PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 6 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 6 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN BIDANG INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN TOKO OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO BUPATI WONOSOBO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN USAHA DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI TANDA DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PRAKTEK DOKTER, PRAKTEK PERAWAT, PRAKTEK BIDAN DAN PRAKTEK APOTEKER

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DI BIDANG MEDIK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 4 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 2

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P E R A T U R A N D A E R A H

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 74 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 37 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 10 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN SWASTA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 15 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 75 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA PERDAGANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG LEGES DAN BIAYA ADMINISTRASI DALAM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 76 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 41 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 5 Tahun 2006 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 06 SERI B PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 06 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 15 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2009

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN PRAKTEK TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR: 3 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 03 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI USAHA RUMAH MAKAN DI KABUPATEN BARITO UTARA

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 5 TAHUN 2000 IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 17 TAHUN 2002 SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 13 TAHUN 2002 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 10 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 8 TAHUN 2000 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 8 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DIBIDANG MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 2 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PARKIR KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LOGAM TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 3 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 5 TAHUN 2008 SERI : C NOMOR : 2

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN APOTEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 08 TAHUN 2001 T E N T A N G PENGENDALIAN PENEBANGAN DAN PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA BUPATI LAMPUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

1 of 5 02/09/09 11:36

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BENER MERIAH QANUN KABUPATEN BENER MERIAH NOMOR : 19 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DALAM KABUPATEN BENER MERIAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG IZIN GANGGUAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 2 TAHUN 2002 IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 14 TAHUN 2002 SERI C NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 13 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 07 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT BUPATI LAMPUNG BARAT

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 6 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN, Menimbang : a. bahwa pengawasan, pengendalian dan pemberian izin kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi Pemerintah Kota Balikpapan dalam menyelenggarakan upaya-upaya yang berhubungan dengan kesehatan guna lebih memantapkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab; b. bahwa pemberian izin bidang kesehatan yang menjadi kewenangan daerah diperlukan oleh Pemerintah Kota Balikpapan untuk mengoptimalkan penyelenggaraan pengawasan, pengendalian dan pemberian izin bidang kesehatan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perizinan Bidang Kesehatan. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undangundang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1820); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209); 1

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas Persediaan, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida. (Lembaran Negara Tahun 1973 Nomor 12); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 7. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70); 8. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 14 Tahun 2000 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan ( Lembaran Daerah Nomor 12 Tahun 2000 Seri D Nomor 02 Tanggal 26 April 2000). Dengan persetujuan : DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BALIKPAPAN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG PERIZINAN BIDANG KESEHATAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Balikpapan. 2

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah Pemerintah Kota Balikpapan. 3. Kepala Daerah adalah Walikota Balikpapan. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Balikpapan, selaku Badan Legislatif Daerah. 5. Dinas Kesehatan Kota, yang selanjutnya disebut Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Balikpapan. 6. Dinas/Instansi terkait adalah Dinas /Instansi Daerah Kota Balikpapan yang terlibat dalam Tim Pengawasan, Pengendalian dan Pemberian Perizinan di Bidang Kesehatan. 7. Perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, barang, prasarana atau fasilitas guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 8. Izin bidang kesehatan yang selanjutnya disebut izin adalah izin yang diberikan oleh instansi/pejabat berwenang kepada orang atau badan yang melakukan usaha dan/atau kegiatan bidang kesehatan atau kegiatan yang memerlukan pengawasan bidang kesehatan. 9. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma Kongsi, Koperasi, Yayasan, atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, Bentuk Usaha Tetap serta Bentuk badan Usaha lainnya. 10. Orang adalah orang pribadi yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan yang berhubungan dengan bidang kesehatan. 11. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang pengawasan, pembinaan, dan pengendalian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3

BAB II PERIZINAN Pasal 2 Setiap orang atau badan yang menyelenggarakan usaha dan atau kegiatan yang berhubungan dengan bidang kesehatan wajib memperoleh izin BAB III OBJEK DAN SUBJEK Pasal 3 (1) Objek pemberian izin adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang berhubungan dengan bidang kesehatan. (2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi : a. Izin Operasional. b. Izin Praktik. c. Izin Kerja. d. Izin Penyimpanan dan Penyaluran Pestisida. e. e. Izin Membawa Jenazah. f. f. Izin Memindahkan Kerangka Jenazah atau abu jenazah. Pasal 4 Subjek izin adalah setiap orang atau badan yang menyelenggarakan usaha dan/atau kegiatan yang berhubungan dengan bidang kesehatan BAB IV PEMBERIAN IZIN Pasal 5 (1) Izin operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a diberikan kepada: a. Rumah sakit. b. Klinik Kesehatan umum. c. Klinik Bersalin/Rumah Bersalin. d. Klinik Khusus. e. Balai pengobatan. 4

f. Laboratorium Kesehatan. g. Apotik. h. Toko Obat. i. Pedagang Besar Farmasi. j. Penyalur Alat Kesehatan. k. Penyalur Obat Tradisional. l. Penyalur Kosmetik. m. Optikal. n. Pengobatan Alternatif. o. Pengobatan Tradisional. p. Akupunturis. q. Sinshe/Tabib. r. Fisioterapis. s. Tehniker Gigi. t. Tukang Gigi. u. Refraksionis. v. Panti Pijat. w. Tempat Penitipan Anak. x. Warung Makan. y. Restorant. z. Industri Makanan/Minuman Rumah Tangga. aa. Industri Makanan/Minuman Pabrik. bb. Katering. cc. Hotel. dd. Kolam Renang. ee. Pusat Kebugaran. ff. Salon. gg. Dancing Hall. hh. Bioskop. (2) Izin Praktek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b diberikan kepada: a. Dokter Umum. b. Dokter Spesialis. c. Dokter Gigi. d. Dokter Gigi Spesialis. e. Bidan. f. Dokter Spesialis Berkelompok/Bersama. g. Dokter Hewan. (3) Izin Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c diberikan kepada: a. Apoteker. b. Asisten Apoteker. c. Perawat. 5

(4) Izin Penyimpanan dan Penyaluran pestisida sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d diberikan kepada penyalur pestisida dan badan usaha yang bergerak di bidang penyimpanan pestisida. (5) Izin Membawa Jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e diberikan kepada orang atau badan yang membawa jenazah ke luar dari wilayah Daerah. (6) Izin Memindahkan Kerangka Jenazah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf f, diberikan kepada orang atau badan yang memindahkan kerangka jenazah dari makam yang ada di wilayah Daerah. BAB V PERSYARATAN DAN TATA CARA Pasal 6 (1) Untuk memperoleh Izin Operasional Sarana Pelayanan Kesehatan, orang atau badan mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Dinas. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilengkapi dengan: a. Izin Gangguan. b. Akte pendirian Yayasan dari Notaris. c. Denah Bangunan. d. Peta lokasi. e. Struktur organisasi. f. Surat penunjukan sebagai penanggung jawab. g. Surat pernyataan bersedia sebagai penanggung jawab. h. Surat keterangan dari atasan langsung bagi pegawai part time. i. Daftar pegawai medis & non medis disertai Ijasah,SIP,& KTP. j. Daftar Inventarisasi alat medis dan non medis. k. Dokumen UKL,UPL/SPPL. (3) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), bagi rumah sakit dipersyaratkan pula Surat Persetujuan Prinsip mendirikan rumah sakit dari Kepala Daerah. Pasal 7 (1) Untuk memperoleh Izin Operasional Usaha Farmasi, orang atau badan mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Dinas. 6

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi apotik dilengkapi dengan: a. SIK/Surat Penugasan. b. Denah bangunan dan peta lokasi. c. Surat yang menyatakan status bangunan : bentuk akte hak milik/sewa/kontrak. d. Daftar AA dg mencantumkan alamat,tgl lulus dan No.SIK. e. Daftar alat. f. Surat pernyataan Apoteker tidak menjadi penanggung jawab di perusahaan farmasi/apotik lain. g. Surat ijin atasan bagi Pegawai Negeri/ABRI/BUMN. h. Perjanjian kerjasama pemilik sarana apotik. i. Surat pernyataan pemilik sarana tidak terlibat pelanggaran di bidang obat. j. Rekomendasi organisasi profesi. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi Toko Obat dilengkapi dengan: c. SITU/Izin Gangguan atau surat keterangan dari Kepala Wilayah Setempat. d. Asisten Apoteker ( Copy Ijasah SIP & SIK). e. Surat pernyataan kesediaan sebagai penanggung jawab Assisten Apoteker. f. Denah Lokasi. (4) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi Optikal dilengkapi dengan: a. Foto 3 x 4 sebanyak 2 Lembar. b. Akte pendirian cabang/pembukaan baru. c. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) & Surat Izin UP. d. Surat pernyataan kesediaan sebagai penanggung jawab teknis dilengkapi. e. Copy Ijazah/Sertifikat RO (Refraksionist). f. Surat keterangan kesehatan dokter. g. Surat pernyataan tidak sebagai penanggung jawab optikal di optik lain. h. Daftar pegawai. i. Daftar peralatan inventaris. j. Peta lokasi. k. Denah bangunan. l. Perjanjian kontrak/sewa bangunan. 7

(5) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi Penyalur Alkes/Penyalur obat tradisional/penyalur alat kosmetik dilengkapi dengan: b. Poto 3 x 4 sebanyak 2 lembar. c. SITU, SIUP. d. Denah bangunan & Peta lokasi. e. Surat penunjukan sebagai penyalur dari pabrik. f. Daftar nama nama produk. 8 Pasal 8 (1) Untuk memperoleh izin operasional kesehatan lain, orang atau badan mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Dinas. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi akupuntur dilengkapi dengan: c. Denah Lokasi. d. Daftar alat medis & non medis. e. Copy Ijasah. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi fisioterapist dilengkapi dengan: c. Copy ijazah. d. Surat keterangan kesehatan. e. Denah lokasi. (4) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi tekniker gigi dilengkapi dengan: c. Daftar Alat medis & non medis. d. Denah Lokasi. e. Copy Ijazah. (5) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi refraksioner dilengkapi dengan: c. Copy Ijazah. d. Surat Keterangan Lolos butuh. (6) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi Tabib/ Shinse dilengkapi dengan:

c. SITU. d. Surat keterangan pendaftran dari kejaksaan tinggi setempat. e. Bila menggunakan ramuan lampirkan daftar ramuan obat tradisional yang digunakan. f. Daftar pegawai. (7) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi Tukang Gigi dilengkapi dengan: c. Daftar alat yang digunakan. d. Daftar bahan yang digunakan. (8) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi Pengobatan Tradisional dilengkapi dengan: c. SITU. d. Surat keterangan pendaftran dari kejaksaan tinggi setempat. e. Bila menggunakan ramuan lampirkan daftar ramuan obat tradisional yang digunakan. f. Daftar pegawai. Pasal 9 (1) Untuk memperoleh Izin Praktek pemohon mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Dinas. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilengkapi dengan: b. Foto 3x4, sebanyak 2 Lembar. c. Copy Ijazah. d. Surat Keputusan Penetapan dalam rangka masa bakti atau Surat Bukti selesai menjalankan masa bakti. e. Surat Rekomendasi dari Organisasi profesi. (3) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dipersyaratkan pula: a. Foto copy Surat penugasan dan SPPL bagi Dokter Spesialis. b. Foto copy Surat penugasan bagi Dokter Umum. c. SPPL dan Rekomendasi dari Kepala Puskesmas di wilayah dimana akan dilakukan praktek perorangan bagi bidan. Pasal 10 9

(1) Untuk memperoleh izin kerja, pemohon mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Dinas. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilengkapi dengan: b. Poto 3 x 4 sebanyak 2 lembar. c. Copy Ijazah. d. Keterangan kesehatan. (3) Selain persyaratan sebagaimana dimaksud ayat (2), dipersyaratkan pula Rekomendasi dari organisasi profesi bagi apoteker, dan Surat Lolos Butuh bagi asisten apoteker dan perawat. Pasal 11 (1) Untuk memperoleh izin penyimpanan dan penggunaan pestisida, pemohon mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Dinas. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi Pest Control, Fumigas, dan Termite dilengkapi dengan: a. Surat Permohonan. b. Copy KTP. c. Poto 3 x 4 sebanyak 2 Lembar. d. SITU / Izin Gangguan. e. Kir kesehatan pegawai. f. Pernyataan dokter penanggung jawab tehnis. g. SPPL. h. Denah Lokasi. (3) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi Penjualan bahan kimia dilengkapi dengan: b. Poto 3 x 4 sebanyak 2 lembar. c. SITU,SIUP. d. Denah Lokasi. e. Daftar karyawan/kir Kesehatan Pegawai. f. Daftar nama nama produk yang disalurkan. Pasal 12 (1) Untuk memperoleh Izin membawa jenazah, orang atau badan mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Dinas. 10

(2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilengkapi dengan: a. Foto copy KTP pemohon. b. Berita Acara Pemeriksaan Jenazah. c. Berita Acara Pemetian Jenazah. Pasal 13 (1) Untuk memperoleh Izin memindahkan kerangka jenazah, orang atau badan mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Dinas. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilengkapi dengan: a. Foto copy KTP pemohon. b. Berita Acara Pembongkaran Makam. Pasal 14 Permohonan izin ditolak karena: a. persyaratan permohonan tidak lengkap; b. adanya persyaratan dan/atau keterangan yang tidak benar; c. kegiatan usaha yang dilakukan menyimpang dari ketentuan. BAB VI MASA BERLAKU IZIN Pasal 15 Izin operasional berlaku selama kegiatan atau usaha dalam ruang lingkup bidang kesehatan berjalan. Pasal 16 Izin praktek berlaku selama 5 (lima) tahun. Pasal 17 (1) Izin kerja berlaku selama pemegang izin bekerja di wilayah Daerah. (2) Izin kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dinyatakan tidak berlaku sejak pemegang izin pindah bekerja dari wilayah Daerah. 11

Pasal 18 (1) Izin penyimpanan dan penggunaan pestisida berlaku selama kegiatan atau usaha penyimpanan dan penggunaan pestisda berlangsung. (2) Pemegang izin penyimpanan dan penggunaan pestisida wajib menyampaikan laporan kegiatan atau usaha kepada Kepala Dinas setiap 1 (satu) tahun sekali. Pasal 19 Izin membawa jenazah berlaku untuk 1 (satu) kali kegiatan membawa 1 (satu) jenazah. 12 Pasal 20 Izin memindahkan kerangka jenazah berlaku untuk 1 (satu) kali kegiatan memindahkan kerangka jenazah dari 1 (satu) makam. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 21 (1) Setiap 2 (dua) tahun sekali sejak diterbitkannya izin operasional dan izin penyimpanan dan penyaluran pestisida, pemegang izin wajib melakukan pendaftaran ulang untuk dilakukan pemeriksaan atas kebenaran izin operasional dan izin penyimpanan dan penyaluran pestisida. (2) Setiap 5 (lima) tahun sekali sejak diterbitkannya izin kerja, pemegang izin wajib melakukan pendaftaran ulang untuk dilakukan pemeriksaan ulng atas kebenaran izin kerja. (3) Terhadap pemeriksaan kebenaran izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) dikenakan retribusi sebesar 25 % dari tarif retribusi izin di bidang kesehatan. Pasal 22 (1) Pembinaan dan pengawasan perizinan bidang kesehatan dilakukan secara berkala oleh Dinas. (2) Pemegang izin wajib menyampaikan laporan kegiatan atau usaha kepada Kepala Dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB VIII SANKSI ADMINISTRASI Pasal 23 (1) Pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Daerah ini dikenakan sanksi administrasi. (2) Sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berupa : a. penutupan sementara kegiatan/usaha; dan b. pencabutan izin. BAB IX KETENTUAN PIDANA Pasal 24 (1) Setiap orang atau badan yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 22 ayat (2) dikenakan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran BAB X KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 25 (1) PPNS di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perizinan daerah. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana perizinan bidang kesehatan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap dan jelas; 13

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana perizinan bidang kesehatan tersebut; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana perizinan bidang kesehatan; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana perizinan bidang kesehatan; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana perizinan bidang kesehatan; g. Menyuruh berhenti, dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana perizinan bidang kesehatan; i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana perizinan bidang kesehatan menurut hukum yang bertanggungjawab. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. 14

BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 26 Izin yang diterbitkan sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini, sepanjang masih berlaku harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini paling lama 6 (enam) bulan sejak berlakunya Peraturan Daerah ini. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Balikpapan. Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Balikpapan. Nomor : 8 Tahun 2003 Seri : E Nomor 03 Tanggal : 24 Pebruari 2003 SEKRETARIS DAERAH KOTA Disahkan di : Balikpapan pada tanggal : 24 Pebruari 2003 WALIKOTA BALIKPAPAN Cap/ttd H. IMDAAD HAMID DRS. H. IDHAM KADIR PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 010 082 081 15