Pola Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Pasien Bedah Caesar (Sectio Caesarea) di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center (PMC) Tahun 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN SEKSIO SESAREA DI BLU RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR TERENCANA DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK X DI TANGERANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2013 SKRIPSI

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN, INDIKASI SERTA KOMPLIKASI TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2011 DESEMBER 2011

BAB III METODE PENELITIAN...38 A. Rancangan Penelitian...38 B. Subjek Penelitian...38 C. Definisi Operasional...38 D. Alat dan Bahan...40 E.

BAB I PENDAHULUAN. bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. nosokomial diperkirakan 5% - 10% pasien yang dirawat di rumah sakit.

ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

Evaluasi Penggunaan dan Efektivitas Antibiotik Profilaksis pada Pasien Bedah Sesar di Rumah Sakit Surakarta Tahun 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. (Saifudin, 2008). Infeksi Luka Operasi (ILO) memberikan dampak medik berupa

PERBANDINGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXON DAN NON-CEFTRIAXON TERHADAP KEJADIAN SURGICAL SITE INFECTION

EVALUASI PENGGUNAAN TOKOLITIK PADA PASIEN DENGAN RISIKO KELAHIRAN PREMATUR DI TIGA RUMAH SAKIT DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. persalinan sesar.angka persalinan sesar berdasarkan data WHO tahun 2010,

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah yang sudah digariskan Tuhan untuk

POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREAN) DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PASCA OPERASI PADA PASIEN BEDAH CAESAR DI RUMAH SAKIT NASIONAL GUIDO VALADARES PADA TAHUN 2015 ARTIKEL

PHARMACY, Vol.09 No. 02 Agustus 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi Ulkus Diabetika

BAB 1 PENDAHULUAN. para ibu ingin melaksanakan fungsi ini dengan cara yang mereka

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

DRUG RELATED PROBLEMS KATEGORI DOSIS LEBIH, DOSIS KURANG DI INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.MOEWARDI SURAKARTA PERIODE TAHUN 2007

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TRAMADOL DENGAN KOMBINASI TRAMADOL + KETOLORAC PADA PENANGANAN NYERI PASCA SEKSIO SESAREA

Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN SEKSIO SESAREA ELEKTIF DI RUMAH SAKIT X SIDOARJO. Dika Bakti Prasetya. Farmasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya Keperawatan

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

BAB I PENDAHULUAN. Operasi caesar atau dalam isitilah kedokteran Sectio Caesarea, adalah

BAB I PENDAHULUAN. serta Milenium Development Goals (MDGs), pada tahun 2011 Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kualitas hidup pasien dan menimbulkan masalah ekonomi (Ducel dkk., 2002). Pada

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PENGOBATAN PNEUMONIA ANAK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

BAB III METODE PENELITIAN

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J

BAB I PENDAHULUAN. dari segala proses dan upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Nursing error sering dihubungkan dengan infeksi nosokomial, salah

PERBEDAAN EFEKTIVITAS ANTIBIOTIK PADA TERAPI DEMAM TIFOID DI PUSKESMAS BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014

INTISARI KESESUAIAN DOSIS CEFADROXIL SIRUP DAN AMOKSISILIN SIRUP PADA RESEP PASIEN ANAK DI DEPO UMUM RAWAT JALAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

POLA REGIMENTASI OBAT PADA PASIEN PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH DI RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA

FAKTOR PEMILIHAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA TANPA INDIKASI MEDIS DI RSU BUNDA THAMRIN MEDAN

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk prosedur tersebut. Angka bedah caesar pada ibu usia 35 tahun ke atas jauh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infeksi bakteri. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) DI RUMAH SAKIT X TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

Pola Penggunaan Antibiotik Post Operasi pada Pasien yang Menjalani... (Imaniar Noor Faridah) 51

INTISARI. Lisa Ariani 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Rachmawati 3

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir. Presentase bedah sesar di Ameika

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PENYAKIT PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL WAHAB SJAHRANIE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penggunaan Antibiotik Profilaksis Bedah pada Sectio Cesarea di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Pasien Sectio Caesarea Kelas I, II, dan III di Rumah Jogja

ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK UNTUK PENYAKIT INFEKSI SALURAN KEMIH PADA PASIEN IBU HAMIL INSTALASI RAWAT INAP DI RSUD DR.MOEWARDI TAHUN 2014

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SEFALOSPORIN DI RUANG PERAWATAN BEDAH SALAH SATU RUMAH SAKIT DI KABUPATEN TASIKMALAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangunkusumo Jakarta Sectio caesarea pada tahun 1981 sebesar 15,35%

TINJAUAN PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X PERIODE BULAN JANUARI MARET 2011 NASKAH PUBLIKASI

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

KARTHIKEYAN A/L KALIMUTU

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN OPERASI APENDIKTOMI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.MOEWARDI TAHUN 2013 SKRIPSI

Evaluasi ekonomi penggunaan antibiotika pada kasus bedah sesar di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta

ANALISIS POLA PENGOBATAN ANTIBIOTIK DAN ANALGESIK PADA PARTUS DENGAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT JOGJA PERIODE TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki batu empedu yang memiliki diameter >3cm dan pasien yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini

KARAKTERISTIK DAN LUARAN PREEKLAMPSI DI RSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia yaitu Worid Health Organization (WHO) telah membuat program-program untuk meningkatkan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEJADIAN OPERASI SESAR DENGAN RIWAYAT BEKAS SESAR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 2(2), 303-307 Jurnal Sains Farmasi & Klinis (p- ISSN: 2407-7062 e-issn: 2442-5435) diterbitkan oleh Ikatan Apoteker Indonesia - Sumatera Barat homepage: http://jsfkonline.org Pola Penggunaan Antibiotik Profilaksis pada Pasien Bedah Caesar (Sectio Caesarea) di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center (PMC) Tahun 2014 The Use of Prophylactic Antibiotics in Caesarean Section (Sectio Caesarea) at Pekanbaru Medical Center (PMC) Hospital 2014 Husnawati *, Fitra Wandasari Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFAR) Riau Keywords: caesarean, antibiotics, prophylactic ABSTRACT: The research has been done on the use of prophylactic antibiotics in caesarean section at Pekanbaru Medical Center (PMC) hospital in 2014. The aim of this study was to overview the use of prophylactic antibiotics caesarean section. Type of research was an observational study designed a descriptive by conducting a review of the medical records of patients that using prophylactic antibiotics in cesarean section during Januari until December 2014. The samples used were 73 patients who met the inclusion criteria with purposive sampling. The results of this study suggest that the use of prophylactic antibiotics in cesarean section at Pekanbaru Medical Center hospital is a single-dose Ceftriaxone 1g (58.9%) and a combination of gentamicin (80 mg) with Ceftriaxone (1g) (41.1%), where all the form generic drugs (100%) with the time of prophylactic antibiotics for the majority that is 0-2 hours before surgery (100%) with the intravenous route (100%). Kata kunci: caesar, antibiotik, profilaksis ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian pola penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah caesar (Seksio Sesare) di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center (PMC) tahun 2014. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik profilaksis bedah sesar. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian observasional yang dirancang dengan studi deskriptif dengan cara melakukan kajian terhadap rekam medis pasien yang menggunakan antibiotik profilaksis pada bedah sesar selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember 2014. Sampel yang digunakan adalah 73 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan antibiotik profilaksis bedah sesar di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center adalah Seftriakson tunggal dengan dosis 1g (58,9%) dan kombinasi Gentamisin (80 mg) dengan Seftriakson (1g) (41,1%), dimana semuanya dalam bentuk obat generik (100%) dengan waktu pemberian antibiotik 0-2 jam sebelum operasi (100%) dengan rute pemberian secara intravena (100%). PENDAHULUAN Antibiotik merupakan obat yang berfungsi menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme. Penggunaannya dimaksudkan *Corresponding Author: Husnawati (Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, 28928) Email : hoe5na@yahoo.com sebagai pencegahan dan penanganan terhadap infeksi mikroba. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik diberbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak didasarkan pada indikasi [1]. Article History: Received: 26 Apr 2016 Accepted: 30 Apr 2016 Published: 01 May 2016 Available online: 14 Nov 2016 303

Antibiotik profilaksis adalah antibiotik yang digunakan bagi pasien yang belum terkena infeksi, tetapi diduga mempunyai peluang besar untuk mendapatkannya atau bila terkena infeksi dapat menimbulkan dampak buruk bagi pasien. Tujuan dari pemberian antibiotik profilaksis adalah untuk mengurangi insidensi infeksi luka pasca bedah. Di Amerika, sekitar 30-50% antibiotik diberikan untuk tujuan profilaksis bedah [2]. Infeksi Luka Operasi (ILO) atau Infeksi Tempat Pembedahan (ITP)/ Surgical Site Infection (SSI) adalah infeksi pada luka operasi atau organ/ruang yang terjadi dalam 30 hari post operasi atau dalam kurun 1 tahun apabila terdapat implant. Sumber bakteri pada ILO dapat berasal dari pasien, dokter dan tim, lingkungan, dan termasuk juga instrumentasi [3]. Infeksi karena operasi berbeda menurut jenis luka operasinya. Klasifikasi jenis luka operasi terbagi menjadi luka operasi bersih, bersih terkontaminasi, dan kotor. Klasifikasi ini menentukan jenis penggunaan antibiotik yaitu untuk tujuan profilaksis atau terapeutik [4]. Bedah sesar disebut juga dengan Sectio Caesarea adalah upaya mengeluarkan janin melalui pembedahan pada dinding abdomen dan uterus. Sectio caesarea merupakan bagian dari metode obstetrik operatif. Persalinan sectio caesarea dilakukan sebagai alternatif jika persalinan lewat jalan lahir tidak dapat dilakukan. Tujuan dilakukan persalinan sectio caesarea agar ibu dan bayi yang dilahirkan sehat dan selamat [5]. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat melahirkan bayi dengan sempurna. Persalinan bisa saja berjalan secara normal namun tidak jarang proses persalinan mengalami hambatan dan harus dilakukan dengan operasi [6]. Dari hasil penelitian yang dilakukan di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tentang tinjauan penggunaan antibiotik pada pasien seksio sesarea diperoleh hasil antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga lebih banyak digunakan yaitu Seftriakson dengan kombinasi metronidazol, sedangkan gentamisin dikombinasi dengan ampisilin. Indikasi digunakannya kombinasi antibiotika yaitu untuk pengobatan terhadap infeksi yang disebabkan oleh lebih dari satu jenis mikroba [7]. Jumlah persalinan sectio caesarea di Indonesia, terutama dirumah sakit pemerintah adalah sekitar 20-25% dari total jumlah persalinan, sedangkan dirumah sakit swasta jumlahnya lebih tinggi yaitu sekitar 30-80% dari total jumlah persalinan [8]. Berdasarkan survei demografi dan kesehatan tahun 2009 sampai 2010, di Indonesia tercatat angka persalinan sectio caesarea secara nasional berjumlah kurang lebih 20,5% dari total persalinan. Sectio ceasarea berdampak terhadap perkembangan walau tidak memiliki kondisi medis, paling banyak disebabkan oleh adanya ketakutan menghadapi persalinan normal, selain itu juga karna faktor usia dan paritas [9]. Rumah sakit Pekanbaru Medical Center (PMC) merupakan rumah sakit yang memiliki angka kejadian berbagai bedah yang cukup besar, salah satunya yaitu bedah sesar. Pada tahun 2014 jumlah pasien kasus bedah sesar di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center (PMC) sebanyak 276 orang dan selama ini belum pernah dilakukan penelitian mengenai gambaran penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik profilaksis yang digunakan pada pasien bedah sesar (seksio sesarea) yang bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik profilaksis bedah sesar di RS PMC. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Rekam Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol. 02 No. 02 Mei 2016 304

Medik RS PMC pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2015. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan jenis studi deskriptif melalui penelusuran rekam medik di RS PMC periode Januari sampai dengan Desember 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah semua data rekam medik di RS Pekanbaru Medical Center periode Januari sampai dengan Desember 2014. Sampel yang diambil adalah 73 yang menjalani pembedahan sesar di RS PMC selama bulan Januari sampai dengan Desember 2014 yang memenuhui kriteria inklusi dengan teknik purposive sampling. HASIL DAN DISKUSI Hasil penelitian gambaran penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar di Rumah Sakit PMC pada bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2014 tertera pada Tabel 1 hingga 5. Dari data yang diperoleh di Rumah Sakit PMC, zat aktif antibiotik yang digunakan pada pasien bedah sesar berdasarkan pemakaian tunggal dan kombinasi yang terbanyak adalah seftriakson tunggal sebanyak 43 orang (58,9%) dan kombinasi sebanyak 30 orang (41,1%). Hal ini disebabkan karena pemberian antibiotik tunggal sudah mencapai angka efek terapi dan sudah dapat menghambat bakteri yang akan menyebabkan infeksi jika operasi dilakukan selama 4 jam atau kurang. Berdasarkan zat aktif kombinasi gentamisin dengan seftriakson diberikan bersamaan sebelum operasi tujuannya untuk meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik, memperlambat dan mengurangi resiko timbulnya bakteri resisten. Pemberian antibiotik profilaksis dapat disebabkan oleh beberapa faktor contohnya lingkungan atau udara yang merupakan sumber kuman karena debu yang halus diudara, alat pembedahan diruang bedah, permukaan kulit dan Tabel 1. Penggunaan rerapi antibiotik tunggal dan kombinasi No. Nama Zat Aktif Jumlah Persentase (%) 1. Seftriaxon 43 58,9 2. Gentamisin + Seftriaxon 30 41,1 Tabel 2. Penggunaan terapi antibiotik generik bermerk dan generik berlogo No. Generik/Dagang Jumlah Persentase 1. Generik 73 100 2. Dagang 0 0 Tabel 3. Durasi administrasi terapi antibiotik No. Generik/Dagang Jumlah Persentase 1. 0-2 jam 73 100 2. >2 jam 0 0 305 Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol. 02 No. 02 Mei 2016

Tabel 4. Dosis penggunaan antibiotik No. Nama Obat Dosis Jumlah Persentase 1. Seftriakson 1g 43 58,9 2. Gentamisin + seftriakson 80mg + 1g 30 41,1 Tabel 5. Rute pemberian antibiotik. No. Rute Jumlah Persentase 1. Intravena 73 100 2. Oral 0 0 lain-lain. Ketika diberikan keduanya diharapkan menghasilkan efek yang lebih maksimal [10]. Dari data yang diperoleh, penggunaan antibiotik bedah sesar lebih banyak menggunakan nama generik daripada nama dagang. Hal ini dikarenakan semua pasien yang diambil sebagai sampel di Rumah Sakit PMC semuanya merupakan pasien yang mendapatkan fasilitas Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) dari pemerintah sehingga penggunaan antibiotik generik yang digunakan [11]. Dari penelitian yang diperoleh berdasarkan waktu pemberian antibiotik profilaksis bedah sesar di Rumah Sakit PMC diberikan 0-2 jam sebelum operasi sebanyak 100%. Penentuan waktu ini akan menghasilkan kadar terapi obat dalam luka dan jaringan selama operasi, tetapi tidak akan menyebabkan timbulnya resistensi bakteri [4]. Hal ini sesuai dengan rekomendasi ketepatan pemberian antibiotik profilaksis yaitu 0-2 jam sebelum operasi [12]. Dosis adalah banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang pasien baik digunakan sebagai obat dalam maupun obat luar. Dari penelitian diperoleh seftriakson tunggal 1 gr sebanyak 43 orang (58,9%), gentamisin 80 mg yang dikombinasi dengan seftriakson 1 gr sebanyak 30 orang (41,1%). Hal ini sudah sesuai dengan standar dosis yang tersedia untuk antibiotik diatas yaitu seftriakson (1 gr/10 ml), untuk umur diatas 12 tahun hingga dewasa standar dosis yang diberikan adalah 1 gr sehari. Sedangkan untuk infeksi parah, dosis dapat diberikan antara 2 sampai 4 gr sehari. Sedangkan gentamisin (80 mg/2 ml), dosis ini dapat dihitung berdasarkan berat badan pasien dan fungsi ginjal. Pemberian obat sebaiknya tidak lebih dari 7 hari. Pemberian dosis ini untuk menjamin kadar puncak yang tinggi serta dapat berdifusi dalam jaringan dengan baik, maka diperlukan antibiotik dengan dosis yang cukup tinggi [13]. Rute pemberian obat menentukan jumlah dan kecepatan obat yang masuk kedalam tubuh, sehingga merupakan penentu keberhasilan terapi atau kemungkinan timbulnya efek yang merugikan. Data hasil penelitian, rute pemberian antibiotik profilaksis bedah sesar yang paling banyak digunakan di Rumah Sakit PMC pada bulan Januari sampai dengan Desember 2014 adalah secara intravena sebanyak 73 orang (100%). Pemberian antibiotik profilaksis pada umumnya diberikan secara intravena yang telah terbukti dapat dipercaya dan efektif terhadap infeksi luka operasi pada semua tipe pembedahan dan dapat Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol. 02 No. 02 Mei 2016 306

diperkirakan kadar serum serta konsentrasinya. Pemberian antibiotik intravena dalam volume yang lebih kecil untuk jangka waktu yang lebih pendek menghasilkan kadar dalam serum yang tinggi, ditunjukkan dengan lebih cepatnya masuk dan lebih tingginya konsentrasi dini antibiotik dalam cairan luka. Untuk menghindari resiko yang tidak diharapkan dianjurkan pemberian antibiotik intravena drip [1]. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap 73 rekam medik pasien yang menggunakan antibiotik profilaksis pada pasien bedah sesar di Rumah Sakit Pekanbaru Medical Center bulan Januari sampai dengan Desember 2014, didapatlah pasien yang mendapat antibiotik profilaksis dengan persentase antibiotik tunggal yaitu seftriakson 1 gr sebanyak 58,9%, dan antibiotik kombinasi gentamisin 80 mg dengan seftriakson 1 gr sebanyak 41,1% dengan nama generik (100%) dan waktu pemberian antibiotik 0-2 jam sebelum operasi dengan rute secara intravena. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, 2011, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/Menkes/Per/Xii/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 2. Setiabudy, R., 2012. Farmakologi dan Terapi (Edisi:5), Departemen Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. 3. Anonim, 2007, Buku Panduan Dasar-Dasar Keterampilan Bagi Perawat Kamar Bedah. Jakarta. 4. Sjamsuhidajat, R., dan De Jong., 2010, Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi III, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 5. Reeder, S. J., Martin, L. L., dan Griffin, D. K. 2011. Keperawatan Maternitas:Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga. Ed 18. Vol.2, Penerjemah: Yanti Afiyanti, dkk, EGC, Jakarta 6. Salfariani, 2012, Faktor Pemilihan Persalinan Sectio Caesarea Tanpa Indikasi Medis Di RSU Bunda Thamrin Medan, Akses tanggal 22 Agustus 2015. 7. Fatimawali, 2012, Tinjauan Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Seksio Sesarea di BLU RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Periode Januari-Desember 2011. 8. Mulyawati, I., M. Azam, D.N. A. Ningrum, 2011, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tindakan Persalinan Melalui Operasi Sectio Caesarea, Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 7, No. 1:15-24. 9. Anonim, 2012, Gambaran Persalinan Sectio Caesarea, Karya Tulis Ilmiah (KTI). Diakses tanggal 13 Juni 2015. 10. Munckhof, W., 2005. Antibiotic for surgical prophylaxis, Australian Prescribe, vol 28. Number 2, April 2005, Page 38 to 40. 11. Anonim, 2015, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Diakses tanggal 01 Desember 2015. 12. Classen DC, Evan RS, Postotnik SL, Horn SD, Menlove RL, Burke JP., 1992, The timming of phophylactic administration of antibiotics and the risk of surgical wound infection, New England Journal Medicine 281-86. 13. Anonim, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2008. Jakarta. 307 Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol. 02 No. 02 Mei 2016