ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny P GII P 1001 PERSALINAN DENGAN KETUBAN PECAH DINI Ida Susila* dan Puji Wandayanti** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Ketuban pecah dini adalah ketuban pecah 1 jam kemudian tidak di ikuti tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini terjadi bila selaput ketuban pecah secara spontan sebelum ada tanda-tanda persalinan yaitu adanya kontraksi uterus yang teratur disertai pembukaan atau perdarahan servik. Metode yang dipakai dalam studi kasus ini adalah observasi dengan menggunakan metode pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney. Setelah melakukan pengumpulan data maka ditemukan diagnose yaitu Ny P GII P 1001 persalinan dengan ketuban pecah dini, dengan masalah ketidaknyamanan. Pada studi kasus ini didapatkan persamaan antara teori dengan kasus nyata. Berbagai upaya yang harus dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya persalinan atau tindakan untuk meminimalkan komplikasi dari ketuban pecah dini yaitu memperbaiki keadaan umum, peningkatan jumlah kalori, pencegahan infeksi dan kolaborasi dengan tim medis untuk mengakhiri persalinan. Kata Kunci : Persalinan, KPD (Ketuban Pecah Dini) PENDAHULUAN Persalinan yang abnormal dapat terjadi karena penyimpangan dari salah satu faktor antara lain isi kandungan, umur janin, tenaga ibu atau power, jalan lahir atau passege, kelainan letak atau passenger (Syaifuddin, 2007). Ketuban pecah dini (KPD) merupakan salah satu kasus obstetri yang menjadi penyebab terbesar persalinan prematur dengan berbagai akibat. Ketuban pecah dini terjadi bila selaput ketuban pecah secara spontan sebelum ada tanda-tanda persalinan yaitu adanya kontraksi uterus yang teratur disertai pembukaan atau perdarahan servik (Sumarah, 2009). Pada survei tahun 2011, angka kematian ibu di Indonesia mencapai 228 per 100.000 kelahiran hidup artinya, dalam 100.000 ibu terdapat 228 ibu yang meninggal dunia karena melahirkan sedangkan target Millenium Development Goals ( MDGs ) tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu target MDGs untuk 2015 adalah mengurangi dua per tiga rasio kematian ibu yang di sebabkan karena KPD dari 106 ibu melahirkan dalam proses melahirkan mulai dari tahun 1990 sampai 2015. Target nasional, pada 2015 angka kematian ibu akan turun dari 228/100.000 kelahiran hidup menjadi 102/100.000 kelahiran hidup begitu juga dengan angka kematian bayi turun menjadi 23/1.000 kelahiran hidup. Target dari ibu dengan resiko tinggi karena berbagai masalah 45
masalah yang timbul disebabkan KPD 80/100.000, perdarahan 56/100.000 kelahiran hidup (regional.kompas). Pada umumnya KPD yang terjadi pada kehamilan aterm merupakan suatu gejala fisiologis namun pada kehamilan preterm merupakan masalah utama yang perlu mendapat perhatian khusus karena KPD sangat berpengaruh pada janin, walaupun ibu belum menunjukkan infeksi tetapi janin mungkin sudah terkena infeksi karena infeksi intra uterin lebih dulu terjadi sebelum gejala pada ibu dirasakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya persalinan meliputi faktor ibu, faktor janin, dan faktor jalan lahir. Faktor ibu meliputi paritas, his dan usia. Faktor janin meliputi sikap, letak, malposisi dan malpresentasi, janin besar, dan kelainan kongenital seperti hidrosefalus (Oxorn, 2010). Berbagai upaya yang harus dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya persalinan atau tindakan untuk meminimalkan komplikasi dari persalinan lama diantaranya adalah memperbaiki keadaan umum ibu yang meliputi koreksi cairan, keseimbangan asam basa, peningkatan jumlah kalori, pencegahan infeksi dan bila dimungkinkan kolaborasi dengan tim medis untuk mengakhiri persalinan. dibutuhkan juga peran aktif bidan dalam pemberian Health Education tentang pentingnya pembatasan pola aktifitas, personal hygiene, serta membatasi stress. TUJUAN PENULISAN Penulis mendapat gambaran nyata tentang teori dan praktek lapangan untuk mengembangkan pola pikir dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan menejement kebidanan varney pada Ny. P GII P 1001 Persalinan dengan Ketuban Pecah Dini (KPD). PEMBAHASAN Pengkajian 1. Data Subyektif disebutkan bahwa ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah 1 jam kemudian tidak di ikuti tanda tanda awal persalinan. Ketuban pecah dini disebabkan karena Infeksi, Genetalia Serviks Inkompeten, Gemeli, Hidramnion, Kehamilan Disproporsi sefalopelvik. didapatkan biodata yang berisi klien berumur 31 tahun, suami berumur 33 tahun, dan sekarang Ibu mengatakan telah mengeluarkan air ketuban, kemudian di bawa ke kerumah bidan pada pukul 06.00 WIB. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu yaitu jenis persalinan normal tidak ada penyulit, penolong bidan, BBL 2500 gram, jenis kelamin perempuan, usia anak pertama 5 tahun. Berdasarkan pada langkah pertama data subyektif tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang menyebutkan multipara dapat menyebabkan KPD. 2. Data Obyektif Pada data obyektif adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik, berupa inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan panggul, laboratorium. Pada 46
tinjauan pustaka ketuban pecah dinidapat terjadi jika selaput ketuban tipi, hidramnion, infeksi, gemeli. Ciri - ciri ketuban pecah yaitu cairan dapat keluar sedikit atau sekaliigus banyak, cairan dapat keluar saat tidur, duduk atau saat aktivitas atau mengejan, cairan berwarna putih keruh, kuning atau hijau, dapat disertai demam apabila sudah ada dilakukan dan didapatkan hasil TTV : TD : 120/80 mmhg, RR : 20 x/menit, suhu : 37,5 o C, nadi : 84 x/menit, inspeksi mata: conjungtiva tidak anemis, mulut : Bibir lembab, genetalia : terdapat pengeluaran air ketuban, palpasi Leopold I : 3 jari bawah procesus xyphoideus pusat (32 cm) teraba bulat, tidak keras, tidak melenting (bokong), Leopold IV : kepala masuk PAP 4/5 bagian, HI Auskultasi : DJJ (+) 140 x/menit, teratur, Ø 1 cm, eff 25%, ketuban Ө jernih, let kep, UUK kiri depan, HI, di samping kepala tidak teraba bagian kecil janin Jelas pada langkah kedua data obyektif tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus yang menyebutkan bahwa keadaan pasien dengan tanda tanda terdapat pengeluaran cairan ketuban dari jalan lahir adalah tanda dari KPD. Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan pasien dengan tanda gejala diatas maka dapat di tegakkan diagnose persalinan dengan ketuban pecah dini. Sedangkan pada tinjauan kasus berdasarkan data pengkajian pada klien ditemukan diagnosa, yaitu Asuhan Kebidanan pada Ny P GII P 1001 persalianan kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini, dengan masalah ketidaknyamanan kebutuhan teknik relaksasdan bedrest. Pada langkah ini ada persamaan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka. Antisipasi Masalah Potensial Masalah potensial merupakan langkah antisipasi terjadinya diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi, langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan. ( Rustam, 1998) ditemukan adanya antisipasi masalah potensial yang terjadi pada ketuban pecah dini adalah infeksi, patrus lama komplikasi lanjutan pada anak yaitu IUFD, asfiksia, prematur. Sedangkan pada tinjauan kasus, didapatkan pemeriksaan Suhu 37ºC, antisipasi masalah potensialnya adalah infeksi, berdasarkan data diatas didapatkan persamaan antara tinjauan teori dan pustaka yang menyebutkan KPD dapat terjadi Identifikasi Kebutuhan Segera Identifikasi kebutuhan segera merupakan langkah yang menggambarkan sifat berkesinambungan dari proses penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atas kunjungan prenatal saja, tetapi juga pada saat bidan berada bersama klien. ditemukan adanya identifikasi kebutuhan segera yang terjadi pada pasien dengan ketuban pecah dini diantaranya kebutuhan segera yaitu Langsung dilakukaninfus, pemberian 47
antibiotic untuk memperbaiki keadaan umum dan pencegahan identifikasi kebutuhan segera yang diberikan kepada klien yaitu kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian tindakan. Pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Intervensi Merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh yang ditentukan dari langkah-langhkah sebelumnya, berdasarkan tujuan dan kriteria yang diharapkan intervensi disusun berdasarkan diagnosa yang timbul. rencana asuhan yang dilakukan pasien dengan ketuban pecah dini bedrest, berikan antibiotic, berikan misoprostol, tanda tanda terjadi intervensi yang diberikan pada Pada Ny P GII P 1001 persalinan dengan Ketuban Pecah Dini, antara lain Jelaskan pada pasien dan keluarga hasil pemeriksaan, Beri penjelasan singkat tentang ketuban pecah dini, anjurkan bedrest total, berikan nutrisi seimbang, observasi TTV dan CHPB, kolaborasi dengan dr.spog dalam pemberian tindakan. Pada langkah kelima tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus. Implementasi Implementasi yang dilakukan yaitu Menjelaskan pada pasien dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa ibu saat ini mengalami ketuban pecah dini yaitu ketuban yang pecah 1 jam kemudian tidak di ikuti tanda tanda persalinan, menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyebab KPD yang disebakan karena selaput ketuban yang tipis, infeksi, hidramnion, gemeli. Menganjurkan pasien tidak melakukan aktivitas (bedrest), agar tali pusat bayi tidak menumbung dan ketuban tidak merembes terlalu banyak, menganjurkan pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yaitu dengan minum dan makan agar pada saat proses persalinan ibu kuat untuk mengejan, melakukan observasi kemajuan persalian dan TTV, melakukan kolaborasi dengan dr.spog dalam melakukan tindakan pemasangan infus dan pemberian oksitosin drip. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan asuhan yang sudah diberikan apakah benarbenar telah terpenuhi sesuai dengan kriteria hasil yang ditentukan dalam perencanaan Setelah dilakukan observasi dan tindakan selama ±7 jam maka dapat di evaluasi yaitu ada tanda tanda kemajuan persalian, pembukaan serviks bertambah, his adekuat, ketuban merembes dengan hasil Ø 10 cm, eff 100%, ketuban Ө jernih, let kep, UUK kiri depan HI, di samping kepala tidak teraba bagian kecil janin, his 4x dalam 10 menit lama 45 detik, DJJ 140x/menit, S : 37ºC TD : 120/80mmHg. Kemudian dilakukan pertolongan persalinan secara normal. Bayi lahir pada pukul 11.30 WIB, jenis persalinan normal (Spontan Belakang Kepala) di tolong oleh dokter, BB/PB : 3000gram / 50 cm, jenis kelamin / laki laki, A-S : 6-7, Anus (+), kelinan congenital (-). Plasenta lahir 5 menit setelah 48
diinjeksi oksitosin, pada pukul 11.35 WIB, kotiledon lengkap,secara normal, tidak ada kelainan, perdarahan normal. Kala IV dipantau sampai 2 jam post partum dengan hasil TTV dalam batas normal : Tekanan darah 110/70 mmhg, nadi 86 x/menit, suhu 36,5 C, TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, dan perdarahan 150cc. KESIMPULAN 1. Diagnosa adalah Ny. P GII P 1001 Persalinan Dengan KPD 2. Antisipasi masalah potensial pada Persalinan dengan KPD adalah 3. Identifikasi kebutuhan segera pada persalinan dengan KPD adalah kolaborasi dengan dr.spog dalam melakukan tindakan pemasangan infuse dan oksitosin drip. 4. Intervensi yang dibuat disesuaikan dengan keadaan klien dan sarana yang ada berdasarkan diagnosa yang ditegakkan dan masalah yang ditemukan dilakukan asuhan kebidanan secara maksimal. 5. Semua rencana yang telah disusun dilaksanakan sesuai dengan prioritas dan didiskusikan terlebih dahulu dengan klien dan suaminya. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri patologi. Jakarta: EGC. Oxorn, Harry & William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: EGC Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirihardjo. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin, Abdul Bari, dkk. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sumarah, Yani Widyastuti, Nining Wiyati. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin). Yogyakarta: Fitramaya. Yeyeh Ai Rukiyah. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi). Jakarta: TIM. DAFTAR PUSTAKA Abadi, Agus, dkk. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi BAG/SMF Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Surabaya: RSU Dr. Soetomo. Ida Ayu Chandranita Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan, dan KB. Jakarta: EGC. 49