BAB I PENDAHULUAN. cepat. Hal ini menjadikan satu perubahan yang cukup besar di dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai macam produknya kepada masyarakat. Berkembangnya industri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

; pesan yang menawarkan suaty produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Stasiun televisi pertama di Indonesia adalah TVRI (Televisi R

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, termasuk perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi melalui internet. Namun Koran

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Semakin bermunculannya stasiun-stasiun televisi swasta baru di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. satunya melalui media massa, seperti televisi, radio, internet dan surat kabar.

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi yang cepat dan mampu menjangkau khalayak telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri merupakan proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya

BAB I PENDAHULUAN. maupun media elektronik mengalami kemajuan yang sangan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam mengkomunikasikan produk atau jasa kepada masyarakat,

BAB V PENUTUP Kesimpulan

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dibanding dengan makhluk lainnya, karena manusia memiliki naluri dan akal

BAB I PENDAHULUAN. media atau khalayak menggunakan media sebagai pemuas kebutuhannya. Sumber

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi informasi saat ini, keberadaan informasi menjadi hal

BAB I PENDAHULUAN. televisi sebagai audio visual menjadikan pemirsa mampu menyaksikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak persaingan bisnis antar perusahaan yang semakin ketat dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan berkembangnya ilmu kehumasan, dapat kita lihat. bersama tumbuh kembangnya suatu organisasi tergantung bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. turut merubah peradaban manusia. Bukan hanya itu, teknologi juga merubah

PETA MEDIA INDONESIA. Dyan Rahmiati. Mata kuliah : Hukum Media Massa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UB

BAB I PENDAHULUAN. kepada khalayak. Media adalah salah satu unsur terpenting dalam komunikasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan bidang informasi dan komunikasi telah melahirkan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Dari awal terciptanya manusia, yang dilahirkan dengan sebutan human social

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pesat teknologi telekomunikasi dan informasi di penghujung

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan warna tersendiri dalam dunia penyiaran Indonesia. Dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Situasi pertumbuhan industri tercermin dari pasar otomotif yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. media massa yang sudah biasa sehari-harinya. Hal ini terbukti dengan. menjadi kebutuhan sekaligus hiburan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC)

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran paling dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan menggunakan pemancar maka teleivisi dapat menerima input gambar bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan hal penting untuk dapat berinteraksi dengan orang lain maupun

BAB I PENDAHULUAN. bukunya Services Marketing: People, Technology, Strategy (2012:29),

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pemasaran merupakan segala kegiatan usaha untuk membujuk,

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya media massa masyarakat pun bisa dapat terpuaskan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB I PENDAHULUAN. promosi atau media komunikasi yang sangat penting. Dalam. perkembangannya Public Relations memiliki berbagai macam definisi dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian konsumen. Oleh karena itu, untuk memperkenalkan produk tersebut,

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN. dengan mampu mengelola dan menyampaikan informasi kepada konsumennya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. media massa karena sifatnya yang lebih efisien dan cepat. Media massa kini tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang berada di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan sekalipun sangat

BAB I PENDAHULUAN. tanpa butuh waktu lama, tenaga yang besar ataupun biaya mahal. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tetapi bisa juga melalui wadah media seperti majalah, koran, internet, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu

BAB I PENDAHULUAN. semua masyarakat memiliki alat atau media massa elektronik ini. Program

BAB I PENDAHULUAN. berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebebasan pers Indonesia ditandai dengan datangnya era reformasi dimulai

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini adalah sarana elektronik yang paling digemari dan dicari

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pemasaran terpadu televisi swasta pada Kompas TV baik dalam perancangan,

BAB I PENDAHULUAN. Periklanan merupakan salah satu kegiatan promosi yang banyak dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media cetak dan elektronik dewasa ini sangat berkembang di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat. Saat ini, tercatat ada sekitar 800. distro di sejumlah kota di Indonesia 1.

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai acara menarik yang dimiliki oleh masing-masing channel

KOMUNIKASI PEMASARAN. Pertemuan 9

BAB I PENDAHULUAN. teresterial (gratis) maupun televisi berlangganan. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap daerah. Perkembangan ini dibuktikan dengan semakin banyaknya surat kabar yang

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

BAB II OBYEK DAN WILAYAH PENELITIAN. Peneliti akan mencoba memaparkan obyek dan wilayah penelitian dari penelitian

Menurut saya dua perusahaan dibidang pertelevisian ini mendominasi persaingan. Karena lebih dari orang telah melamar ke Trans TV dan Trans-7,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat menuntut semua. pihak, baik individu, kelompok, maupun perusahaan menyesuaikan diri.

TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAJALAH PADA ERA DIGITAL. Oleh: Tri Diah Cahyowati, MSi. Morissan, M.A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. vindonesia ke-17 pada tanggal 17 Agustus Siaran langsung itu masih

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era digital saat ini, masyarakat Indonesia telah menjadi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa globalisasi saat ini, dengan dukungan kemudahan informasi dan komunikasi, menuntut segala sesuatunya bergerak secara cepat. Hal ini menjadikan satu perubahan yang cukup besar di dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat tidak tergantung lagi pada satu media sebagai sumber informasinya. Mereka dapat memilih dan memilah setiap informasi yang mereka dapatkan dari setiap media. Kehadiran teknologi baru yaitu internet dan media sosial, mengubah pemetaan media konvensional. Media konvensional seperti televisi harus berupaya untuk menghadirkan tayangan program acara yang sesuai dengan kebutuhan konsumen di tengah maraknya penggunaan alat komunikasi berbasis internet. Berikut ini adalah data pengguna internet dari Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia yang menandakan bahwa semakin banyaknya pengguna internet. Adanya internet di tengah masyarakat mengubah pola konsumsi media yang mereka gunakan. Mereka sangat bergantung pada internet karena kemudahan dalam mengaksesnya. Data di bawah ini 1

diambil dari informasi yang disebarkan melalui internet 1 yang diakses pada tanggal 11 April 2014. Gambar 1.1 Grafik Pengguna Internet Indonesia Sumber: www.apjii.or.id Fakta di atas di perkuat dengan adanya pemberitaan dari sumber lainnya yang terdapat di internet juga berkaitan dengan penggunaan 1 www.apjii.or.id diakses pada 11 April 2014 pukul 13.00 WIB. 2

media sosial di Indonesia 2 yang diakses pada tanggal 11 April 2014. Ketua APEC Bisnis Advisory Council (ABAC) Wisnu Wardhana menuturkan, penggunaan media sosial bisa meningkatkan perekonomian negara. Menurut Wisnu, penggunaan jejaring sosial yang sedang marak saat ini, berpotensi mendorong ekonomi negara lebih maju. Wisnu mengatakan masyarakat Indonesia pengguna facebook nomor 2 di dunia terbanyak dan pengguna twitter nomor 5 terbanyak di dunia. Data jumlah pengguna internet di Indonesia menunjukkan terdapat kenaikan jumlah pengguna internet setiap tahunnya. Mengutip dari buku Teori Komunikasi Massa Mc Quail bahwa internet memiliki ciri utama yaitu berbasis komputer yang fleksibel. Komunikasi yang dilakukan dapat bersifat non personal. Adanya hubungan interaktif, memudahkan dalam mengaksesnya dan tidak tergantung lokasi merupakan keunggulan tersendiri dari internet. Dengan adanya seperti ini, media televisi semakin terhimpit dan terus berupaya agar tidak terpuruk dalam era perkembangan media komunikasi saat ini. Hal ini menjadi tantangan dan peluang tersendiri bagi industri televisi yang memiliki karakter tersendiri. Media televisi dapat menjadi saluran terpercaya akan sebuah informasi. Hal inilah yang 2 http://www.tribunnews.com/bisnis/2013/10/06/pengguna-twitter-terbanyakke-5-di-dunia-indonesia-berpotensi-maju diakses pada 11 April 2014 pukul 13.20 WIB. 3

menjadi peluang dalam penyebaran informasi. Dalam sisi lain masyarakat lebih menyukai media yang tidak memiliki batasan jelas seperti internet. Batasan antara privat dan publik menjadi satu. Pengaruh internet sangat besar bagi pemilihan informasi bagi masyarakat. Mereka lebih memilih internet dengan segala kemudahan mengaksesnya dibandingkan televisi. Di tengah persaingan antara media televisi dan internet, peta persaingan industri pertelevisian pun tidak kalah sengitnya. Di Indonesia sudah sebelas stasiun televisi mengudara secara nasional, belum lagi televisi lokal di masing-masing kota provinsi, dan daerah tingkat dua serta ditambah dengan siaran televisi kabel. Munculnya televisi di daerah mengakibatkan masyarakat dapat memilih siaran yang sesuai dengan apa yang mereka butuhkan. Perkembangan televisi daerah pun kian hari kian meningkat. Di sisi lain, televisi kabel pun menguasai 80% pangsa pasar yang ada di kota-kota besar seperti di Jakarta. Hal ini menggambarkan dinamika industri televisi nasional yang pada intinya ingin meraih keuntungan secara finansial di tengah-tengah himpitan persaingan dari berbagai hal. 4

Tabel 1.1 Peta Industri Media Massa ( cetak & elektronik ) No. Perusahaan Media Massa 1 MNC Group 2 3 Kompas Gramedia Group Elang Mahkota Teknologi Pemilik Media Massa Media Massa Cetak Online Televisi Radio Hary Tanoesoedibjo 7 1 20 22 Jacob Oetama Eddy Kusnadi Sariaatmadja 89 2 10 12-1 3-4 Mahkota Media Abdul Gani dan Erick Tohir 5-2 19 5 CT Group Chairul Tanjung - 1 2-6 Beritasatu Media Holding James Riady 10 1 2 - / Lippo Group 7 Media Group Surya Paloh 3-1 - 8 Visi Media Asia (Bakrie & Brothers) Anindya Bakrie - 1 2-9 Jawa Pos Group 10 MRA Media 11 Femina Group Dahlan Iskan dan Azrul Ananda 171 1 20 - Adiguna Soetowo dan 16 - - 11 Soetikno Soedarjo Pia Alisyahbana dan Mirta Kartohadiprodjo 14 - - 2 12 Tempo Inti Media Yayasan Tempo 3 1 1 1 13 Media Bali Post Satria Narada 8 2 9 8 Sumber: Internet 3 pada tanggal 11 April 2014. Sebelas televisi ini ternyata dikuasai beberapa grup pemilik seperti MNC yang menguasai MNC (tadinya TPI), Metro TV, Global TV dan RCTI. 3 http://media.kompasiana.com/new-media/2013/07/14/peta-bisnis-mediamassa-di-indonesia-pra-pemilu-2014-573468.html diakses pada 11 April 2014 pada pukul 13.45 WIB. 5

Transcorp menguasai Trans TV dan Trans 7, kemudian Bakrie Group menguasai ANTV dan TV One, SCTV dan IVM (Indosiar Visual Mandiri) dikuasai kelompok yang sama, disamping TVRI serta Net TV yang punya ijin siaran nasional. Hampir seluruh stasiun televisi di atas mengudara 24 jam setiap hari dan luar biasanya mereka punya banyak program yang ditayangkan walaupun ada yang harus rerun (ditayangkan ulang). Seluruh televisi menayangkan acara hiburan yang sesuai bagi setiap segmen konsumennya. Maka tidak mengherankan bila tayangan hiburan hampir mendominasi setiap stasiun televisi dengan menggunakan prime time. Kondisi di atas akan membuat tingkat persaingan pada industri pertelevisian semakin tinggi. Para pemilik stasiun pertelevisian, khususnya Kompas TV, yang dimiliki oleh Kompas Gramedia Group berusaha mengambil pangsa pasar lebih banyak dengan menggunakan berbagai strategi dalam memenangkan persaingan dan salah satunya adalah perlu bagi perusahaan untuk menerapkan pemasaran yang baik dalam mengkomunikasikan produk-produknya. Pemasaran merupakan faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan pemilihan produk di pasar. Aktivitas pemasaran bermula dari pengamatan kebutuhan konsumen, setiap produk atau jasa dijual untuk memenuhi kebutuhan seseorang. Pemasaran sendiri didefinisikan Kotler adalah sebagai suatu rangkaian proses untuk menciptakan, 6

mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan (Kotler, 2000: 8). Begitu juga dengan pemasaran terhadap produk stasiun pertelevisian, dimana perusahaan berusaha untuk mengkomunikasikan produk mereka kepada konsumen. Banyaknya merek produk stasiun pertelevisian menyebabkan tingginya persaingan. Sehingga peningkatan biaya iklan dan kegiatan promosi sebagai upaya merebut perhatian konsumen. Meskipun demikian, Kompas TV menyadari bahwa mengkomunikasikan produknya kepada konsumen dengan hanya mengandalkan iklan dan pemasaran konvensional tidak cukup. Konsumen setiap harinya mendapatkan informasi yang berbeda-beda dari media elektronik, media cetak, maupun media sosial Banyak stasiun televisi saling berlomba mengiklankan produk, sehingga sulit bagi mereka untuk tetap membuat konsumen sadar akan produk yang dikomunikasikan. Oleh karena itu, harus terdapat konsistensi dalam komunikasi dan memasarkan suatu produk atau jasa, sehingga tidak membuat konsumen menjadi bertanya-tanya tentang produk atau jasa yang dipasarkan atau dipromosikan. Untuk itu diperlukan suatu bentuk komunikasi pemasaran yang terintegrasi agar informasi yang diberikan oleh perusahaan tidak tumpang tindih. 7

Pada umumnya, komunikasi pemasaran suatu perusahaan dirancang agar konsumen mengetahui adanya produk yang dihasilkan perusahaan tersebut, mendorong pembelian, dan menimbulkan sikap yang positif terhadap produk. Namun hal ini menjadi banjir informasi yang memanjakan konsumen dan menjadi tidak efektif karena konsumen cenderung menurun kemampuannya dalam mengingat pesan yang telah dilihat dan didengar. Perubahan karakteristik dari tingkah laku konsumen ini (consumer behavior) dimana konsumen tidak suka untuk dipaksa dalam melihat iklan. Serta tidak efektifnya penggunaan media iklan tradisional menciptakan konsep Integrated Marketing Communication (IMC) atau yang dikenal dengan istilah dalam bahasa Indonesia adalah Komunikasi Pemasaran Terpadu. Integrated Marketing Communication (IMC) mempunyai peran yang sangat penting bagi Kompas TV untuk melakukan pencitraan (image). Selain itu dengan komunikasi pemasaran dapat mengembangkan kesadaran konsumen terhadap produk/jasa yang dihasilkan oleh Kompas TV. IMC juga dapat meningkatkan keuntungan. Dengan kata lain, IMC dapat meningkatkan penjualan Kompas TV melalui beberapa alat komunikasi untuk menciptakan kesadaran bagi pelanggan. Setelah itu pelanggan sadar akan posisi merek Kompas TV, mereka dapat tertarik 8

dan akhirnya melakukan aksi dengan menonton Kompas TV. IMC membuat pesan lebih konsisten dan kredibel untuk satu tujuan yaitu membangun brand positioning Kompas TV.. Kompas TV mencitrakan dirinya sebagai TV Inspirasi Indonesia, dengan sejumlah program acara yang ditawarkan. Namun, ketatnya situasi persaingan usaha, perkembangan teknologi, dan perubahan perilaku konsumen membuat Kompas TV melakukan aktivitas IMC untuk mengukuhkan dirinya sebagai sebagai TV Inspirasi Indonesia. IMC pada Kompas TV mengakui nilai tambah dari suatu rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi. Peranan iklan media cetak-elektronik, personal selling, direct marketing, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat (public relations) serta interactive marketing digabungkan guna memberikan kejelasan, konsistensi serta dampak komunikasi yang maksimal untuk memproyeksikan posisi merek Kompas TV. Melalui kegiatan IMC, Kompas TV melakukan penempatan misi perusahaan atau penetapan sasaran organisasi dengan penekanan pada kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijaksanaan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama Kompas TV sebagai dapat tercapai. 9

Kompas TV telah mencoba untuk menerapkan Integrated Marketing Communication. Strategi ini memiliki peran kunci dalam membentuk citra sebuah merek, dan membangun positioning sebuah merek di benak konsumen. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, rumusan masalah utama yang hendak dikaji adalah Bagaimana Implementasi Integrated Marketing Communications (IMC) dalam Membangun Brand Positioning Kompas TV?. 1.3 Tujuan Penelitian Dengan melihat pada perumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguraikan implementasi Integrated Marketing Communications dan menjelaskannya dalam membangun brand positioning Kompas TV. 2. Memetakan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan dalam membangun brand positioning Kompas TV. 10

1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini disusun tentu karena memiliki sejumlah kegunaan baik bagi peneliti, pihak Kompas TV, maupun bagi para sivitas akademika UMN. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegunaan Akademis Dari segi akademis, penelitian ini berguna untuk pengembangan konsep yang berkaitan dengan Integrated Marketing Communication bagi sebuah organisasi. Selain itu, diharapkan juga penelitian ini dapat memberi masukan terhadap konsep yang telah ada. 2. Kegunaan Praktis Dari segi praktis, penelitian ini dapat menjadi referensi bagi industri dalam mengembangkan peranan Integrated Marketing Communication agar peran dan fungsinya dapat dimanfaatkan secara optimal bagi perusahaan. Dapat digunakan sebagai bahan masukan, dan pengetahuan bagi industri pertelevisian. Selain itu, penelitian ini juga dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan dan referensi bagi sivitas akademika ketika hendak melakukan penelitianpenelitian selanjutnya. Serta memberi wawasan, 11

pengetahuan, dan pengalaman dalam penerapan teori ke praktek yang sebenarnya. 12