KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA AUDITED

dokumen-dokumen yang mirip
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

BAGIAN ANGGARAN 022 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN Jl. Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

Badan Pengawas Obat dan Makanan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI DEMAK. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Jl. Sultan Trenggono No. 27 Demak

LAPORAN KEUANGAN TA 2017 (audited) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Raya Pendidikan

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

KEJAKSAAN NEGERI DHARMASRAYA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Kepala, Drs. Abdillah Benteng, M.Pd NIP

Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp ,- atau mencapai 94,28 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp ,-.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

PENGADILAN AGAMA BANGLI

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN (04)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MUARA BULIAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Gajah Mada No.

KEJAKSAAN NEGERI PULAU PUNJUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 September Tahun Jl. Putri Tujuh

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

DEWAN KETAHANAN NASIONAL. LAPORAN KEUANGAN (Audited) Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN (01)

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

Laporan Keuangan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015

BPS KOTA TOMOHON. Laporan Keuangan. Untuk Periode yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 April 2017 Kepala, Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN (04)

Laporan Keuangan KPU Kota Tasikmalaya Semester I/Tahunan Tahun Daftar Isi...

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

BAGIAN ANGGARAN 089 NOMOR : LAP-323/IP/3/2016 TANGGAL : 21 APRIL 2016 JALAN PRAMUKA, NOMOR 33 JAKARTA TIMUR

PENGADILAN AGAMA PURWOREJO LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MASAMBA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl.Simpurusiang. Masamba - Sulawesi Selatan

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 TAHUN ANGGARAN 2015

BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

2018, No Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

Laporan Keuangan Kementerian PUPR BA 033 TA 2015 Audited KATA PENGANTAR

Badan Pengawas Obat dan Makanan

Catatan Atas Laporan Keuangan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

TAHUN ANGGARAN Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas per 31 Desember 2015 (audited).

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

LAPORAN KEUANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN. (Audited) PPATK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

Transkripsi:

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 215 BA 18 AUDITED

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan Tanggung Jawab Ringkasan 1 I. Laporan Realisasi Anggaran 4 II. Neraca 5 III. Laporan Operasional 6 IV. Laporan Perubahan Ekuitas 7 V. Catatan atas Laporan Keuangan 8 A. Penjelasan Umum 8 B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 21 C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 27 D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 5 E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 55 F. Pengungkapan Penting Lainnya 57 VI. Lampiran dan Daftar 6 Hal i ii iii Daftar Isi ii

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 215 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 21 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan- LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 215. Realisasi Pendapatan Negara TA 215 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp16.277.7.519 atau mencapai 14.797,91 persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp11... Realisasi Belanja Negara (neto) TA 215 adalah sebesar Rp9.343.359.163 atau mencapai 89,81 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp1.591... 2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 215. Nilai aset TA 215 dicatat dan disajikan sebesar Rp9.71.475.363 yang terdiri dari aset lancar sebesar Rp738.57.253; aset tetap (neto) sebesar Rp8.221.748.724; piutang jangka panjang (neto) sebesar Rp9.57.223; dan aset lainnya (neto) sebesar Rp732.99.163. Nilai kewajiban dan ekuitas masing-masing sebesar Rp253.487.571 dan Rp9.447.987.792. Ringkasan - 1 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited 3. LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional (LO) menyajikan berbagai unsur pendapatan-lo, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-lo, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 215 adalah sebesar Rp1.675.331.575, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp1.647.522.34 sehingga terdapat defisit dari kegiatan operasional senilai Rp89.972.19.459. Surplus kegiatan non operasional dan defisit pospos luar biasa masing-masing sebesar Rp6.74.641.116 dan Rp sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp96.46.831.575. 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 1 Januari 215 adalah sebesar Rp28.15.837.848, ditambah Defisit-LO sebesar Rp96.46.831.575, kemudian ditambah dengan koreksi-koreksi dan transaksi antar entitas senilai total Rp77.467.62.431, sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 215 adalah senilai Rp9.447.987.792. Ringkasan - 2 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited 5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 215 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas TA 215 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual. Ringkasan - 3 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA LAPORAN REALISASI ANGGARAN (NETTO) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 215 DAN 31 DESEMBER 214 (dalam Rupiah) URAIAN CATATAN TA 215 TA 214 % thd Angg ANGGARAN REALISASI REALISASI PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 11.. 16.277.7.519 14.797,9 9.661.851.785 JUMLAH PENDAPATAN 11.. 16.277.7.519 14.797,91 9.661.851.785 BELANJA B.2. Belanja Operasi Belanja Pegawai B.3 26.532.1. 21.563.599.32 81,27 22.93.988.96 Belanja Barang B.4 7.395.55. 65.257.685.511 92,7 55.816.299.467 Belanja Modal B.5 3.663.35. 3.522.74.35 96,14 1.443.454.317 JUMLAH BELANJA 1.591.. 9.343.359.163 89,81 8.163.741.88 Laporan Realisasi Anggaran - 4 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NERACA PER 31 DESEMBER 215 DAN 31 DESEMBER 214 (dalam Rupiah) II. NERACA URAIAN CATATAN 31 DESEMBER 215 31 DESEMBER 214 ASET ASET LANCAR Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 3.966.855 - Kas Lainnya dan Setara Kas C.2 157.722.938 - Piutang Bukan Pajak C.3 51.1.439.624 56.271.958.316 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi C.4 461.559.282 473.55.899 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih - Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.5 (51.296.65.761) (44.84.574.716) Persediaan C.6 41.487.315 542.679.21 Jumlah Aset Lancar 738.57.253 13.23.613.52 PIUTANG JANGKA PANJANG Tagihan TP/TGR C.7 15.544.255 61.12.58 Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang C.8 (6.487.32) (5.633.292) Jumlah Piutang Jangka Panjang 9.57.223 55.468.766 ASET TETAP Peralatan dan Mesin C.9 26.499.523.861 24.536.645.41 Aset Tetap Lainnya C.1 2.474.517.748 1.75.165.655 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.11 (2.752.292.885) (18.123.75.124) Jumlah Aset Tetap 8.221.748.724 8.118.15.932 ASET LAINNYA Aset Tidak Berwujud C.12 658.349.163 6.878.242.861 Dana Penjaminan Pihak Ketiga Retensi C.13 73.75. - Jumlah Aset Lainnya 732.99.163 6.878.242.861 JUMLAH ASET 9.71.475.363 28.255.431.79 KEWAJIBAN - KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Uang Muka dari KPPN C.14 3.966.855 - Utang kepada Pihak Ketiga C.15 249.52.716 239.593.231 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 253.487.571 239.593.231 JUMLAH KEWAJIBAN 253.487.571 239.593.231 EKUITAS Ekuitas C.16 9.447.987.792 28.15.837.848 JUMLAH EKUITAS 9.447.987.792 28.15.837.848 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 9.71.475.363 28.255.431.79 Neraca - 5 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited III. LAPORAN OPERASIONAL KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA LAPORAN OPERASIONAL UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 215 DAN 31 DESEMBER 214 (dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 31 DESEMBER 215 31 DESEMBER 214 KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN Pendapatan PNBP Lainnya D.1 1.675.331.575 - JUMLAH PENDAPATAN 1.675.331.575 - BEBAN Beban Pegawai D.2 21.563.599.32 - Beban Persediaan D.3 1.899.362.916 - Beban Barang dan Jasa D.4 32.839.6.596 - Beban Pemeliharaan D.5 2.89.837.789 - Beban Perjalanan Dinas D.6 3.66.33.16 - Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 319.83.584 - Beban Bantuan Sosial D.8 2.172.5 - Beban Penyusutan D.9 3.264.913.51 - Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.1 7.27.469.136 - JUMLAH BEBAN 1.647.522.34 - SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (89.972.19.459) - KEGIATAN NON OPERASIONAL Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 5.7. - Beban Pelepasan Aset Non Lancar (6.342.26.299) - Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 261.685.183 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL D.11 (6.74.641.116) - SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (96.46.831.575) - POS LUAR BIASA Pendapatan Luar Biasa - - Beban Luar Biasa - - SURPLUS/DEFISIT DARI POS LUAR BIASA - SURPLUS/DEFISIT LO (96.46.831.575) - Laporan Operasional - 6 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 215 DAN 31 DESEMBER 214 (dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 31 DESEMBER 215 31 DESEMBER 214 EKUITAS AWAL E.1 28.15.837.848 - SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (96.46.831.575) - PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN Penyesuaian Nilai Aset E.3 1.596.87 Penyesuaian Nilai Kewajiban - DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR - - LAIN-LAIN Koreksi Nilai Persediaan - - Koreksi Atas Nilai Aset Tetap - - Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi E.4 (783.1) - Koreksi Atas Pendapatan - - Koreksi Lain-lain -- Hibah Masuk/Keluar - TRANSAKSI ANTAR ENTITAS 77.467.62.431 - KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS (18.567.85.56) EKUITAS AKHIR E.5 9.447.987.792 28.15.837.848 Laporan Perubahan Ekuitas - 7 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis A. PENJELASAN UMUM A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Komisi Pengawas Persaingan Usaha Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pengawasan kegiatan persaingan usaha yang sehat. Organisasi dan tata kerja entitas diatur dengan Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1999 tentang Komisi Pengawas Persaingan Usaha, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 28 tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1999 tentang Komisi Pengawas Persaingan Usaha. Struktur organisasi dan tugas pokok KPPU diatur dalam Peraturan Komisi Pengawas Persaingan Usaha Nomor 1 Tahun 214 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha. KPPU berkedudukan di Jalan Ir. H. Juanda Nomor 36, Jakarta Pusat. KPPU mempunyai tugas dan fungsi untuk melakukan pengawasan dan penegakan hukum persaingan usaha sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Melalui peran tersebut diharapkan dapat tercipta iklim persaingan usaha yang sehat yang akan melahirkan efisiensi dan mendorong timbulnya inovasi yang akan berujung pada kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkan tujuan di atas KPPU berkomitmen dengan visi Terwujudnya iklim persaingan usaha yang sehat dalam mendorong ekonomi nasional yang efisien dan berkeadilan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk mewujudkannya akan dilakukan beberapa langkahlangkah strategis sebagai berikut: Menegakkan hukum persaingan usaha; Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 8 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Melakukan pengawasan sektoral; Melakukan harmonisasi kebijakan; Melakukan pengawasan kemitraan; Melakukan penguatan kelembagaan; Meningkatkan pemahaman pelaku usaha terhadap nilai-nilai persaingan usaha yang sehat; Menginternalisasi nilai-nilai persaingan usaha yang sehat melalui kebijakan dan regulasi (competition checklist); Menginternalisasi nilai-nilai persaingan usaha yang sehat melalui pendidikan. Struktur Organisasi KPPU terdiri dari : 1. Komisioner Komisioner merupakan penanggung jawab yang memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi, tugas dan mengkoordinasikan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang KPPU. 2. Sekretariat Jenderal Sekretariat Jenderal merupakan penanggung jawab dalam penyelenggaraan dukungan manajemen dan administratif di KPPU. 3. Deputi Bidang Pencegahan Deputi Bidang Pencegahan merupakan penyelenggara teknis di bidang pencegahan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. 4. Deputi Bidang Penegakan Hukum Deputi Bidang Penegakan Hukum merupakan unsur penyelenggara teknis di bidang penegakan hukum persaingan usaha. Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 9 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited 5. Satuan Pengawas Internal Satuan Pengawas Internal merupakan unsur pengawas dalam lingkup KPPU yang kedudukannya berada di bawah Komisioner. 6. Kantor Perwakilan Daerah Kantor Perwakilan Daerah merupakan unit kerja yang membantu pelaksanaan tugas pokok dan wewenang Komisioner atas suatu wilayah kerja tertentu. 7. Kelompok Kerja Kelompok Kerja merupakan unsur pendukung Komisioner yang terdiri dari individu-individu yang berpengalaman dan ahli (profesional) sesuai bidang masing-masing yang diperlukan dalam menangani perkara tertentu. 8. Kelompok Staf Ahli Kelompok Staf Ahli merupakan unsur pendukung Komisioner yang terdiri dari individu-individu yang ahli dan berpengalaman di bidang hukum, bidang ekonomi dan atau bidang lainnya yang ditunjuk untuk memberikan masukan dan pertimbangan hukum, ekonomi atau bidang lainnya terkait dengan pelaksanaan fungsi dan tugas KPPU. 9. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional merupakan sejumlah jabatan fungsional tertentu yang terbagi dalam beberapa kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Tahun 215 A.2. Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Tahun 215 KPPU mulai Tahun Anggaran 215 untuk pertama kali mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 21 tentang Standar Akuntansi Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 1 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Pemerintahan. Dalam implementasi pertama ini, perlakuan akuntansi atas penyajian dan pengungkapan laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Sesuai dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) Nomor 4 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan Tanpa Penyajian Kembali Laporan Keuangan, KPPU tidak melakukan penyajian kembali atas Laporan Keuangan tahun 214. 2. KPPU menyandingkan Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 215 berbasis akrual dengan Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 214 berbasis kas menuju akrual. 3. Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 215 dan 214 tersanding adalah bukan laporan keuangan komparatif. Pembaca laporan keuangan diharapkan memahami bahwa penyandingan tersebut bukan perbandingan, sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar analisis laporan keuangan lintas tahun. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 215 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh KPPU. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan entitas yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 11 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan operasional serta laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya. Basis Akuntansi A.4. Basis Akuntansi KPPU menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 21 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dasar Pengukuran A.5. Dasar Pengukuran Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Komisi Pengawas Persaingan Usaha dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 12 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Kebijakan Akuntansi A.6. Kebijakan Akuntansi Penyusunan dan penyajian laporan keuangan per 31 Desember 215 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh KPPU. Di samping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan KPPU adalah sebagai berikut: Pendapatan -LRA (1) Pendapatan- LRA Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). Akuntansi pendapatan-lra dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Pendapatan -LO (2) Pendapatan- LO Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan/atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-lo pada Komisi Pengawas Persaingan Usaha adalah sebagai berikut: pendapatan denda persaingan usaha diakui saat Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 13 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited putusan telah berkekuatan hukum tetap; pendapatan denda ikatan dinas diakui setelah pegawai yang bersangkutan menandatangani Surat Pernyataan Kesanggupan Membayar Denda Ikatan Dinas; pendapatan atas pelunasan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi diakui setelah ditandatanganinya Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak oleh pegawai yang bersangkutan; pendapatan lain-lain diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan. Akuntansi pendapatan-lo dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Belanja (3) Belanja Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Beban (4) Beban Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, dan terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 14 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Aset Aset Lancar (5) Aset Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap dan Aset Lainnya. a. Aset Lancar Kas dan Setara Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal. Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut: piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal. Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah berdasarkan aturan yang ditetapkan dalam PMK Nomor 69/PMK.6/214. Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 15 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut: Kualitas Piutang Uraian Penyisihan Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN,5% 1% 5% 1% Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA. Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan: harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. Aset Tetap b. Aset Tetap Nilai Aset Tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Pengakuan Aset Tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 16 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp3. (tiga ratus ribu rupiah); b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.. (sepuluh juta rupiah); c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai beban kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya. Aset Tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundangundangan dibidang pengelolaan BMN/BMD. Penyusutan Aset Tetap c. Penyusutan Aset Tetap Penyusutan Aset Tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Penyusutan Aset Tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah; b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan. Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 17 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari aset tetap secara merata setiap semester selama masa manfaat. Masa manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.6/213 tentang Tabel Masa Manfaat dalam rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut: Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap Kelompok Aset Tetap Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jaringan dan Irigasi Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) Masa Manfaat 2 s.d. 2 tahun 1 s.d. 5 tahun 5 s.d 4 tahun 4 tahun Piutang Jangka Panjang d. Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan. Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 18 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Aset Lainnya e. Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya. Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi. Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Kewajiban (6) Kewajiban Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban Jangka Pendek meliputi utang kepada pihak ketiga, belanja yang masih harus dibayar, pendapatan diterima di muka, bagian lancar utang jangka panjang, dan utang jangka pendek lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai Kewajiban Jangka Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 19 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Ekuitas (7) Ekuitas Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. Catatan atas Laporan Keuangan Pendahuluan - 2 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Realisasi Pendapatan Rp16.277.7.519 B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1 Pendapatan Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 215 adalah sebesar Rp16.277.7.519. Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Komisi Pengawas Persaingan Usaha adalah sebagai berikut: Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan TA 215 URAIAN ANGGARAN (Rp) TAHUN ANGGARAN 215 REALISASI (Rp) % REALISASI ANGGARAN Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan serta Pendapatan dari Penjualan) 5.7. - Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah 6.5.84 Pendapatan Iuran dan Denda 11.. 15.68.914.536 14.255,38 Pendapatan Lain-lain 18.237.64 - Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu 424.255.199 - Pendapatan Anggaran Lain-lain 52.588.636 - Jumlah 11.. 16.277.7.519 14.797,91 Realisasi Pendapatan KPPU TA 215 adalah sebesar Rp16.277.7.519 atau sebesar 14.797,91 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp11... Selanjutnya, Realisasi Pendapatan TA 215 dibandingkan dengan realisasi pendapatan TA 214 terdapat kenaikan sebesar 68,47 persen. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pembayaran denda persaingan usaha, antara lain pembayaran denda persaingan usaha sebesar Rp6... atas nama Perusahaan Gas Negara. Catatan atas Laporan Keuangan Realisasi Anggaran - 21 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 215 dan TA 214 URAIAN Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan Pemindahtanganan serta Pendapatan dari Penjualan) NAIK REALISASI TA REALISASI TA (TURUN) 215 (Rp) 214 (Rp) % 5.7. 17.. (66,47) Pendapatan Denda Keterlambatan 6.5.84, Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah Pendapatan Iuran dan Denda 15.68.914.536 9.258.726.17 69,36 Pendapatan Lain-lain (Penerimaan 18.237.64 213.45.164 (49,29) Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu) Pendapatan Pelunasan Piutang 424.255.199 85.382.27 396,89 Pendapatan Anggaran Lain-lain 52.588.636 87.293.181 (39,76) Jumlah 16.277.7.519 9.661.851.785 68,47 Realisasi Belanja Rp9.343.359.163 B.2. Belanja Realisasi Belanja KPPU TA 215 adalah sebesar Rp9.343.359.163 atau 89,81 persen dari anggaran belanja sebesar Rp1.591... Rincian anggaran dan realisasi belanja TA 215 tersaji sebagai berikut: Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja TA 215 TAHUN ANGGARAN 215 URAIAN % REAL. ANGGARAN (RP) REALISASI (RP) ANGGARAN Belanja Pegawai 26.532.1. 21.571.16.989 81,3 Belanja Barang 7.395.55. 65.55.866.42 93,5 Belanja Modal 3.663.35. 3.522.74.35 96,14 Total Belanja Kotor 1.591.. 9.598.957.381 9,7 Pengembalian Belanja (255.598.218) Total Belanja 1.591.. 9.343.359.163 89,81 Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini: Catatan atas Laporan Keuangan Realisasi Anggaran - 22 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited 7.395.55. 26.532.1. 21.563.599.32 65.257.685.511 3.663.35. 3.522.74.35 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal ANGGARAN REALISASI 8... 7... 6... 5... 4... 3... 2... 1... Grafik A. Komposisi Realisasi Belanja Negara Neto TA 215 Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja (neto) TA 215 TAHUN ANGGARAN 215 URAIAN % REAL. ANGGARAN (RP) REALISASI (RP) ANGGARAN Belanja Pegawai 26.532.1. 21.563.599.32 81,27 Belanja Barang 7.395.55. 65.257.685.511 92,7 Belanja Modal 3.663.35. 3.522.74.35 96,14 Total Belanja Netto 1.591.. 9.343.359.163 89,81 Total Belanja 1.591.. 9.343.359.163 89,81 Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program TA 215 adalah sebagai berikut: PROGRAM Program Pengawasan Persaingan Usaha 215 % ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) 1.591.. 9.343.359.163 89,81 Total Belanja 1.591.. 9.343.359.163 89,81 Realisasi Belanja TA 215 mengalami kenaikan sebesar 12,7 persen dibandingkan realisasi belanja TA 214. Hal ini disebabkan antara lain karena adanya peningkatan belanja barang (perjalanan dinas). Catatan atas Laporan Keuangan Realisasi Anggaran - 23 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Perbandingan Realisasi Belanja TA 215 dan TA 214 URAIAN REALISASI TA 215 (Rp) REALISASI TA 214 (Rp) NAIK (TURUN) % Belanja Pegawai 21.563.599.32 22.93.988.96 (5,85) Belanja Barang 65.257.685.511 55.816.299.467 16,92 Belanja Modal 3.522.74.35 1.443.454.317 144, Jumlah 9.343.359.163 8.163.741.88 12,7 Belanja Pegawai Rp21.563.599.32 B.3. Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai TA 215 dan TA 214 adalah masingmasing sebesar Rp21.563.599.32 dan Rp22.93.988.96 atau terjadi penurunan sebesar 5,85 persen. Penurunan ini disebabkan antara lain karena adanya pegawai yang mengundurkan diri pada tahun 215. URAIAN Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 215 dan TA 214 REALISASI TA 215 (Rp) REALISASI TA 214 (Rp) NAIK (TURUN) % Belanja Uang Honor Tetap 21.571.16.989 22.915.9.596 (5,87) Jumlah Belanja Kotor 21.571.16.989 22.915.9.596 (5,87) Pengembalian Belanja Pegawai (7.417.687) (11.912.5) (37,73) Jumlah Belanja 21.563.599.32 22.93.988.96 (5,85) Belanja Barang Rp65.257.685.511 B.4. Belanja Barang Realisasi Belanja Barang TA 215 dan TA 214 adalah masingmasing sebesar Rp65.257.685.511 dan Rp55.816.299.467. Realisasi Belanja Barang TA 215 mengalami kenaikan sebesar 16,92 persen dari realisasi Belanja Barang TA 214. Hal ini disebabkan antara lain adanya kenaikan belanja perjalanan dinas. Catatan atas Laporan Keuangan Realisasi Anggaran - 24 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 215 dan TA 214 URAIAN REALISASI TA 215 (Rp) REALISASI TA 214 (Rp) NAIK (TURUN) % Belanja Barang 65.55.866.42 56.444.83.311 16,5 Jumlah Belanja Kotor 65.55.866.42 56.444.83.311 16,5 Pengembalian Belanja (248.18.531) (628.53.844) (6,51) Jumlah Belanja 65.257.685.511 55.816.299.467 16,92 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp2.636.578.35 B.5. Belanja Modal B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 215 dan TA 214 adalah masing-masing sebesar Rp2.636.578.35 dan Rp1.414.18.317. Realisasi Belanja Modal TA 215 mengalami kenaikan sebesar 86,46 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan antara lain oleh adanya peningkatan dalam pembelian PC Unit, paket meubelair dan alat pengolah data. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 215 dan Per TA 214 URAIAN REALISASI TA 215 (Rp) REALISASI TA 214 (Rp) NAIK (TURUN) % Belanja Modal Peralatan dan Mesin 2.636.578.35 1.414.18.317 86,46 Jumlah Belanja Kotor 2.636.578.35 1.414.18.317 86,46 Pengembalian, Jumlah Belanja 2.636.578.35 1.414.18.317 86,46 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Rp835.391. B.5.2 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 215 dan TA 214 adalah masing-masing sebesar Rp835.391. dan Rp. Catatan atas Laporan Keuangan Realisasi Anggaran - 25 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 215 dan TA 214 URAIAN JENIS BELANJA REALISASI TA 215 (Rp) REALISASI TA 214 (Rp) Naik (Turun) % Belanja Modal Gedung dan Bangunan 835.391., Jumlah Belanja Kotor 835.391., Pengembalian Belanja Modal, Jumlah Belanja 835.391., Belanja Modal Lainnya Rp5.15. B.5.3 Belanja Modal Lainnya Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 215 dan TA 214 adalah masing-masing sebesar Rp5.15. dan Rp29.436.. Realisasi Belanja Modal lainnya mengalami kenaikan sebesar 7,22 persen dibandingkan realisasi TA 214. Kenaikan ini disebabkan karena adanya pembelian aplikasi Sistem Layanan Umum oleh Biro Organisasi dan SDM. Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 215 dan TA 214 URAIAN JENIS BELANJA REALISASI TA 215 (Rp) REALISASI TA 214 (Rp) NAIK (TURUN) % Belanja Modal Lainnya 5.15. 29.436. 7,22 Jumlah Belanja Kotor 5.15. 29.436. 7,22 Pengembalian Belanja Modal, Jumlah Belanja 5.15. 29.436. 7,22 Catatan atas Laporan Keuangan Realisasi Anggaran - 26 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Kas di Bendahara Pengeluaran Rp3.966.855 C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Pengeluaran adalah kas yang dikuasai, dikelola dan menjadi tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa Uang Persediaan (UP) yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca. Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada KPPU per 31 Desember 215 dan 31 Desember 214 masing-masing sebesar Rp3.966.855 dan Rp. Hal ini disebabkan karena terdapatnya kuitansi yang double pada bulan Oktober 215. Perbandingan Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 215 dan 31 Desember 214 Keterangan 31 Desember 215 31 Desember 214 Saldo UP 3.966.855 Kuitansi UP - Jumlah 3.966.855 Bendahara Pengeluaran telah menyetorkan sisa Uang Persediaan (UP) tersebut ke Kas Negara pada tanggal 8 Januari 216. Rincian saldo Kas di Bendahara Pengeluaran disajikan pada lampiran. C.2 Kas Lainnya dan Setara Kas Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 215 dan 31 Desember 214 masing-masing adalah sebesar Rp157.722.938 dan Rp. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan pengembalian kelebihan penggunaan belanja perjalanan dinas Tahun Catatan atas Laporan Keuangan Neraca - 27 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Anggaran 215 yang belum disetorkan oleh Bendahara Pengeluaran ke Kas Negara per 31 Desember 215 sesuai dengan Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Tahun 215. Namun pada Tahun 216, Bendahara Pengeluaran telah menyetorkan pengembalian kelebihan penggunaan belanja perjalanan dinas Tahun Anggaran 215 tersebut ke Kas Negara, dengan rincian sebagai berikut: No Tanggal Setor Jumlah NTPN Keterangan 1 8 Januari 216 48.299.389 639D54LDM9RNKJM2 Rincian Nomor SPM terlampir 2 8 Januari 216 44.922.317 24FC4LDFAB5PRM2 Rincian Nomor SPM terlampir 3 3 Maret 216 4.266.5 E1F25PEP9S6Q3VI SPM Nomor 2817 4 6 April 216 6.234.732 677EC44O543E82R9 Rincian Nomor SPM terlampir Jumlah 157.722.938 Piutang Bukan Pajak Rp51.1.439.624 C.3 Piutang Bukan Pajak Piutang Bukan Pajak per tanggal 31 Desember 215 dan 31 Desember 214 masing-masing adalah sebesar Rp51.1.439.624 dan Rp56.271.958.316. Piutang bukan pajak merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun belum diselesaikan pembayarannya. Piutang Bukan Pajak KPPU berasal dari Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak. Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berada di KPPU berasal dari Piutang Denda atas Pelanggaran Persaingan Usaha. Menurut UU Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Pasal 47 disebutkan bahwa Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif terhadap pelaku usaha yang melanggar Catatan atas Laporan Keuangan Neraca - 28 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited ketentuan Undang-undang ini. Tindakan administratif sebagaimana dimaksud dapat berupa perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan atau membatalkan perilaku yang telah terbukti melanggar hukum persaingan usaha, penetapan ganti rugi dan dapat juga berupa denda serendah-rendahnya Rp1... dan setinggi-tingginya Rp25... yang harus disetorkan ke kas negara. Dengan demikian, KPPU mempunyai kewenangan untuk menjatuhkan sanksi kepada pelaku usaha yang melanggar UU Nomor 5 Tahun 1999 dalam bentuk denda. Dalam UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara dijelaskan bahwa Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada Pemerintah Pusat dan/atau hak Pemerintah Pusat yang dapat dinilai dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah. Berdasarkan definisi tersebut, Tim Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di KPPU tahun 28 merekomendasikan agar KPPU mencatat semua potensi penerimaan negara yang menjadi kewajiban pihak lain untuk membayarnya (dalam hal ini denda pelanggaran persaingan usaha) dalam bentuk piutang. Untuk itu, sejak tahun 28 denda pelanggaran persaingan usaha yang belum dibayarkan ke kas negara oleh pelaku usaha sesudah tanggal jatuh tempo denda dicatat dalam Neraca Laporan Keuangan KPPU dalam akun Piutang Negara Bukan Pajak. Dalam pencatatan Piutang Bukan Pajak, KPPU berpedoman pada peraturan yang berlaku terkait dengan pencatatan piutang bukan pajak, yaitu UU Nomor 2 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Catatan atas Laporan Keuangan Neraca - 29 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited Bukan Pajak, PP Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak, PP Nomor 29 Tahun 29 tentang Tata Cara Penentuan Jumlah, Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak, PMK Nomor 128/PMK.6/27 tentang Pengurusan Piutang Negara, PMK Nomor 69/PMK.6/214 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara, Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER- 82/PB 211 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pada Kementerian Negara/Lembaga dan Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-85/PB/211 tentang Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian Negara/Lembaga. Namun demikian, pencatatan Piutang Negara Bukan Pajak pada KPPU tetap disesuaikan dengan kondisi piutang yang dikelola KPPU dan koridor yang digariskan dalam UU Nomor 5 Tahun 1999. Beberapa hal yang perlu dijelaskan terkait dengan pengelolaan Piutang Negara Bukan Pajak pada KPPU: 1. Denda pelanggaran persaingan usaha sebagai akibat Putusan KPPU, Putusan Keberatan (Putusan Pengadilan Negeri), Putusan Kasasi (Putusan Mahkamah Agung) maupun Putusan Peninjauan Kembali (PK) yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht) akan dicatat sebagai piutang ke dalam Buku Piutang. Berdasarkan Buku Piutang inilah dilakukan pengelolaan Piutang Negara Bukan Pajak KPPU. Catatan atas Laporan Keuangan Neraca - 3 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited 2. Berdasarkan kesepakatan antara KPPU dengan Badan Pemeriksa Keuangan dalam pemeriksaan Laporan Keuangan Tahun 214, piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan keputusan inkracht yaitu dengan ketentuan sebagai berikut: - Piutang dicatat apabila tidak terdapat keberatan dari pihak terlapor atas Putusan Perkara KPPU dalam rentang waktu 14 (empat belas) hari kerja dari diterimanya pemberitahuan petikan Putusan Perkara KPPU kepada pihak terlapor. - Terhadap Putusan Perkara KPPU yang terdapat proses keberatan dari pelaku usaha terlapor, maka piutang dicatat pada saat staf Bagian Litigasi menerima salinan putusan dari Pengadilan Negeri yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima (BAST). 3. Dalam UU Nomor 5 Tahun 1999 pasal 44 ayat (1) dijelaskan bahwa Dalam waktu 3 (tiga puluh) hari sejak pelaku usaha menerima pemberitahuan putusan Komisi, pelaku usaha wajib melaksanakan putusan tersebut dan menyampaikan pelaksanaannya kepada Komisi. Berdasarkan pasal tersebut, KPPU menginterpretasikan bahwa pelaku usaha yang dijatuhi sanksi denda wajib melakukan pembayaran denda tersebut paling lambat 3 (tiga puluh) hari sejak yang bersangkutan menerima pemberitahuan putusan Komisi (jatuh tempo) dan pembayaran tersebut dilakukan secara sekaligus, bukan mengangsur. 4. Definisi piutang jangka panjang dan piutang jangka pendek berdasarkan Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-82/PB/211: Catatan atas Laporan Keuangan Neraca - 31 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited - Piutang Jangka Panjang: piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. - Piutang Jangka Pendek: piutang yang akan jatuh tempo dan akan direalisasikan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. - Dengan mengacu kepada definisi tersebut, piutang denda pelanggaran persaingan usaha KPPU dapat dikategorikan ke dalam piutang jangka pendek karena jatuh temponya selama 3 (tiga puluh) hari sejak putusan berkekuatan hukum tetap. Dalam Neraca, piutang denda tersebut dicatat dalam akun Piutang Negara Bukan Pajak. Perbandingan Rincian Piutang Bukan Pajak Per 31 Desember 215 dan 31 Desember 214 Uraian 31 Desember 215 31 Desember 214 Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak 51.1.439.624 56.271.958.316 Jumlah 51.1.439.624 56.271.958.316 Mutasi Piutang Bukan Pajak per 31 Desember 215 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Saldo per 31 Desember 214 56.271.958.316 Mutasi Tambah: - Penambahan Putusan Piutang Denda Pelanggaran Persaingan Usaha Mutasi Kurang: 1.564.742.136 - Pembayaran Piutang Denda Pelanggaran Persaingan Usaha 15.635.914.532 - Pembayaran Piutang Lainnya a.n. PT BNI Life Insurance 19.346.296 Saldo per 31 Desember 215 51.1.439.624 Mutasi transaksi penambahan dan pengurangan piutang bukan pajak sebagai berikut: 1. Terdapat penambahan Piutang Bukan Pajak berupa penambahan putusan yang telah inkracht periode 1 Januari 215 s.d. 31 Desember 215 sebesar Rp1.564.742.136; Catatan atas Laporan Keuangan Neraca - 32 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited 2. Terdapat pengurangan Piutang Bukan Pajak berupa pembayaran piutang denda di bidang persaingan usaha dari pelaku usaha periode 1 Januari 215 s.d. 31 Desember 215 sebesar Rp15.635.914.532. Nilai tersebut terdiri atas pembayaran yang dilakukan dengan cara mengangsur; dan 3. Terdapat pengurangan Piutang Lainnya berupa pembayaran piutang atas nama PT BNI Life Insurance sebesar Rp19.346.296. Selain itu perlu disampaikan pula bahwa pada Laporan Keuangan KPPU per 31 Desember 215 ini terdapat 6 setoran senilai Rp12.. yang belum diperoleh salinan SSBP dari pelaku usaha. Namun atas pembayaran piutang tersebut KPPU telah membukukannya ke dalam daftar piutang. Dasar pencatatan pembayaran piutang yang digunakan adalah berupa Nota Konfirmasi Penerimaan Negara hasil cetakan dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta VI. Adapun rincian setoran tersebut terdiri dari: No Tanggal Nama Debitur NTPN Jumlah 1 28-1-215 PT Karya Bukit Nusantara 816612332 5.. 2 29-6-215 PT Bunda Global Pertama 4412139379 1.. 3 13-1-215 PT Kerinci Jaya Utama 1861213713 15.. 4 16-1-215 PT Kerinci Jaya Utama 372939111 3.. 5 11-11-215 PT Credo Indoelektra 91871344 1.. 6 27-11-215 PT Guna Era Distribusi Jumlah 71212137145 5.. 12.. Bagian Lancar Tagihan TP/TGR Rp461.559.282 C.4 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Selain berasal dari denda pelanggaran di bidang persaingan usaha, potensi penerimaan KPPU juga berasal dari: 1. Denda ikatan dinas yang dikenakan KPPU kepada Catatan atas Laporan Keuangan Neraca - 33 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited para pegawai yang mengundurkan diri dari KPPU selama masa ikatan dinas pegawai yang bersangkutan belum berakhir. Para pegawai tersebut wajib membayar ke kas negara sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati sebelumnya dengan KPPU; dan 2. TGR berdasarkan hasil temuan pemeriksaan oleh BPK atas Laporan Keuangan KPPU Tahun 213, yaitu terdapat penetapan jumlah Staf Pengelola Anggaran yang melebihi Standar Biaya Tahun Anggaran 213 serta kelebihan pembayaran honorarium kegiatan Tim Penyelarasan Program/Kegiatan KPPU. Berdasarkan temuan-temuan tersebut, BPK merekomendasikan kepada Ketua KPPU agar memerintahkan Sekretaris Jenderal KPPU untuk menginstruksikan kepada petugas pengelola keuangan Tahun 213 agar mengembalikan honorarium sebesar Rp28.56. ke kas Negara dan Tim Penyelarasan Program/Kegiatan KPPU Tahun 213 agar mengembalikan kelebihan honorarium sebesar Rp12.8. ke kas Negara. Rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti, sehingga sesuai dengan SKTJM yang telah disepakati sebelumnya dengan KPPU, petugas pengelola keuangan Tahun 213 dan Tim Penyelarasan Program/Kegiatan KPPU menyetorkan pengembalian honorarium ke kas Negara. 3. TGR berdasarkan hasil temuan pemeriksaan oleh BPK atas Laporan Keuangan KPPU Tahun 214 yaitu pembayaran honorarium tim yang tugasnya sesuai dengan tupoksi, kelebihan pembayaran honorarium tim, kelebihan pembayaran ekses klaim asuransi kesehatan serta ketidaksesuaian perubahan plan Catatan atas Laporan Keuangan Neraca - 34 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited premi asuransi kesehatan. Berdasarkan temuantemuan tersebut, BPK merekomendasikan kepada Ketua KPPU agar memerintahkan Sekretaris Jenderal KPPU untuk menginstruksikan kepada pihak yang terkena TGR agar melakukan pengembalian ke kas Negara. Rekomendasi tersebut telah ditindaklanjuti, sehingga sesuai dengan SKTJM dan Surat Keputusan Pembebanan yang telah disepakati sebelumnya dengan KPPU, pihak yang terkena TGR sebagian telah menyetorkan pengembaliannya ke kas Negara. Beberapa hal yang dapat dijelaskan terkait Piutang tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1. Pengelolaan dan pencatatan Piutang yang berasal dari Denda Ikatan Dinas dan TGR berdasarkan hasil pemeriksaan oleh BPK atas Laporan Keuangan KPPU mengikuti peraturan yang berlaku yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan sebagaimana telah dijelaskan dalam C.2. Piutang Bukan Pajak; 2. Berdasarkan masa jatuh tempo, Piutang Denda Ikatan Dinas dan TGR berdasarkan hasil temuan pemeriksaan oleh BPK atas Laporan Keuangan KPPU dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) golongan, yaitu piutang jangka pendek dan piutang jangka panjang. Penggolongan piutang jangka pendek atau piutang jangka panjang ditentukan oleh jangka waktu pembayaran piutang yang disepakati antara debitur dengan KPPU (dalam bentuk Surat Pernyataan Kesediaan Pembayaran Biaya Ikatan Dinas dan SKTJM); 3. Piutang yang berasal dari Denda Ikatan Dinas dan TGR berdasarkan hasil temuan pemeriksaan oleh BPK atas Laporan Keuangan KPPU yang digolongkan Catatan atas Laporan Keuangan Neraca - 35 -

Laporan Keuangan Komisi Pengawas Persaingan Usaha TA 215 Audited ke dalam piutang jangka pendek dibukukan di neraca sebagai akun Bagian Lancar Tagihan TP/TGR (aset lancar). Sedangkan Piutang yang berasal dari Denda Ikatan Dinas dan TGR berdasarkan hasil temuan pemeriksaan oleh BPK atas Laporan Keuangan KPPU yang digolongkan ke dalam piutang jangka panjang dibukukan di neraca sebagai akun Tagihan TP/TGR (Aset Lainnya); 4. Pengukuran Piutang sesuai dengan Buletin Teknis Akuntansi Piutang, dilakukan sebagai berikut: a. Disajikan sebagai aset lancar sebesar nilai yang jatuh tempo dalam tahun berjalan dan yang akan ditagih dalam 12 (dua belas) bulan ke depan berdasarkan surat ketentuan penyelesaian yang telah ditetapkan; b. Disajikan sebagai piutang jangka panjang terhadap nilai yang akan dilunasi di atas 12 (dua belas) bulan berikutnya. Perhitungan penyisihan piutang untuk Denda Ikatan Dinas dan TGR berdasarkan hasil temuan pemeriksaan oleh BPK atas Laporan Keuangan KPPU mengacu kepada PMK Nomor 69/PMK.6/214. Bagian Lancar Tagihan TP/TGR per tanggal 31 Desember 215 dan 31 Desember 214 masing-masing adalah sebesar Rp461.559.282 dan Rp473.55.899. Bagian Lancar Tagihan TP/TGR merupakan Tagihan TP/TGR yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan, dengan rincian sebagai berikut: Catatan atas Laporan Keuangan Neraca - 36 -