Islam sangat mendorong dan mengajak manusia untuk lebih maju dengan berlandaskan

dokumen-dokumen yang mirip
HAKIKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. Oleh: Hambali ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul-rasul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN IMAM AL- GHAZALI DAN SYED MUHAMMAD NAQUIB AL ATTAS

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Tatang, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), hlm Ibid., hlm

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi, kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. 1, pasal 1, butir 1 yang menyatakan bahwa : belajar dan proses pembelajaran agar paeserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. luhur yang sudah lama dijunjung tinggi dan mengakar dalam sikap dan perilaku seharihari.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terlepas dari tugas manusia untuk menumbuh dan. khususnya dalam pendidikan Islam. Usaha-usaha tersebut dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB 1 PENDAHULUAN. Adanya kemunduran umat Islam tidak lain disebabkan oleh kemiskinan ilmu.

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. Islam. Akhlak dapat merubah kepribadian muslim menjadi orang yang

Bab II Pendidikan Islam

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dan lingkungan non formal atau masyarakat. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat umum dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, karena pada saat usia dini adalah saat yang paling peka dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk lainnya. Al-Qur an merupakan bukti tanda. kebesaran/kemahaluasan ilmu Allah bagi orang-orang yang berilmu.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. individu agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. individu untuk bisa berperilaku lebih baik dari sebelumnya. pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 yang menyatakan bahwa: Tujuan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, seperti halnya dengan diadakan sekolah-sekolah gratis. Karena

BAB IV PENGEMBANGAN KONSEP RABBANI DALAM PENINGKATAN KEPRIBADIAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sementara seseorang seperti kelelhahan atau disebabkan obatobatan,

BAB I. I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2012, hal iii

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membentuk manusia yang baik dan berbudi luhur menurut cita-cita dan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. karna masa ini merupakan masa emas bagi seorang anak. yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia yakni al-qur'an dan al-hadits yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Baqarah, Ayat 151, Al-Qur an Terjemah Kudus, Menara Kudus, 2006, Hal 23

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

Transkripsi:

Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap insan di dunia. Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal (Abudinnata:101). Dengan demikian, relasi antara pendidik dan terdidik harus terjalin selaras agar terbentuk manusia yang ideal yakni manusia yang sempurna akhlaknya dan dibarengi dengan kemampuan intelektual. Islam sangat mendorong dan mengajak manusia untuk lebih maju dengan berlandaskan 1 / 6

nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan bahkan Allah SWT menjelaskan kedudukan orang-orang yang berilmu, dalam Firman Nya: Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Ayat di atas menerangkan keutamaan orang-orang yang berilmu (berpendidikan) akan ditinggikan derajatnya. Dengan berilmu, manusia menjadi semakin maju dan berkembang karena akal dan pikirannya selalu terpacu untuk menggunakan dan memanfaatkan ilmunya sehingga bisa menghasilkan suatu karya dan terus berinovasi untuk memperbaharui karyanya. Karya tersebut bukan hanya dedikasi atas ilmu yang dimilikinya, namun tak jarang juga karyanya didekasikan untuk keperluan umat agar dapat dinikmati bersama. Dengan karyanya itu, orang-orang akan menghargainya dan secara tidak langsung kedudukannya akan lebih tinggi dan dihormati oleh manusia lainnya. Pendidikan semakin berkembang mengikuti arus globalisasi. Di satu sisi, hal ini sangat menguntungkan karena mempermudah kehidupan manusia. Secara tidak langsung, manusia akan semakin berlomba-lomba untuk mencari ilmu dan mengembangkannya kemudian akan menciptakan discovery pada bidang-bidang spesialisasi mereka dan terus berinovasi terus menerus. Di sisi lain, jika manusia tidak mengimbanginya dengan kesadaran akan pentingnya alam yang menjadi salah satu penunjang keberlangsungan hidup mereka di dunia, dan hanya berorientasi kepada kepentingan modernisasi semata, maka akan terjadi hal-hal negatif yang justru merusak alam. Jadi, perlu ada keseimbangan antara ilmu dan akhlak agar keduanya berjalan beriringan sehingga tidak akan menimbulkan kerusakan. Islam sangat mengutamakan pendidikan yang diimbangi dengan akhlak mulia agar terjalin keharmonisan dalam hidup. Prof. Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979:339). Dalam Islam setidaknya telah memperkenalkan paling kurang tiga kata yang berhubungan dengan pendidikan islam yaitu, at-tarbiyah, at-ta lim, dan at-ta dib. 2 / 6

1. At-Tarbiyah (رب يرب - تربية) Kata at-tarbiyah berasal dari kata rabba atau rabaaan Qur-Al dalam di disebutkan lebih dari delapan ratus kali dan sebagian besar atau bahkan seluruhnya berkaitan dengan Tuhan. Kata ini juga dihubungkan dengan alam jagat raya (bumi, langit, bulan, bintang, matahari, tumbu-tumbuhan, binatang, gunung, laut, dan sebagainya). Kata rabba atau rabaa juga dihubungkan dengan manusia seperti pada kata rabbuna (Tuhan kami), rabbuhu (Tuhannya), rabbuhum (Tuhan mereka semua), rabbiy (Tuhan-ku). Dengan demikian, kata at-tarbiyah menurut Naquib al-attas tidak hanya menjangkau manusia melainkan juga menjaga alam jagat raya. Benda-benda alam selain manusia, menurutnya tidak dapat dididik, karna benda-benda alam selain manusia itu tidak memiliki persyaratan potensial, seperti akal, pancaindra, hati nurani, insting, dan fitrah yang memungkinkan untuk dididik. Yang memiliki potensi-potensial di atas itu hanya manusia. Untuk itu, Naquid al-attas lebih memilih kata at-ta dib (sebagaimana nanti akan dijelaskan) untuk arti pendidikan, dan bukan kata at-tarbiyah. 3 / 6

2. At-Ta lim عل م-يعل م-تعليما) Kata at-ta lim atau asal katanya, yaitu allam, yu allimu, ta liman(dijumpai dalam hadis sebagai berikut. Pengetahuan adalah kehidupan islam dan pilar islam, dan barang siapa yang mengajarkan ilmu Allah akan menyempurnakan pahala baginya, dan barang siapa yang mengajarkan ilmu dan ia mengamalkan ilmu yang diajarkan itu, maka Allah akan mengajarkan kepadanya sesuatu yang belum ia ketahui. (HR. Abu Syaikh) Di dalam hadis tersebut, kata ta lim dihubungkan dengan mengajarkan ilmu kepada seseorang, dan orang yang mengajarkan ilmu tersebut akan mendapatkan pahala dari Tuhan. Kata at-ta lim dalam arti pengajaran yang merupakan bagian dari pendidikan banyak digunakan untuk kegiatan pendidikan yang bersifat nonformal, sepeti majelis taklim. Kata at-ta lim dalam pendidikan sesungguhnya merupakan kata yang paling dahulu digunakan daripada kata at-tarbiyah. Kegiatan pendidikan dan pengajaran pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dirumah Al-Aqram di kota Mekkah, dapat juga disebut majelis at-ta lim. 3. At-Ta dib تعديب)- (عد ب-يعد ب Kata at-ta dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta dibandapat yang berarti education (pendidikan), disci 4 / 6

pline (disiplin), punishment (peringatan atau hukuman) dan chastisement (hukuman-penyucian). Kata at-ta dib berasal dari kata adab yang berarti beradab, bersopan santun, tata krama, adab, budi pekerti, akhlak, moral, dan etika. Kata at-ta dib dalam arti pendidikan sebagaimana disinggung di atas, ialah kata yang dipilih oleh Naquid al-attas. Dalam hubungan ini, ia mengartikan at-ta dib sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tenpat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan Tuhan. Berdiri dan semakin menjalarnya lembaga pendidikan islam baik di tingkat dasar (Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah), tingkat menengah (Madrasah Aliyah) maupun tingkat tinggi khususnya swasta seperti Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT), Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI), Institut Agama Islam (IAI), bahkan berbagai organisasi masyarakat (ormas) Islam menjadi wadah untuk menaungi aktivitas kaum Muslim dalam menuangkan berbagi ide dan saling bertukar pikiran dalam mencari solusi dari setiap masalah umat Muslim. Hal ini menjadi salah satu manifestasi pendidikan islam yang sangat berharaga bagi keberlanjutan sistem pendidikan Islam di tengah sengitnya arus modernisasi yang semakin merajalela Guna memanifestasikan pendidikan islam tersebut terdapat tiga kunci kemajuan pendidikan islam, yaitu: 1. Epistemologi pendidikan Islam 2. Manajemen pendidikan Islam, dan 3. Kesadaran pendidikan 5 / 6

Ketiganya bekerja dan bergerak pada ranah tugasnya masing-masing. Epistemologi pendidikan Islam sebagai kunci memajukan ide-ide, gagasan-gagasan, pemikiran-pemikiran, wawasan-wawasan, konsep-konsep, dan teori-teori pendidikan Islam. Manajemen pendidikan Islam sebagai kunci memajukan penyelanggaraan, pelaksanaan, atau penerapan pendidikan Islam secara kelambagaan. Kesadaran pendidikan sebagai kunci memajukan perilaku umat Islam dalam mengikuti proses pendidikan Islam dan meraih keislamannya. Kesadaran pendidikan merupakan kekuatan yang dahsyat dalam merealisasikan keberhasilan pendidikan termasuk keberhasilan pendidikan Islam. Sebaliknya, kesadaran pendidikan yang lemah menjadi penghambat yang paling serius menuju keberhasilan dan kemajuan pendidikan Islam. Lembaga pendidikan Islam yang ingin mencapai kemajuan yang seharusnya menekankan misi dan fungsi akademisnya. Lembaga-lembaga akademik dituntut senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak boleh mandek pada suatu pemahaman atau pemikiran, apalagi jika keduanya disakralkan. Lembaga-lembaga akademik dituntut senantiasa mengembangkan pemikiran, pemahaman, gagasan, ide, konsep, wawasan, teori, dan strategi sehingga selalu mengalami perubahan dan pembaruan progresif yang bersifat positif-konstruktif, yang mengandung muatan nilai-nilai makin efektif dan efisien. Karena itu, lembaga-lembaga akademik (keilmuan) sangat menghargai inisiatif, pemikiran kritis, analistis, kreativitas dan produktivitas, karena ini semua yang mampu mengawal kemajuan ilmu pengetahuan sebagai bagian dari peradaban. Dani Fitriyani Sumber: - Ali Al-Jumbulati,Abdul Futuh At-Tuwaanisi, Perbandingan pendidikan Islam. Jakarta: PT Rineka Cipta - Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana - Zamroni, Ahmad. 2013. Makalah Pendidikan Islam 6 / 6