Okta Elviani Ariani 1

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Tentang Kinerja Satgas Dalam Pelaksanaan Program Gerdema Di Kecamatan Malinau Barat Kabupaten Malinau

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

KOORDINASI CAMAT DENGAN KEPALA DESA DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI DESA WANASARI KECAMATAN MUARA WAHAU KABUPATEN KUTAI TIMUR

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

STUDI TENTANG KINERJA SATUAN TUGAS GERAKAN DESA MEMBANGUN DI DESA LONG BISAI KECAMATAN MENTARANG KABUPATEN MALINAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERANAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN TUGAS DAN FUNGSI PEGAWAI DI KANTOR CAMAT KAYAN HILIR KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA Nomor : / BAP-I/IV/2011 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu kebijakan dan tercapainya kebijakan tersebut. Impelementasi juga

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

INSPEKTORAT AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 25 TAHUN 2006 T E N T A N G PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NUNUKAN,

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ALOKASI DANA DESA DI DESA SUNGAI RAYA KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 11 TAHUN 2013

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

YSH. KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA KEC. MALINAU KOTA, MALINAU UTARA, MALINAU BARAT, MENTARANG, DAN MALINAU SELATAN; YSH. OPERATOR SIMDES SE-

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

sehingga benar-benar dapat diwujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good governance)

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

Pemerintah Kota Tangerang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 1 SERI E

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

ŀlaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerinta IKHTISAR EKSEKUTIF

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR ISI BAB III ISU-ISU STRATEGIS.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

transparansi, partisipasi, penegakan hukum, dan akuntabilitas

PERATURAN DESA NITA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA NITA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

Pengelolaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa Oleh Pemerintah Desa Di Desa Parakanmanggu Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.

PERATURAN DESA NITA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA NITA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Pembangunan Desa di Era Otonomi Daerah

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

Selviana Anggraini 1. Universitas Mulawarman.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara,

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PROFIL BAGIAN PEMERINTAHAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BLITAR

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN. Di era reformasi yang telah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Maksuel 1. Pendahuluan. Abstrak

Jesly Marlinton 1. Kata Kunci : pengawasan, pengelolaan, alokasi dana desa (ADD)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 10 SERI E

Rencana Kerja Bagian UmumTahun 2016 II - 1 PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Organisasi, Administrasi dan Manajemen

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun

BUPATI NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN NATUNA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi birokrasi yang digulirkan menjadi agenda nasional ditegaskan melalui

EXECUTIVE SUMMARY KAJIAN PENINGKATAN KAPASITAS PEMERINTAHAN DESA

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN KENDAL

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

penduduknya bekerja sebagai petani dan tingkat pendidikan relatif rendah, dengan

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BAB VI PENUTUP. Dari hasil penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kantor Camat Kandis Kabupaten Siak Tahun 2016

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

ejournal Pemerintahan Integratif, 2015, 3 (1 ): 46-60 ISSN 2337-8670, ejournal.pin.or.id Copyright 2015 PELAKSANAAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN TUGAS (SATGAS) GERAKAN DESA MEMBANGUN (GERDEMA) SEBAGAI PENDAMPING APARATUR DESA DI DESA PULAU SAPI KECAMATAN MENTARANG KABUPATEN MALINAU Okta Elviani Ariani 1 Abstrak Okta Elviani Ariani, Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Satgas Gerdema sebagai mendampingi Aparatur pemerintah Desa di Desa Pulau Sapi Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau dibawah Bimbingan Bapak Drs. H. Hamdan, M. Si, dan Bapak Drs. H. Muhammad Noor, M. Si. Penelitian dalam rangka penulisan skripsi ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan tupoksi Satgas Gerdema sebagai pendamping Aparatur pemerintah Desa, Latar belakang dari penelitian ini adalah sistematis dalam pendampingan yang dilakukan Satgas Gerdema untuk mendampingi Aparatur pemerintah Desa belum optimal karena kegiatan ini disalah gunakan oleh Satgas Gerdema. Rendahnya pemanfaatan kegiatan pendampingan ini dapat berujungnya pada rendahnya kualitas kemampuan aparatur pemerintah Desa dalam menjalankan tugas dan fungsinya melaksanakan Gerakan Desa Membangun. Data-data yang terkumpul menggunakan analisis kualitatif, yang didiskripsikan serta yang dijelaskan data yang telah diperoleh selanjutnya dalam penjelasan yang selanjutnya dalam penjelasan yang selanjutnya dalam penjelasan sebenarnya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah diskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Kantor Desa Pulau Sapi Kecamatan Mentarang kabupaten Malinau. Selanjutnya, data penelitian diperoleh dengan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat integrsi yang baik antara pendamping dan yang didampingi dan juga ada peningkatan kinerja yang baik dalam hal pelaksanaan penyelengaraan administrasi Desa. Dapat dilihat dari upaya-upaya pendampigan yang dilakukan Satgas Gerdema dalam mengawali program Gerdema di Desa Pulau Sapi. Hal tersebut menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara Satgas Gerdema dan Aparatur pemerintah Desa. Secara keseluruhan hal tersebut dapat dilaksanakan secara baik dan berpengaruh terhadap motivasi, semangat kerja dan kemampaun Aparatur pemerintah Desa dalam berkerja. 1 Mahasiswa Program S1 Pemerintahan Integratif, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.

Pelaksanaan Tupoksi Satgas Gerdema Di Kabupaten Malinau (Okta Elviani A) Kata kunci :Pelaksanaan, Tupoksi, Mendampingi Aparatur, Satgas Gerdema, Desa Pulau Sapi Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau Pendahuluan Berdasarkan sejarah, Malinau mambangun secara konsepsional baru mulai meletakan strategi pembangunannya pada tahun 2003. Selanjutnya Malinau mulai menjalankan pelaksanaan visi pembangunannya di tahun 2006, dengan model pembangunan yang sudah dikenal masyarakat Malinau selama sepuluh tahun 2001-2011. Janji sebagai kontrak politik kepada masyarakat, adalah keberhasilan model pembangunan tersebut untuk mewujudkan kesejahtraan rakyat yang berkeadilan dengan kemandirian seluruh Desa di Kabupaten Malinau pada tahun 2011. Namun fakta mengungkapkan bahwa kemandirian Desa yang dimaksud belum terpenuhi. Baru ada indikasi 10 Desa yang memenuhi syarat untuk mandiri. Dalam hal ini, tidak ada yang perlu disalahkan dari sisi program yang dijalankan pemerintah. Karena secara akuntabilitas semuanya berjalan dengan baik. Penyebabnya adalah konsepsi dan strategi pembangunan yang dilakukan masih mengikuti paradigma lama. Selain itu, kemiskinan dan pengangguran selalu menjadi isu sentral pembangunan sejak Republik Indonesia merdeka hingga sekarang ini nasional kurang lebih 70% dan Malinau kurang lebih 23%. Orientasi masyarakat Desa juga Cenderung berkiblat atau mengarah ke perkotaan. Ditambah lagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Desa kerap kali mengabaikan kearifan lokal. Dengan demikian untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, maka pemerintah harus responsif dengan melakukan inovasi dan pembaharuan. Untuk periodisasi kepemimpinan daerah kabupaten Malinau ketiga dalam masa jabatan 2011-2016 yang memiliki Visi Terwujudnya Kabupaten Malinau yang Aman, Nyaman dan Damai melalui Gerakan Desa Membangun (GERDEMA).Rumusan Gerakan Desa membangun didasarkan pada tekad atau semboyan Malinau berubah maju sejahtera. Dengan demikian bertumpu pada visi dan uraian yang telah di sepakati tersebut diatas, maka pemerintah Daerah melakukan beberapa terobosan dalam usaha mensosialisasikan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat, hal-hal yang terkait dengan subtansi Program Desa Membangun (Gerdema), salah satu upaya yang dilakukan pemerintah daerah adalah dengan membangun jaringan komunikasi kepada masyarakat dan mengeluarkan kebijakan antara lain dengan strategi pendampingan bagi Pemerintah Desa dan Lembaga-Lembaga yang ada di pemerintah pedesaan dengan mengeluarkan kebijakan yang berdasarkan pada Keputusan Bupati Malinau Nomor 410/k.15/2013 tentang pengangkatan dan penempatan tenaga Satuan Petugas Gerakan Desa Membangun Kabupaten Malinau tahun 47

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 3, Nomor 1, 2015: 46-60 2013. Dengan tugas pokok Satuan Tugas Gerakan Desa membagun sebagai pendamping dan membantu Aparatur pemerintahan Desa dalam menyelengarakan pemerintahan Desa. Satuan tugas Gerakan Desa Membangun adalah Personil yang ditempatkan dan ditugaskan di desa-desa dalam rangka memberikan pendampingan kepada Pemerintahan Desa dan Lembaga-Lembaga yang ada di Desa dalam melaksanakan program Gerakan Desa Membangun. Satuan Tugas gerakan desa membangun ini juga dalam dalam penempatannya mengunakan sistem rolling satu tahun sekali dari satu desa ke desa lainya dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan Desa. Dari evaluasi di lapangan, diakui Kepala BPMD Malinau, Pasalnya, masih terdapat sejumlah satgas yang menjadikan kegiatan ini hanya sebagai ladang pekerjaan untuk mendapatkan gaji. Padahal, dalam melaksanakan tugas sebagai Satgas, dibutuhkan semangat dan tanggungjawab yang sungguh-sungguh dalam turut serta membangun Bumi Intimung (Julukan Kabupaten Malinau) dan juga melayani masyarakat maupun menyelesaikan tugas yang diberikan oleh atasan nya (BPMD), selaku yang menempatkan sehingga tidak berjalan secara optimal menjalankan apa yang telah menjadi tugas pokok dan fungsi Satuan Tugas Gerakan Desa Membangun tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait Pelaksanaan Tugas Pokok Dan Fungsi Satuan Tugas Gerakan Desa Membangun sebagai pendamping aparatur desa di pulau sapi di Kecamatan Mentarang kabupaten Malinau Kerangka Dasar Teori Kebijakan Publik Pengertian Kebijakan Kebijakan adalah terjemahan kata inggris policy yang tidak dapat dipisahkan dari pengertian politik. Kebijakan adalah serangkaian kegiatan yang dipilih seseorang dan kelompok orang yang dapat dilaksanakan serta mempunyai pengaruh yang besar terhadap sejumlah besar orang dalam rangka mencapai satu tujuan tertentu. menurut Mac Rae dan Wilde kebijakan dalam Irfan Islamy (4:1999) memberikan pengertian kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang dipilih yang mempunyai arti penting dalam mempengaruhi sejumlah besar orang. Sedangkan menurut Amara Raksasatya dalam Gregorius Gery (2014:12) kebijakan adalah suatu taktik dan strategi yang di arahkan untuk mencapai suatu tujuan,ada (3) unsur dalam teori kebijakan menurut Amara : a) Identifikasi tujuan yang akan dicapai b) Strategi untuk mencapainya 48

Pelaksanaan Tupoksi Satgas Gerdema Di Kabupaten Malinau (Okta Elviani A) c) Penyedian berbagai input atau masukan yang memungkinkan pelaksanaanya Ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan mengandung arti : a) Hasil produksi keputusan yang diambil dari komitmen bersama b) Adanya formulasi c) Pelaksanaannya adalah orang-orang dalam organisasi d) Adanya prlilaku yang konsisten bagi para pengambil keputusan dan pelaksanaannya. Dalam hal ini kebijakan yang diambil dan dilakukan oleh orang-orang tertentu yang memiliki kemampuan untuk melakukan suatu tindakan tertentu, misalnya kebijakan yang dibuat oleh pejabat, instansi-instansi pemerintahan atau kelompok-kelompok tertentu, yang mempunyai legelitas dalam peranannya. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kebijakan adalah keputusan yang dibuat pemerintah atau lembaga yang berwenang untuk memecahkan masalah atau mewujudkan tujuan yang diinginkan masyarakat, tujuan itu akan terwujud jika ada faktor-faktor pendukung (input). 49 Kebijakan Publik kata publik mempunyai dimensi arti yang agak banyak, secara sosiologis kita tidak boleh menyamakannya dengan masyarakat. Perbedaan pengertiannya adalah masyarakat diartikan sebagai sistem antara hubungan sosial dimana manusia hidup dan tinggal secara bersama-sama. Didalam masyarakat tersebut terdapat norma-norma atau nilai-nilai tertentu yang mengikat atau membatasi kehidupan anggota-anggotanya. Dilain pihak kata publik diartikan sebagai kumpulan orang-orang yang menaruh perhatian, minat atau kepentingan yang sama. Tidak ada norma atau nilai yang mengikat/membatasi prilaku publik sebagaimana halnya pada masyarakat,karena publik itu sulit dikenali sifat-sifat kepribadiannya (identifikasinya) secara jelas. Kebijakan pablik juga merupakan serangkaian tindakan yang dipilih dan dialokasikan secara sah oleh pemerintah atau negara kepada seluruh anggota masyarakat yang mempunyai tujuan tertentu demi kepentingan publik. Defenisi kebijakan publik seperti tersebut diatas mempunyai tujuan diatas memiliki implikasi sebagai berikut : 1. Kebijakan publik itu terbentuk pilihan tindakan-tindakan pemerintah. 2. Tindakan-tindakan pemerintah itu dialokasikan kepada seluruh

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 3, Nomor 1, 2015: 46-60 masyarakat sehingga bersifat mengikat. 3. Tindakan-tindakan pemerintah itu mempunyai tujuan-tujuan tertentu 4. Tindakan-tindakan pemerintah itu selalu di orientasikan terhadap terpenuhinya kepentingan publik Manajemen Publik Pengertian Manajemen Manajemen adalah suatu hal yang dilakukan oleh para mmanajer dalam upaya merekauntuk mencapai produktivitas. Maka dengan demikian dapat kita menyatakan proses manajemen sebagai proses perencanaan,perorganisasian memimpin dan pengawasan penggunaan sumber-sumber daya guna mencapai tujuan atau sasaran organisasi yang bersangkutan J.Winardi ( 2004 ) Dalam perkembangan ilmu manajemen menurut G.R.Terry dan G.franklin dalam J.Winardi (2004:23) kita mengenal apa yang dinamakan mazhab proses manajemen (the management process school), proses manajemen mempunyai aplikasi universal. Manajemen Publik Manajemen berbasis kinerja merupakan salah satu bagian reformasi manajemen sektor publik atau dikenal dengan istilah new public management yang dilakukanoleh negara-negara maju di Eropa dan Anglo-Amerika sejak tahun 1980an. Fokus manajemen bebasis kinerja adalah pengukuran outcome (hasil). Manajemen kinerja sektor publik juga merupakan upaya untuk mewujudkan good comporate dan public governance. Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas kinerja sektor public, organisasi sektor publik,organisasi sektor publik dituntut untuk membuat sistem akuntabilitas berbasis kinerja sebagai sarana untuk memeberikan informasi kinerja kepada masyarakat dan stakeholder lainnya. Manajemen kinerja membutuhkan proses sistematis. Untuk itu,perlu dibuat desain sistem manajemen kinerja yang tepat untuk mencapai kinerja sistem yang optimal. Sistem merupakan serangkaian prosedur, langkah atau tahap yang tertata dengan baik. Demikian juga sistem manajemen kinerja sektor publik juga mengandung prosedur langkah dan tahap yang membentuk siklus kinerja Mahmudi ( 2013:16 ). Tahap-tahap sistem manajemen kinerja tersebut meliputi: a) Tahap perencanaan kinerja b) Tahap pelaksanaan kinerja c) Tahap penilaain kinerja 50

Pelaksanaan Tupoksi Satgas Gerdema Di Kabupaten Malinau (Okta Elviani A) d) Tahap review kinerja e) Tahap perbaikan kinerja Pengertian Pelaksanaan ( Actuating ) Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini, George R. Terry (2004) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut. Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika: a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan, b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan. Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis. Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut: 1.Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan 2. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan 3. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan 4. Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi. 51

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 3, Nomor 1, 2015: 46-60 Konsep Tugas Pokok dan Fungsi Tugas Pokok Adapun tugas menurut para ahli, yaitu Dale Yoder dalam moekijat (1998:9), The Term Task is frequently used to describe one portion or element in a job (Tugas digunakan untuk mengembangkan satu bagian atau satu unsur dalam suatu jabatan). Sementara Stone dalam Moekijat (1988:10), mengemukakan bahwa A task is a specific work activity carried out to achieve a specific purpose (Suatu tugas merupakan kegiatan pekerjaan khusus yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu). Tugas merupakan kegiatan spesifik yang dijalankan dalam organisasi yaitu menurut John & Mary Miner dalam Moekijat (1988:10), menyatakan bahwa Tugas adalah kegiatan pekerjaan tertentu yang dilakukan untuk suatu tujuan khusus. Sedangkan menurut Moekijat (1988:11), Tugas adalah suatu bagian atau satu unsur atau satu komponen dari suatu jabatan. Tugas adalah gabungan dari dua unsur (elemen) atau lebih sehingga menjadi suatu kegiatan yang lengkap. Fungsi David F. Smith dalam Gibson, Ivancevich, dan Donelly (1984:37) menjelaskan mengenai hubungan antara pekerjaan pegawai, yang dalam hal ini berupa tugas pokok dan fungsi dengan efektivitas pegawai, bahwa : Selain masalah praktis dalam hubungan dengan desain pekerjaan, yaitu berkaitan dengan keefektifan dalam istilah ekonomi, politik, dan moneter, akan tetapi pengaruh yang terbesar berkaitan dengan keefektifan sosial dan psikologis pegawai. Pekerjaan dapat menjadi sumber tekanan psikologis dan bahkan gangguan mental dan fisik terhadap seorang pegawai selain sisi positif dari pekerjaan yaitu dapat menghasilkan pendapatan, pengalaman hidup yang berarti, harga diri, penghargaan dari orang lain, hidup yang teratur dan hubungan dengan orang lain. Penjelasan tersebut di atas dapat kita simpulkan bahwa pekerjaan ataupun TUPOKSI yang ditetapkan untuk suatu jabatan sangat berpengaruh secara langsung terhadap efektivitas pegawai. Efektivitas pegawai dapat dinilai melalui pelaksanaan tugas-tugasnya secara benar dan konsisten. Tugas pokok dan fungsi pegawai merupakan jabaran langsung dari tugas dan fungsi organisasi kedalam jabatan yang dianalisis. Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan tugas pokok dan fungsi yang tepat dan jelas demi meningkatkan efektivitas pegawai dalam upaya pencapaian tujuan organisasi, upaya awal yang harus dilakukan yaitu melaksanakan proses analisis 52

Pelaksanaan Tupoksi Satgas Gerdema Di Kabupaten Malinau (Okta Elviani A) pekerjaan, yaitu proses pengumpulan data organisasi mengenai berhubungan dengan pekerjaan. Satuan Tugas Satuan Tugas (Satgas) Gerakan Desa Membangun (Gerdema) atau Satgas Gerdema yang dibentuk pemerintah, ditugaskan untuk mengawal pelaksanaan program Gerdema di desa-desa. sekaligus pembinaan antara lain terhadap aparat, termasuk masyarakat desa terkait dengan konsep dan pelaksanaan Gerdema Satgas dibentuk untuk mengawal keberhasilan Gerdema, menurut Bupati Yansen TP. Ditegaskan bupati, selama program Gerdema menjadi model pembangunan di Malinau dan sebelum Gerdema sukses diwujudkan di desa maka selama itu pula Satgas Gerdema ada dan bertugas. Penegasan bupati demikian sekaligus menjawab pertanyaan sejumlah pihak terkait dengan masa tugas Satgas Gerdema. Menurutnya, Gerdema dinyatakan berhasil dilaksanakan di desa jika desa tersebut mampu mewujudkan 13 indikator keberhasilan konsep pembangunan tersebut. Yang utama, jelas bupati, ialah berjalannya fungsi-fungsi kepemerintahan di desa. Dan Bupati mengeluarkan kebijakan berdasarkan kepada Keputusan Bupati Malinau Nomor 410/k.15/2013 tentang pengangkatan dan penempatan tenaga Satuan Petugas Gerakan Desa Membangun Kabupaten Malinau tahun 2013 mengenai kewajiban satgas adalah sebagai berikut : a. Mendampingi Pemerintah Desa dalam operasionalisasi Gerakan Desa Membangun melalui pendampingan dalam kegiatan kegiatan antara lain : 1. Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes), 2. Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes), 3. Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa(Musrenbangdes), 4. Penyusunan Dokumen dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), 5. Penyusunan peraturan peraturan di tingkat Desa (seperti Perdes, Perkades, Keputusan Kepala Desa, dan lain-lain), Melaksanakan inisiasi awal perencanaan bekerjasama dengan LP3MD, perumusan usulan usulan yang dilaksanakan pada Forum Perencanaan Partisipasi Pembangunan Desa, sebelum dilaksanakannya Musrenbangdes. b. Membantu dan mendampingi Pemerintah Desa dalam mengorganisir pelaksanaan program program pembangunan di Desa. c. Membantu dan mendampingi Pemerintah Desa dalam menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kegiatan pembangunan di Desa. 53

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 3, Nomor 1, 2015: 46-60 54 d. Membantu dan mendampingi Pemerintah Desa dalam menyusun tata kelola administrasi dan keuangan desa sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. e. Membantu dan mendampingi Pemerintah Desa dalam mengakselerasikan dan mengkoordinasikan program program Desa kepada Satuan Kerja Pemerintah Derah (SKPD) Kecamatan dan Kabupaten. f. Membantu dan mendampingi Pemerintah Desa dalam melakukan Evaluasi terhadap program program yang telah dilaksanakan. Gerakan Desa Membangun Berdasarkan kepada Keputusan Bupati Malinau Nomor 410/k.15/2013 tentang pengangkatan dan penempatan tenaga Satuan Petugas Gerakan Desa Membangun Kabupaten Malinau tahun 2013 mengenai kewajiban Satgas ini bertujuan untuk mengawali program Gerakan Desa membangun (GERDEMA) yang di dasarkan pada tekad atau semboyan Malinau Maju Sejahtra yang mengandung sprit untuk mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Malinau agar bersama-sama berubah dalam meraih kemajuan dan kesejahtraan. Berubah untuk maju dan maju untuk menggapai kesejahtraan. Berubah untuk mengejar ketinggalan, maju mengatasi kemiskinan dan kesejahtra dengan meningkatnya kehidupan sosial ekonomi rakyat. Semboyan ini dapat di capai jika ada komitmen bersama untuk menenpatkan kepercayaan yang sepenuhnya kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi yang harus menikmati kesejahtraan. Gerdema merupakan paradigma baru pembangunan Kabupaten Malinau, bahkan Model Gerdema ini merupakan spirit baru dan lebih tajam serta fokus dalam menangani desa, dibandingkan dengan model pendekatan pembangunan desa yang perna di indonesia, yaitu suatu model pembangunan yang dilakukan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Metode Penelitian Jenis Penelitian Dalam Penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif seperti yang dijelaskan oleh sugiyono (2005:1) metode penelitian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneleti objek yang alamiah, dimana peneliti adalah instrument kunci dan hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi sehingga dapat digambarkan kegiatan dari Pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi Satgas Gerakan Desa Membangun (Gerdema) sebagai pendamping Aparatur Desa di Desa Pulau Sapi Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau.

Pelaksanaan Tupoksi Satgas Gerdema Di Kabupaten Malinau (Okta Elviani A) Fokus Penelitian Fokus penelitian dalam sebuah penelitian yang di maksudkan untuk membatasi studi. sehingga dengan pembatasan studi tersebut akan mempermudah peneliti dalam mengambil data dan mengelolanya sehingga menjadi kesimpulan. Penjelasan tersebut yang menjadi fokus penelitian ini adalah : 1. Tugas pokok dan fungsi Satgas gerakan Desa Membangun ( Gerdema ) sebagai pendamping aparatur Desa Pulau Sapi Kecamatan Mentarang Kabupaten Malinau : a. Mendampingi Pemerintah Desa dalam operasionalisasi Gerakan Desa Membangun b. Membantu dan mendampingi Pemerintah Desa dalam mengorganisir pelaksanaan program program pembangunan di Desa. c. Membantu dan mendampingi Pemerintah Desa dalam menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kegiatan pembangunan di Desa. d. Membantu dan mendampingi Pemerintah Desa dalam menyusun tata kelola administrasi dan keuangan desa sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku. e. Membantu dan mendampingi Pemerintah Desa dalam mengakselerasikandan mengkoordinasikan program program Desa kepada Satuan Kerja Pemerintah Derah (SKPD) Kecamatan dan Kabupaten. f. Membantu dan mendampingi Pemerintah Desa dalam melakukan Evaluasi terhadap program program yang telah dilaksanakan. Sumber Data dan Jenis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan key informan dan informan sebagai sumber memperoleh data untuk penulisan skripsi ini. Narasumber key informan dan informan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Key informan (informasi kunci) adalah : a. Kepala BPMD Kabupaten Malinau b. Kasubbag penyusun Program BPMD Kabupaten Malinau c. Kasubbag Umum dan Kepegawaian BPMD Kabupaten Malinau d. Satgas gerdema Desa Pulau Sapi 2. Informan (informasi) adalah : a. Kepala Desa Pulau Sapi b. Sekretaris Desa Pulau Sapi 55

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 3, Nomor 1, 2015: 46-60 Teknik Pengumpulan Data Untuk menghimpun data dilapangan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikiut : 1. Studi Kepustakaan (liberary Research) 2. Penelitian Lapangan (field work research),yaitu meliputi : a. Observasi b. Wawancara/ Interview c. Studi dokumentasi Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu dengan mendeskripsikan serta menganalisis data yang telah diperoleh dan selanjutnya dijabarkan dalam bentuk penjelasan sebenarnya. Analisis data yang digunakan adalah analisis data model alir melalui tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data (Data collection) 2. Penyederhanaan data (Data Reduction) 3. Penyajian Data (Data Display) Penarikan Kesimpulan (Conclucion Drawing) Hasil Penelitian 1. Mendampingi Pemerintah Desa dalam operasionalisasi Gerakan Desa Membangun Satgas Gerdema dalam oprasionalisasi Gerakan Desa Membangun dapat dikatakan pula bahwa tahapan dan langkah-langkah yang ditempuh Satgas Gerdema dalam mendampingi Aparatur pemerintah desa menyusun program setiap musyawarah serta melibatkan seluruh unsur yang terkait hal-hal yang direncanakan kemudian dengan mengarahkan untuk menetapkan rencana yang prioritas untuk dilaksanakan dan membantu ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi kegiatan untuk melihat kemajuan yang telah di capai berdasarkan pengakuan masyarakat. Aparatur pemerintah desa sangat senang dengan proses pendampingan sedemikian rupa walaupun diakui oleh Satgas Gerdema setempat bahwa terkadang masyarakat memikirkan program yang ditetapkan bersama belum nampak terealisasi serta kurang kerjasama yang baik antara lembaga pemerintah desa dengan Apartur Pemerintah Desa. 56

Pelaksanaan Tupoksi Satgas Gerdema Di Kabupaten Malinau (Okta Elviani A) 2. Membantu Dan Mendampingi Pemerintah Desa Dalam Mengorganisir Pelaksanaan Program-program pembangunan Di Desa Proses pengorganisiran yang dilakukan oleh Satgas Gerdema Kabupaten Malinau adalah dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 tahun 2007, Keputusan Bupati Malinau Nomor 410/05/k.543/2011 dan Keputusan Kepala BPMD Kabupaten Malinau Nomor 17 tahun 2011 namun juga memperhatikan situasi dan kondisi tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada satgas Gerdema dengan tetap mengedepankan tujuan program Pemerintah Kabupaten Malinau yang berorientasi pelayan publik dan program pembangunan di Desa. Satgas Gerdema dalam mendampingi dan membantu mengorganisir kegiatan di Desa pulau Sapi senantiasa memperhatikan keefektifan dan efesiensi bentuk dan cara layanan yang diberikan kepada masyarakat dengan tetap memperhatikan tujuan utama program Desa Pulau Sapi secara keseluruhan. 3. Membantu dan Mendampingi Pemerintah Desa Dalam Menyusun Laporan Pelaksanaan Kegiatan-Kegiatan Pembangunan di Desa melakukan pendampingan ksusunya menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan yang ada di Desa Pulau Sapi Satgas Gerdema selalu memberi dorongan motivasi kepada Aparat Desa yang di tugaskan untuk penyusunan laporan agar dapat diselesaikan dengan tepat waktu dan sesuai alur serta memahami bagaimana penyusunan laporan kegiatan pembangunan di Desa sehingga nanti pada saat melakukan tugas yang sama mereka dapat mengerti serta mengedepankan kemampuan Aparur Desa yang akan didampinginya dalam hal mengelola administrasi khususnya sehingga diyakini lebih besar pengarunya dari pada kompensasi yang besar, mengedepankan kinerjanya dan kerja sama yang saling menghormati dan menghargai serta mengutamakan kepentingan pelayanan kepada masyarakat menjalin komunikasi yang baik serta disamping itu pula tetap menutamakan kewibawaan seorang yang diberi kepercayaan membimbing. Dimana hal ini adalah syarat utama dalam fungsi manajemen khususnya mengenai pendampingan penyusunan laporan kegiatan pembangunan di Desa. 57

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 3, Nomor 1, 2015: 46-60 4. Membantu dan Mendampingi Pemerintah Desa Dalam Menyusun Tata Kelola Administrasi dan Keuangan Desa sesuai dengan Prosedur dan Peraturan yang Berlaku Dalam soal pendampingan penyususnan tatakelola administrasi dan keuangan sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku Satgas hanya memberi pemahaman dan mendampingi Aparat Desa dalam penyusunan administrasi Desa serta mendampingi dalam menyelesaikan dokumen belanja langsung ataupun tidak langsung kemudian mengarahkan Aparat Desa dalam mengelola administrasi Desa mengunakan alur yang tertib administrasi tertib hukum sehingga dalam pelaksanaan administrasi Desa lebih jelas serta terciptanya aparat-aparat desa yang profesional dengan demikian tujuan Pemerintah Kabupaten Malinau untuk mewujudkan masyarakt yang sejahtera dapat terwujud melalui proses pendampingan ini. 5. Membantu Dan Mendampingi Pemerintah Desa Dalam Mengaselerasikam Dan Mengkoordinasi Program-Program Desa Kepada Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) Kecamatan Dan Kabupaten Pada dasarnya proses hal membantu dan mendampingi Pemerintah Desa dalam Mengaselerasikan dan mengkoordinasi program-program Desa kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kecamatan dan Kabupaten adalah dengan cara membangun kerjasama yang baik dengan pihak pihak tiap SKPD kecamatan maupun Kbupaten kemudian Satgas Gerdema juga aktif untuk mengajak tiap kegiatan ataupun proram yang akan berjalan di Desa lebih dulu untuk mengkoordinasi kepada pihak SKPD yang bersangkutan agar aparatur pemerintah Desa pada saat melaksnakan kegiatan selanjutnya tidak salah arah kemudian program yang dijalankan jelas dan transparan bagi masyarakat. Satgas Gerdema di Desa Pulau Sapi dalam proses membantu dan mendampingi Pemerintah Desa dalam Mengaselerasikan dan mengkoordinasi program-program Desa kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Kecamatan dan Kabupaten sesuai dengan pedoman pelaksanaan pada intinya disesuaikan kebutuhan berdasarkan aturan yang jelas dan dapat direalisasikan sesuai tupoksi tujuan dan sasaran yang ingin dicapai bersama dapat berjalan selaras dengan satuan kerja prangakat daerah (SKPD) kecamatan dan kabupaten dapat terlaksana dengan baik. 58

Pelaksanaan Tupoksi Satgas Gerdema Di Kabupaten Malinau (Okta Elviani A) 6. Satgas Gerdema Membantu dan mendampingi pemerintah desa dalam melakukan evalu asi terhadap program-program yang telah dilaksanakan 59 Satiap program yang berlagsung di dalam Desa Satgas Gerdema ikut mengawali kegiatan tersebut kemudian yang dilakukan Satgas Gerdema Desa Pulau Sapi pada saat evaluasi kegiatan APBDes yang telah dilaksanakan agar Aparat Desa pada saat pembuatan Adminstrasi dan penyelengaraan Administrasi Desa bisa paham yang mana kebutuhan sesunguhnya dan mana yang merupakan keinginan, Satgas juga memberi masukan kepada Aparatur pemerintah Desa ketika terjadi penyimpangan atau kesalahan untuk dapat memperbaikinya. Selain itu juga memberikan motivasi kepada Aparat Desa dengan maksimal. KESIMPULAN 1. Pelaksanaan Tupoksi Satgas Gerdema sebagai pendamping Pemerintah Desa. Berpedoman kepada Surat Keputusan Bupati Malinau Nomor 410/K.15/2013 tentang pengangkatan dan penempatan tenaga Satgas Gerdema Kabupaten Malinau tahun 2013. 2. Satuan Tugas (Satgas) Gerakan Desa Membangun (Gerdema) atau Satgas Gerdema yang dibentuk pemerintah, ditugaskan untuk mengawal pelaksanaan program Gerdema di desa-desa. sekaligus pembinaan antara lain terhadap aparat, termasuk masyarakat desa terkait dengan konsep dan pelaksanaan Gerdema Satgas dibentuk untuk mengawal keberhasilan Gerdema Daftar Pustaka Anonimous, 2006. Undang-Undang Otonomi Daerah 2006. Jakarta: Pressindo. BPMD, 2012. Buku Pedoman pelaksanaan tugas bagi satuan tugas (Satgas) Gerakan Desa Membanggun ( Gerdema ), Kabupaten Malinau Gibson, Ivancevich. 1984. Organisasi dan Manajemen Perilaku Struktur Proses. Jakarta: Penerbit Erlangga..... Donnelly, 1996. Organisasi Perilaku Struktur Proses. (Alih Bahasa : Agus Darma), Jakarta: Penerbit Erlangga., &..., 1996, Organisasi : Perilaku, Struktur, Proses, Edisi Kedelapan Jilid Satu, Terjemahan Nunuk Ardiani, Jakarta : Binarupa Aksara. Islami Irfan,1999.kebijakan publik. jakarta. Universitas terbuka J.Winardi,2004. Manajemen prilaku organisasi. Jakarta.prenada Media Mahmudi,2013. Manajemen kinerja sektor publik. Yogyakarta, Unit Terbit dan pencetakan Sekolah tinggi ilmu manajemen YKPN

ejournal Pemerintahan Integratif, Volume 3, Nomor 1, 2015: 46-60 Moekijat. 1988. Pengembangan Organisasi. Bandung: PT. Rosda Karya Moeleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Rachman, Maman. 1999. Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian. Semarang: IKIP Semarang Press. Said, Mas'ud. 2005. Arah Baru Otonomi Daerah di Indonesia. Jakarta: UMM Press. Subagyo, Joko. 2004. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA. Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa. Jakarta: Rajawali Pers. Yansen TP, 2013. Gerakan Desa Membangun, Sebuah Ide Tentang Pembanggunan Desa, Pt Donar Wijaya Christian, Allan.2013. Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Bappeda dalam pembangunan di Kabupaten Malinau. Samarinda, Fisipol-Unmul. Gerry,Gregorius.2014. Evaluasi peraturandaerah nomor 4 tahun 2010tentang perubahan status kampung menjadi kelurahan simpang raya kecamatan barong tongkok dan kelurahan melak ulu kecamatan melak kabupaten kutai barat. Fisipol-Unmul. Dokumen keputusan bupati malinau nomor 410/k.15/2013 tentang pengangkatan dan penempatan tenaga satgas gerdemakabupaten malinautahun 2013 Humas protokol sekretariat kabupatan Malinau, 2011. Paradigma Baru penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Malinau priode 2011-2016. Malinau Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 tentang Tahun 2007 Pedoman Umum Tata Cara Pelaporan dan Pertanggungjawaban Penyelenggaraan Pemerintahanan Desa. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Sumber Internet http://www.malinau.go.id/berita-200-bpmd-berhentikan-enam-satgas.html http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2205936-pengertianpelaksanaan-actuating/#ixzz28cwdx1hz http://www.korankaltim.com/satgas-wajib-kawal-pelaksanaan-gerdema/ 60