LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2012

PENATAAN KAWASAN PULAU, PANTAI, PESISIR, DAN PELABUHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 03 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN RUANG PANTAI PESISIR DAN PELABUHAN TAHUN 2000 S/D 2010

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG KAWASAN BAHARI TERPADU (KBT) KABUPATEN PURWOREJO

1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli Tahun 1950);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA LINGKUNGAN HIDUP KAWASAN PESISIR DAN LAUT DI KABUPATEN ALOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445 Tahun 1991);

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO Nomor 7 Tahun 2008

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR : 1 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SIAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI BANTEN NOMOR : 8 TAHUN 2003 TENTANG PENGEMBANGAN PEMANFAATAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN SUMBER AIR BAKU

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN SEMPADAN SUNGAI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN DAN REHABILITASI LAHAN KRITIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

WALIKOTA BANJARMASIN

BUPATI SIMEULUE QANUN KABUPATEN SIMEULUE NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI JASA KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2001 SERI D.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANAU LINDU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 04 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 2 TAHUN 2002 IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 9 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

21. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH BUPATI LEBAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1995 TENTANG REKLAMASI PANTAI KAPUKNAGA, TANGERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TARAKAN, MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERBURUAN BURUNG, IKAN DAN SATWA LIAR LAINNYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 45 TAHUN 2005 SERI C NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR : 45 TAHUN 2005 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH K E P E L A B U H A N A N KABUPATEN CILACAP NOMOR 26 TAHUN 2003 SERI D NOMOR 21

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 17 TAHUN 1999 SERI D NO. 7

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI KOTA MALANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERRLINDUNGAN MATA AIR

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II PEKANBARU Nomor : 12 Tahun 1998 TENTANG REVISI RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PEKANBARU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2000 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG,

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 3 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA BARAT,

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 33 TAHUN 2001 SERI C NOMOR 4 PERATURAAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 33 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN DI KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TAPIN,

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG KOTA BONTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG,

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL BONGKAR MUAT BARANG DI KABUPATEN JEMBRANA

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

Keputusan Presiden No. 52 Tahun 1995 Tentang : Reklamasi Pantai Utara Jakarta

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1992 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN LAHAN PERTAMBAKAN DI WILAYAH TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

GUBERNUR MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN TELUK DI PROVINSI MALUKU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI KABUPATEN TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA SARANA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 04 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DI PROVINSI GORONTALO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1992 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik

-2- Dengan Persetujuan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

L E M B A R A N D A E R A H

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 8 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAMASI UNTUK KAWASAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN BARU (KPPB) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa Kawasan Pantai Utara Kabupaten Tangerang terus mengalami perubahan dan memperlihatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat dari dinamisasi proses alami yang terjadi seperti abrasi, sedimentasi/abrasi, pencemaran lingkungan, intrusi air laut dan permukiman kumuh. b. bahwa adanya kesenjangan perkembangan wilayah di bagian utara dengan wilayah selatan Kabupaten Tangerang yang semakin lama semakin jauh. c. bahwa dalam upaya menanggulangi permasalahan sebagaimana tersebut pada huruf a dan b, dilakukan kebijakan melalui reklamasi pantai secara cermat dan terpadu untuk menciptakan kawasan pengembangan perkotaan baru yang dapat mengembangkan potensi sosial ekonomi mayarakat. d. bahwa untuk maksud tersebut pada huruf a,b,dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Penyelenggaraan Reklamasi dan Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru (KPPB). Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3186); 3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); Undang...

-2-4. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3234) sebagaiman telah diubah dengan Undangundang Nomor 1 Tahun 1988 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3386); 5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Hukum Laut; 6. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konversi dan Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negera Nomor 3419); 7. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan ( Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3427). 8. Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469); 9. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3493); 10. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501); 11. Undang-undang Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3647); 12. Undang- undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4050) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000. 13. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699). 14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010). 15. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 93, Tambahan Lemabaran Negara Nomor 4427). 16. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) Undang...

-3-17. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan anatara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438). 18. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air ( Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan lembaran Negara Nomor 3225); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1986 tentang Penyediaan dan Penggunaan Tanah serta Ruang Udara di sekitar Bandara Udara; 20. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ( Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 69 tambahan lembaran Negara 3721 ); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Lembaran Negara Nomor 3838). 22. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan propinsi sebagai Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952). 23. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4385); 24. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 9 Tahun 1985 tentang penunjukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang Melakukan Penyidikan terhadap Pelanggaran Peraturan Daerah yang Memuat Ketentuan Pidana. 25. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang tentang Pajak Pengambilan dan Pengelolaan bahan Galian Golongan C. 26. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 3 tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang sebagaimana diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG dan BUPATI TANGERANG MEMUTUSKAN : MENETAPKAN: PERATURAN DAERAH TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAMASI UNTUK KAWASAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN BARU (KPPB) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Daerah Kabupaten Tangerang; b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Tangerang; c. Bupati adalah Bupati Tangerang; d. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang; Reklamasi...

-4- e. Reklamasi Pantai Utara di Kabupaten Tangerang yang selanjutnya disebut reklamasi pantai adalah kegiatan penimbunan dan pengeringan laut di bagian perairan laut Tangerang Banten. f. Penyelenggaraan Reklamasi adalah kegiatan reklamasi dari mulai perencanaan, pelaksanaan (termasuk pengawasan) dan pengelolaan hasil reklamasi; g. Kawasan pantai adalah sebagaian wilayah Kabupaten Tangerang yang meliputi areal daratan dan areal reklamasi yang terletak dipantai utara Kabupaten Tangerang. h. Kawasan Daratan Pantai adalah kawasan daratan di Kabupaten Tangerang yang termasuk pada kawasan pantai sebagaimana dimaksud pada huruf g; i. Pengembangan Kawasan pantai adalah pengembangan lahan reklamasi dan kawasan daratan pantai secara terpadu yang bersama-sama dan selanjutnya disebut sebagai Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru (KPPB). j. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi; k. Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan adalah wilayah perairan disekeliling daerah lingkungan kerja pelabuhan yang diperuntukan bagi keselamatan pelayaran dan pengembangan pelabuhan yang bersangkutan; l. Garis Sempadan Pantai garis yang membatasi kawasan tertentu sepanjang pantai dengan jarak tertentu dari titik pasang tertinggi ke arah daratan dan mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai; m. Garis Pantai adalah garis yang membatasi sempadan pantai dengan muka atau titik pasang laut tertinggi; n. Standar Perencanaan adalah dasar-dasar atau acuan yang dipergunakan untuk memperkirakan pemenuhan suatu kebutuhan dalam kegiatan perencanaan. BAB II ASAS DAN TUJUAN Bagian Pertama Asas Pasal 2 Reklamasi pantai berasaskan : a. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdayaguna dan berhasilguna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan; b. Keterbukaan, persamaan, keadilan dan perlindungan hukum. Bagian Kedua Tujuan Pasal 3 Penyelenggaraan reklamasi pantai bertujuan : a. Mengatasi kerusakan lingkungan di wilayah Pantai Utara. b. Mengembangkan potensi ekonomi yang dapat menjadi basis ekonomi sehingga mampu menyerap tenaga kerja dan menciptakan kegiatan lanjutan serta meningkatkan mutu dan dayaguna sumber daya manusia atas dasar kerjasama pemerintah, masyarakat dan swasta; c. Tercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk mewujudkan Kawasan Pengembangan yang strategis dan memiliki daya saing yang tinggi. BAB...

-5- BAB III ARAH KEBIJAKAN REKLAMASI Pasal 4 (1) Penyelenggaraan reklamasi serta pengelolaan tanah hasil reklamasi dan penataan kembali kawasan daratan pantai, dilaksanakan secara terpadu dalam rangka tercapainya penataan ruang yang berhasil guna dan berdayaguna serta peningkatan kualitas lingkungan, dan fungsi sistem pengendalian banjir. (2) Penyelenggaraan reklamasi diarahkan bagi terwujudnya lahan siap bangun sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Perkotaan yang terpadu dengan penataan kembali kawasan Pantai Utara. (3) Pemanfaatan lahan reklamasi yang dipergunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kawasan perkotaan baru pantai utara. Pasal 5 (1) Penyelengaraan dan pemanfaatan lahan hasil reklamasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dan pasal 4 peraturan Daerah ini dilaksanakan melalui kerjasama yang saling menguntungkan antara Pemerintah Daerah, Masyarakat dan Swasta. (2) Pelaksanaan kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini berpedoman kepada Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB IV PENYELENGGARAAN REKLAMASI Pasal 6 (1) Penyelenggaraan reklamasi disusun secara cermat dan terpadu mencakup rencana teknik reklamasi, rencana pemanfaatan ruang hasil reklamasi, rencana rancang bangun, rencana penyediaan prasarana dan sarana, analisa dampak lingkungan, rencana kelola lingkungan, rencana penataan alur pelayaran, rencana pemantauan lingkungan, rencana lokasi pengambilan bahan material dan rencana pembiayaan. (2) Reklamasi dilakukan dengan sistem polder. Pasal 7 (1) Bahan material untuk reklamasi pantai diambil dari lokasi yang memenuhi persyaratan teknis dan lingkungan serta tidak menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. (2) Bahan material sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang merupakan bahan material hasil sedimentasi dipergunakan sepenuhnya untuk kegiatan reklamasi pantai utara. Pasal 8 Reklamasi meliputi bagian perairan laut sepanjang pantai secara tegak lurus kearah laut yang diukur mulai 200 m dari garis Pantai Utara Tangerang sampai garis yang menghubungkan titik-titik terluar yang menunjukkan kedalaman laut maksimal 8 (delapan) meter dari tinggi muka air laut rata rata. Pasal 9 (1) Lahan hasil reklamasi pantai diberikan Status Hak Pengelolaan atas nama Pemerintah Kabupaten Tangerang. (2) Lahan hasil reklamasi pantai, dimanfaatkan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana Detail Tata Ruang Pengembangan Kawasan. (3) Pelaksanaan hasil reklamasi, sebagaimana pada ayat (1) dan (2) akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati BAB...

-6- BAB V RENCANA TATA RUANG Bagian Pertama Kebijakan Tata Ruang Pasal 10 (1) Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru Kabupaten Tangerang harus menjamin terpeliharanya ekosistem dan kelestarian kawasan hutan lindung, hutan bakau, dan biota lainnya. (2) Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru Kabupaten Tangerang harus menjamin pemanfaatan pantai untuk kepentingan umum. (3) Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru Kabupaten Tangerang harus menjamin kepentingan perikehidupan nelayan. (4) Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru Kabupaten Tangerang harus menjamin kelestarian kualitas lingkungan (5) Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru Kabupaten Tangerang harus menjamin lingkungan pelabuhan Bagian Kedua Jenis Rencana Pasal 11 (1) Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Baru merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah. (2) Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Baru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini merupakan pedoman pengembangan Kawasan yang dijabarkan lebih lanjut dengan Rencana Detail dan Rencana Teknis Ruang Kawasan. BAB VI KELEMBAGAAN Pasal 12 Dalam rangka mengendalikan Penyelenggaraan reklamasi dan Pengembangan Kawasan Perkotaan Baru dibentuk Tim Teknis Pengendalian dan Pengawasan Kawasan Pengembangan Perkotaan Baru ditetapkan dalam Keputusan Bupati. BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 13 1. Barang siapa melanggar ketentuan pasal 6, ayat (2), pasal 7, pasal 9 ayat (2) dan pasal 10, Peraturan Daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). 2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pelanggaran. BAB VIII PENYIDIKAN Pasal 14 Penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), Pemerintah Kabupaten Tangerang. BAB

-7- BAB IX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 15 Selain tindak pidana sebagaimana dimaksud pada pasal 13, tindak pidana yang mengakibatkan kerusakan fungsi lindung, diancam pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 16 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka ijin yang dikeluarkan tetap berlaku sampai habis masa berlakunya sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Peraturan Bupati. Pasal 18 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah. Ditetapkan di Tangearng Pada Tanggal 26 Juni 2006 BUPATI TANGERANG ttd Diundangkan di Tigaraksa Pada tanggal 19 Desember 2006 H. ISMET ISKANDAR SEKRETARIS DAERAH ttd H. NANANG KOMARA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 08

-8- PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN REKLAMASI UNTUK KAWASAN PENGEMBANGAN PERKOTAAN BARU (KPPB) I. PENJELASAN UMUM Penurunan kualitas lingkungan di sepanjang perairan pantai utara Kabupaten Tangerang yang diakibatkan dinamisasi proses alami yang terjadi seperti erosi pantai, sedimentasi/abrasi, pencemaran lingkungan, instrusi air laut maupun permukiman kumuh menjadi masalah yang sangat krusial dan perlu mendapatkan penangan khusus. Selain daripada itu perkembangan wilayah utara jauh tertinggal dibandingkan perkembangan wilayah selatan Kabupaten Tangerang, sehingga apabila wilayah utara tidak segera mendapatkan penangan khusus maka dikhawatirkan kesenjangan pembangunan akan semakin jauh. Salah satu upaya dalam mengendalikan dan menjaga penurunan kualitas lingkungan tersebut ditempuh kebijakan reklamasi yang sekaligus dimanfaatkan sebagai kawasan pengembangan perkotaan baru. Kawasan tersebut diharapkan menjadi pusat pertumbuhan diwilayah utara yang mendapat mendorong perkembangan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya melalui penciptaan lapangan kerja baru yang dapat menyerap tenaga kerja, sehingga pada akhirnya perkembangan wilayah utara diharapkan dapat sejajar dengan wilayah selatan Kabupaten Tangerang. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat...

-9- Ayat (2) Yang dimaksud dengan sistem polder adalah sistem tata air untuk suatu daerah dimana didaerah tersebut permukaan tanah lebih rendah dari permukaan air sekitarnya (sungai, laut dsb) oleh karena itu daerah tersebut dilindungi sekelilingnya oleh tanggul dengan menggunakan sistem penataan air, yang menampung air melalui sistem drainage kedalam satu atau beberapa tanggul, yang kemudian air tersebut dipompakan untuk dibuang ke laut. Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Ayat (1) s/d ayat (4) Ayat (11) Yang dimaksud dengan lingkungan pelabuhan adalah Daerah Lingkungan Kerja ( DLK ) dan Daerah Lingkungan Kepentingan ( DLK) pelabuhan; Daerah Lingkungan Kepentingan ( DLKp) pelabuhan meliputi; 1. Daerah lingkungan kerja daratan yang digunakan untuk kegiatan fasilitas pokok dan fasilitas penunjang. 2. Daerah lingkungan kerja perairan yang digunakan untuk kegiatan alur pelayanan, perairan, tempat labuh, kolam pelabuhan untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal serta perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka panjang. Daerah Lingkungan Kepentingan ( DLKp) pelabuhan merupakan perairan pelabuhan diluar daerah lingkungan kerja perairan yang digunakan untuk alur pelayanan dari dan ke pelabuhan, keperluan keadaan darurat, pengembangan pelabuhan jangka panjang, percobaan berlayar, fasilitas pembangunan serta pemeliharaan dan perbaikan kapal. Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal...

-10- Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH TAHUN 2006 NOMOR 0806