PT INTRU NUSANTARA - MANAJER INVESTASI PIHAK YANG MENEMPATKAN DANA AWAL :

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI BAB I ISTILAH DAN DEFINISI... 1 BAB II RINGKASAN... 3 BAB III INFORMASI MENGENAI REKSA DANA... 5 BAB IV MANAJER INVESTASI...

DAFTAR ISI BAB I ISTILAH DAN DEFINISI... 1 BAB II RINGKASAN... 3 BAB III INFORMASI MENGENAI REKSA DANA... 5 BAB IV MANAJER INVESTASI...

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

I. RINGKASAN. 1. Dasar Hukum

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

M E M U T U S K A N :

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN DALAM LIKUIDASI Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

PROSPEKTUS PEMBAHARUAN

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 14 /PM/2002 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

Rencana Perubahan KIK dan Prospektus Reksa Dana Aberdeen Dana Pendapatan Riil Oktober 2016

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR : KEP- 22 /PM/2004 TENTANG PEDOMAN BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 32 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN KONTRAK PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

REKSA DANA SYAILENDRA LIBERTY FUND

2017, No Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Kontrak Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk Perseroan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

PROSPEKTUS PEMBAHARUAN REKSA DANA ARCHIPELAGO BALANCE FUND

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT BERHARGA PASAR UANG (1) PERTEMUAN 10

ANGGARAN DASAR PT TRIMEGAH SECURITIES TBK

PROSPEKTUS REKSA DANA MANULIFE DANA KAS, MANULIFE DANA CAMPURAN dan MANULIFE DANA SAHAM

EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-43/PM/2000 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PROSPEKTUS REKSA DANA PREMIER EKUITAS MAKRO PLUS

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

Pendapatan denda keterlambatan diakui pada saat diterima oleh KIK EBA.

PEMBAHARUAN PROSPEKTUS REKSA DANA MINNA PADI PROPERTY PLUS

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 511/KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PEMBAHARUAN PROSPEKTUS REKSA DANA MINNA PADI KERATON II

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 511 /KMK.06/2002 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP-20/PM/2003 TENTANG PEMELIHARAAN DAN PELAPORAN MODAL KERJA BERSIH DISESUAIKAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN NOMOR IX.C.3 : PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET DANAREKSA SMF I KPR BTN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PROSPEKTUS PEMBAHARUAN REKSA DANA SUCORINVEST GOVERNMENT BOND FUND

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahuntahun yang berakhir pada tanggal tersebut

Tanggal Efektif : 02 Mei 2012 Tanggal Mulai Penawaran : 08 Mei 2012

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI MULTI ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

REKSA DANA ABERDEEN INDONESIA MONEY MARKET FUND (d/h REKSA DANA NISP DANA SIAGA)

LAPORAN KEUANGAN Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 serta untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR PT BANK CIMB NIAGA NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

PROSPEKTUS PEMBAHARUAN REKSA DANA SUCORINVEST GOVERNMENT BOND FUND

PERATURAN PENCATATAN EFEK NOMOR I.G : PENCATATAN EFEK BERAGUN ASET (EBA)

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.02/2014 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REKSA DANA SYAILENDRA MIDCAP ALPHA FUND

RENCANA PENYESUAIAN ANGGARAN DASAR PT BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK DENGAN PERATURAN POJK No. 32/ POJK.04/2014 dan No. 33/POJK.

PEMBAHARUAN PROSPEKTUS

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATRIKS PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PT TELKOM INDONESIA (PERSERO) Tbk

PEMBAHARUAN PROSPEKTUS REKSA DANA SYAILENDRA DANA KAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Transkripsi:

PT INTRU NUSANTARA - MANAJER INVESTASI PIHAK YANG MENEMPATKAN DANA AWAL : Tanggal Efektif : 27 Desember 1996 Tanggal Mulai Penawaran : 24 Pebruari 1997 Reksa Dana GARUDA SATU ( GARUDA SATU ) adalah Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal Tujuan Investasi Komposisi Investasi Target Investasi Pembelian Minimum : Rp 250.000,00 : Mempertahankan nilai investasi awal dan menghasilkan pendapatan yang lebih baik : Efek Pendapatan Tetap dan Efek Ekuitas : 75% Efek Pendapatan Tetap 25% Efek Ekuitas PROSPEKTUS PEMBAHARUAN REKSA DANA GARUDA SATU MANAJER INVESTASI : Wisma GKBI Lantai 38 Jl. Jend. Sudirman No. 28, Jakarta 10210 Telp.: (021) 572-2708, 572-2709, Fax: (021) 572-2710 BANK KUSTODIAN: DEUTSCHE BANK AG Deutsche Bank Building Jl. Imam Bonjol No. 80, Jakarta 10310 Telp.: (021) 3189101 Fax.: 3189130/31 Telex: 61198 db fx ia, 61524 db ia, Swift: de utidja HARGA PENAWARAN TOTAL PENAWARAN BIAYA PENJUALAN PENJUALAN KEMBALI PERHITUNGAN NILAI NET NAB PADA PENJUALAN KEMBALI PENAWARAN UMUM : Rp 1.000, 00 PER UNIT PADA HARI PER TAMA PE NAWARAN, SE LANJUTNYA SAMA DENGAN NILAI AKTIVA BERSIH PER UNIT PADA HAR I YANG BE RSANGKUTAN : 1.000.000.000 UNIT PENYERTAAN : 1,5% DAR I NIL AI PEMBEL IAN : DAPAT DILAKUKAN SET IAP S AAT, UNT UK SELURUH ATAU SEBAGIAN UNIT PENYER TAAN, PE MBAYARAN DILAKUKAN DALAM 7 HARI BURSA : TER CANT UM DALAM B AB IX AL OKASI BIAYA SEBELUM ANDA MEMUTUSKAN UNTUK MEMB ELI UNIT PENYERTAAN REKSA DANA INI ANDA HARUS TERLEBIH DAHULU MEMPELAJARI ISI PR OSPEKTUS INI KHUSUSNYA BAB V MENGENAI TUJUAN DAN KE BIJAKAN INVESTASI, BAB VII MENGENAI FAKTOR-FAKTOR RISIKO UTAMA DAN BAB III MENGENAI MANAJER INVESTASI BAPEPAM TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSP EK TUS INI, SETIA P PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TER SEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 3 Mei 2011

DAFTAR ISI BAB I RINGKASAN... 1 BAB II INFORMASI MENGENAI REKSA DANA... 2 BAB III MANAJER INVESTASI... 4 BAB IV BANK KUSTODIAN... 5 BAB V TUJUAN DAN KEBIJAKAN INVESTASI... 6 BAB VI PERPAJAKAN... 8 BAB VII FAKTOR-FAKTOR RISIKO UTAMA... 8 BAB VIII HAK-HAK PEMEGANG UNIT PENYERTAAN... 9 BAB IX ALOKASI BIAYA... 9 BAB X PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI... 10 BAB XI PENDAPAT AUDITOR TENTANG LAPORAN KEUANGAN... 11 BAB XII PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBELIAN UNIT PENYERTAAN... 23 BAB XIII PERSYARATAN DAN TATA CARA PENJUALAN KEMBALI UNIT PENYERTAAN... 24 BAB XIV PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN UNIT PENYERTAAN... 26

I. RINGKASAN 1. Dasar Hukum Reksa Dana GARUDA SATU (selanjutnya disebut GARUDA SATU ) adalah Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana GARUDA SATU termuat dalam Akta Nomor 264 tanggal 20 Desember 1996, yang dibuat di hadapan Siti Rachmayanti, SH, KN, pengganti Adam Kasdarmadji, SH, Notaris di Jakarta, juncto Akta Pengubahan I Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Garuda Satu Nomor 10 tanggal 25 Februari 1999, juncto Akta Pengubahan II Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Garuda Satu Nomor 2 tanggal 4 Desember 2001, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, antara PT INTRU NUSANTARA selaku Manajer Investasi dengan DEUTSCHE BANK AG, cabang Jakarta sebagai Bank Kustodian. 2. Penawaran Umum Pada hari pertama penawaran, Unit Penyertaan GARUDA SATU ditawarkan kepada masyarakat pada harga sama dengan Nilai Aktiva Bersih awal sebesar Rp 1.000,00 (seribu rupiah) per unit. Harga per Unit Penyertaan selanjutnya ditentukan sesuai dengan Nilai Aktiva Bersih per unit pada hari yang bersangkutan. Penawaran dilaksanakan secara terus menerus hingga mencapai 1.000.000.000 (satu miliar) Unit Penyertaan. Pemesanan Unit Penyertaan dapat dilakukan dengan pemesanan awal minimum Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan pemesanan Unit Penyertaan untuk investasi selanjutnya ditetapkan minimum sebesar Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Apabila jumlah Unit Penyertaan tersebut di atas telah habis terjual, Manajer Investasi dapat menambah Unit Penyertaan yang ditawarkan setelah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). 3. Tujuan Investasi Tujuan utama pengelolaan dana GARUDA SATU adalah mempertahankan nilai investasi awal (capital preservation) dan menghasilkan pendapatan yang lebih baik. Kisaran dan target komposisi investasi GARUDA SATU adalah sebagai berikut: Bentuk Investasi Kisaran Target Komposisi Investasi Efek Pendapatan Tetap 60% - 100% 75% Efek Ekuitas 0% - 40% 25% GARUDA SATU melakukan investasi pada Efek Ekuitas dan Efek Pendapatan Tetap yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum Indonesia yang ditawarkan melalui penawaran umum di Indonesia dan Instrumen Pasar Uang yang jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun, baik dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. 4. Manajer Investasi PT Intru Nusantara sebagai Manajer Investasi telah memiliki Izin Usaha sebagai Manajer Investasi berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-04/PM-MI/1991 tanggal 20 Desember 1991. Untuk keterangan lebih lanjut lihat Bab III tentang Manajer Investasi. 5. Bank Kustodian Deutsche Bank AG cabang Jakarta sebagai Bank Kustodian telah memiliki persetujuan sebagai kustodian di bidang pasar modal berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-07/PM/1994 tanggal 19 Januari 1994. Untuk keterangan lebih lanjut lihat Bab IV tentang Bank Kustodian. 6. Hak Pemegang Unit Penyertaan Hak yang dimiliki oleh pemegang Unit Penyertaan adalah memperoleh pembagian keuntungan, menjual kembali seluruh atau sebagian Unit Penyertaan, mendapat bukti penyertaan, memperoleh informasi mengenai Nilai Aktiva Bersih harian, memperoleh laporanlaporan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan BAPEPAM-LK No. X.D.1 dan memperoleh 1

hasil likuidasi secara proporsional sesuai dengan kepemilikan Unit Penyertaan dalam hal Reksa Dana dilikuidasi, dan memperoleh tambahan Nilai Aktiva Bersih yang berasal dari Perhitungan Nilai Net NAB pada Penjualan Kembali. 7. Biaya dan Imbalan Jasa Biaya yang dibebankan pada GARUDA SATU adalah imbalan jasa untuk Manajer Investasi, imbalan jasa untuk Bank Kustodian, biaya transaksi, imbalan jasa untuk Akuntan Publik, Konsultan Hukum dan Notaris serta biaya pembuatan dan distribusi Laporan Keuangan dan Pembaharuan Prospektus yang timbul setelah GARUDA SATU dinyatakan efektif, serta pajak yang berkenaan dengan biaya-biaya tersebut di atas. 8. Perpajakan Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-18/PJ.42/1996 tanggal 30 April 1996 perihal Pajak Penghasilan atas Usaha Reksa Dana, Objek Pajak Penghasilan hanya terbatas pada penghasilan yang diterima oleh Reksa Dana, sedangkan hasil Penjualan Kembali (Pelunasan) Unit Penyertaan dan Bagian Laba (Pembagian Uang Tunai) yang dibagikan Reksa Dana kepada pemegang Unit Penyertaan bukan merupakan Objek Pajak Penghasilan. 9. Faktor-faktor Risiko Utama Risiko berkurangnya nilai Unit Penyertaan, risiko likuiditas Reksa Dana, risiko pertanggungan atas kekayaan GARUDA SATU, risiko terjadinya wanprestasi dan risiko perubahan kondisi ekonomi, politik dan peraturan merupakan faktor-faktor risiko utama bagi pemegang Unit Penyertaan GARUDA SATU. 10. Pembubaran dan Likuidasi Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Peraturan Pasar Modal, pembubaran GARUDA SATU hanya dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal sebagaimana diungkapkan dalam Bab X. Jika karena suatu hal GARUDA SATU harus dilikuidasi, maka Pemegang Unit Penyertaan berhak atas pembagian hasil likuidasi. 11. Batas Minimum Pembelian Pemesanan Unit Penyertaan dapat dilakukan dengan pemesanan awal minimum Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan pemesanan Unit Penyertaan untuk investasi selanjutnya ditetapkan minimum sebesar Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). 12. Batasan Maksimum Penjualan Kembali Apabila Bank Kustodian menerima dan menyimpan permintaan penjualan kembali Unit Penyertaan lebih dari 10% (sepuluh persen) dari Nilai Aktiva Bersih dalam satu hari, maka kelebihan tersebut akan disimpan untuk diproses dan dibukukan serta dianggap sebagai permohonan penjualan kembali/redemsi (redemption) pada hari bursa berikutnya yang ditentukan berdasarkan metode FIFO. 13. Kebijakan Pembagian Uang Tunai Manajer Investasi GARUDA SATU dapat membagikan keuntungan apabila memungkinkan dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan Reksa Dana. Pembagian keuntungan akan diumumkan kepada pemegang Unit Penyertaan 2 (dua) bulan sebelum pelaksanaan pembagian keuntungan. II. INFORMASI MENGENAI REKSA DANA 1. Dasar Hukum Reksa Dana GARUDA SATU (selanjutnya disebut GARUDA SATU ) adalah Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana GARUDA SATU termuat dalam Akta Nomor 264 tanggal 20 Desember 1996, yang dibuat di hadapan Siti Rachmayanti SH, KN, pengganti Adam Kasdarmadji, SH, Notaris di Jakarta, juncto Akta Pengubahan I Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Garuda Satu Nomor 10 tanggal 25 Februari 1999, juncto Akta 2

Pengubahan II Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana Garuda Satu Nomor 2 tanggal 4 Desember 2001, yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, (selanjutnya disebut Kontrak Investasi Kolektif), antara PT INTRU NUSANTARA selaku Manajer Investasi dengan DEUTSCHE BANK AG, cabang Jakarta, sebagai Bank Kustodian. 2. Penawaran Umum Pada hari pertama penawaran, Unit Penyertaan GARUDA SATU ditawarkan kepada masyarakat pada harga sama dengan Nilai Aktiva Bersih awal sebesar Rp 1.000,00 (seribu rupiah) per unit. Harga per Unit Penyertaan selanjutnya ditentukan sesuai dengan Nilai Aktiva Bersih per unit pada hari yang bersangkutan. Penawaran dilaksanakan secara terus menerus hingga mencapai 1.000.000.000 (satu miliar) Unit Penyertaan. Pemesanan Unit Penyertaan dapat dilakukan dengan pemesanan awal minimum Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) dan pemesanan Unit Penyertaan untuk investasi selanjutnya ditetapkan minimum sebesar Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Apabila jumlah Unit Penyertaan tersebut di atas telah habis terjual, Manajer Investasi dapat menambah Unit Penyertaan setelah mendapat persetujuan dari BAPEPAM-LK. 3. Pihak yang Menempatkan Dana Awal Pihak yang menempatkan dana awal GARUDA SATU adalah PT Makindo yang menempatkan nilai penyertaan sebesar Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). 4. Manfaat GARUDA SATU a. Diversifikasi Portofolio Besarnya jumlah dana yang dihimpun oleh GARUDA SATU memungkinkan Manajer Investasi untuk melakukan diversifikasi pada portofolionya, sehingga mampu memberikan hasil dan risiko investasi yang optimal. b. Pengelolaan Dana Secara Profesional GARUDA SATU dikelola secara profesional oleh Manajer Investasi yang berpengalaman dan memiliki keahlian dalam bidang investasi, khususnya dalam bidang pasar modal dan pasar uang serta memahami peraturan perundangannya. c. Likuiditas Pemodal dapat menjual kembali Unit Penyertaan GARUDA SATU kepada Manajer Investasi bila dikehendaki setiap saat sehingga pemodal lebih leluasa untuk mengatur likuiditas keuangannya. d. Kenyamanan dan Kemudahan Administrasi Seluruh pengelolaan dana dilakukan oleh Manajer Investasi dan pemodal secara berkala akan memperoleh laporan yang lengkap mengenai jumlah investasi, posisi Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana, serta kinerja Reksa Dana setiap 1 (satu) tahun sekali melalui prospektus yang diperbaharui. e. Mempermudah Melakukan Investasi Pemodal tidak perlu lagi melakukan sendiri riset, analisis pasar dan perkembangan harga Efek yang terjadi. 5. Kinerja GARUDA SATU Pada tanggal 28 Februari 2011, jumlah pemegang unit GARUDA SATU adalah 506 pemegang unit, dengan total aktiva bersih Rp 65.355.945.640 dan Unit Penyertaan yang beredar sebanyak 13.820.877,85 unit. Sejak diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997 sampai tanggal 28 Februari 2011 atau dalam waktu 5.117 hari, Nilai Aktiva Bersih (NAB) per Unit Penyertaan naik dari Rp 1.000,00 per unit menjadi Rp 4.728,78 per unit atau naik sebesar 372,88%. Sementara IHSG BEI (Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Indonesia) pada jangka waktu yang sama naik dari 696,026 menjadi 3.470,348 atau naik sebesar 398,59%. Grafik berikut menunjukkan bahwa dalam jangka waktu antara tanggal 24 Februari 1997 sampai dengan 28 Februari 2011 kenaikan NAB per unit GARUDA SATU dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan naik secara konsisten. Meskipun kenaikannya sedikit lebih rendah dibandingkan kenaikan IHSG BEI, namun dalam kurun waktu tersebut kenaikan NAB per unit GARUDA SATU masih lebih baik dibandingkan dengan kenaikan NAB per unit rata-rata Reksa Dana yang mencapai sebesar 336,44% maupun dengan rata-rata deposito yang mencapai 270,25% Dengan demikian investor yang berminat menginvestasikan dananya pada GARUDA SATU dapat melaksanakannya kapan saja. Dalam hal ini, GARUDA SATU dapat menjadi satu alternatif dari menabung. Investor disarankan untuk berinvestasi sedikit demi sedikit misalnya tiap bulan pada GARUDA SATU seperti halnya menabung atau deposito. Pengelolaan dana diupayakan mendapatkan hasil yang sebaik mungkin dengan dukungan jaringan informasi yang luas dan cepat, sistem teknologi yang terbaru, manajemen yang profesional dan berpengalaman, serta riset yang kuat. 3

P e r b a n d i n g a n P e r t u m b u h a n H a s i l R e k s a D a n a G A R U D A S A T U d e n g a n I H S G, D e p o s i t o d a n R e k s a D a n a L a i n n y a Pertumbuhan (%) 450 % 400 % 350 % 300 % 250 % 200 % 150 % 100 % 50 % 0 % - 50 % I H S G B E J 3 9 8, 5 9 % G A R U D A S A T U 3 7 2, 8 8 % R a t a - r a t a R e k s a D a n a 3 3 6, 4 4 % R a t a - r a t a D e p o s i t o 2 7 0, 2 5 % -1 00 % F e b 97 F e b 9 9 F e b 01 F e b 05 F e b 03 F e b 0 7 F e b 0 9 F e b 1 1 B u l a n 6. Ikhtisar Keuangan Singkat Periode dari Periode 12 Periode 36 Periode 60 3 Tahun Kalender Tanggal 1 Bulan Terakhir Bulan Terakhir Bulan Terakhir Terakhir Januari 2011 25 Februari 29 Februari 29 Februari s/d 28 2010 s/d 28 2008 s/d 28 2006 s/d 28 Februari 2011 Februari 2011 *) Februari 2011 *) Februari 2011 *) 2008 2009 2010 Total Hasil -1,99% 5,76% -0,89% 24,72% -20,33% 12,99% 8,44% Investasi (%) Hasil Investasi Setelah Memperhitungkan Biaya Pemasaran (%) -5,85% 2,12% -3,33% 21,65% -21,11% 9,26% 4,78% Biaya Operasi (%) 4,09% 2,60% 2,37% 2,40% 2,48% 2,49% 2,35% Perputaran Portofolio **) 1 : 0,08 1 : 0,07 1 : 0,09 1 : 0,07 1 : 0,09 1 : 0,08 1 : 0,07 Persentase Penghasilan Kena Pajak - - - - -6,17% 9,11% 12,06% *) Tidak diaudit **) Disetahunkan Tujuan Tabel ini adalah semata-mata untuk membantu memahami kinerja masa lalu dari GARUDA SATU. Tabel ini seharusnya tidak dipertimbangkan sebagai indikasi bahwa kinerja masa depan akan sama dengan kinerja masa lalu. 1. Riwayat Singkat III. MANAJER INVESTASI PT Intru Nusantara didirikan dengan Akta No. 1 tanggal 10 Oktober 1991, dibuat di hadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Rangkasbitung yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2.6515.HT.01.01.TH.91 tanggal 9 November 1991 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 21 tanggal 13 Maret 1992, Tambahan No. 1106 dan No. 22 tanggal 17 Maret 1992, Tambahan No. 1152. PT Intru Nusantara telah memperoleh izin usaha sebagai Manajer Investasi dari BAPEPAM-LK melalui Surat Keputusan No. KEP-04/PM-MI/1991 tanggal 20 Desember 1991. 4

Sejak didirikan tahun 1991, PT INTRU NUSANTARA telah mengelola dana investasi dari investor institusi. Dana tersebut diinvestasikan baik dalam Efek Pendapatan Tetap maupun Efek Ekuitas yang telah ditawarkan melalui Penawaran Umum di Pasar Modal maupun dalam bentuk Penyertaan Langsung (Direct Investment) melalui Penawaran Terbatas (Private Placement). Susunan pengurus PT Intru Nusantara adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Direksi Komisaris Utama : Komisaris : Irwan Ang Direktur Utama : Vanessa N. Hutagalung Direktur : B.Y. Eko Suripto Prof. Ir. Abdul Kadir Pada saat ini susunan pemegang saham Manajer Investasi adalah sebagai berikut: PEMEGANG SAHAM % KEPEMILIKAN PT MAKINDO 99,2 PT Garuda Pancaarta 0,8 JUMLAH 100,0 Manajer Investasi berkantor pusat di Wisma GKBI, Lantai 38, Jl. Jend. Sudirman No. 28, Jakarta 10210, Indonesia. 2. Tim Pengelola Investasi Tim Pengelola Investasi bertugas melakukan analisis investasi untuk menentukan alokasi aktiva yang optimal. Setelah alokasi aktiva ditentukan, Tim Pengelola Investasi melaksanakan pemilihan instrumen investasi yang berupa Efek di mana kekayaan GARUDA SATU akan ditanamkan. Tim Pengelola Investasi terdiri atas Vanessa Natalie Hutagalung dan BY Eko Suripto. Vanessa Natalie Hutagalung menyelesaikan pendidikan Hukum dan Ekonomi pada Universitas Indonesia pada tahun 1989 dan tahun 1992. Bekerja pada PT Bursa Paralel Indonesia sejak tahun 1989-1990, pada PT Citicorp Indonesia sejak tahun 1990-1991, pada Law Firm Kartini Muljadi, SH & Partners sejak tahun 1991-1994. Bergabung dengan PT Makindo pada divisi Corporate Finance sejak tahun 1994-2003 (sebagai Manajer sejak tahun 1997), sebagai Compliance Officer pada PT Senni Cahaya sejak tahun 2003-2005, kemudian bergabung dengan PT Intru Nusantara sebagai Direktur sejak tahun 2005 dan sejak Juni tahun 2008 sebagai Direktur Utama sampai sekarang. B.Y. Eko Suripto menyelesaikan pendidikan Sarjana Muda Teknik Pertambangan Institut Teknologi Bandung pada tahun 1992. Bekerja pada Yayasan Universitas Katolik Parahyangan di Bandung tahun 1996-1997 sebagai database programmer, pada PT Makindo sejak tahun 1997-2001 di divisi Corporate Finance dengan posisi terakhir sebagai Senior Corporate Finance Analyst sejak 1999-2001. Bergabung pada PT Makindo Securities sejak tahun 2001 - Maret 2010 dengan posisi terakhir sebagai Direktur sejak 2007. Kemudian bergabung pada PT Intru Nusantara sejak Maret 2010 sampai sekarang, dan menduduki posisi sebagai Direktur sejak April 2011. 1. Keterangan Singkat Bank Kustodian IV. BANK KUSTODIAN Deutsche Bank AG didirikan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan Negara Republik Federal Jerman, berkedudukan dan berkantor pusat di Frankfurt am Main, Republik Federal Jerman. Berdiri pada tahun 1870, dewasa ini Deutsche Bank AG telah berkembang menjadi salah satu institusi keuangan terkemuka di dunia yang menyediakan pelayanan jasa perbankan kelas satu dengan cakupan yang luas dan terpadu. Di Indonesia, Deutsche Bank AG memiliki 1 kantor di Jakarta dan 1 kantor cabang di Surabaya. Jumlah keseluruhan karyawan di Indonesia mencapai 319 karyawan di mana kurang lebih 127 orang di antaranya adalah karyawan yang berpengalaman di bawah departemen kustodian. Deutsche Bank AG Cabang Jakarta telah memiliki persetujuan sebagai Kustodian di bidang pasar modal berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-07/PM/1994 tanggal 19 Januari 1994. 5

2. Pengalaman Bank Kustodian Deutsche Bank AG Cabang Jakarta telah memberikan pelayanan jasa kustodian sejak tahun 1994 dan fund services sejak tahun 1996. Deutsche Bank AG Cabang Jakarta merupakan bank kustodian pertama yang memberikan jasa fund services untuk produk reksa dana pertama yang diluncurkan pada tahun 1996, yaitu reksa dana tertutup. Untuk selanjutnya, Deutsche Bank AG Cabang Jakarta menjadi pionir dan secara konsisten terus memberikan layanan fund services untuk produk reksa dana dan produk lainnya untuk pasar domestik antara lain produk asuransi (unit linked fund), dana pensiun, discretionary fund, syariah fund dan sebagainya. Dukungan penuh yang diberikan Deutsche Bank AG Cabang Jakarta kepada nasabahnya di masa krisis keuangan yang menimpa pasar modal di Indonesia dan negara lainnya di Asia pada tahun 1997, memberikan kepercayaan nasabah yang penuh sampai dengan saat ini. Hal ini terbukti dengan secara konsisten tampil sebagai pemimpin pasar fund services di Indonesia, baik dilihat dari jumlah reksa dana maupun total Nilai Aktiva Bersih yang diadministrasikan. Deutsche Bank AG Cabang Jakarta memiliki nasabah baik dalam maupun luar negeri dari berbagai berbagai bidang usaha antara lain bank, manajer investasi, asuransi, reksa dana, dana pensiun, bank investasi, broker-dealer, perusahaan dan lain sebagainya. 3. Pihak yang Terafiliasi dengan Bank Kustodian Pihak/perusahaan yang terafiliasi dengan Bank Kustodian di pasar modal atau yang bergerak di bidang jasa keuangan di Indonesia adalah PT Deutsche Securities Indonesia. V. TUJUAN DAN KEBIJAKAN INVESTASI 1. Tujuan Investasi Tujuan utama pengelolaan dana GARUDA SATU adalah mempertahankan nilai investasi awal (capital preservation) dan menghasilkan pendapatan yang lebih baik. GARUDA SATU merupakan sarana investasi dengan tingkat risiko yang relatif rendah. Portofolio yang akan dibentuk menekankan pada keseimbangan komposisi investasi pada Efek Pendapatan Tetap dan Efek Ekuitas. 2. Kebijakan Investasi Aset GARUDA SATU diinvestasikan pada: Instrumen Minimum Target Maksimum Efek Pendapatan Tetap 60% 75% 100% Efek Ekuitas 0% 25% 40% Pergeseran kisaran investasi ke arah maksimum atau ke arah minimum bukan merupakan suatu jaminan bahwa hasil investasinya akan lebih baik atau lebih jelek dari komposisi yang ditargetkan. Instrumen Investasi GARUDA SATU melakukan investasi dalam instrumen sebagai berikut: a. Efek Pendapatan Tetap GARUDA SATU melakukan investasi pada Efek Pendapatan Tetap yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang berbadan hukum Indonesia dan yang ditawarkan melalui Penawaran Umum di Indonesia dan Efek Pasar Uang yang jatuh tempo kurang dari satu tahun baik dalam mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. b. Ekuitas Portofolio Efek Ekuitas terdiri atas saham-saham termasuk Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (Rights) dan Waran, yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan berbadan hukum Indonesia yang ditawarkan melalui Penawaran Umum di Pasar Modal Indonesia. Pemilihan saham (share selection) akan dilakukan dengan dasar analisis fundamental dan aplikasi timing dalam penjualan dan pembelian efek. Pendekatan-pendekatan ini akan diterapkan sesuai dengan kondisi perekonomian dan pasar modal. 6

3. Batasan Investasi Sesuai dengan peraturan BAPEPAM-LK No. IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana Berbentuk KIK (Kontrak Investasi Kolektif), GARUDA SATU tidak diperbolehkan untuk: a. memiliki Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri yang informasinya tidak dapat diakses dari Indonesia melalui media massa atau fasilitas internet; b. memiliki Efek yang diterbitkan oleh satu perusahaan berbadan hukum Indonesia atau berbadan hukum asing yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri lebih dari 5% (lima per seratus) dari modal disetor perusahaan dimaksud atau lebih dari 10% (sepuluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana pada setiap saat; c. memiliki Efek Bersifat Ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan yang telah mencatatkan Efeknya pada Bursa Efek di Indonesia lebih dari 5% (lima per seratus) dari modal disetor perusahaan dimaksud; d. memiliki Efek yang diterbitkan oleh satu Pihak lebih dari 10% (sepuluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana pada setiap saat. Efek dimaksud termasuk surat berharga yang diterbitkan oleh bank. Larangan dimaksud tidak berlaku bagi: 1) Sertifikat Bank Indonesia; 2) Efek yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia; dan/atau 3) Efek yang diterbitkan oleh lembaga keuangan internasional di mana Pemerintah Republik Indonesia menjadi salah satu anggotanya; e. melakukan transaksi lindung nilai atas pembelian Efek yang diperdagangkan di Bursa Efek luar negeri lebih besar dari nilai Efek yang dibeli; f. memiliki Efek Beragun Aset lebih dari 10% (sepuluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana, dengan ketentuan bahwa masing-masing Efek Beragun Aset tidak lebih dari 5% (lima per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana; g. memiliki Efek yang tidak ditawarkan melalui Penawaran Umum dan/atau tidak dicatatkan pada Bursa Efek di Indonesia, kecuali: 1) Efek yang sudah mendapat peringkat dari perusahaan pemeringkat Efek; 2) Efek pasar uang, yaitu Efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun; dan 3) Efek yang diterbitkan oleh Pemerintah Indonesia dan/atau lembaga keuangan internasional di mana Pemerintah Republik Indonesia menjadi salah satu anggotanya; h. memiliki portofolio Efek berupa Efek yang diterbitkan oleh pihak yang terafiliasi dengan Manajer Investasi lebih dari 20% (dua puluh per seratus) dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana, kecuali hubungan afiliasi yang terjadi karena penyertaan modal pemerintah; i. memiliki Efek yang diterbitkan oleh pemegang Unit Penyertaan dan/atau Pihak terafiliasi dari pemegang Unit Penyertaan berdasarkan komitmen yang telah disepakati oleh Manajer Investasi dengan pemegang Unit Penyertaan dan/atau pihak terafiliasi dari pemegang Unit Penyertaan; j. terlibat dalam kegiatan selain dari investasi, investasi kembali, atau perdagangan Efek; k. terlibat dalam penjualan Efek yang belum dimiliki (short sale); l. terlibat dalam transaksi marjin; m. melakukan penerbitan obligasi atau sekuritas kredit; n. terlibat dalam berbagai bentuk pinjaman, kecuali pinjaman jangka pendek yang berkaitan dengan penyelesaian transaksi dan pinjaman tersebut tidak lebih dari 10% (sepuluh per seratus) dari nilai portofolio Reksa Dana pada saat pembelian; o. membeli Efek yang sedang ditawarkan dalam Penawaran Umum, jika: 1) Penjamin Emisi Efek dari Penawaran Umum tersebut merupakan satu kesatuan badan hukum dengan Manajer Investasi; atau 2) Penjamin Emisi Efek dari Penawaran Umum dimaksud merupakan pihak terafiliasi dari Manajer Investasi, kecuali hubungan afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal pemerintah; 7

p. terlibat dalam transaksi bersama atau kontrak bagi hasil dengan Manajer Investasi atau afiliasinya; dan q. membeli Efek Beragun Aset yang sedang ditawarkan dalam Penawaran Umum, jika 1) Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset tersebut dan Kontrak Investasi Kolektif Reksa Dana dikelola oleh Manajer Investasi yang sama; 2) Penawaran Umum tersebut dilakukan oleh pihak terafiliasi dari Manajer Investasi, kecuali hubungan afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah; dan/atau 3) Manajer Investasi Reksa Dana terafiliasi dengan Kreditur Awal Efek Beragun Aset, kecuali hubungan afiliasi tersebut terjadi karena kepemilikan atau penyertaan modal Pemerintah. VI. PERPAJAKAN Sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-18/PJ.42/1996 tanggal 30 April 1996 dan peraturan lainnya yang berlaku, perlakuan pajak atas Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif adalah sebagai berikut: No. Uraian Perlakuan PPh Dasar Hukum A. Penghasilan Reksa Dana yang berasal dari: a. Dividen PPh Tarif Umum Ps. 4 (1) UU PPh b. Bunga/Diskonto Obligasi PPh Final *) PP No. 16 Tahun 2000 c. Bunga Deposito PPh Final (20%) PP 131 Tahun 2000 d. Capital Gain Saham di Bursa PPh Final (0,1%) PP 41 Tahun 1994 e. Commercial Paper & Surat Utang Lainnya PPh Tarif Umum Ps. 4 (1) UU PPh B. Bagian laba termasuk pelunasan kembali (Penjualan Kembali) Unit Penyertaan yang diterima pemegang unit Bukan Objek PPh Ps. 4 (3) hrf h UU PPh *) 2009-2010: 0%; 2011-2013: 5%; 2014 dst.: 15%. VII. FAKTOR-FAKTOR RISIKO UTAMA Sebagaimana halnya dengan kegiatan lain, kegiatan yang dilakukan oleh Reksa Dana GARUDA SATU juga tidak terlepas dari risiko usaha yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: 1. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan Investasi dalam bentuk efek ekuitas dan instrumen berpendapatan tetap adalah berdasarkan pada turun naiknya harga yang akan mempengaruhi nilai dari Unit-unit Penyertaan di dalam Reksa Dana. Sebagai contoh, kenaikan suku bunga akan menyebabkan turunnya nilai instrumen berpendapatan tetap, sementara pertumbuhan pendapatan yang tidak baik dapat menyebabkan harga saham turun. Hal ini akan membuat nilai Unit Penyertaan Reksa Dana turun. 2. Risiko Likuiditas dari Reksa Dana Terbuka Penjualan kembali (pelunasan) tergantung kepada likuiditas dari portofolio atau kemampuan dari Manajer Investasi untuk membeli kembali (melunasi) dengan menyediakan uang tunai segera. 3. Risiko Pertanggungan Atas Kekayaan GARUDA SATU Bank Kustodian mengasuransikan seluruh kekayaan GARUDA SATU, tetapi apabila terjadi hal-hal yang tidak dapat diramalkan sebelumnya seperti kebakaran, bencana alam, atau kerusuhan, semua itu akan dapat mempengaruhi Nilai Aktiva Bersih GARUDA SATU. 4. Risiko Terjadinya Wanprestasi Risiko ini dapat terjadi apabila Emiten lalai atau gagal memenuhi kewajiban membayar pokok dan bunga dari Efek hutang pada waktu yang telah ditetapkan. 5. Risiko Ekonomi, Politik, dan Peraturan Perubahan kondisi ekonomi, politik, dan peraturan, khususnya di bidang pasar uang dan pasar modal dalam negeri atau luar negeri merupakan faktor yang dapat mempengaruhi nilai investasi GARUDA SATU. 8

VIII. HAK-HAK PEMEGANG UNIT PENYERTAAN Setiap pemegang Unit Penyertaan mempunyai hak sebagai berikut: 1. Hak untuk memperoleh pembagian keuntungan.manajer Investasi GARUDA SATU dapat membagikan keuntungan apabila memungkinkan dengan tidak mengabaikan tingkat kesehatan Reksa Dana. Pembagian keuntungan dapat berupa Unit Penyertaan atau secara tunai. 2. Hak untuk menjual kembali seluruh atau sebagian Unit Penyertaan Pemegang Unit Penyertaan dapat menjual kembali seluruh atau sebagian Unit Penyertaannya setiap hari bursa sesuai dengan Nilai Aktiva Bersih pada hari yang bersangkutan. 3. Hak untuk mendapatkan bukti penyertaan. 4. Hak untuk memperoleh informasi mengenai Nilai Aktiva Bersih harian dari Bank Kustodian. 5. Hak untuk memperoleh laporan sesuai dengan peraturan BAPEPAM-LK yaitu: a. Laporan posisi penyertaan, bilamana diperlukan. b. Laporan Keuangan Tahunan GARUDA SATU yang telah diperiksa oleh Akuntan Publik yang terdaftar di BAPEPAM-LK. 6. Hak untuk memperoleh pembagian hasil likuidasi. Dalam hal GARUDA SATU dibubarkan atau dilikuidasi sesuai dengan peraturan yang berlaku, pemegang Unit Penyertaan berhak mendapatkan hasil likuidasi secara proporsional dengan kepemilikan Unit Penyertaan. 7. Hak untuk memperoleh tambahan Nilai Aktiva Bersih berasal dari Perhitungan Nilai Net NAB pada Penjualan Kembali. IX. ALOKASI BIAYA 1. Biaya yang Menjadi Beban GARUDA SATU - Imbalan Jasa untuk Manajer Investasi Menurut Kontrak Investasi Kolektif, imbalan untuk jasa yang diberikan oleh Manajer Investasi ditetapkan sebesar 1,75% (satu koma tujuh puluh lima persen) per tahun dari Nilai Aktiva Bersih yang dihitung setiap hari (berdasarkan 365 hari per tahun) dan dibayarkan setiap bulan dari kekayaan Reksa Dana. - Imbalan Jasa untuk Bank Kustodian Imbalan untuk jasa yang diberikan oleh Bank Kustodian ditetapkan sebesar 0,25% (nol koma dua puluh lima persen) per tahun dari Nilai Aktiva Bersih yang dihitung setiap hari (berdasarkan 365 hari per tahun) dan dibayarkan setiap bulan dari kekayaan Reksa Dana. - Biaya Operasional GARUDA SATU membayar seluruh biaya atas jasa Akuntan Publik, Notaris dan Konsultan Hukum setelah GARUDA SATU dinyatakan efektif atau beroperasi, serta biaya lainnya, biaya yang terkait dengan transaksi, registrasi, biaya pembuatan laporan-laporan yang berkaitan dengan GARUDA SATU dan biaya pembaharuan prospektus berikut penyebarannya. 2. Biaya yang Menjadi Beban Manajer Investasi - Biaya Persiapan Biaya persiapan termasuk proses persiapan dan penandatanganan perjanjian dalam rangka penerbitan Unit Penyertaan GARUDA SATU tetapi tidak terbatas pada biaya Konsultan Hukum, Notaris dan Akuntan Publik. - Biaya Lainnya Biaya lainnya meliputi biaya administrasi, biaya pemasaran, biaya pencetakan dan biaya distribusi prospektus. 9

3. Perhitungan untuk Pemegang Unit Penyertaan Pemegang Unit Penyertaan akan diperhitungkan: Jenis Besar Biaya Pembelian Unit Penyertaan Perhitungan Nilai Net NAB pada Penjualan Kembali: 1,50% dari Nilai Pembelian - Periode kepemilikan kurang dari 12 bulan 2,50% dari Nilai Penjualan Kembali - Periode kepemilikan 12 bulan sampai kurang dari 18 bulan 2,00% dari Nilai Penjualan Kembali - Periode kepemilikan 18 bulan atau lebih 1,00% dari Nilai Penjualan Kembali Perhitungan Nilai Net NAB pada Penjualan Kembali (Perhitungan Nilai Net NAB pada Redemsi) tidak diperhitungkan jika memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Penjualan kembali (Redemsi) dilakukan oleh Pemegang Unit dengan tujuan untuk direinvestasikan kembali dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hari bursa setelah dana penjualan kembali (redemsi) dikirimkan kepada pemegang unit. 2. Jumlah reinvestasi tidak kurang dari nilai pembelian awal unit yang bersangkutan, atau tidak kurang dari hasil redemsi, mana yang lebih rendah. 3. Reinvestasi dilakukan: a. atas nama pemegang unit yang menjual kembali (redemsi) dan/atau pihak lain yang ditunjuk oleh pemegang unit, dan/atau b. ke Reksa Dana lain yang Manajer Investasinya sama dengan Manajer Investasi Reksa Dana GARUDA SATU. 4. Menyertakan surat keterangan pada saat mengajukan redemsi yang menyatakan rencana melakukan penjualan kembali dan mereinvestasikan kembali dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari bursa. Dana yang dikreditkan ke investor dari hasil redemsi untuk diinvestasikan kembali dalam waktu 15 (lima belas) hari bursa adalah sejumlah nilai redemsi dikurangi Perhitungan Nilai Net NAB pada penjualan kembali yang akan ditahan selama dana yang dikreditkan tersebut belum direinvestasikan kembali. Dana yang direinvestasikan adalah sebesar dana yang dikreditkan oleh investor dari hasil redemsi tersebut ditambah dengan Perhitungan Nilai Net NAB pada penjualan kembali yang ditahan sebelumnya. Beban biaya reinvestasi sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam prospektus ini. Perhitungan Nilai Net NAB pada penjualan kembali, bukan milik/hak Manajer Investasi melainkan menjadi hak pemegang unit yaitu asset dari Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana pada GARUDA SATU, sehingga menambah Nilai Aktiva Bersih. X. PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI Sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. IV.B.1 Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif wajib dibubarkan apabila terjadi salah satu dari hal-hal sebagai berikut: a. Dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari bursa, Reksa Dana yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif memiliki dana kelolaan kurang dari Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah); b. Diperintahkan oleh BAPEPAM-LK sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan di Pasar Modal. c. Total Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana kurang dari Rp 25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) selama 90 (sembilan puluh) hari bursa berturut-turut; dan/atau d. Manajer Investasi dan Bank Kustodian telah sepakat untuk membubarkan Reksa Dana. 10

XI. PENDAPAT AUDITOR TENTANG LAPORAN KEUANGAN 11

REKSA DANA GARUDA SATU LAPORAN AKTIVA DAN KEWAJIBAN 31 DESEMBER 2010 (Dengan perbandingan 31 Desember 2009) (dalam satuan Rupiah, kecuali Unit Penyertaan) AKTIVA Catatan 2010 2009 Portofolio investasi bersih 2a, 2b, 3 64.835.500.000 61.996.166.355 Bank 4 182.326.935 210.872.432 Piutang Transaksi efek 5 2.178.438.459 764.415.064 Bunga 2c, 6 80.882.756 46.462.650 Dividen 18.053.575 - Pajak dibayar di muka 7-5.508.702 JUMLAH AKTIVA 67.295.201.725 63.023.425.203 KEWAJIBAN Hutang transaksi efek 8-840.329.269 Beban masih harus dibayar 531.077.211 542.587.025 Hutang pajak 9 1.620.592 15.332.952 JUMLAH KEWAJIBAN 532.697.803 1.398.249.246 AKTIVA BERSIH 2a 66.762.503.922 61.625.175.958 Jumlah unit penyertaan yang beredar 13.832.487,3759 13.846.184,8892 Nilai aktiva bersih per unit penyertaan 2a 4.826,50 4.450,70 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan 12

REKSA DANA GARUDA SATU LAPORAN OPERASI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 (Dengan perbandingan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009) (dalam satuan Rupiah) Catatan 2010 2009 PENDAPATAN INVESTASI Bunga 2c, 10 2.708.811.281 3.576.284.838 Dividen 2c 707.811.387 498.120.212 Lain-lain 4.562.737 1.264.381 JUMLAH PENDAPATAN INVESTASI 3.421.185.405 4.075.669.431 BEBAN INVESTASI Beban jasa pengelolaan investasi 2c, 11 1.116.574.297 1.045.125.029 Beban jasa kustodian 2c, 12 159.510.615 149.303.575 Beban lain-lain 233.429.203 298.769.945 JUMLAH BEBAN INVESTASI 1.509.514.115 1.493.198.549 PENDAPATAN INVESTASI BERSIH 1.911.671.290 2.582.470.882 KEUNTUNGAN INVESTASI Keuntungan (kerugian) investasi yang telah direalisasi 2b, 2c 2.360.869.666 2.471.010.462 Keuntungan (kerugian) investasi yang belum direalisasi 2b, 2c 1.605.801.018 2.895.389.855 JUMLAH KEUNTUNGAN (KERUGIAN) INVESTASI BERSIH 3.966.670.684 5.366.400.317 KENAIKAN (PENURUNAN) AKTIVA BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI SEBELUM BEBAN PAJAK 5.878.341.974 7.948.871.199 BEBAN PAJAK Pajak kini 2e, 13 156.136.000 136.930.711 Pajak final 541.762.255 715.256.971 KENAIKAN (PENURUNAN) AKTIVA BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI 5.180.443.719 7.096.683.517 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan 13

REKSA DANA GARUDA SATU LAPORAN PERUBAHAN AKTIVA BERSIH Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 (Dengan perbandingan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009) (dalam satuan Rupiah) Catatan 2010 2009 KENAIKAN AKTIVA BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI Pendapatan investasi - bersih 2c 1.911.671.290 2.582.470.882 Keuntungan (kerugian) investasi yang telah direalisasi 2b, 2c 2.360.869.666 2.471.010.462 Keuntungan (kerugian) Investasi yang belum direalisasi 2b, 2c 1.605.801.018 2.895.389.855 Beban pajak Pajak kini 2e, 13 (156.136.000) (136.930.711) Pajak final (541.762.255) (715.256.971) JUMLAH KENAIKAN (PENURUNAN) AKTIVA BERSIH DARI AKTIVITAS OPERASI 5.180.443.719 7.096.683.517 TRANSAKSI DENGAN PEMEGANG UNIT PENYERTAAN Penjualan unit penyertaan 411.620.286 992.611 Pembelian kembali unit penyertaan 2d (454.736.041) (126.438.105) JUMLAH TRANSAKSI DENGAN PEMEGANG UNIT PENYERTAAN (43.115.755) (125.445.494) JUMLAH KENAIKAN (PENURUNAN) AKTIVA BERSIH 5.137.327.964 6.971.238.023 AKTIVA BERSIH PADA AWAL TAHUN 61.625.175.958 54.653.937.935 AKTIVA BERSIH PADA AKHIR TAHUN 66.762.503.922 61.625.175.958 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan terlampir yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan 14

REKSA DANA GARUDA SATU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 (Dengan perbandingan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009) (dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. UMUM Reksa Dana Garuda Satu (Reksa Dana) adalah reksa dana bersifat terbuka berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang dibentuk pada tanggal 20 Desember 1996 menurut Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995. Kontrak Investasi Kolektif Garuda Satu antara PT Intru Nusantara sebagai Manajer Investasi dan Deutsche Bank AG, Jakarta sebagai Bank Kustodian telah diaktanotariskan dengan akta No. 264 tanggal 20 Desember 1996 dari Notaris Ny. Siti Rachmayanti, SH KN., pengganti Adam Kasdarmadji SH, Notaris di Jakarta. Kontrak Investasi Kolektif Garuda Satu telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 2 tanggal 4 Desember 2001 dari Notaris Fathiah Helmi SH, untuk menyesuaikan dengan Peraturan BAPEPAM No. IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Unit penyertaan Reksa Dana Garuda Satu diluncurkan sejak 24 Februari 1997. Manajer Investasi dan Bank Kustodian Reksa Dana Garuda Satu masing-masing berkedudukan di Wisma GKBI Lantai 38, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 28, Jakarta dan di Jalan Imam Bonjol No. 80, Jakarta. Tujuan dari Reksa Dana adalah sebagai wadah untuk menghimpun dana dari pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam instrumen pasar modal baik dalam bentuk efek bersifat hutang maupun efek bersifat ekuitas yang ditawarkan melalui penawaran umum seperti saham, warran dan surat bukti right, serta instrumen pasar uang yang mempunyai jatuh tempo kurang dari satu tahun meliputi Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Promissory Note, Sertifikat Deposito baik dalam mata uang Rupiah maupun dalam mata uang asing dan Surat Berharga Komersial yang telah diperingkat oleh perusahaan pemeringkat efek yang disetujui oleh BAPEPAM. Sasaran komposisi portofolio Reksa Dana Garuda Satu adalah 25% dalam efek yang bersifat ekuitas dengan kisaran antara 0% sampai 40% dan 75% dalam efek instrumen pendapatan tetap termasuk pasar uang dengan kisaran 60% sampai 100%. Sponsor Reksa Dana Garuda Satu adalah PT Makindo. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 PT Makindo memiliki 5.296.205,890 unit penyertaan, sedangkan PT Intru Nusantara sebagai Manajer Investasi tidak memiliki unit penyertaan. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT Intru Nusantara, sesuai dengan akta No. 06 tanggal 11 Juni 2010 dari Notaris H. Parlindungan L. Tobing, SH, sebagai berikut: Komisaris Utama : Prof. Ir. Abdul Kadir Komisaris : Irwan Ang Direktur Utama : Vanessa Natalie Hutagalung Direktur : Ignatius Budi Prabowo Perihal perubahan susunan pengurus Perusahaan tersebut di atas, pemberitahuannya telah diterima oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum berdasarkan surat No. AHU-AH.01.10-20127 tanggal 06 Agustus 2010. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana Penetapan nilai aktiva bersih Reksa Dana dilakukan setiap hari kerja berdasarkan nilai pasar wajar portofolio efek Reksa Dana. Nilai aktiva bersih per unit penyertaan dihitung berdasarkan nilai aktiva bersih pada akhir hari kerja dibagi dengan jumlah unit penyertaan yang beredar. b. Investasi 15

REKSA DANA GARUDA SATU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 (Dengan perbandingan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009) (dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (Lanjutan) Investasi dalam deposito berjangka dinyatakan sebesar nilai nominal. Investasi dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia dinyatakan sebesar nilai pasar wajar. Investasi dalam saham dinyatakan sebesar nilai pasar wajar dengan menggunakan harga terakhir saham yang bersangkutan pada bursa efek di Indonesia. Perbedaan antara harga perolehan dan nilai pasar wajar dicatat sebagai laba atau rugi yang belum direalisasi atas investasi. Laba atau rugi yang telah direalisasi atas investasi diakui pada saat penjualan efek sebesar perbedaan antara harga perolehan dan harga jual bersih. Harga pokok penjualan efek ditetapkan dengan menggunakan metode rata-rata. c. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dan beban bunga diakui harian secara akrual. Pendapatan dividen dari saham yang diperdagangkan di bursa efek diakui pada tanggal ex (ex-date), yaitu tanggal di mana saham tidak memiliki hak atas dividen, saham bonus atau hak lain. Beban jasa pengelolaan investasi, beban jasa kustodian dan beban lain-lain diakui harian secara akrual. d. Pembelian Kembali Unit Penyertaan Pembelian kembali unit penyertaan merupakan transaksi pencairan unit penyertaan. Dalam transaksi ini ada sebagian dana dengan persentase yang diperhitungkan sebagai bagian yang tetap berada di dalam Nilai Aktiva Bersih reksa dana yang merupakan dana milik pemegang unit yang masih tercatat. e. Beban Pajak Reksa Dana menghitung pajak penghasilan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 46 tentang Akuntansi Pajak Penghasilan. Metode penangguhan Pajak Penghasilan diterapkan untuk mencerminkan perbedaan temporer antara laporan keuangan untuk tujuan komersial dan pajak yang menimbulkan suatu jumlah kena pajak atau jumlah yang boleh dikurangkan dalam perhitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aktiva tersebut dipulihkan atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi. Pengaruh pajak atas perbedaan temporer, yang masingmasing dapat berupa aktiva atau kewajiban disajikan dalam jumlah bersih. 16

REKSA DANA GARUDA SATU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 (Dengan perbandingan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009) (dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PORTOFOLIO INVESTASI - BERSIH 31 Desember 2010 Nilai Pasar Wajar Nilai Pasar Wajar No. Uraian Investasi Terhadap Harga Nilai Pasar Wajar/ Terhadap Jumlah Beli/Harga Nilai Nominal Nilai Wajar Perolehan (%) Portofolio Efek (%) Jumlah Pokok DEPOSITO BERJANGKA 40.700.000.000 Rupiah 100,00 40.700.000.000 62,77 Jumlah Saham SAHAM Keuangan 1. 112.500 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 88,69 641.250.000 0,99 2. 1.700.000 PT Bank Bukopin Tbk. 88,10 1.105.000.000 1,70 Aneka Industri 3. 90.500 PT Astra International Tbk. 103,28 4.936.775.000 7,61 Perdagangan, Jasa dan Investasi 4. 15.000.000 PT Bakrie & Brothers Tbk. 66,68 975.000.000 1,50 Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi 5. 794.000 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. 95,41 6.312.300.000 9,74 6. 600.000 PT Berlian Laju Tanker Tbk. 91,32 198.000.000 0,31 Industri Dasar dan Kimia 7. 131.000 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 96,20 2.089.450.000 3,22 8. 225.500 PT Daya Sakti Unggul Corporation Tbk. - 9. 500.000 PT Krakatau Steel Tbk. 98,10 600.000.000 0,93 10. 100.000 PT Pelat Timah Nusantara Tbk. 103,34 43.000.000 0,07 11. 272.000 PT Asahimas Flat Glass Tbk. 103,18 1.577.600.000 2,34 Pertambangan 12. 245.000 PT Medco Energi International Tbk. 100,10 826.875.000 1,28 13. 1.025.000 PT Timah Tbk. 90,00 2.818.750.000 4,35 Agrobisnis 14. 7.500 PT Astra Agro Lestari Tbk. 107,66 196.500.000 0,30 Industri Barang Konsumsi 15. 110.000 PT Unilever Indonesia Tbk. 101,84 1.815.000.000 2,80 Jumlah 64.835.500.000 100,00 17

REKSA DANA GARUDA SATU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 (Dengan perbandingan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009) (dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. PORTOFOLIO INVESTASI - BERSIH (Lanjutan) 31 Desember 2009 Nilai Pasar Wajar Nilai Pasar Wajar No. Uraian Investasi Terhadap Harga Nilai Pasar Wajar/ Terhadap Jumlah Beli/Harga Nilai Nominal Nilai Wajar Perolehan (%) Portofolio Efek (%) Jumlah Pokok DEPOSITO BERJANGKA 27.300.000.000 Rupiah 100,00 27.300.000.000 44,04 SERTIFIKAT BANK Jumlah Pokok INDONESIA 10.300.000.000 Rupiah 99,73 10.272.456.484 16,57 Jumlah Saham SAHAM Keuangan 1. 626.500 PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 98,94 2.850.575.000 4,60 Aneka Industri 2. 20.107 PT Astra International Tbk. 115,92 697.712.900 1,13 Perdagangan, Jasa dan Investasi 3. 55 PT Multipolar Corporation Tbk. 47,20 3.245 0,00 4. 9.000.000 PT Bakrie & Brothers Tbk. 80,73 765.000.000 1,24 5. 166 PT United Tractors Tbk. 207,73 2.573.000 0,00 6. 2.500.000 PT Mitra International Resources Tbk. 67,68 875.000.000 1,41 Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi 7. 134.500 PT Samudera Indonesia Tbk. 55,49 511.100.000 0,83 8. 575.000 PT Indosat Tbk. 92,61 2.716.875.000 4,38 9. 187.500 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. 101,50 1.771.875.000 2,86 Industri Dasar dan Kimia 10. 225.500 PT Daya Sakti Unggul Tbk. 50,85 51.865.000 0,08 11. 1.000.000 PT Indofarma Tbk. 97,85 83.000.000 0,13 Pertambangan 12. 220.000 PT Aneka Tambang Tbk. 102,39 484.000.000 0,78 13. 950.000 PT Tambang Timah Tbk. 95,88 1.900.000.000 3,06 14. 1.537.500 PT International Nickel Indonesia Tbk. 87,07 5.611.875.000 9,05 15. 212.500 PT Medco Energi International Tbk. 90,40 520.625.000 0,84 16. 862.500 PT Adaro Energy Tbk. 123,45 1.492.125.000 2,41 17. 2.150.000 PT Energi Mega Persada Tbk. 79,49 414.950.000 0,67 Agrobisnis 18. 58.000 PT Astra Agro Lestari Tbk. 100,00 1.319.500.000 2,13 19. 1.800.000 PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk. 68,05 1.044.000.000 1,68 Lain-lain 20. 1.300.000 PT Ciputra Property Tbk. 63,76 318.500.000 0,51 21. 6.750.000 PT Sentul City Tbk. 73,50 654.750.000 1,06 22. 1.750.000 PT Bakrieland Development Tbk. 93,14 337.750.000 0,54 23. 374 PT Arwana Citramulia Tbk. 111,61 55.726 0,00 Jumlah 61.996.166.355 100,00 4. BANK Bank merupakan dana yang siap dipakai untuk operasional perusahaan yang ada pada rekening beberapa bank dalam negeri. 18

REKSA DANA GARUDA SATU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (Lanjutan) Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 (Dengan perbandingan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009) (dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. PIUTANG TRANSAKSI EFEK Piutang transaksi efek merupakan piutang kepada PT Makindo Securities (pihak hubungan istimewa) yang terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan efek melalui perantara pedagang efek. 6. PIUTANG BUNGA Piutang bunga merupakan piutang bunga atas deposito berjangka. 7. PAJAK DIBAYAR DI MUKA Pajak dibayar di muka merupakan Pajak Bunga Sertifikat Bank Indonesia. 8. HUTANG TRANSAKSI EFEK Hutang transaksi efek merupakan hutang kepada PT Makindo Securities (pihak hubungan istimewa) yang terjadi sehubungan dengan transaksi pembelian efek melalui perantara pedagang efek. 9. HUTANG PAJAK Hutang pajak merupakan saldo hutang usaha per 31 Desember 2010 dan 2009 dengan rincian sebagai berikut: 2010 2009 PPh Pasal 25-14.946.741 Taksiran hutang pajak penghasilan setelah dikurangi pembayaran di muka sebesar Rp 155.617.545 (2010) dan Rp 136.544.500 (2009) 1.620.592 386.211 Jumlah 42.219.842 14.332.952 10. PENDAPATAN BUNGA 2010 2009 Deposito berjangka (termasuk Sertifikat Bank Indonesia) 2.705.700.746 3.573.012.365 Giro 3.110.535 3.272.473 Jumlah 2.708.811.281 3.576.284.838 11. BEBAN JASA PENGELOLAAN INVESTASI Beban jasa pengelolaan investasi merupakan beban yang dibayarkan kepada PT Intru Nusantara sebagai Manajer Investasi sebesar 1,75% per tahun dari Nilai Aktiva Bersih. 12. BEBAN JASA KUSTODIAN Beban jasa kustodian merupakan beban pengelolaan administrasi dan imbalan jasa penitipan kekayaan Reksa Dana pada Deutsche Bank AG sebagai Bank Kustodian sebesar 0,25% per tahun dari Nilai Aktiva Bersih. 13. BEBAN PAJAK Rekonsiliasi antara kenaikan aktiva bersih dari aktivitas operasi sebelum beban pajak seperti yang disajikan dalam laporan operasi dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 19