Identifikasi wilayah rawan longsor dengan menggunakan ekstensi SINMAP dalam Arc View 3.3

dokumen-dokumen yang mirip
MEMBUAT PETA KETINGGIAN WILAYAH DENGAN ARC GIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN PROSEDUR ANALISA DENGAN ARCGIS

MODUL DASAR ArcGIS ver Pelatihan Software Himpunan Mahasiswa Sipil UNS

BAB 4 DIGITASI. Akan muncul jendela Create New Shapefile

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

3 MEMBUAT DATA SPASIAL

16) Setelah layer contour masuk pilihan, pada kolom height_field pilih Elevation, dan pada kolom tag_field pilih <None>. Klik tombol OK.

Masukkan CD Program ke CDROM Buka CD Program melalui My Computer Double click file installer EpiInfo343.exe

Penyusunan PETA RISIKO

BAB IV INPUT DATA SPASIAL (PARAMETER LAHAN KRITIS)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

BAB 3 KOREKSI KOORDINAT

BAB 3 TAHAPAN ZONASI DAERAH RAWAN LONGSOR DENGAN METODE SINMAP

MEMBUAT PETA POTENSI LONGSOR DAN RAWAN BANJIR BANDANG MENGGUNAKAN ArcGIS 10.0

12. DAERAH ALIRAN SUNGAI

BAB VI. Ringkasan Modul. Mengedit Data Vektor Membuat Setting Snap Menambah Feature Linier Menambahkan Feature Titik Menggunakan Koordinat Absolut

LAMPIRAN Menggabungkan Citra dari Wikimapia dengan metode Panavue; Metode Panavue. 2. Kemudian pilih File, lalu New Project

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

MAP VISION citrasatelit.wordpress.com MEI

MODUL PELATIHAN PELATIHAN PEMBANGUNAN INDEKS KERETANAN PANTAI

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pengenalan Dasar ArcGIS 10.2 JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

BAB II. Ringkasan Modul:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

Modul Pelatihan Membuat Peta Potensi Longsor dan Rawan Banjir Bandang

LOCUS GIS. Oleh : IWAN SETIAWAN

8. LAYOUT. Fixed zoom out / in, Zoom whole pages, 100%

TUTORIAL ARCVIEW BAB 1. Amir Rachman Syarifudin

I. Digitasi (Digitizing) Daftar Isi. 1) Aktifkan extension JPEG (JFIF) Image Support : FILE EXTENSIONS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dekstop Mapping (Bagian 1)

Modul Dasar Implementasi Sistem Informasi Geografis dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Sistem Informasi Geografi

Bab IV. Pengenalan ArcGIS

Instruksi Kerja Laboratorium Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya Lahan INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcGIS 9.3

Registrasi Image dengan ARC VIEW

2. GEO REFERENCING. A. Georeferencing menggunakan koordinat yang tertcantum dalam peta analog.

Registrasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

Sistem Tampilan Data

Modul Pelatihan Membuat Peta Potensi Longsor dan Rawan Banjir Bandang

Bab II Mendesain Peta

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

INSTRUKSI KERJA. PROGRAM ArcView 3.2

DIGITASI on screen Using Autodeskmap software.

Digitasi Peta. Practical Module Geographic Information System STMIK-STIKOM Balikpapan Firmansyah, S.Kom. Page 1

GIS Blog Indonesia Cara Melakukan Sinkronisasi antara ArcMap dengan Google Earth

Modul : Grass Pelajaran :Pengaturan GRASS Ikuti bersama: Mulai Proyek GRASS Baru BAB 12

Pedoman Pemetaan Geospasial Data Elektrifikasi Daerah

Menggambar dengan ArcView. Oleh : Tantri Hidayati S, M.Kom

Pengantar Saat ini terdapat beberapa aplikasi pemetaan yang digunakan di dunia baik yang berbayar maupun yang sifatnya gratis. Beberapa nama besar apl

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

No Titik JL (m) Azimuth (o) Slope(%) dst

2.1.1 Macam-macam Data pada GIS

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan ArcGis 9.3. a. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi

BAB IX. Ringkasan Modul:

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan aplikasi Arc View adalah :

Pengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS

SCREEN DIGITIZING. A. Digitasi Point (Titik)

3. DIGITASI ON SCREEN. 1. Pastikan data raster yang akan didigitasi telah melalui proses Geo Referencing

Praktikum M.K. Oseanografi Hari / Tanggal : Dosen : 1. Nilai PENGENALAN SURFER. Oleh. Nama : NIM :

Ailran sedimen dari lokasi titik tambang (contoh dari tambang mangan Timor Barat)

Bab II Mendesain Peta

10.1 Pelajaran: Menginstal dan mengatur Plugin

Membuat Layer dan Digitasi Peta

LAPORAN PRAKTIKUM SIG ACARA V MEMBUAT LAYOUT PETA

Bab IV File Geodatabase

MODUL 4 MENGHUBUNGKAN DATABASE DENGAN PETA

Membuat Long dan Cross Section

ARCVIEW GIS 3.3. Gambar 1. Tampilan awal Arcview 3.3

IX. DIGITASI ON SCREEN (Bagian I)

Praktikum 1 - Pengantar Quantum GIS

MODUL 3 IMPORT DATA DARI MAPINFO KE DATABASE. Praktikan dapat mengetahui cara meng-inport data dari MapInfo ke database pada PostgreSQL.

Prosedur Menjalankan Aplikasi Penjualan dan Perhitungan Biaya Produksi. (dengan Metode Job Order Costing pada PT. NUTECH PUNDI ARTA)

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjalankan sistem informasi ini adalah sebagai berikut : a. Processor Pentium III 1 Ghz

TUTORIAL GEO-SLOPE. Contoh Soal: Gambar Profil Lereng Tanah. Hitunglah Safety Factor stabilitas lereng jenis tanah diatas!

E-Trik Visual C++ 6.0

Setting Client Pada PC (OS Windows 7 SP1) Last Update: 19 Agustus 2015

5 BEKERJA DENGAN FEATURES

Dewa Putu Adikarma Mandala G Tutorial ERMapper

BAB IV MASTER PAGE Keuntungan Master Page

PENGOLAHAN IDENTIFIKASI MANGROVE

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... 1

Tutorial MongoDB. Kusumaningtyas Aditya Putri Tiara Ratna Sari Triyah Fatmawati


CARA MENGHITUNG CUT AND FILL ANTARA 2 KONTUR DENGAN PROGRAM LAND DESKTOP DEVELOPMENT

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

PEMBUATAN NETWORK DATABASE

BAB V ANALISIS SPASIAL

Visualisasi. Subjek Matter: 4.1 Membuat dan Menambah Field dan Record 4.2 Mengolah data atribute

VIEW. Menampilkan Data Spasial. - Mahasiswa dapat menampilkan data-data spasial dengan menggunakan software Arcview

TUGAS. Otomatisasi Arc Hydro Tools menggunakan ModelBuilder. SIG untuk Teknik Sipil dan Lingkungan. Mahasiswa: Vita Ayu Kusuma Dewi NRP.

Bab I Pengenalan ArcGIS Desktop

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

M O D U L PENYUSUNAN PETA STATUS KERUSAKAN TANAH

ZONASI INDEKS STABILITAS LERENG DENGAN SOFTWARE SINMAP I (Studi Kasus : Kecamatan Panti)

C. Prosedur Pelaksanaan

BAB I DATABASE ACCESS. Pada tahap awal kita akan membuat sebuah database yang terdiri dari 3 tabel yaitu

LATIHAN 3 : QUERY DATABASE

using ArcGIS Agus Wibowo MSc in IT for NRM Bogor Agricultural University

PEMODELAN SPASIAL UNTUK ANALISIS WILAYAH POTENSI LONGSOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SINMAP (STABILITY INDEX MAPPING) DI KABUPATEN BANDUNG

Transkripsi:

Identifikasi wilayah rawan longsor dengan menggunakan ekstensi SINMAP dalam Arc View 3.3 Oleh, Ardiansyah (Mahasiswa Geografi, Univ. Indonesia Tahun 2007) Sinmap merupakan salah satu ekstensi tambahan dalam softwere Arc View yang digunakan untuk mengidentifikasi wilayah rawan longsor dengan melihat stabil atau tidaknya tanah di suatu wilayah. Selain itu, SINMAP ini juga mampu menterjemahkan wilayah tingkat kelembapan tanahnya. Data yang digunakan adalah data ketinggian atau Data Elevation Model (DEM) yang berupa data raster. Dapat dikatakan, hasil identifikasi ini sebenarnya merupakan hasil analisis DEM menjadi tingkat kemiringa lereng (slope) dan aliran air (flow direction) dari suatu wilayah yang kemudian dengan pengolahan data raster dengan menerapkan model spasial diterjemahkan menjadi wilayah tingkat kestabilan dan tingkat kelembapan tanah. Untuk memperjelas lagi teori mengenai ekstensi SINMAP ini, silahkan akses : http://www.engineering.usu.edu/dtarb/sinmap.html Dalam mini tutorial singkat ini, kita akan berlatih bagaimana cara menggunakan ekstensi SINMAP untuk mengindentifikasi tingkat kestabilan dan kelembapan tanah di suatu wilayah. 1. Instalasi SINMAP dalam Arc View 3.3 Sebelum menggunakan ekstensi ini, pastikan ekstensi SINMAP anda telah terinstal dalam Softwere Arc View. Jika tidak, anda dapat mengunduh/download instalasi SINMAP yang berupa folder sinmap dari SINMAP website. Atau anda bisa mengunduhnya dari sini http://www.4shared.com/file/l-j8k2nk/lat_sinmap.html Folder sinmap yang telah didownload berisikan file sebagai berikut : - sinmap.dll - sinmap.avx Untuk menginstalnya, anda tinggal mengcopy file sinmap.dll tersebut ke dalam directory arcview/ext32, dan sinmap.avx ke dalam directory arcview/bin32. Setelah

mem-paste data tersebut pada folder-folder tersebut, maka secara otomatis ekstensi SINMAP telah terinstal di softewere Arc View anda. 2. Mengaktifkan SINMAP dalam Arc View 3.3 Buka Softwere Arc View anda : Kemudian aktifkan ekstensi SINMAP dengan cara : - Pilih File Extension - Setelah itu, akan muncul jendela Extension

- Klik atau centangkan pada 3D analyst, spasial anlyst, dan SINMAP. - Kemudian pilih OK - Maka, pada menu bar, akan tersedia menu baru yakni Analysis, SinMap, dan Surface - 3. Membuat Data Raster Ketinggian dari Data Vektor (kontur)

Dalam kasus ini, data yang saya gunakan adalah berupa data ketinggian kontur (data vektor). Sedangkan yang dibutuhkan untuk menganalisis adalah data raster. Maka pertama yang harus dilakukan adalah mengubah kontur (*.shp) menjadi data tin (*.tin). Berikut langkahnya : - Buka data kontur anda dengan cara pilih View pada menu bar, kemudian pilih Add Theme. - - Maka akan muncul kotak Add Theme, kemudian cari lokasi data kontur (*.shp) setelah itu pilih OK

Setelah itu, maka akan muncul data kontur.shp pada jendela view seperti gambar di bawah ini. (*catatan : sebaiknya data shapefile kontur anda bersistem koordinat UTM agar pada saat membuild slope dapat terklasifkasi dengan baik) Kontur tersebut memiliki informasi ketinggian di setiap garis konturnya, hal ini dapat dibuktikan dengan cara : - Perbesar view anda dengan cara mengklick icon zoom in, Kemudian drug di view anda untuk memperbesar tampilan garis kontur anda. - Setelah diperbesar, pilih identify, kemudian gerakan kursor anda ke dalam view hingga kursor anda berubah bentuk menjadi tanda plus dengan simbol i. - Kemudian, dengan kursor plus tersebut, klik salah satu garis hingga keluar jendela Identify Result. Dapat terlihat pada gambar di bawah ini, garis biru dalam view kontur merupakan garis yang saya klik (saya identify). Pada kotak kanan, terlihat nilai Countour-nya adalah 1787.5 atau garis tersebut memiliki ketinggian 1787,5

m dpl. Informasi Countour tersebut merupakan Height Sources (Sumber data ketinggian) yang nantinya akan digunakan untuk membuat data tin (*.tin) - Kemudian langkah selanjutnya adalah me-creatin data kontur tersebut, caranya yakni adalah sebagai berikut : - Pada menu bar, pilih Surface, kemudian Create TIN from features. - Maka akan muncul jendela Create new TIN,

- Kemudian pilih Height Source-nya dengan sumber field ketinggian anda. Telah dibahas sebelumnya, bahwa sumber ketinggian (Height Source) data shapefile kontur (kontur.shp) ini adalah Countour. Maka pada kotak Height source, pilih Countour sebagai sumber data ketinggiannya.

Kemudian komputer akan meminta anda untuk menyimpan (save) tin, simpan di folder yang telah ditentukan, kemudian OK. Setelah tin selesai dibuat, aktivkan tin tersebut dengan mencetangkan/ceklis tin yang baru anda buat hingga visualisasinya seperti gambar di bawah ini. Aktivkan tin Maka, pada tahap ini, kita selesai membuat tin dari data shapefile kontur (kontur.shp) yang berupa data vektor. Langkah selanjutnya adalah meng-convert data tin menjadi grid, langkahnya adalah sebagai berikut : - Aktifkan tin - Pada menu bar, pilih theme, kemudian pilih Convert to Grid. - Maka akan muncul jendela Convert kontur. Biarkan nama grid sesuai yang diberikan oleh komputer, misalkan namanya adalah nwgrd1. Simpan grid pada folder yang anda inginkan dengan catatan untuk tidak menyimpannya dalam suatu directory yang panjang atau dalam folder yang panjang. - Setelah selesai, kemudian OK. - Kemudian maka akan muncul jendela conversion extent, pilih output grid extent sebagai sama as kontur, kemudian pilih OK

- Kemudian add grid (nwgrd1)tersebut dengan memilih yes

- Maka tampilan grid atau data raster tersebut adalah sebagai berikut : Setelah data raster yang berbentuk grid tersebut telah dibuat, maka dari sini kita mulai menggunakan ekstensi SINMAP.

4. Menjalankan Ekstensi SINMAP Untuk Identifikasi Tingkat Kestabilan Tanah dan Kelembapan Tanah Pada menu bar, pilih SinMap, kemudian Select DEM Grid for Analysis Kemudian muncul kotak Select grid to be elevation theme, cari file grid yang telah dibuat sebelumnya yakni nwgrd1, kemudian pilih OK

Maka, akan muncul original DEM secara otomatis pada table of content. Aktifkan original DEM tesrsebut dan berikut adalah gambar visualisasinya. Setelah itu, pada menu bar, pilih SinMap, kemudian Make Single Calibration Region Theme.

Maka akan muncul Callibration Region seperti gambar di bawah ini Kemudian pada menu bar, pilih SinMap, kemudian pada Grid Processing, pilih Compute All Steps seperti gambar di bawah ini.

Setelah itu, maka akan muncul contributing area, slope, Flow direction dan Pitfilled DEM. Kemudian pilih kembali SinMap, dalam Stability Analysis pilih Compute All Steps seperti contoh gambar petunjuk di bawah ini.

Maka, jadilah wilayah tingkat kestabilan (stability index) dan kelembapan tanah (saturation). Berikut adalah contoh visualnya. Dapat terlihat dari klasifikasi yang dihasil baik itu untuk stability index dan saturation, klasifikasi dibuat secara otomatis yakni: Saturation : Stability Index : Saturation Zone Stable Moderattely Stable Threshold Saturation Quasy Stable Partially Wet Lower Threshold Upper Threshold Low Mosturure Defended Untuk klasifikasi tingkat kelembapan tanah (Saturation) semakin ke bawah semakin lembab, dan untuk tingkat kestabilan tanah (Stabilty Index), semakin ke bawah semakin tidak stabil. Secara umum, hasil yang diberikan oleh SINMAP merupakan data raster, yang kemudian nilai-nilai raster tersebut diklasifikasikan menjadi index berdasarkan tingkat klasifikasinya. Berikut adalah klasifikasi tingkat kestabilan tanah dengan nilai index kestabilannya (Stability Index Value)

Clasification Saturation Index Value (Sa) Saturation Zone Sa > 2.1 Threhold Saturation 1.1-2.1 Partially Wet 0.1-1.1 Low Moisture Sa < 0.1 Kemudian, untuk step berikutnya adalah mengubah hasil analisis (baik kestabilan dan kelembapan tanah) yang berupa data raster menjadi data vektor poligon. Langkah adalah sebagai berikut : Kita akan mengubah untuk tingkat kelembapan tanahnya dulu. Langkah awalnya adalah aktifkan saturation, pada menu bar, pilih Analysis kemudian Reclasiffy. Dalam langkah ini, kita akan mengklasifikasikan terlebih dahulu data raster dari saturation tersebut.

Maka setelah itu, muncul jendela Reclassify Value. Old value adalah interval dari nilai raster sedangkan new value data raster yang akan kita spesifikasikan lagi. Jadi dapat dikatakan kita men-spesifikasikan kembali rentang data raster yang lama menjadi data raster yang baru. Dengan bereferensi pada nilai Saturation Index Value (Sa), kita akan membuat klasifikasi DEM baru pada new value dengan mengubah Old Value sesuai dengan klasifikasi Sa tersebut. Clasification Saturation Index Value (Sa) Old Value New Value Saturation Zone Sa >2.1 4 Threhold Saturation 1.1-2.1 3 Partially Wet 0.1-1.1 2 Low Moisture Sa < 0.1 1 Jika bingung, silahkan ikuti petunjuk gambar di bawah ini. Isikan sesuai dengan apa yang terdapat pada gambar di bawah ini. Klik Classify... pada jendela Reclasiffy Value.

Maka akan keluar kotak Classification. Isikan Number of Classes dengan 4 (karena kita membuat 4 klasifikasi), dan biarkan Round values at sebagai d.d (nilainya 1 digit angka di belakang koma). Kemudian pilih OK Kemudian isikan Old value dan New value sesuai pada tabel Saturation index Value (Sa), atau isikan sesuai contoh pada gambar di bawah ini. Kemudian pilih OK, maka akan muncul hasil reclass of Saturation, dimana terdiri klasifikasi 1,2,3 dan 4.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa : Old value New value klasifikasi 0-0.1 1 Low Moisture 0.1-1.1 2 Partially Wet 1.1-2.1 3 Threshold Saturation > 2.1 4 Saturation Zone Jadi nilai 1 adalah Low moisture, nilai 2 adalah Partially Wet, dan seterusnya. Kemudian langkah terakhir adalah conver reclass of saturation menjadi shapefile, yakni : pilih theme, kemudian convert to shapefile. Kemudian simpan shapefile dan beri nama, kemudian setelah itu OK Lakukan hal serupa untuk meng-convert kestabilan tanah (stability) menjadi shapefile poligon. MAKA DENGAN DEMIKIAN, TUTORIAL INI SELESAI SELAMAT MENCOBA, DAN TERUSLAH BERUSAHA!!!

DAFTAR ACUAN Robert T.Pack, David G. Tarboton, and Craig N. Goodwin. Stability Index Approach To Terrain Stability Hazard Mapping (SINMAP User s Manual). ESRI. 2004. Understending Map Projections. ESRI ESRI. Geographic Information Systems and the Globe Program. ArcView Edition