proses perancangan dan harus cukup luwes agar rancangan yang lebih spesifik dapat dilaksanakan. Hirarki Penyusunan Arahan Perancangan Visi Merupakan pandangan masa depan yang dapat menyatukan (konsensus) semua orang untuk bekerja sama mencapainya dan memberikan keyakinan bahwa kita menuju satu sasaran tertentu (Podger, 199x). Visi dapat menunjukkan kepedulian atas kondisi lingkungan dan keinginan mencapai kondisi yang lebih baik, berkaitan dengan tantangan yang dihadapi, dan mengandung sifat perubahan yang tidak selalu mengikuti peraturan yang berlaku atau mempertahankan rutinitas Misi Perancangan adalah komitmen yang memberikan fokus. Misi erat kaitannya dengan disiplin untuk mencapai visi yang telah disepakati bersama, dan dapat dijadikan panduan dalam perumusan tujuan, strategi dan kebijakan. Pernyataan tujuan mengandung kata sifat dan/atau keterangan sehingga memperjelas atau mengarahkan dalam rumusan solusi. Sebab, pernyataan tujuan merupakan pernyataan yang terbentuk dari kualitas solusi yang ideal untuk design issue. Pernyataan tujuan mengandung kata harus atau kata yang berarti perkiraan/memprediksi sebab pernyataan tujuan merupakan pernyataan yang mewakili kondisi masa depan yang ingin dicapai. Pernyataan tujuan harus Hal IV 1
dibuat sederhana dan harus diikuti sasaran untuk mencakup beberapa komponennya. Pernyataan tujuan harus mencakup issue yang utama (a priority issue) serta mengandung komponen dan kepentingan yang sama dari tujuan lain suatu proyek. Pernyataan tujuan lebih bersifat positif dan proactive. Hindari penggunaan kata: belum, tidak, tidak pernah, dan lainlain. Selain termasuk ke dalam kawasan budidaya, Desa Dukuh juga termasuk ke dalam pengembangan kawasan permukiman perkotaan, yaitu kawasan yang diupayakan penataan struktur ruang perkotaan yang berpotensi menjadi pusat pertumbuhan di perkotaan. Strategi pengembangan kawasan perdesaan diarahkan melalui pengembangan fasilitas dan infrastruktur serta permukiman yang dapat menunjang budidaya perkotaan dalam rangka mempertahankan luas lahan pertanian dan meningkatkan produksi pertanian. Sesuai dengan visi Desa Dukuh, yakni Kebersamaan dan gotong royong kunci kesuksesan dalam menciptakan lingkungan yang tertata rapi dan bersih di tahun 2019, maka visi pembangunan di wilayah ini mengarah kepada perbaikan kualitas lingkungan permukiman yang tertata rapi dan bersih. Hal tersebut bermakna lebih luas bahwa permukiman ramah terhadap lingkungan, yang mengutamakan kebersihan, aman dari ancaman bencana alam maupun bencana lingkungan, terciptanya harmonisasi antara ruang yang berwawasan lingkungan dengan memberdayakan kemampuan masyarakat dan masyarakat mampu untuk melaksanakan amanah dengan tertib Untuk mewujudkan visi tersebut, masyarakat secara partisipatif merumuskan misi-misi sebagai berikut: 1. Meningkatkan sumber daya manusia; 2. Menjaga kelestarian alam dan lingkungan serta menata lingkungan permukiman menjadi asri dan menyejukan; 3. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat Maka tujuan pembangunan adalah sebagai berikut: 1. Pada kawasan kajian, seluruh lapisan masyarakat memiliki akses terhadap saluran pembuangan air limbah pada tahun 2019 2. Meningkatnya wawasan, kedewasaan dan kesadaran masyarakat mengenai sanitasi lingkungan 3. Masyarakat secara sadar tidak membuang sampah ke sungai, dan menjaga kelestarian kawasan sungai 4. Presentase masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap kakus pribadi berkurang hingga 10% pada tahun 2019 5. Menciptakan lingkungan RW4 dan RW5 teritegrasi dengan baik 6. Melalui peningkatan kualitas infrastruktur, diharapkan meningkatkan tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. 4.2 Konsep perencanaan struktur tata bangunan dan lingkungan Konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan terkait dengan konsep struktur ruang secara makro. Karenanya pembangunan wilayah ini mengarah ke arah perbaikan kualitas lingkungan permukiman beserta sarana dan prasarana pendukung permukiman dengan tetap mempertahankan luas lahan pertanian dan meningkatkan produksi pertanian. Pembangunan wilayah diharapkan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan pada proses perencanaannya. Untuk pola permukiman, menganut pola konsentris (memusat) mengikuti pola permukiman yang sudah terbangun. Jalan Cimangir sebagai jalan lokal primer, sedangkan letak permukiman ada pada jalan Cimangir Hilir dan Jalan Cimangir Tengah sebagai jalan lokal sekunder dan jalan lingkungan. Perumahan dikalsifikasikan ke dalam dua zona. Pada klasifikasi 1, kebanyakan rumah yang dibangun tidak memperhatikan aturan bangunan yang berlaku seperti aturan garis sempadan bangunan sehingga jarak antar bangunan begitu dekat satu sama lainnya. Selain itu aturan Hal IV 2
pemanfaatan lahan KDB pun tidak diikuti, luas bangunan hampir sama dengan luas tanah sehingga hampir tidak ada lagi lahan untuk taman, atau lahan terbuka sebagai fungsi ruang terbuka hijau. Gambar disamping adalah kondisi perumahan pada zona1, dimana sudah tidak ada lahan sebagai ruang terbuka, bukaan bangunan rumah sudah menempel dengan batas jalan. Jarak atap rumah satu dan lainnya begitu rapat. Pada klasifikasi 2, kondisi perumahan belum begitu padat, masih terdapat lahan yang tidak digunakan sebagai bangunan dan dapat berfungsi sebagai ruang terbuka hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) berupa hamparan sawah dengan luasan 44Ha mengelilingi kawasan, kawasan permukiman berada di tengah-tengah RTH. Pengaturan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) mengikuti Pedoman Operasi Pemanfaatan Ruang adalah 60%, dengan ketinggian bangunan tidak lebih dari 12meter. Jalan Lokal Sekunder yaitu Jalan Cimangir Hilir dan Jalan Cimangir Tengah, dan jalan lingkungan, jalan tersebut kondisi nya sebagian sudah mendapatkan peningkatan konstruksi menjadi jalan paving blok, sebagian masih ada yang dari tanah termasuk jalan setapak sebagai penghubung langsung antara RW4 dan RW5 b. Jaringan pembuangan air limbah, meliputi limbah domestik (rumah tangga) dan limbah tinja c. Penataan lingkungan perumahan warga. Perbaikan rumah warga sesuai visi desa yaitu tertata rapi dan bersih. d. Penghijauan di sepanjang jalan lokal dan jalan lingkungan, penghijauan terutama dilakukan sebagai komponen reduktor akibat polusi udara dari lokasi TPS Galuga dan lokasi area pemulung serta pengepul e. Pemeliharaan kawasan Sungai Cimangir, pembuatan TPT pada dinding sungai sebagai upaya pencegahan kerusakan kondisi dasar saluran. Hal ini juga sebagai mitigasi terhadap penentuan batasan badan sungai, daerah sempadan sungai yang mesti dirawat dan dilestarikan 4.4 Blok penataan kawasan program penanganannya Wilayah perencanaan dibagi menjadi 2 zona perencanaan, yaitu sebagai berikut: Penekanan perencanaan tata bangunan lingkungan juga dilakukan di sepanjang Sungai Cimangir yang berada wilayah RW 4 sepanjang 300m, dimana hingga saat ini kawasan Sungai tersebut masih belum terjaga dengan baik, sungai dijadikan sebagai tempat BAB juga tempat buangan sampah, di daerah bantaran sungai pun dipakai sebagai tempat menimbun sampah. 4.3 Konsep komponen perancangan kawasan Komponen perancangan kawasan permukiman RW 04 dan RW 05 Desa Dukuh adalah sebagai berikut : a. Jaringan jalan di wilayah perencanaan terbagi menjadi 3 tingkatan, jalan lokal primer yaitu jalan Cimangir, 1. Wilayah perencanaan zona 1 berada di RW4, program penanganan: Pembangunan jaringan pembuangan air limbah Perbaikan drainase dan gorong-gorong Penyediaan MCK umum Pemeliharaan kawasan Sungai Cimangir Pembangunan TPT pada Sungai Cimangir Pembangunan Rumah Sehat Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Penghijauan jalan lingkungan Penigkatan jalan tembus ke RW 5 Peningkatan Jalan lokal sekunder (hotmix) Penyediaan jaringan PJU 2. Wilayah perencanaan zona 2 berada di RW5, program penanganan: Hal IV 3
Perbaikan saluran air limbah Penyediaan sarana MCK umum Pemeliharaan kawasan Sungai Cimangir Pembangunan TPT Sungai Cimangir Pembangunan rumah sehat Peningkatan jalan lokal sekunder (hotmix) Perbaikan drainase dan gorong-gorong Penyediaan jaringan PJU - Hal IV 4
Hal IV 5
PENATAAN BANGUNAN PERUMAHAN Hal IV 6
Hal IV 7
PENATAAN JALAN, DRAINASE DAN PJU a. Perkerasan 3 meter b. Lajurmaksimum 3,5 meter c. Bahu min 1 meter d. SaluranDrainase 1 meter e. Jalurhijau 1 meter f. Jalurpejalan kaki 1.5 meter g. Sempadanbangunan minimum 10 meter h. D amaja i. Damija j. D a w a s j a k. Damaja> 5 meter di atassumbujalan l. Damaja>1,5 meter di bawahsumbujalan m. Infrastruktur lain (kabel, saluran air kotordsb) Hal IV 8
PENATAAN KAWASAN SUNGAI CIMANGIR Hal IV 9