1 Abdu`rrahman, Aspek-Aspek Bantuan Hukum di Indonesia,(Jakarta: Cendana Press, 1983), h. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehariannya. Dalam al-qur an dan al-hadist telah menjelaskan bahwa Allah SWT

BAB III METODE PENELITIAN. masalah. Apabila seseorang peneliti ingin melakukan kegiatan-kegiatan penelitian, maka

BAB I PENDAHULUAN. Program Bantuan Hukum. Bantuan hukum disini dimaksudkan adalah

BAB I PENDAHULUAN. hukum guna menjamin adanya penegakan hukum. Bantuan hukum itu bersifat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Pengadilan Agama Kabupaten Malang, yang merupakan kantor Pos Bantuan Hukum.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akses kepada keadilan (access to justice) dan kesamaan di

BAB I PENDAHULUAN. tanpa biaya. Hal ini dikenal dengan sebutan hukum acara perkara secara

BAB I PENDAHULUAN. perkara perdata islam tertentu, bagi orang-orang islam di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERJANJIAN KERJASAMA

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

PERJANJIAN KERJASAMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara hukum. Hal ini sesuai dengan amanat yang

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI BANYUASIN,

BAB III PERAN POSBAKUM DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO. A. Profil POSBAKUM di Pengadilan Agama Sidoarjo

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG ACARA GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di

A. Gambaran Umum Posbakum Pengadilan Negeri Sidoarjo. 1. Landasan hukum berdirinya Posbakum Pengadilan Negeri Sidoarjo

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

Prosedur Bantuan Hukum

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

III. METODE PENELITIAN. penulis akan melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian lapangan. Peneliti menggambarkan secara detail dan mendalam tentang

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. menulis skripsi kesarjanaan dengan judul Pelaksanaan Bantuan Hukum Secara

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 105/PUU-XIV/2016 Kewajiban Mematuhi Putusan Mahkamah Konstitusi

TENTANG. 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan untuk mempunyai anak adalah naluri manusiawi dan

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HUKUM CUMA-CUMA

BAB I PENDAHULUAN. usaha dalam penegakan hukum dalam masyarakat lewat peradilan maupun

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju atau tidaknya suatu negara dari aspek kesejahteraan sosial,

PENUNJUK ADVOKAT DAN BANTUAN HUKUM

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN AGAMA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XV/2017 Perintah Penahanan yang Termuat dalam Amar Putusan

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM

BAB IV ANALISIS KESELARASAN PERAN POSBAKUM DENGAN PERUNDANG UNDANGAN YANG BERLAKU

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BADAN PERADILAN UMUM

RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM FAKIR MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB IV ANALISIS PRAKTIK BANTUAN HUKUM DI POSBAKUM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. A. Analisis Praktik Posbakum Menurut Undang-Undang No.

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA No. 10 Tahun 2010

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM PADA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 83 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA-CUMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KUASA HUKUM Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc., dkk berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 20 Maret 2014.

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN KECAMATAN NGULING DESA SUMBERANYAR

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 112/PUU-XII/2014

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanah pasal 4 Undang-Undang No 14 Tahun 1970 jo

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

PROSES PELAKSANAAN GUGATAN INTERVENSI DALAM PEMERIKSAAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PADANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III PROFIL LEMBAGA PELAKSANA LAYANAN POS BANTUAN HUKUM. A. Lembaga Pemberi Pos Bantuan Hukum

BOLEHKAN PENGADILAN MEMBANTU MENYUSUN SURAT GUGATAN? Oleh: Taufik Rahayu Syam 1

BAB III METODE PENELITIAN. Metode secara etimologi diartikan sebagai jalan atau caramelakukan atau

BAB I PENDAHULUAN. zoon politicon, yakni sebagai makhluk yang pada dasarnya. selalu mempunyai keinginan untuk berkumpul dengan manusia-manusia lainnya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BANTUAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. material. Fungsinya menyelesaikan masalah yang memenuhi norma-norma larangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Peradilan Tata Usaha Negara telah diatur didalam Undang-Undang Nomor

Kuasa Hukum : - Fathul Hadie Utsman, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Oktober 2014;

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN. bulan, terhitung dari bulan Desember 2014 sampai dengan Oktober 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. perceraian terbanyak di Jawa Timur setelah Banyuwangi. memudahkan proses penelitian skripsi ini.

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

PUTUSAN Nomor 88/PUU-X/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - GUBERNUR PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

PERAN BANTUAN HUKUM TERHADAP PERLINDUNGAN HAK-HAK TERSANGKA DAN TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU

KODE ETIK P O S B A K U M A D I N

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM BAGI WARGA MISKIN KABUPATEN SIAK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian yuridis empiris yaitu penelitian terhadap

RINGKASAN SKRIPSI. Sumber Hukum Acara di lingkungan Peradilan Agama juga menjelaskan tentang

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan. semua tertib hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

2 c. bahwa untuk memberikan akses yang seluasluasnya kepada masyarakat yang tidak mampu maka Mahkamah Agung dan Badan-badan Peradilan yang berada di b

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berdirinya lembaga-lembaga perekonomian yang menerapkan

Pada hari ini, SENIN tanggal Enam Belas bulan Januari tahun 2Afi (dua ribu tujuh belas) di

BUPATI MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN HUKUM UNTUK MASYARAKAT MISKIN

BUPATI ALOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN BANTUAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN

Transkripsi:

Latar Belakang Masalah Program bantuan hukum bagi rakyat kecil yang tidak mampu dan buta hukum adalah merupakan hal yang relatif baru di negara-negara berkembang. Persoalan bantuan hukum di Indonesia adalah berhubungan erat dengan sifat Negara kita sebagai suatu Negara Hukum dan konsekuensi daripada diakuinya prinsip Negara Indonesia adalah Negara Hukum. Bantuan Hukum hanya mungkin dapat berkembang dengan baik bilamana suatu negara menjadikan hukum sebagai landasan dari segala kegiatan dan penataan kelembagaannya. 1 Adapun Pos Bantuan Hukum yang ada di Pengadilan Agama Kabupaten Malang ini membantu meringankan beban pengadilan yang dimana dilihat dari segi keterbatasan SDM yang ada di Pengadilan Agama Kabupaten Malang tersebut, karena dengan pekerjaan yang banyak dan disisi lain volume perkara yang begitu banyak yang mencapai hingga ribuan perkara, dan jangkauan Pengadilan Agama Kabupaten Malang ini juga luas begitu juga banyak masyarakat yang kurang mampu. Dengan banyaknya perkara yang masuk dan SDM yang ada dalam Pos Bantuan Hukum ini terbatas, maka Pos Bantuan Hukum membatasi dalam sehari mampu membantu pencari keadilan antara 50 hingga 70 perkara/kasus. Dengan adanya peraturan tentang Bantuan Hukum (UU RI no. 16 tahun 2011 dan SEMA No. 10 tahun 2010), maka Peradilan mempunyai tugas untuk mewujudkan keadilan bagi orang yang mencari keadilan yang kurang mampu. Pos Bantuan Hukum juga mempunyai peran dalam membantu para pihak menyelesaikan perkara, sudah efektifkah Pos Bantuan Hukum ini dalam membantu mencari keadilan di Pengadilan. Pembentukan Pos Bantuan Hukum pada setiap Pengadilan Negeri, Pengadilan Agama, serta Pengadilan Tata Usaha Negara adalah untuk mencari keadilan bagi yang kurang mampu. Dengan paparan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk menelitinya dan peneliti akan mengadakan penelitian dengan judul EFEKTIFITAS PERAN POS BANTUAN HUKUM DALAM MEMBANTU MENYELESAIKAN PERKARA (Studi di Pengadilan Agama Kabupaten Malang). 1 Abdu`rrahman, Aspek-Aspek Bantuan Hukum di Indonesia,(Jakarta: Cendana Press, 1983), h. 1 1

Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan masalah: 1. Bagaimana pandangan hakim tentang efektifitas peran Pos Bantuan Hukum di Pengadilan Agama Kabupaten Malang? 2. Bagaimana pandangan pencari keadilan terhadap peran Pos Bantuan Hukum dalam membantu menyelesaikan perkara? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti, diantaranya adalah: 1. Untuk mengetahui pandangan hakim tentang efektifitas peran Pos Bantuan Hukum di Pengadilan Agama Kabupaten Malang. 2. Untuk mengetahui pandangan pencari keadilan terhadap peran Pos Bantuan Hukum dalam membantu menyelesaikan perkara. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis a. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dan pembaca mengenai masalah yang diteliti ini. b. Untuk memberikan pemahaman dan wawasan terhadap khazanah keilmuan terhadap objek yang diteliti, dan pemahaman terhadap masyarakat adanya bantuan hukum dalam membantu menyelesaikan perkara, serta para pencari keadilan dalam mencari keadilan. c. Sebagai bahan pustaka atau referensi bagi penelitian selanjutnya. 2. Secara Praktis a. Untuk memenuhi salah satu syarat gelar kesarjanaan dalam bidang hukum keperdataan islam. b. Sebagai sumber pengetahuan untuk mengetahui pandangan hakim tentang efektifitas peran pos bantuan hukum, dan untuk mengetahui pandangan pencari keadilan terhadap peran pos bantuan hukum dalam menyelesaikan masalah. 2

Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan terhadap beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan pengertian sebagai berikut: 1. Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. 2 2. Bantuan Hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh Pemberi Bantuan Hukum secara cuma-cuma kepada Penerima Bantuan Hukum. 3 3. Pos Bantuan Hukum adalah ruang yang disediakan oleh dan pada setiap Pengadilan Negeri bagi Advokat Piket dalam memberikan layanan bantuan hukum kepada Pemohon Bantuan Hukum untuk pengisian formulir permohonan bantuan hukum, bantuan pembuatan dokumen hukum, advis atau konsultasi hukum, memberikan rujukan lebih lanjut untuk pembebasan biaya perkara, dan memberikan rujukan lebih lanjut tentang bantuan jasa Advokat. 4 Sistematika Penulisan Penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab yang disusun secara sistematis, dimana masing-masing bab akan membahas persoalan sendiri-sendiri namun dalam pembahasan keseluruhan saling berkaitan, dan tiap-tiap bab akan terdiri dari beberapa sub bab. Secara garis besar disusun sebagai berikut: BAB I merupakan Pendahuluan, dimana dalam bab pendahuluan ini memaparkan adanya latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. BAB II merupakan Tinjauan Pustaka yang sebagaimana sebagai landasan awal dalam sebuah penelitian, yakni berisi penelitian terdahulu dan kerangka teori. 2 http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-efektifitas/, diakses pada Tanggal 08 September 2014 3 Undang-Undang Republik Indonesia No. 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum, BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1 4 SEMA No. 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum, BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1 3

BAB III merupakan Metode Penelitian, yaitu menjelaskan tentang jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, sumber data yang berasal dari data primer dan data sekunder, metode pengolahan data dan metode pengumpulan data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, yakni memuat tentang gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data, dan analisis data penelitian baik melalui data primer maupun data sekunder. BAB V Penutup, yakni berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti/penulis dan saran-saran untuk pihak yang terkait serta masukan oleh pembaca kepada peneliti/penulis. Penelitian Terdahulu Penelitian yang pertama dilakukan oleh Adib Mamduh (00210068) mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Syari ah Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah, yang berjudul Peran Lembaga Bantuan Hukum Dalam Menyelesaikan Perkara Perceraian di Pengadilan Agama (Studi di Pengadilan Agama Kabupaten Malang). Penelitian ini lebih fokus pada peran lembaga hukumnya, dimana tidak semua orang tahu akan haknya untuk mendapatkan bantuan hukum sehingga jika mendapatkan kesulitan tidak segera mencari orang yang dapat memberikan bantuan hukum kepadanya. Jadi masyarakat tidak paham dan tidak tahu bahwasanya adanya lembaga bantuan hukum yang dapat membantu dalam menyelesaikan perkaranya. Penelitian yang kedua dilakukan oleh M. Shaiful Umam (09350107) mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Syari ah dan Hukum Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah pada tahun 2013, yang berjudul Bantuan Hukum Golongan Tidak Mampu Dalam Perkara Hukum Keluarga di Pengadilan Agama Yogyakarta Tahun 2011-2012. Penelitian ini lebih fokus pada pelaksanaan program Bantuan Hukum yang diberikan oleh Pengadilan Agama Yogyakarta kepada pencari keadilan yang tidak mampu. Dan hasil dari penelitiannya bahwa Posbakum di Pengadilan Agama Yogyakarta sangat membantu para pencari keadilan golongan tidak mampu dalam berperkara. 4

Tujuan Bantuan Hukum Dalam Memberikan Bantuan Bantuan hukum tersebut meliputi menjalankan kuasa, mendampingi, mewakili, membela, dan/atau melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum Penerima Bantuan Hukum, yang bertujuan untuk 5 : a. Menjamin dan memenuhi hak bagi Penerima Bantuan Hukum untuk mendapatkan akses keadilan. b. Mewujudkan hak konstitusional semuaa warga Negara sesuai dengan prinsip persamaan kedudukan didalam hukum. c. Menjamin kepastian penyelenggaraan Bantuan Hukum dilaksanakan secara merata di seluruh wilayah Negara Indonesia. d. Mewujudkan peradilan yang efektif, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan. Pengertian Efektifitas Hukum Menurut Hans Kelsen, jika berbicara tentang efektifitas hukum, dibicarakan pula tentang validitas hukum. Validitas hukum berarti bahwa normanorma hukum itu mengikat, bahwa orang harus berbuat sesuai dengan yang diharuskan oleh norma-norma hukum, bahwa orang harus mematuhi dan menerapkan norma-norma hukum. Efektifitas hukum berarti bahwa orang benarbenar berbuat sesuai dengan norma-norma hukum sebagaimana mereka harus berbuat, bahwa norma-norma itu benar-benar diterapkan dan dipatuhi. 6 Berlakunya Hukum dapat dipandang dari 3 (tiga) faktor, yakni: 1. Secara Filosofis 2. Secara Yuridis 3. Secara Sosiologis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Hukum Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A. faktor-faktor tersebut saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena merupakan esensi dari penegakan 5 http://www.pn-sarolangun.go.id/index.php/hak-hak-pokok-masyarakat/hak-bantuan-hukum, diakses pada Tanggal 3 Juni 2014 6 http://pratamaiin.blogspot.com/2012/12/efektifitas-hukum-html, diakses pada Tanggal 23 Agustus 2014 5

hukum, juga merupakan tolak ukur daripada efektifitas penegakan hukum. 7 Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Faktor hukumnya sendiri (undang-undang) 2. Faktor penegak hukum 3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum 4. Faktor masyarakat 5. Faktor kebudayaan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah penelitian empiris, yang dimana kegunaan dari penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana hukum itu dilaksanakan termasuk proses penegakan hukum, karena penelitian jenis ini dapat mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang ada dibalik pelaksanaan dan penegakan hukum. 8 Pendekatan Penelitian Peneliti menggunakan jenis pendekatan kualitatif, dengan kata lain datadata yang diperoleh baik berdasarkan sumber primer maupun data yang diperoleh melalui sumber sekunder diuraikan ke dalam bentuk kalimat bukan ke dalam bentuk angka-angka. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diteliti oleh peneliti adalah terletak di Jalan Panji No. 202 Kepanjen, Kabupaten Malang, Telp. (0341) 397200, Fax. (0341) 395786, website: www.pa-malangkab.go.id. Letak Pos Bantuan Hukum ini atau kantornya berada di Pengadilan Agama Kabupaten Malang, website Pos Bantuan Hukum:www.posbantuanhukum.blogspot.com. Sumber Data Dalam hal ini peneliti data primer melakukan wawancara langsung dengan yang bersangkutan yakni para hakim, advokat dan orang yang ada di dalam 7 Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 8-9 8 Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004), h. 134-135 6

Posbakum (dalam lembaga), serta para pencari keadilan untuk mengetahui keefektifitasan pos bantuan hukum dalam membantu menyelesaikan perkara di Pengadilan Agama. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data-data yang diperoleh dengan melakukan kajian pustaka seperti buku-buku ilmiah. Metode Pengumpulan Data Peneliti menggunakan 2 metode yakni observasi dan wawancara. Peneliti menggunakan Observasi Tidak Berperan Serta (Observasi Nonpartisipan), karena peneliti tidak terlibat secara langsung dan hanya sebagai pengamat independen. Dalam hal ini peneliti akan melakukan wawancara kepada orang-orang yang ada di Pengadilan Agama Kabupaten Malang. Yang menjadi informan adalah Hakim, advokat, konsultan yang ada di Lembaga Posbakum, dan pencari keadilan. Metode Pengolahan Data Adapun yang dilakukan dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut: 1. Pemeriksaan data (editing) 2. Klasifikasi 3. Verifikasi 4. Analisa data 5. Kesimpulan Pandangan Hakim Tentang Efektifitas Peran Pos Bantuan Hukum Di Pengadilan Agama Kabupaten Malang Dalam teori Han Kelsen, efektifitas hukum berarti bahwa orang benarbenar berbuat sesuai dengan norma-norma hukum sebagaimana mereka harus berbuat, bahwa norma-norma itu benar-benar diterapkan dan dipatuhi. 9 Jadi, dalam Undang-Undang Posbakum ini berseberangan tidak terhadap Undang- Undang Dasar 1945, karena Undang-Undang Dasar 1945 merupakan kaidah atau peraturan yang lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan peraturan undangundang yang lain. Dikemukakan dalam Pasal 28D ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di 9 http://pratamaiin.blogspot.com/2012/12/efektifitas-hukum-html, diakses pada Tanggal 23 Agustus 2014 7

hadapan hukum. Dari isi pasal tersebut sudah menjelaskan bahwa untuk mendapatkan hukum yang adil, disini para pencari keadilan yang kurang mampu atau tidak mampu dalam hal ekonomi atau buta hukum harus disamakan atau tidak dibeda-bedakan, karena perlakuan hukum di persidangan semua mendapatkan perlakuan yang sama. Untuk mengetahui Posbakum ini sudah efektif atau belum dilihat dari 3 (tiga) hal, yakni: secara sosiologis, yuridis, dan filosofis. Posbakum disini membantu jika ada orang yang minta bantuan terhadap proses perkaranya, karena dalam mengajukan gugatan yang tanpa advokat atau pengacara datang ke Pos Bantuan Hukum untuk meminta bantuan dalam membuatkan surat gugatan. Akan tetapi Posbakum disini tidak bisa menjadi kuasa atau pendamping dalam persidangan, hanya sebagai pendamping di luar persidangan. Seperti dijelaskan pada Pasal 9 dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1011 bahwa Pemberi Bantuan Hukum berhak: melakukan pelayanan Bantuan Hukum (b); menyelenggarakan pelayanan hukum, konsultasi hukum dan program kegiatan lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan Bantuan Hukum (c); menerima anggaran dari negara untuk melaksanakan Bantuan Hukum berdasarkan Undang-undang ini (d). Pelayanan Posbakum seharusnya juga sampai pada persidangan atau mendampingi dalam persidangan, tidak hanya diluar persidangan saja karena Bantuan Hukum itu meliputi menjalankan kuasa, mendampingi, mewakili, membela, dan/atau melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum Penerima Bantuan Hukum. Dalam Pasal 10 huruf e Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2011 menjelaskan bahwa Pemberi Bantuan Hukum berkewajiban untuk: Memberikan Bantuan Hukum kepada Penerima Bantuan Hukum berdasarkan syarat dan tata cara yang ditentukan dalam Undang-Undang ini sampai perkaranya selesai, kecuali ada lasan yang sah secara hukum. Keefektifan Posbakum itu dinilai juga mulai dari pembuatan surat gugatan sampai perkara tersebut selesai dalam persidangan hingga perkaranya mempunyai kekuatan hukum tetap. Pandangan Pencari Keadilan Terhadap Peran Pos Bantuan Hukum Dalam Membantu Menyelesaikan Perkara 8

Dapat disimpulkan bahwa orang yang datang ke Posbakum tanpa mengetahui apa yang dipermasalahkan bisa mengundurkan diri mengajukan perkara, karena orang yang tidak mempunyai masalah tidak bisa mengajukan perkara ke Pengadilan. Dan tidak semena-mena dalam mengajukan perkara ke Pengadilan itu. Dengan adanya Posbakum ini orang yang akan mengajukan perkara atau ingin mengajukan gugatan bisa mengkonsultasikan masalahnya terlebih dahulu ke pihak Posbakum. Dan mengenai anggaran atau biaya dijelaskan dalam Pasal 9 huruf d, bahwa Pemberi Bantuan hukum berhak Menerima anggaran dari negara untuk melaksanakan Bantuan hukum berdasarkan Undang- Undang ini, jadi Posbakum ini memang dibiayai untuk membantu pencari keadilan yang tidak mampu. Sedang orang yang tidak mampu dalam hal ekonomi juga berhak mendapatkan bantuan yang selayaknya. Dimana kewenangan yang diberikan oleh Mahkamah Agung kepada Pengadilan Agama ini untuk membantu pencari keadilan yang tidak mampu dalam proses berperkara di Pengadilan, dan Pengadilan Agama selain memberi kewenangan untuk tempat pelaksanaan juga memberikan biaya dari anggaran negara tersebut. Dan pencari keadilan ini juga jarang minta bantuan hukum ke Posbakum hingga perkaranya selesai atau sampai mendapatkan kekuatan hukum tetap, dikarenakan banyaknya yang mengajukan gugatan dan pada satu perkara jika didampingi sampai perkara selesai juga membutuhkan waktu yang tidak sebentar sedangkan Posbakum sendiri juga melayani dalam pembuatan surat gugatan. Di samping itu juga banyaknya pencari keadilan yang mengajukan gugatan dan masalah dalam waktu. Meskipun Posbakum hanya melayani dan membantu dalam tahap awal proses pengajuan perkara, Posbakum juga bukan tidak akan membantu dalam proses sampai selesai perkaranya, akan tetapi Posbakum disini tidak bisa mendampingi secara individual pada tiap kasus dalam persidangan di dalam sidang atau tidak bisa menjadi kuasa dalam persidangan. Posbakum menerima konsultasi pencari keadilan jika meminta bantuan dalam proses beracara di Pengadilan Agama. Dengan banyaknya perkara/kasus yang masuk di Pengadilan Agama Kabupaten Malang yang menjadikan antri dan menunggu lama untuk membuatkan surat gugatan dari pencari keadilan, disisi lain sarana dan fasilitas yang kurang, tenaga kerja yang terbatas. 9

Kesimpulan Pandangan hakim tentang efektifitas Pos Bantuan Hukum di Pengadilan Agama Kabupaten Malang berbeda, yakni salah satu hakim berpandangan keefektifitasan hukum diukur oleh 3 (tiga) unsur, yakni sosiologis, yuridis, dan filosofis. Serta dipandang dari faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap efektifitas hukum tersebut, antara lain: faktor hukum itu sendiri, faktor penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas, faktor masyarakat, dan faktor kebudayaan. Dari beberapa faktor tersebut bisa dikatakan sebagai efektif dalam menjalankan hukum. Sedang pandangan hakim yang satunya, melihat efektifitas dalam penyelesaian perkara ketika lembaga Posbakum mengadvokasi para pihak dalam persidangan dimana untuk saat ini Posbakum hanya membantu pada tahap awal, yakni hanya dalam pembuatan surat gugatan atau permohonan, jadi keefektifan masih belum signifikan atau masih belum efektif. Pandangan pencari keadilan terhadap peran Pos Bantuan Hukum dalam membantu menyelesaikan perkara sangat membantu bagi mereka yang tidak tahu tentang hukum atau awam hukum, dan membantu proses mengajukan perkara dalam hal pembuatan surat gugatan atau permohonan terhadap Pengadilan. Pelayanan yang diberikan oleh Posbakum sendiri sudah sesuai dengan yang diinginkan dengan mereka meminta bantuan untuk membuatkan surat gugatan atau permohonan. Saran Lembaga Pos Bantuan Hukum yang bekerja sama dengan Pengadilan Agama Kabupaten Malang sebaiknya memberikan pengertian dan pemahaman kepada para pencari keadilan ketika banyaknya pencari keadilan yang meminta bantuan dalam membuatkan surat gugatan atau permohonan menjadi antri lama dan membuat jenuh, bukannya menjadikan masalah yang tidak terselesaikan di sisi lain juga faktor fasilitas tempat yang terbatas dan tenaga kerjanya juga terbatas jika dibandingkan dengan banyaknya yang mengajukan perkara di Pengadilan. 10