PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA GORONTALO. (Studi Kasus Inspektorat Kota Gorontalo)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di penghujung abad ke-20, dunia dilanda arus globalisasi,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik adalah adanya akuntabilitas publik, disamping

BAB I PENDAHULUAN. manajemen pemerintah pusat dan daerah (propinsi, kabupaten, kota). Hal tersebut

PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Sensus Pada Dinas Pemerintah Kota Tasikmalaya)

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

PENGARUH AUDITOR INTERNAL TERHADAP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE (PADA KANTOR PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA)

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENERAPAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (SIPKD) TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Belanja Daerah (APBD). Dampak dari sistem Orde Baru menyebabkan. pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I PENDAHULUAN. dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan. kebijakan yang ditetapkan. (BPPK Depkeu, 2014 )

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik, maka auditor dalam

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adapun gambaran umum, visi, misi dan struktur organisasi dari

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan


LANDASAN TEORI. Menurut Halim dan Damayanti (2007:44) menyatakan Pengawasan dilihat dari

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. karena karena terjadinya krisis ekonomi di Indonesia serta maraknya tingkat

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

BAB I P E N D A H U L U A N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA PROBOLINGG0 PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V SIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. Berdasarkan hasil analisis data yang sudah dilakukan, maka penulis

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi merupakan suatu aktivitas yang memiliki tujuan (purposive

ABSTRAK. Kata kunci: good governance, pengelolaan keuangan, sistem pengendalian intern pemerintah, kinerja pemerintah.

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini akan menguraikan mengenai hal-hal yang melatar

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pengawasan, pengendalian, dan pemeriksaan atau audit. Audit pemerintah

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga publik,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan pada sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Konsep tentang mekanisme penyusunan program kerja pemerintah daerah,

I. PENDAHULUAN. Konsep otonomi daerah dan pemerintahan yang bersih, termasuk juga konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang penting dalam

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah. Daerah telah di atur dalam Peraturan Pemerintah nomor 20 tahun 2001 yang

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan kebijakan

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. menilai kinerja (Mardiasmo,2009,h.121). program sampai dengan tahun berjalan dengan sasaran (target) kinerja 5 (lima)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang dalam tulisan ini

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Abdul dan Syam (2012: 108) menyatakan bahwa:

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PADA DPPKAD KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa : 2. Pengeluaran (belanja) Kabupaten Manggarai tahun anggaran 2010-

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. ini ditandai oleh adanya tuntutan dari masyarakat akan menunjang terciptanya

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Inspektorat Daerah Kabupaten Kulon Progo

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 25 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tidak dapat dibendung dan

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

: BRIGGIE PETRONELLA ANGRAINIE

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

Transkripsi:

PENGARUH PENGAWASAN FUNGSIONAL TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA GORONTALO (Studi Kasus Inspektorat Kota Gorontalo) Rosnawati Amasi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negri Gorontalo ABSTRACT Rosnawati Amasi. 2013. 921 409 013. The Effect of Functional Control toward Accountability of Regional Financial Management. Study program of Accounting. Department of Accounting. Faculty of Economics and Business. Universitas Negeri Gorontalo. Principal Supervisor was Rio Monoarfa, SE., Ak., Si and Co-supervisor was Usman S.Pd., M.Si. The problem statement of this study was how the effect of functional control toward accountability of regional financial management was. The aim of the study is to test and to know the effect of functional control toward accountability of regional financial management. Population of this study was inspectorate auditor that has a functional auditor position at Inspektorat KotaGorontalo. Data was taken from questionnaire that has been spread to the respondent. Analysis instrument used analysis simple regression method. The result of the study showed that the effect of functional control toward accountability of regional financial management around 84,2%. Keywords: Functional Control, Accountability of Regional Financial Management 1.1 Latar Belakang Di penghujung abad ke-20, dunia dilanda arus globalisasi, transparansi, dan tuntutan hak azasi manusia. Tidak satupun negara yang luput dari gelombang perubahan tersebut.seluruh negara, terutama

negara-negara berkembang, menghadapi berbagai tantangan baru yang membawa konsekuensi pada perubahan atau pembaharuan yang akan mempengaruhi kehidupan umat manusia, baik di bidang ekonomi, politik, maupun sosial budaya. Menghadapi perkembangan dunia yang demikian pesat, dan seiring dengan derasnya aspirasi reformasi di dalam negeri, maka peranan penyelenggaraan pemerintahan dan administrasi publik yang baik menjadi semakin penting. Salah satu elemen yang penting dalam tata pemerintahan yang baik adalah adanya akuntabilitas publik, disamping transparansi, tegaknya hukum, dan peraturan. Karena itu, pengawasan yang merupakan unsur penting dalam proses manajemen pemerintahan, memiliki peran yang sangat strategis untuk terwujudnya akuntabilitas publik dalam pemerintahan dan pembangunan. Melalui suatu kebijakan pengawasan yang komprehensif dan membina, maka diharapkan kemampuan administrasi publik yang saat ini dianggap lemah, terutama di bidang control pengawasan, dapat ditingkatkan kapasitasnya dalam rangka membangun infrastruktur birokrasi yang lebih kompetitif. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang pada saat ini sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang untuk menuju Indonesia baru yang pada hakekatnya tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Pembangunan dilaksanakan secara bertahap dengan tujuan untukmeningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia serta meletakkan landasan yang kuat bagi pelaksanaan pembangunan tahap berikutnya yang bersifat multidimensional, yang meliputi bidang ekonomi, sosial budaya, politik dan keamanan serta teknologi. Untuk mencapai tujuan daripada organisasi itu secara optimal, maka diperlukannya aspek manajemen suatu organisai tersebut agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu pula pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilakukan untuk menjaga agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan. Melalui pengawasan dapat diperoleh informasi mengenai kehematan, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. Informasi tersebut dapat digunakan untuk Sebagaiman pada Ketetapan Nomor IX/MPR/1998 tentang Penyelenggaran Negara yang bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, maka Pengawasan merupakan aspek penting dalam manajemen kepegawaian, melalui Sosialisasi Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/46/M.PAN/4/2004, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintah ditegaskan bahwa pengawasan merupakan salah satu unsur terpenting dalam rangka peningkatan Pendayagunaan Aparatur Negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan menuju terwujudnya pemerintah yang bersih dan berwibawa.

Sistem Pengendalian intern Pemerintah menyebutkan bahwa pengawasan fungsional adalah seluruh proses kegiatan audit, re-view, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Pengawasan fungsional sebagaimana yang diamanatkan dalam PP No. 60 tahun 2008 dilakukan oleh Inspektorat Kota Gorontalo yang mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah, sehingga dalam tugasnya inspektorat sama dengan internal auditor. Inspektorat Kota Gorontalo sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah Daerah memiliki peran dan posisi yang sangat strategis baik ditinjau dari aspek fungsi-fungsi manajemen maupun dari segi pencapaian visi dan misi serta program-program pemerintah. Dari segi fungsi-fungsi dasar manajemen, ia mempunyai kedudukan yang setara dengan fungsi perencanaan atau fungsi pelaksanaan. Sedangkan dari segi pencapaian visi, misi dan program-program pemerintah, inspektorat daerah menjadi pilar yang bertugas sebagai pengawas sekaligus pengawal dalam pelaksanaan program yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Dalam melakukan tugas, pokok dan fungsinya Inspektorat Provinsi,

Kabupaten/Kota melakukan pemeriksaan rutin ke seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada pada setiap Kabupaten dan Kota. Penelitian yang dilakukan oleh Kusmayadi (2009) menyimpulkan bahwa pengawasan menjiwai seluruh aspek pengelolaan keuangan daerah. bila pengawasan ini berjalan sebagai mana mestinya, dapat dipastikan bahwa kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pengelolaan keuangan pemerintah dapat diminimalkan, sehingga disiplin dan prestasi kerja akan meningkat, penyalagunaan wewenang berkurang, efisiensi dan efektifitas penggunaan dana dan sumber daya lainnya akan meningkat, kualitas pelayanan dan kepuasan publik akan meningkat, suasana kerja akan lebih tertib dan teratur termasuk akuntabilitasnya sesuai dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh pengawasan fungsional terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Daerah Kota Gorontalo? Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini dilakukan untuk menguji dan mengetahui seberapa besar pengaruh pengawasan fungsional terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah di Pemerintah Daerah Kota Gorontalo. METODE PENELITIAN Desain Penelitian METODE PENELITIAN

Desain Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survey, adapun pengertian metode survey menurut Sugiyono (2006:7) adalah: Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah dari data sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributif, dan hubunganhubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Variabel X Pengawasan Fungsional Variabel Y Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pengawas fungsional pemerintah daerah Kota Gorontalo yang berjumlah 18 orang yang terdiri dai 13 pengawas pemerintah dan 5 orang auditor. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara menyebarkan kuisioner (angket), yaitu pertanyaan yang disusun secara tertulis yang diberikan kepada responden yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai permasalahan yang diteliti. Responden yang akan dimintai angket adalah seluruh auditor yang terdapat di inspektorat daerah pada pemerintah daerah Kota Gorontalo.

Hasil Dan Pembahasan Pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan secara fungsional. Pengawasan fungsional pada pemerintah daerah dilakukan oleh Badan Pengawas Daerah (Bawasda) atau yang lebih dikenal dengan Inspektorat yang melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan daerah, pada Inspektorat khususnya mengenai pengawasan fungsioanal pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah agar dapat memenuhi tujuan efektivitas pengelolaan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Adapun tujuan dari pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi sektor publik harus memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan efisien. pengawasan fungsional yang yang dilakukan oleh inspektorat akan menunjang akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Terwujudnya akuntabilitas merupakan tujuan utama dari reformasi sektor publik. Dengan pengawasan fungsional yang memadai akan menunjang akuntabilitas pengelolaan keungan daerah. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilkukan membuktikan bahwa pengawasan fungsional memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada pemerintah Kota Gorontalo. Hal ini sebagaimana dibuktikan dengan

pengujian hipotesis, dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel dimana nilai t hitung yang diperoleh masih lebih besar dari nilai t tabel dengan nilai signifikan yang kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengawasan fungsional memilik pengaruh signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. kemudian dengan melihat koefisien regresi dalam penelitian ini dengan arah positif, maka dapat dikatakan bahwa pengawasan fungsional berpengaruh secara positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dalam artian bahwa semakin baik pengawasan fungsional yang dilakukan oleh inspektorat kota Gorontalo maka akan meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada pemerintah kota Gorontalo. Hasil pelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bagito Widiyanto (2010), hasil penelitiannya menunjukan bahwa pengawasan intern memiliki pengaruh yang positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah, semakin tinggi pengawasan intern yang dilakukan maka akan meningkatkan akuntabilitas publik. Penelitian ini juga membuktikan penlitian dari Dedi Kusmayadi (2009), berdasarkan hasil penelitiannya menunjukan bahwa pengawasan intern dan penatausahaan keuangan daerah baik secara parsia dan simultan berpegaruh terhadap Good Governance pada Pemerintah Kota tasik Malaya. Sama halnya dengan Andhika Syaifullah (2007) yang hasil penelitiannya menunjukan bahwa pengawasan fungsional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan efektivitas APBD. Sejalan dengan penelitian ini

Nirmala Hanum (2008) juga membuktikan pengawasan fungsional memiliki peran yang sangat signifikan terhadap pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja daerah. Adapun besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh pengawasan fungsional terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada pemerintah Kota Gorontalo adalah sebesar 84,2%. Melihat hasil penelitiandan besarnya pengaruh yang ditimbulkan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengawaaan fungsional sangat diperlukan dalam penyelenggaran akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Akuntabilitas merupakan kewajiban-kewajiban dari individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumberdaya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggungjawaban kepada publik. Maka untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangannya kepada publik maka dibutuhkan suatu pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah tersebut. Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang harus dilakukan untuk menjaga agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan. Melalui pengawasan dapat diperoleh informasi mengenai kehematan, efisiensi, dan efektivitas pelaksanaan kegiatan. Pengawasan merupakan aspek penting dalam manajemen pemerintah, pengawasan merupakan salah satu unsur terpenting dalam rangka peningkatan Pendayagunaan

Aparatur Negara dalam melaksanakan tugas-tugas umum pemerintah dan pembangunan menuju terwujudnya pemerintah yang bersih dan berwibawa. Pengawasan fungsional dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh lembaga/badan/unit yang mempunyai tugas melakukan pengawasan melalui pemeriksaan, pengujian, pengusutan, Pengawasan fungsional tersebut dilakukan oleh lembaga/badan/unit yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan pengawasan fungsional melalui audit, investigasi, dan penilaian untuk menjamin agar penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan rencana dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, sehingga di dalam hal ini pengawasan fungsional dilakukan baik oleh pengawas ekstern pemerintah maupun pengawas intern pemerintah. Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dalam hal ini Isnpektorat provinsi atau Inspektorat kabupaten/kota melakukan pengawasan fungsional terhadap pengelolaan keuangan negara agar berdaya guna dan berhasil guna untuk membantu manajemen pemerintahan dalam rangka mewujudkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengawasan fungsional terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada pemerintah Kota Gorontalo. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan membuktikan bahwa pengawasan fungsional berpengaruh

signifikan dan positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada pemerintah Kota Gorontalo. Hasil ini sebagaimana dibuktikan denganpengujian hipotesis dimana nilai t hitung masih lebih besar dari nilai t tabel, sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh pengawasan fungsional terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada pemerintah Kota Gorontalo diterima. Koefisien regresi (bx) menunjukan arah positif sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila pengawasan fungsional oleh Inspektorat Kota Gorontalodilakukan dengan baik dapat meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada pemerintah Kota Gorontalo. Berdasarkan koefisien determinasi, besarnya pengaruh pengawasan fungsional terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada pemerintah Kota Gorontalo adalah sebesar 84,2% Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Pemerintah daerah harus lebih meningkatkan pengawasan dalam rangka mengawal jalannya roda pemerintahan dan pengelolaan keuangan daerah agar pengalokasian dan penggunaanya lebih efisien dan terarah melalui bimbingan teknik untuk auditor dan pelatihanpelatihan lain yang dapat meningkatkan kualitas auditor khususnya auditor fungsional. 2. Insfektorat Kota Gorontalo kiranya dapat menambah pegawai auditor fungsional dan dapat merekrut pegawai yang memiliki latar belakang

pendidikan yang sesuai dengan profesi auditor melalui kesempatan untuk mengikuti jabatan fungsional audtor. DAFTAR PUSTAKA

Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah. ed Pertama. Salemba Empat. Jakarta. Halim,Abdul dkk. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen, Upp Amp YKPN. Yogyakarta Susmanto,Bintang. 2009. Pengawasan Fungsional. Remaja Rosdakarya, Bandung. Nordiawan,Deddy. 2008. Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. ed. Pertama. Cetakan Pertama. ANDI, Yogyakarta Baswir, Revrisond. 2001. Akuntansi Pemerintahan Indonesia. Yogyakarta Sugiyono. 2002. Statistik Untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan SPSS 14 for Windows. Alfabeta. Bandung Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung Keputusan Presiden No.74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggraan Pemerintah Daerah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah