SKRIPSI PENGARUH ZAKAT YANG DIKELOLA BAZDA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

BAB I PENDAHULUAN. ingin berkembang. Indonesia yang merupakan Negara berkembang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada

BAB I PENDAHULUAN. kelompok ekonomi kaya dan miskin. Terdapat pada penjelasan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam mengumpulkan zakat sehingga jumlah zakat yang terkumpul. dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran dan kemiskinan merupakan masalah di banyak negara,

ABSTRAKSI PENGGUNAAN DANA ZAKAT OLEH BADAN AMIL (BAZ) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. secara layak. Menurut Siddiqi mengutip dari al-ghazali dan Asy-Syathibi

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi di negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Yusuf Qaradhawi, Spektrum Zakat, Zikrul Hakim Jakarta, 2005, hlm. 24

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dibutuhkan peran pemerintah, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sehingga harus disembuhkan atau paling tidak dikurangi. Permasalahan kemiskinan memang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daerah dan menserasikan laju pertumbuhan antar daerah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN SEKTOR PERDAGANGAN DI JAWA TENGAH TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagi seluruh rakyat Indonesia yang menjelaskan dan mengajak masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini adalah usaha mikro. Lokasi penelitian terpilih adalah Kota. fakta ini tergambar dalam tabel berikut: Tabel 1.

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENGANGGURAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN TAHUN 2014 MENURUT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN Gambar 1.1 Persentase Penduduk Miskin di Kota Bandung Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. muslim dengan jumlah 88,1 persen dari jumlah penduduk indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, tentunya kedaulatan yang diperoleh dari hasil semangat juang serta tetesan darah

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mendatang dapatlah dibuat sebuah proyeksi penduduk wilayah bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya perbedaan harta, kekayaan dan status sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu problematika yang melanda umat.

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 38,4 juta jiwa (18,2%) yang terdistribusi 14,5% di perkotaan dan 21,1% di

BAB I PENDAHULUAN. Hilir tahun adalah Indragiri Hilir berjaya dan gemilang Pada

BAB I PENDAHULUAN. Membicarakan masalah kemiskinan berarti membicarakan suatu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai

BAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

Dari waktu ke waktu jumlah penduduk Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan senantiasa bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. yang fitrah. Sedangkan universalitas Islam menunjukkan bahwa Islam merupakan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. Dampak terus menerus berzakat dan berinfaq, di dalam masyarakat dapat

2015 OPTIMALISASI ZAKAT PROFESI DALAM UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berbunyi: tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. periode tahun Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Maret 2006

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan senantiasa menarik dikaji karena merupakan masalah serius

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan yang sering dihadapi oleh negara berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Zakat sebagai sistem jaminan sosial bagi penanggulangan kemiskinan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Islam adalah agama yang menawarkan pandangan hidup seimbang

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN KONSUMSI MASYARAKAT DI INDONESIA PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. masa depan perekonomian dunia. Menurut Kunarjo dalam Badrul Munir (2002:10),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

Bab I. Pendahuluan. pengembangan zakat menjadi salah satu pemerataan pendapaatan.

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

Transkripsi:

SKRIPSI PENGARUH ZAKAT YANG DIKELOLA BAZDA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA PADANG Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : PEBRIANITA 07 951 032 Mahasiswa Program Strata Satu (S-1) Ilmu Ekonomi UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS EKONOMI PADANG 2013

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN HALAMAN PERNYATAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1.2 Rumusan Masalah... 1.3 Tujuan Penelitian... 1.4 Manfaat Penelitian... 1.5 Ruang Lingkup Peneltian... 1.6 Hipotesa... 1.7 Sistematika Penelitian... LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Landasan Teori... 2.1.1 Defenisi Zakat... 2.1.1.1 Macam-macam Zakat... 2.1.1.2 Tujuan Zakat... 2.1.1.3 Sasaran Zakat... 2.1.1.4 Manfaat Zakat... 2.1.2 Defenisi Kemiskinan... 2.1.2.1 Teori Neo-Liberal Tentang Kemiskinan... 2.1.2.2 Teori Marjinal Tentang Kemiskinan... 2.1.2.3 Teori Struktural Tentang Kemiskinan.. 2.1.2.4 Solusi Kemiskinan 2.1.3 Teori Konsumsi.. 2.1.3.1 Teori Konsumsi Keynes. 2.1.3.2 Faktor-faktor Penentu Tingkat Konsumsi.. 2.1.3.3 Pengaruh Zakat Terhadap konsumsi.. 2.1.4 Pengaruh Zakat Terhadap Perekonomian... 2.1.5 Hubungan Antara Variabel Dependent dengan Variabel- 1 6 6 7 8 8 9 11 11 13 14 15 17 18 20 21 22 23 28 30 32

Independent 2.2 Penelitian Terdahulu... 33 36 METODELOGI PENELITIAN BAB III BAB IV 3.1 Metode Penelitian... 3.2 Metode Pengumpulan Data... 3.3 Operasional Variabel... 3.4 Metode Analisis Data... 3.5 Uji Asumsi Klasik... 3.5.1 Uji Multikolinearitas... 3.5.2 Uji Autokoresi... 3.5.3 Uji Heterokedastisitas... 3.6 Uji Hipotesis... 3.6.1 Koefisien Determinasi... 3.6.2 Uji F (F-test)... 3.6.3 Uji T (T-test)... GAMBARAN UMUM 4.1 Demografi... 4.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Padang... 4.3 Kemiskinan Kota Padang... 4.4 Perkembangan Dana Zakat Bazda Kota Padang... 4.5 Perkembangan Dana Bina Usaha (DBU) Bazda Kota Padang... 4.6 Perkembangan Beasiswa Bazda Kota padang... 4.7 Profil BAZDA Kota Padang... 4.7.1 Visi Dan Misi BAZDA Kota Padang...... 38 39 42 43 43 44 45 45 46 46 47 47 47 48 50 51 52 56

4.7.2 Tujuan Umum... 4.7.3 Tujuan Khusus... 4.7.4 Manfaat.. 4.7.5 Kegiatan BAZDA Kota Padang 4.7.6 Struktur Organisasi PENEMUAN EMPIRIS DAN ANALISA 5.1 Uji Asumsi Klasik... 5.1.1 Uji Multikolinearitas... 5.1.2 Uji Autokorelasi... 60 63 67 68 68 68 69 69 69 BAB V 5.1.3 Uji Heterokedastisitas... 5.2 Uji Statistik... 5.2.1 Uji Koefisien Determinasi R 2... 5.2.2 Uji F (F-test)... 5.2.3 Uji T (T-test).. 5.3 Analisa Regresi 5.4 Impliksai Penemuan Empiris... KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan... 6.2 Saran... 75 76 77 77 78 78 78 79 80 BAB VI DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 82 84 86

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 : Pengaruh Zakat Terhadap Tingkat Konsumsi.. 35 Tabel 4.1 : Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Padang Tahun 2002-2011... 52 Tabel 4.2 : Data Penduduk Miskin Kota Padang Tahun 2002-2011... 53 Tabel 4.3 : Dana Zakat BAZDA Kota Padang, Tahun 2002 2011.. 57 Tabel 4.4 : Potensi Dana Zakat BAZDA Kota Padang Pada Beberapa Instansi.. 58 Tabel 4.5 : Rekapitulasi Dana Bina Usaha Tahun 2002 2011 BAZDA Kota Padang... 61 Tabel 4.6 : Data Penerima Dana Bina Usaha Bazda Tahun 2011... 62 Tabel 4.7 : Rekapitulasi Dana Beasiswa Tahun 2002 2011 BAZDA Kota Padang... 65 Tabel 4.8 : Data Penerima Dana Beasiswa BAZDA Kota Padang Tahun 2002-2011. 66 Tabel 5.1 : Hasil Uji Multikolinearitas. 75

Tabel 5.2 : Hasil Uji Durbin Watson... 76 Tabel 5.3 : Hasil Uji F.. 79 Tabel 5.4 : Hasil Estimasi Regresi Model Linear.. 81

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah global, sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Kemiskinan sebagai suatu fenomena sosial tidak hanya dialami oleh negara-negara yang sedang berkembang tetapi juga terjadi di negara yang sudah mempunyai kemapanan di bidang pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi merupakan upaya sadar dan terarah dari suatu bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumber daya yang ada. Usaha-usaha pembangunan baik yang menyangkut sektoral maupun regional telah banyak memberikan hasil-hasilnya yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan bukan merupakan tujuan melainkan hanya alat sebagai proses untuk menurunkan kemiskinan dan mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan. Jika pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak diikuti pemerataan hasil-hasil pembangunan kepada seluruh golongan masyarakat, maka hal tersebut tidak ada manfaatnya dalam mengurangi ketimpangan pendapatan. Selaku umat muslim di Indonesia, kita berkewajiban mengisi pembangunan ini, sesuai dengan bidang dan fungsi masing-masing. Dengan melihat berbagai aktifitas yang ada pada saat ini bahwa, isu kemiskinan dan cara pengentasannya merupakan isu yang menonjol dan mempengaruhi pembangunan nasional.

Permasalahan kemiskinan disamping menjadi tujuan pembangunan nasional juga mempunyai permasalahan yang menjadi perhatian masyarakat Beragama, seperti agama islam. Dalam hal ini islam telah lama mengenalkan satu alternatif pemecahannya, yakni zakat. Zakat dalam islam bukanlah sekedar suatu kebajikan dan perbuatan yang baik, tetapi adalah salah satu fundamen (rukun) islam. Zakat juga salah satu kemegahan islam yang paling semarak dan salah satu dari empat ibadah dalam islam. Zakat bukan pula kebajikan secara ikhlas atau sedekah tak mengikat, tetapi adalah kewajiban yang dipandang dari segi moral dan agama sangat mutlak dilaksanakan. (Nabhani, 2000) Islam telah mengajarkan bagi ummatnya untuk selalu bertindak adil terhadap sesama, yang merupakan bagian dari kehidupan sosialnya. Adil merupakan ajaran inti ketika terjadi interaksi antar sesama manusia, sehingga terjadi keselarasan hidup dan keseimbangan dalam tatanan sosial dan kemasyarakatan. Banyak hal dalam ajaran agama islam yang menekankan pada nilai-nilai keadilan itu adalah ajaran islam tentang perlunya kepedulian social yang berpunya (aghinya) kepada yang tidak berpunya (masaakin), yang menggunakan instrumen zakat. (Syakhshiyyah, 2008) Zakat merupakan instrumen ekonomi yang diperuntukkan sebagai pengurang kesenjangan ekonomi yang terjadi dimasyarakat. Secara khusus zakat dalam pendistribusiannya diutamakan kepada mereka yang serba kekurangan didalam harta. Selain memiliki aspek muamalah, yaitu adanya hubungan social antara sesama manusia, zakat memiliki aspek ibadah yang merupakan proses penghambaan diri kepada Sang Khaliq, Allah SWT. Karena zakat adalah bentuk ibadah kepada Allah yang merupakan cara pensucian terhadap harta kekayaan seseorang dihadapan Allah SWT. Kemiskinan dan orang-orang miskin sudah dikenal oleh manusia semenjak zaman lampau. Oleh karena itu beralasan sekali kita dapat menyatakan bahwa kebudayaan manusia

dalam suatu kurun waktu tidak pernah sepi dari upaya untuk memperhatikan orang-orang miskin dan melepaskan mereka dari belenggu kemiskinan yang di daerah nya. (Winoto, 2011) Qardhawy (1999) menyatakan zakat bukan sekedar bantuan sewaktu0waktu kepada orang miskin untuk meringankan penderitaannya,tapi bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan agar orang miskin menjadi berkecukupan selama-lamanya. Zakat juga dapat mencari pangkal penyebab kemiskinan itu dan mengusahakan agar orang miskin itu mampu memperbaiki sendiri kehidupan mereka, berdasarkan sasaran-sasaran pengeluaran yang ditegaskan Al-Qur an dan Sunnah. Zakat adalah ibadah maliyah tima iyyah yang memiliki posisi sangat penting, strategis, dan menetukan baik dilihat dari sisi ajaran islam maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. Pengumpulan zakat, infak dan sedekah masyarakat Indonesia oleh lembaga pengelolaan zakat sudah berlansung lama sebelum disahkan UU No 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat. sejak berlakunya UU No 38 tahun 1999, pada tingkat nasional terdapat BAZNAS (Bada Amil Zakat Nasional) dan diseluruh propinsi terdapat Badan Amil Zakat tingkat Propinsi dan hampir sebagian besar kota dan kabupaten telah memiliki Badan Amil Zakat Daerah. Selain itu terdapat 18 Lembaga Amil Zakat Nasional yang beroperasi diseluruh Indonesia dan Lembaga Amil Zakat Daerah yang dilakukan oleh Walikota atau Bupati setempat. Dalam upaya peningkatan pengamalan rukun Islam melalui pengoptimalan pengelolaan dan pemanfaatan dana zakat untuk kesejahteraan umat dan keadilan sosial, Kota Padang telah melakukan kebijakan khusus mengenai peningkatan zakat di lingkungan Kota Padang. Sejalan dengan fungsi Kota Padang sebagai pusat pemerintahan propinsi dan Kota serta pusat perdagangan dan jasa, maka BAZDA Kota Padang memiliki potensi zakat yang sangat besar dan selama ini belum terkelola secara maksimal. (Dewinta, 2011)

Menurut Badan amil zakat daerah kota padang, lebih dari 50 persen wajib zakat lebih memilih menyalurkan zakatnya kepada badan amil zakat dan mesjid, yang selanjutnya Baz dan mesjid menyalurkan kepada yang berhak menerima. Dalam penyaluran zakat sebenarnya yang paling diharapkan adalah lebih banyaknya penyaluran zakat ini kepada ekonomi produktif, agar nantinya sipenerima lebih dapat berkembang dengan usaha yang dilakukan. Melihat besarnya potensi tersebut, maka sumber dana dari zakat ini merupakan salah satu kontributor untuk mengurangi penduduk miskin dan pemerataan kesejahteraan. Dana zakat yang dimiliki BAZDA sendiri mengalami perkembangan yang sangat pesat, yang mana dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, peningkatan yang sangat besar terjadi pada tahun 2010 ke tahun 2011 yaitu sebesar Rp.851.798.072 dengan laju pertumbuhan dana zakatnya adalah sebesar 10,31%. Dan dari dana zakat yang terkumpul telah disalurkan untuk melaksanakan berbagai program BAZDA kota padang, yaitu program dana bina usaha, yang merupakan dana bantuan pembinaan dan pengembangan usaha keluarga miskin. Program yang sudah berlansung 10 tahun ini mengalami perkembangan yang turun naik dimana pada tahun 2008 ke tahun 2009 mengalami penurunan sebesar Rp.62.500.000 dan pada tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp.165.200.000 dengan laju pertumbuhan 50,36%. BAZDA juga memiliki program beasiswa pendidikan, terutama bagi siswa berprestasi dari keluarga miskin, jumlah dana beasiswa terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, pada tahun 2009 sebanyak Rp.428.050.000 dan pada tahun 2010 meningkat signifikan mencapai Rp.632.000.000. Dari zakat ini diharapkan nantinya dapat mengurangi penduduk miskin dan pemerataan kesejahteraan masyarakat di Kota Padang. Dengan memperhatikan potensi serta masalah yang ada, maka hal ini lah yang melatar belakangi penulis mengangkat topik penelitian ini dengan judul : PENGARUH ZAKAT

YANG DIKELOLA BAZDA TERHADAP PENGENTASAN KEMISKINAN DI KOTA PADANG. 1.2 Rumusan Masalah Dengan memperhatikan permasalahan yang telah penulis kemukakan diatas, untuk lebih terarah dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, penulis mencoba memutuskan permasalahan yang akan di bahas nantinya didalam skripsi ini dalam bentuk pertanyaan : 1. Seberapa besar pengaruh Dana Zakat yang dimiliki BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang? 2. Seberapa besar pengaruh program Dana Bina Usaha BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang? 3. Seberapa besar pengaruh program Beasiswa BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis seberapa besar pengaruh Dana Zakat yang dimiliki BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 2. Menganalisa seberapa besar pengaruh program Dana Bina Usaha BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 3. Menganalisis seberapa besar pengaruh program Beasiswa BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 1.4 Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan di atas, manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari pelaksaan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberi sumbangsih terhadap teori teori dan metode dalam kajian ilmu ekonomi pembangunan. b. Manfaat Praktis 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang masalah yang diteliti, selain itu sebagai wujud nyata penerapan teori-teori yang diterima dibangku kuliah, serta dapat membandingkan antara teori dan praktek yang akan terjadi di lapangan. 2. Bagi Instansi Terkait Merupakan suatu informasi dan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang akan diambil, khususnya kebijakan yang berhubungan dengan permasalahan pengaruh zakat yang dikelola Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) terhadap pengetasan kemiskinan di Kota Padang. 3. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi kalangan akademisi dan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan pengaruh zakat yang dikelola BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan untuk masa yang akan datang.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah membahas mengenai pengaruh zakat yang dikelola BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang dengan periode waktu dari tahun 2002 2011. Data diperoleh dari Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Padang dan Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatra Barat. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang telah disusun oleh lembaga / badan / dinas tersebut di atas. Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh dana zakat, pengaruh dana bina usaha BAZDA dan pengaruh beasiswa BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 1.6 Hipotesa Sesuai dengan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesa sebagai berikut : 1. Diduga terdapat pengaruh dana zakat yang dimiliki BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 2. Diduga terdapat pengaruh program Dana Bina Usaha BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 3. Diduga terdapat pengaruh program Beasiswa BAZDA terhadap pengentasan kemiskinan di Kota Padang. 1.7 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan

Pembahasan dimulai dengan bab pendahuluan yang mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, hipotesa dan sistematika penulisannya. BAB II Landasan Teori Dan Penelitian Terdahulu Dalam bab ini disajikan konsep-konsep dasar zakat, modal usaha, beasiswa dan kemiskinan yang terkait dengan tujuan dan penelitian terdahulu. BAB III Metode Penelitian Dalam bab ini disajikan cara pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB IV Gambaran Umum Dalam bab ini dijelaskan mengenai Kondisi Umum Objek Penelitian yang meliputi keadaan daerah, perkembangan penduduk, keadaan kemiskinan, perkembangan dana zakat, perkembangan dana bina usaha, perkembangan beasiswa dan profil BAZDA. BAB V Penemuan Empiris dan Analisa Dalam bab ini dibahas penemuan empiris jumlah pengentasan kemiskinan di Kota Padang dengan menggunakan data time series periode 2002-2011. Diperlihatkan oleh suatu persamaan regresi dengan beberapa variabel yang mempengaruhinya. BAB VI Kesimpulan dan Saran Dalam bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari penemuan empiris dan saran-saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan masalah pengentasan kemiskinan di Kota Padang.