KAJIAN STATUS KESUBURAN TANAH DI LAHAN KAKAO KAMPUNG KLAIN DISTRIK MAYAMUK KABUPATEN SORONG. Mira Herawati Soekamto

dokumen-dokumen yang mirip
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. (Gambar 1. Wilayah Penelitian) penelitian dan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis di laboratorium.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

PERUBAHAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH AKIBAT PEMBERIAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN METODE LAND APPLICATION

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Sifat Kimia Tanah pada Lahan Kopi di Kabupaten Mandailing Natal

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSERVASI LAHAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LORONG (Alley Cropping) DI DAERAH TRANSMIGRASI KURO TIDUR, BENGKULU

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi

*Corresponding author : ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian Status Kesuburan Tanah Sawah Untuk Menentukan Anjuran Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi Tanaman Padi Di Kecamatan Manggis

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh ph tanah terhadap pertumbuhan tanaman

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman dan kelangsungan hidup mahluk hidup. Karakteristik unsur-unsur dalam

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

Rizki Annisa Nasution*, M. M. B. Damanik, Jamilah

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK SIFAT KIMIA TANAH DAN STATUS KESUBURAN TANAH LAHAN PEKARANGAN DAN LAHAN USAHA TANI BEBERAPA KAMPUNG DI KABUPATEN KUTAI BARAT

Survey dan Pemetaan Status Hara-P di Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo

Evaluasi Kesuburan Tanah Untuk Replanting Kelapa Sawit di Afdeling I (satu) PTPN XIII Kabupaten Landak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

Latar Belakang. Kalium merupakan salah satu hara makro setelah N dan P yang diserap

338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

Aplikasi Bahan Amelioran (Asam Humat; Lumpur IPAL Tambang Batu Bara) terhadap Pertumbuhan Tanaman Reklamasi pada Lahan Bekas Tambang Batu Bara

Relationship between WCa Ratios in the Soil Solution with the Dynamic of K in UZtisol and Vertisol of Upland Area ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

ANALISIS SIFAT FISIKA, KIMIA, DAN BIOLOGI TANAH PADA DAERAH BUFFER ZONE DAN RESORT SEI BETUNG DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER KECAMATAN BESITANG

6/14/2013 .PENDAHULUAN KANDUNGAN HARA DAN TINGKAT EROSI PADA LAHAN MIRING BERSOLUM DANGKAL METODE

1 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman 1-9 ISSN

IDENTIFIKASI KEADAAN SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH PADA TANAMAN CENGKEH DI DESA TINCEP DAN KOLONGAN ATAS KECAMATAN SONDER

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH PADA TANAH YANG DI TANAMI PADI GOGO (Oryza Sativa) DI DESA WAWONA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Kajian Kesuburan Tanah di Desa Sihiong, Sinar Sabungan dan Lumban Lobu Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir

KLOROFIL XII - 1 : 25 29, Juni 2017 ISSN

Respon Beberapa Sifat Kimia dan Hasil Tanaman Kakao terhadap Pemberian Pupuk Organik dan Pupuk Hayati

TATA CARA PENELITIAN

ph SEDERHANA ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh Ferdy Ardiansyah

Transkripsi:

KAJIAN STATUS KESUBURAN TANAH DI LAHAN KAKAO KAMPUNG KLAIN DISTRIK MAYAMUK KABUPATEN SORONG Mira Herawati Soekamto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sorong Abstrak ISSN : 1907-7556 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat kimia tanah dan status kesuburan tanah pada lahan Tanaman Kakao di Kampung Klain Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong. Metode penelitian adalah Penelitian ini survei lapangan dan mengambil sampel tanah dengan metode purposive sampling. Analisis kimia tanah di laboratorium. Variabel pengamatan meliputi KTK, ph H 2 O dan ph KCl, Corganik (%), Total Nitrogen (%), Fosfat, K 2 O Total, Kation-kation, dan KB. Hasil peneltian menunjukkan Sifat kimia tanah di lahan tanaman Kakao Kampung Klain adalah C-organik 0.99 % (Sangat ); N 0.10 % (Sangat ); P 2 5.1 ppm (Sangat ); K 2 O 6.81 mg/100g (); KTK 19.06 me/100g (Sedang); K 0.15 me/100g (); Na 0.22 me/100g (); Mg 3.92 me/100g (Tinggi); Ca 6.83 me/100g (Sedang); KB 57.06 % (Tinggi); ph (H 2 O) 5.5 (masam); ph KCl 4.8 (masam). Status kesuburan tanah di lahan tanaman kakao Kampung Klain adalah dan diperlukan pengelolaan terutama pemupukan. Abstrack The aims of study are to know soil chemical characteristic and soil fertility status on cocoa crop lands in Klain village district Mayamuk Kabupaten Sorong. The method used in the research was field survey and Soil samples were taken from cocoa crop land klain village District Mayamuk. Soil chemical analysis was carried out on Cation Exchange Capacity soil acidity (ph H2O and KCl), Organic Carbon, Total Nitrogen, Total Phosphorus and Total Potassium, Cation (Ca, Mg, K and Na) exchange, Base Saturation using. The result reveal that soil chemistry characteristic on cocoa crop lands in Klain village is Organic Carbon 0.99% (very low); N 0.10 % (Very low); P 2 5.1 ppm (Very Low); ); K 2 O 6.81 mg/100g (low); KTK 19.06 me/100g (medium); K 0.15 me/100g (Low); Na 0.22 me/100g (low); Mg 3.92 me/100g (high); Ca 6.83 me/100g (medium) ); KB 57.06 % (high); ph (H 2 O) 5.5 (acid); ph KCl 4.8 (acid). Soil fertility status Cocoa crop land in the village Klain are low and management is needed especially fertilization. Key words : soil fertility status, cocoa crop land, Klain Village Latar Belakang PENDAHULUAN Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan jenis komoditi yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi dan permintaan biji kakao meningkat setiap tahunnya, sehingga komoditi ini sangat potensial untuk dikembangkan. Hal ini karena kebutuhan akan kakao bukan saja berada pada pasar dalam negeri tetapi adanya peninggkatan pada kebutuhan dunia terhadap biji kakao. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa volume ekspor kakao olahan tahun 2011 mencapai 178.000 ton dan mengalami kenaikan sebesar 117 % dibandingkan dengan tahun 2009 yang hanya sebesar 82.000 ton, sedangkan untuk tahun 2012 sebesar 188.500 ton. Tanaman kakao yang berasal dari Amerika selatan adalah tanaman kecil yang tumbuh di bawah naungan hutan tropis sehingga terbiasa hidup di bawah lindungan pohon-pohon yang besar. Melihat kondisi Indonesia sebagai negara

202 Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 tropis merupakan tempat yang baik untuk pengembangan budidaya tanaman kakao. Dalam budidaya tanaman kakao, bukan hanya jenis kultivar yang harus diperhatikan, namun kesuburan tanah yang tinggi pada suatu lahan untuk memenuhi kebutuhan hara bagi komoditas yang akan dikembangkan dan dibudidayakan. Faktor tanah merupakan salah satu faktor penentu dalam menentukan produktivitas tanaman kakao karena tanah menyediakan unsur hara bagai tanaman dan sebagai salah satu faktor penentu kesuburan tanah. Tanaman kakao memerlukan tanah yang subur yang memiliki komposisi hara (kimia) yang tinggi, Namun permasalahan yang timbul seiring dengan berjalannya waktu, selain usia tanaman yang semakin tua mempengaruhi produktivitas juga adanya faktor penurunan kesuburan tanah. Kesuburan tanah adalah suatu keadaan tanah dimana tata air, udara dan unsur hara dalam keadaan cukup seimbang dan tersedia sesuai dengan kebutuhan tanaman, baik fisik, kimia dan biologi tanah (Effendi, 1995). Kesuburan tanah merupakan mutu tanah untuk bercocok tanam yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi bagian tubuh tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati, akan tetapi hanya dapat ditafsir berdasarkan sifatsifat fisik, kimia dan biologi yang terukur. Berbagai faktor yang menyebabkan penurunan kesuburan tanah diantaranya adanya pengambilan oleh tanaman dan hilang karena pencucian (erosi) apalagi disertai tanpa adanya pengembalian yang optimal atau tingkat pemupukan yang rendah dan tingkat pemeliharaan yang kurang dilakukan. Tanah menyediakan unsur hara yang tinggi akan memberikan produksi yang tinggi pula. pengelolaan lahan pada tanaman kakao untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Salah satu upaya pengelolaan areal tanaman kakao yang dapat dilakukan yaitu dengan menganalisis sifat kimia pada tanah tempat tumbuh tanaan kakao terutama pada tanaman yang tumbuh puluhan tahun seperti pada lahan pada tanaman kakao di Kampung Klain Distrik Mayamuk yang telah berumur ± 30 tahunan. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana sifat kimia tanah pada lahan tanaman kakao di Kampung Klain Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong; 2). Bagaimana status kesuburan tanah pada lahan tanaman kakao di Kampung Klain Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk 1) Mengetahui sifat kimia tanah pada lahan tanaman kakao di di Kampung Klain Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong; 2). mengetahui status kesuburan tanah pada lahan Tanaman Kakao di di Kampung Klain Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong. Manfaat penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1). Sebagai informasi tentang status kesuburan tanah yang ada di Kampung Klain Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong; 2).Sebagai dasar dalam pengelolaan lahan Tanaman Kakao terutama dalam melakukan pemupukan. METODOLOGI PENELITIAN Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan, di lahan tanaman kakao Kampung Klain Distrik Mayamuk. Analisis tanah dilakukan pada Laboratorium Departemen Ilmu tanah dan sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bahan yang digunakan sebagai objek penelitian adalah tanah pada lahan pertanaman Kakao di kampung Klain Distrik Mayamuk, sedangkan alat yang digunakan adalah kantong plastik, meteran, parang, pisau, ayakan, sekop, plastik sampel, kertas label, kamera, alat tulis menulis. Penelitian ini menggunakan metode survei lapangan dengan melihat langsung kondisi tanah pertanian lahan Tanaman Kakao di kampung Klain Distrik Mayamuk, mengambil sampel tanah, dan melakukan analisis kimia tanah di laboratorium. Pengambilan sampel tanah dengan menggunakan metode purposive sampling yang dapat mewakili masing-masing Satuan Lahan. Untuk melengkapi Kajian Status Kesuburan Tanah di Lahan Kakao Kampung Klain Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong

Jurnal Agroforestri X Nomor 2 Juni 2015 data primer dan untuk mempermudah dalam pembahasan dilakukan dengan cara: pengamatan langsung di lapang untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya dan wawancara dengan petani dan masyarakat setempat. Prosedur Penelitian 1. Penentuan Lokasi Penelitian Lokasi pengamatan dilakukan berdasarkan hasil survey. Jumlah sample tanah ditentukan berdasarkan penyebaran jumlah tanah di lokasi penelitian. Penentuan lokasi pengamatan dilakukan secara purposif yaitu pada tanah pertanian lahan Tanaman Kakao di kampung Klain Distrik Mayamuk. 2. Teknik Pengambilan Contoh Tanah. Pengambilan contoh tanah untuk analisis sifat kimia tanah dilakukan dengan mengambil contoh tanah komposit dari tanah sedalam lapisan olah (0-20 cm). Permukaan tanah dibersihan dari rumput, batu, kerikil dan sisa-sisa tanaman dan buah. Cangkul tanah sedalam lapisan olah (0-20 cm), kemudian pada sisi bekas cangkulan tersebut diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan sekop. Apabila menggunakan bor tanah, maka setiap titik pengambilan di bor sedalam 20 cm. Pengambilan contoh tanah komposit dengan mengikuti jalur zig-zag pada seluruh areal lahan sehingga dapat mewakili satu areal lahan. Dari areal pengamatan diambil contoh tanah sebanyak 10-15 titik pengambilan sampel tanah. Jumlah sampel tanah yang diambil kurang lebih 1 kg. Contoh tanah yang diambil tersebut kemudian dikeringanginkan, ditumbuk, diayak selanjutnya dianalisis di laboratorium. Variabel Pengamatan Analisis sifat kimia tanah dilakukan di Laboratorium yang terdiri dari: a. KTK (mg/100g), Ditetapkan dengan menjenuhkan menggunakan amonium asetat 1 N ph 7.0 (standar). b. ph H 2 O dan ph KCl tanah, ph H 2 O ditetapkan dengan menggunakan ph meter dengan perbandingan tanah dengan pelarut 1 203 : 1, untuk KCl pelarutnya adalah 1 N KCl. c. Corganik (%), Ditetapkan dengan menggunakan destruksi basah dan menggunakan kalium bichromat menurut metode Walkley and Black. d. Total Nitrogen (%), N total ditetapkan dengan metode Kjehldahl. e. Fosfat, Fosfat total (mg/100g) ditetapkan dengan menggunakan ekstraksi HCl 25 %, sedangkan fosfat tersedia (ppm) ditetapkan dengan menggunakan ekstraksi Bray f. K 2 O Total (mg/100g). Kalium total ditetapkan dengan menggunakan ekstraksi 25 % HCl. g. Kation-kation (C.mol.kg -1 ), Susunan kation (ca, Mg, Na dan K) ditetapkan dengan penjenuhan memakai amonium asetat 1 N ph 7.0. h. Kejenuhan Basa (KB), Dihitung berdasarkan jumlah basa-basa di bagi KTK dikalikan 100. Analisis Data Hasil analisis dilakukan secara tabulasi untuk mendeskripsikan sifat kimia tanah. Penilaian status kesuburan tanah mengacu pada kriteria penilaian data analisis tanah dan kombinasi beberapa sifat kimia tanah dan status kesuburan tanahnya (Staf PPT, 1983). HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan umum Daerah Penelitian Kampung Klain merupakan bagian dari Kabupaten Sorong, secara geografis terletak pada 00.56 0 LS, 1 0 LU, 131.07 0 BT dan 132 0 BB. Batas wilayah Kampung Klain antara lain : 1. Sebelah timur berbatasan dengan jalan bandara Kabupaten Sorong di Saigun 2. Sebelah barat berbatasan dengan Lahan Usaha dua SP III Kelurahan Makbusum 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Lahan Usaha SP II Kelurahan Mariyai 4. Sebelah selatan berbatasan dengan lahan usaha dua Kampung Makotiyamsah. Kampung Klain terletak pada ketinggian 30 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan curah Mira Herawati Soekamto

204 Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 hujan sepanjang tahun adalah 247.6 mm pertahun dengan bulan basah sebanyak 11 bulan dalam setahun (BMKG, 2012). Bagian terbesar dari luas wilayah Kampung Klain adalah Areal pertanian yaitu 226 Hektar yang terdiri atas 25 hektar adalah areal persawahan, 172 lahan perkebunan dan lahan kering sebesar 29.5 hektar. Analisis Kimia Tanah Tabel 1. Hasil Analisis Kimia Tanah Sawah di Kampung Klain Distrik Mayamuk Berdasarkan hasil analisis kimia tanah di laboratorium Tanah Institut Pertanian Bogor, diperoleh hasil sebagai berikut: No Jenis Analisis Pengamatan Total Ratarata Status K1 K2 K3 K4 1. C organik (%) 1.43 0.71 1.43 0.40 3.97 0.99 Sangat 2. N (%) 0.14 0.07 0.15 0.04 0.4 0.10 Sangat 3. P 2 Bray I (ppm) 5.9 5.3 7.3 4.9 20.4 5.1 Sangat rendah 4. K 2 O HCl 25 % (mg/100 g) 6.58 4.70 7.52 8.46 27.26 6.81 Sangat rendah 5. KTK (me/100g) 18.31 15.93 22.29 19.73 76.26 19.06 Sedang 6. Susunan Kation K (me/100 g) Na (me/100 g) Mg (me/100 g) Ca (me/100 g) 0.14 0.22 3.53 4.66 0.10 0.19 4.07 3.14 0.16 0.22 3.66 12.43 0.18 0.26 4.41 7.10 0.58 0.89 15.67 27.33 0.15 0.22 3.92 6.83 Tinggi Sedang 7. Kejenuhan Basa (%) 46.70 47.08 73.89 60.57 228.24 57.06 Tinggi 8. ph (H 2 O) ph (KCl) 5.20 4.50 5.20 4.50 5.80 5.10 Keterangan : SR = sangat rendah ; S = sedang ; M = Masam R = ; T = Tinggi ; 5.80 5.10 22.0 19.2 5.5 4.8 Masam Masam a. Derajat Kemasaman Tanah (ph Tanah) Nilai ph menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H + ) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H + di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. ph tanah secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti pengaruhnya terhadap kelarutan dan ketersediaan unsur hara (Tan, 1995). Tingkat keasaman tanah pada daerah penelitian berkisar antara 5.20-5.80 termasuk kategori masam. ph tanah yang masam (rendah) akan menyebabkan tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara lain yang dibutuhkan. Pada kondisi masam juga akan menyebabkan tersedianya beberapa unsur beracun seperti unsur alumunium yang selalu meracuni tanaman dan juga mengikat fosfor sehingga tidak bisa diserap tanaman. b. C Organik Bahan organik tanah merupakan bahan di dalam atau permukaan tanah yang berasal dari sisa tumbuhan, hewan dan manusia baik yang telah mengalami dekomposisi lanjut maupun sedang mengalami proses dekomposisi. Kandungan bahan organik berhubungan erat dengan C-organik karena penetapan bahan organik di dasarkan pada nilai kandungan C-organik sehingga tinggi rendahnya kandungan bahan organik tergantung kandungan C-organiknya. Kesuburan tanah sangat tergantung pada kandungan C-organik tanah karena C- organik tanah juga merupakan sumber N yang utama di dalam tanah dan berperan cukup besar dalam proses perbaikan sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Rata-rata hasil analisis kandungan C-organik di daerah penelitian adalah 0,99 dengan status sangat Kajian Status Kesuburan Tanah di Lahan Kakao Kampung Klain Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong

Jurnal Agroforestri X Nomor 2 Juni 2015 rendah. nya kandungan C-organik berkorelasi dengan ph tanah yang bersifat masam, sehingga tanah di lahan kakao kampung kalin dikatakan kurang subur. c. N Total N total merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan menyusun sekitar1,5 % bobot tanaman dan berfungsi dalam pembentukan protein (Hanafiah, 2009). Hasil penelitian menunjukkan kandungan N total adalah 0,10% dengan kategori sangat rendah. nya kandungan C-organik tanah menyebabkan kandungan N total menjadi rendah. Menurut Hardjowigeno (2003), salah satu sumber nitrogen di dalam tanah adalah berasal dari bahan organik tanah. d. P 2 Tanah Fosfor merupakan unsur makro yang kedua esensial setelah nitrogen yang sangat dibutuhkan tanaman yang berfungsi dalam pembelahan sel, pembentukan albumin, pembentukan bunga, buah dan biji, mempercepat pematangan dan memperkuat batang tidak mudah roboh. Unsur fosfor dalam tanah berasal dari bahan organik, mineral-mineral tanah dan pupuk buatan. Hasil rata-rata dari analisis kadar P 2 Tanah adalah 5,1 ppm dengan kategori sangat rendah, sehingga perlu adanya penambahan kandungan P 2 yang berasal dari pupuk buatan. e. K 2 O Tanah Kalium ditemukan dalam jumlah banyak di dalam tanah, tetapi sebagian kecil yang digunakan oleh tanaman. Kalium terlarut dan kalium yang dipertukarkan adalah kalium yang dianggap tersedia bagi tanaman. Rata-rata hasil analisis K 2 O adalah 6,81 mg/100g dengan status sangat rendah. Ion K tergolong unsur yang mudah bergerak sehingga mudah sekali hilang dari tanah melalui pencucian, karena K tidak ditahan dengan kuat di permukaan koloid tanah. Mengingat sifat K yang mudah hilang dari dalam tanah, maka efisiensinya rendah seperti halnya N, sehingga pemberian pupuk K perlu diperhatikan.faktor rendahnya 205 kalium juga disebabkan ISSN bahan : 1907-7556 induk. Menurut adiningsih (1985) bahwa tinggi rendahnya kadar kalium di dalam tanah dapat disebabkan oleh bahan induk, apakah miskin kalium ataupun kaya akan kandungan kalium. ph tanah yang masam juga akan menyebabkan peningkatan pada fiksasi kalium sehingga menyebabkan penurunan ketersediaan K dalam tanah. f. Kation-kation Tanah Kation-kation tanah yang tersedia seperti Ca, Mg, K dan Na sangat penting untuk pertumbuhan tanaman. Sumber dari kationkation tanah berasal dari pelapukan sejumlah mineral di dalam tanah. Jumlah maksimum kation yang dapat dijerap tanah menunjukkan besarnya nilai kapasitas tukar kation tanah tersebut. Kation-kation basa umumnya merupakan unsur hara yang diperlukan tanaman. Hasil analisis pada kation-kation tanah menunjukkan Kalium (K) dan Natrium (Na) mempunyai status, Kalsium (Ca) sedang dan Magnesium (Mg) dengan status tinggi. nya kandungan kation dapat disebabkan karena sifat basa-basa yang mudah tercuci terutama pada daerahdaerah dengan curah hujan yang tinggi. g. KTK Tanah Kapasitas Tukar kation merupakan salah satu sifat kimia tanah yang berkaitan erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah. Tanahtanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowigeno, 2003). Hasil analisis KTK menunjukkan 19,06 me/100g dengan status kategori sedang. Korelasi KTK dengan bahan organik terlihat dari hasil yang diperoleh keduanya dan tekstur tanah yang cenderung liat sampai lempung berliat, sehingga menyebabkan KTK mempunyai nilai yang sedang. KTK tanah menggambarkan kation-kation tanah seperti kation Ca, Mg, Na dan K dapat ditukarkan dan diserap oleh perakaran tanaman. Mira Herawati Soekamto

206 Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 h. Kejenuhan Basa Nilai kejenuhan basa (KB) tanah merupakan persentase dari total KTK yang diduduki oleh kation-kation basa yaitu Ca, Mg, Na, dan K terhadap jumlah total kalium yang diikat dan dapat dipertukarkan oleh koloid. Semakin tinggi nilai kejenuhan basa maka akan semakin mudah melepaskan basabasa yang dapat dipertukarkan. Hasil peneltian menunjukan kejenuhan basa 57.06% termasuk tinggi. Terdapat korelasi positif antara % kejenuhan basa dan ph tanah. Umumnya terlihat bahwa kejenuhan basa tinggi apabila ph tinggi. Status Kesuburan Tanah Penilaian status kesuburan tanah yang berdasarkan pada hasil analisis kimia tanah pada beberapa variabel pengamatan dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Penilaian Status Kesuburan Tanah pada Lahan Tanaman Kakao Kampung Klain Distrik Mayamuk. Pengamatan Jenis Analisis Status Kesuburan KTK KB P 2 K 2 O C-Org K1 18.31 46.70 5.9 6.58 1.43 (R) (S) (S) (SR) (SR) K2 15.93 47.08 5.3 4.70 0.71 (R) (S) (SR) (SR) (SR) K3 22.29 73.89 7.3 7.52 1.43 (R) (S) (ST) (SR) (SR) K4 19.73 60.57 4.9 8.46 0.40 (S) (T) (SR) (SR) (SR) TOTAL 76.26 228.24 20.4 27.26 3.97 Rata-rata 19.06 (R) 57.06 (T) Hasil penilaian status kesuburan tanah berdasarkan kriteria Kombinasi beberapa sifat kimia tanah dan status kesuburannya ( Staf PPT, 1983) menunjukkan status kesuburan tanah rendah. Hasil rata-rata KTK menunjukkan rendah sehingga menyebabkan pertukaran kation-kation juga menjadi rendah yang akan mempengaruhi kesuburan dan pertumbuhan tanaman. Menurut Hardjowigeno (2003) tanah dengan KTK tinggi mampu menyerap dan menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah. Ini berarti bahwa tanah lahan pertanaman kakao di kampung Klain memiliki kemampuan yang rendah dalam hal penyerapan dan penyediaan unsur hara. Kandungan P 2, K 2 O dan C-organik menunjukkan status sangat rendah menunjukan kandungan unsur hara yang berasal dari meineral tanah dan bahan organik tidak tersedia dengan cukup di dalam tanah. Tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman juga menyediakan unsur hara yang merupakan sumber nutrisi bagi tanaman. Tanah yang komposisinya haranya tersedia optimal bagi 5.1 (SR) 6.81 (SR) 0.99 (SR) kebutuhan pertumbuhan tanaman akan mampu menghasilkan tanaman dengan produktivitas yang tinggi sebagai bagian dari tolak ukur produktivitas tanah untuk menghasilkan tanaman. Produktivitas tanah bukan hanya ditentukan oleh faktor kesuburan tanah tetapi juga dipengaruhi oleh tingkat pengelolaan seperti pemupukan, namun upaya pemupukan pada tanah sebaiknya didasarkan pada status kesuburan tanah atau status hara yang ada di dalam tanah sehingga pengelolaan lahan budidaya tanaman dapat berkelanjutan. Upaya pengelolaan lebih lanjut untuk meningkatkan kesuburan dan produktivitas tanah di lahan kakao Kampung Klain adalah dengan melakukan pemupukan. Salah satu alternatif untuk mengganti pupuk kimia yang cenderung semakin mahal, pupuk organik adalah salah satu pilihan untuk memperbaiki kesuburan tanah dengan memanfaatkan limbah buah kakao untuk diolah menjadi pupuk organik. Selain menambah unsur hara dan bahan organik juga dapat memperbaiki sifat fisik dari tanah tersebut. Kajian Status Kesuburan Tanah di Lahan Kakao Kampung Klain Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong

Jurnal Agroforestri X Nomor 2 Juni 2015 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Sifat kimia tanah di lahan tanaman Kakao Kampung Klain adalah C-organik 0.99 % (Sangat ); N 0.10 % (Sangat ); P 2 5.1 ppm (Sangat ); K 2 O 6.81 mg/100g (); KTK 19.06 me/100g (Sedang); K 0.15 me/100g (); Na 0.22 me/100g (); Mg 3.92 me/100g (Tinggi); Ca 6.83 me/100g (Sedang); KB 57.06 % (Tinggi); ph (H 2 O) 5.5 (masam); ph KCl 4.8 (masam). 207 2. Status kesuburan tanah di lahan tanaman kakao Kampung Klain adalah dan diperlukan pengelolaan terutama pemupukan. Saran Perlu dilakukan penelitian menyangkut pemberian dosis pupuk untuk meningkatkan produktivitas tanah di lahan kakao Kampung Klain Mira Herawati Soekamto

208 Jurnal Agroforestri X Nomor 3 September 2015 DAFTAR PUSTAKA Adiningsih, J.S. dan M. Sudjadi. 1993. Peranan sistem bertanam lorong (alley cropping) dalam meningkatkan kesuburan tanah pada lahan kering masam. Risalah Seminar Hasil Penelitian Tanah dan Agroklimat. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor Adiningsih, J.S. 1985. Kalium Pada Tanah Sawah. Prosiding Pertemuan Teknis Penelitian Tanah. Badan Pusat dan Penelitian dan pengembangan pertanian Departemen Pertanian Bogor. Askari, Wahyu 2011.Perspektif Kapasitas Tukar kation. Diakses pada 29 April 2014. BPS RI. 2013. Data Produksi Tanaman Kakao. http://www.bps.go.id/tnmn _pgn.php diakses tanggal 02 April 2013. Effendi, Syarief. 1995. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyana Sarana Perkasa. Jakarta. Hairiah dkk 2000. Pengelolaan Tanah Masam Secara Biologi. Bogor: ICRAF Hanafiah, K. 2009. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Raja Grafindo Persada. Jakarta Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. Suriadikarta, D.A., T. Prihatini, D. Setyorini, dan W. Hartatiek.2002.Teknologi Pengolahan Lahan kering menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan.Pusat penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor. Staf PPT. 1983. Survei Kapabilitas Tanah. TOR No. 59. Pusat Penelitian Tanah Bogor. Tan, Kim H. 1995. Dasar-dasar Kimia Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Kajian Status Kesuburan Tanah di Lahan Kakao Kampung Klain Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong