PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN

dokumen-dokumen yang mirip
KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

Persyaratan agar Pondasi Sumuran dapat digunakan adalah sebagai berikut:

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

ANALISA HARGA SATUAN KEGIATAN KONSTRUKSI PEMERINTAH KOTA MADIUN TAHUN ANGGARAN 2016

DAFTAR ANALISA BIAYA KONSTRUKSI

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

BAB IV ALTERNATIF PEMILIHAN BENTUK SALURAN PINTU AIR

R E K A P I T U L A S I BILL OF QUANTITY (BOQ)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Trestle : Jenis struktur : beton bertulang, dengan mtu beton K-300. Tiang pancang : tiang pancang baja Ø457,2 mm tebal 16 mm dengan panjang tiang

HARGA SATUAN POKOK KEGIATAN (HSPK)

PT. Cipta Ekapurna Engineering Consultant

sedangkan harga upah yang diperhitungkan merupakan upah borongan.

Revisi SNI T C. Daftar isi

MODIFIKASI PERENCANAAN JEMBATAN BANTAR III BANTUL-KULON PROGO (PROV. D. I. YOGYAKARTA) DENGAN BUSUR RANGKA BAJA MENGGUNAKAN BATANG TARIK

DAFTAR ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR ISI. Bekerja untuk menjaga agar jalan kita tetap dalam kondisi yang baik BUKU PANDUAN 2

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

BAB VII METODE PELAKSANAAN

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

BAB X PENUTUP KESIMPULAN

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPD-ULP/POKJA-PASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

ANALISA BIAYA KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG DAN PERUMAHAN SNI ( STANDAR NASIONAL INDONESIA ) BUNTOK DAN SEKITARNYA

Lampiran A...15 Bibliografi...16

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN JALAN: 13. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMELIHARAAN BERKALA JEMBATAN

MODEL PONDASI PAKU BUMI ULIR UNTUK PEKERJAAN BANGUNAN SATU LANTAI

Lantai Jemuran Gabah KATA PENGANTAR

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

LAMPIRAN. Suatu bangunan gedung harus mampu secara struktural stabil selama kebakaran

Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut

Macam-macam Tegangan dan Lambangnya

BAB VII ANALISA BIAYA

DINDING DINDING BATU BUATAN

BAB VI METODE PELAKSANAAN

Struktur dan Konstruksi II

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III. Pengenalan Denah Pondasi

BAB V PONDASI TELAPAK

METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN MATERIAL UNTUK PILE CAP PADA LANTAI BASEMENT ABSTRAK

RENCANA ANGGARAN BIAYA STRUKTUR

LABORATORIUM / WORKSHOP KERJA BATU JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Membangun kincir air tipe Pusair untuk irigasi desa

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

REKAPITULASI. JUMLAH HARGA (Rp) URAIAN PEKERJAAN

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah umum Jalan sesuai dalam Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 38 Tahun 2004 tentang JALAN, sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

PERMASALAHAN STRUKTUR ATAP, LANTAI DAN DINDING

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

Soal :Stabilitas Benda Terapung

METODE PELAKSANAAN KONTRUKSI PONDASI TIANG PANCANG PADA GEDUNG BERLANTAI II

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

BAB I. Laporan Praktikum 1

PETUNJUK PELAKSANAAN KONSTRUKSI

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

BAB IV ANALISA KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN BETON. genangan air laut karena pasang dengan ketinggian sekitar 30 cm. Hal ini mungkin

BAB I PENDAHULUAN D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG. Gambar 1.1 Pulau Obi, Maluku Utara

METODE PELAKSANAAN. Pekerjaan Perbaikan Darurat Bencana Erupsi Gunung Merapi (Paket 2) - Lanjutan 1

REKAPITULASI KEGIATAN : PEMBANGUNAN HALAMAN DAN JALAN LINGKUNGAN KANTOR BPKP PERWAKILAN RIAU LOKASI : JL.JENDERAL SUDIRMAN PEKANBARU

BAB VII PENUTUP. Dari analisa Perencanaan Struktur Dermaga Batu Bara Kabupaten Berau Kalimantan Timur, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL. Konsep. Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan

KONSTRUKSI BETON TANGGA

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

Analisa & Pembahasan Proyek Pekerjaan Pelat Lantai

TATA CARA PERENCANAAN PENGHENTIAN BUS NO. 015/T/BNKT/1990

JUSTIFIKASI TEKNIS PERUBAHAN VOLUME PEKERJAAN

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

Perencanaan Detail Pembangunan Dermaga Pelabuhan Petikemas Tanjungwangi Kabupaten Banyuwangi

METODA PELAKSANAAN. CV. SABATA UTAMA Rehabilitasi Jaringan Irigasi D.I Tangan-Tangan

DINAS PERHUBUNGAN DAN KOMINFO

JUSTIFIKASI TEKNIS PERUBAHAN VOLUME PEKERJAAN

Jenis dan Profile Pondasi Sumuran dengan dinding tanah (khusus untuk tanah yang kering). Pondasi sumuran dengan dinding anyaman bambu. Pondasi Sumuran

BAB VIII RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SPESIFIKASI TEKNIS. Pasal 1 JENIS DAN LOKASI PEKERJAAN

Transkripsi:

PEDOMAN PEMBANGUNAN PRASARANA SEDERHANA TAMBATAN PERAHU DI PERDESAAN NO. 0081T/Bt/1995 DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA DIREKTORAT PEMBINAAN JALAN KOTA

PRAKATA Sejalan dengan mekanisme perencanaan Proyek Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal dalam mendukung program Pemerintah untuk pengentasan kemiskinan di desa-desa tertinggal pada PJP-II Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum telah berusaha menyusun beberapa buku petunjuk teknis sederhana, antara lain buku, "Pedoman Pembangunan Prasarana Sederhana Tambatan Perahu di Pedesaan." Buk - u ini berisi pedoman dalam mempersiapkan rencana teknis untuk transportasi dan penyeberangan sungai di daerah pedesaan agar diperoleh dokumen-dokumen proyek yang seragam. Menyadari akan belum sempurnanya buku ini, maka pendapat dan saran dari semua pihak yang terkait terutama pemakai, sangat kami harapkan guna bahan perbaikan dan penyempurnaan. Jakarta, 1995 DIREKTUR BINA TEKNIK MOHAMAD ANAS ALY i

DAFTAR ISI hal Bab I Pendabuluan I 1.1 Maksud dan Tujuan 1 1.1.1 Maksud 1 1.1.2 Tujuan 1 1.2 Ruang Lingkup 1 1.3 Pengertian 1 Bab II Persyaratan 2 2.1 Persyaratan Umum 2.1.1 Tipe Tambatan Perahu 2.1.2 Konstruksi Tambatan Perahu 2.2 Persyaratan Teknis 2.2.1 Persyaratan Bahan 2.2.2 Peralatan 2 2 2 3 3 3 Bab III Pelaksanaan 5 3.1 Pemilihan Lokasi 5 3.2 Pekerjaan Persiapan 5 3.3 Pemasangan Pondasi 5 3.3.1 Pemasangan Pondasi Balok Tumpuan 6 3.3.2 Pemasangan Pondasi Tiang Pancang 8 3.3.3 Sambungan Tiang Pancang 3.4 Pemasangan Gelagar dan Papan Lantai 10 10 ii

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Pedoman Pembangunan Prasarana Sederhana Tambatan Perahu di Perdesaan dimaksudkan untuk memberikan pedoman dalam pembuatan Tambatan Perahu sebagai prasarana transportasi untuk penyeberangan sungai di daerah perdesaan. 1.1.2 Tujuan Tujuan Pedoman ini adalah agar pelaksanaan Pembangunan Prasarana Tambatan Perahu yang menggunakan teknologi sederhana dapat dilaksanakan dengan mudah dan benar dengan sistim padat karya oleh masyarakat perdesaan. 1.2 Ruang Lingkup Pedoman ini meliputi tata cara pelaksanaan Tambatan Perahu secara sederhana yang konstruksinya disesusaikan dengan situasi dan kondisi di lapangan 1.3 Pengertian 1. Perahu yang dimaksud disini adalah alat angkut sungai untuk membawa orang dan barang, dengan bobot mati maksimum 2 ton. 2. Tambatan perahu adalah suatu pangkalan tempat mengikat / menambat perahu saat berlabuh, sekaligus berfungsi sebagai tempat menunggu bagi penumpang dan menimbun barang sementara. 1

Bab II P E R S Y A R A T AN 2.1 Persyaratan Umum Prasarana Tambatan Perahu ini direncanakan untuk dapat menampung beban lantai Tambatan sebesar 500 kg/m2 dan untuk melayani perahu dengan bobot mati maksimum 2 ton Tipe Tambatan Perahu tergantung pada kondisi tebing sungai dan perbedaan muka air pasang dan surut. 2.1.1 Tipe Tambatan Perahu Tambatan Perahu dapat dibagi atas dua tipe, yaitu : - Tipe Tambatan Perahu Satu Lantai - Tipe Tambatan Perahu Dua Lantai 1. Tipe Tambatan Perahu Satu Lantai Tipe ini cocok untuk daerah hulu sungai, di mana perbedaan muka air pasang dan surut tidak terlalu besar (lihat gambar : I dan 2, halaman 11 dan 12). 2. Tipe Tambatan Perahu Dua Lantai Tipe ini cocok untuk daerah hilir sungai, di mana perbedaan muka air pasang Dan surut cukup besar karena dipengaruhi oleh pasang surut air laut (lihat gambar : 3,4 dan 5, halaman 13,14 dan 15). 2.1.2 Konstruksi Tambatan Perahu Konstruksi Tambatan Perahu terdiri atas bangunan atas sebagai konstruksi lantai, dan bangunan bawah sebagai konstruksi pondasi. Sketsa Konstruksi Tambatan Perahu 2

Bangunan Atas terdiri atas : - Papan lantai - Gelagar memanjang Lebar bangunan disesuaikan dengan lebar jalan, yaitu antara 3,50-4.00 meter. Pada bagian tepi papan lantai dipasang patok tambat dari bahan baja ulir dengan jarak antara patok 2 meter. Bangunan bawah terdiri atas : - Gelagar melintang. - Balok tumpuan dan tiang pancang sebagai pondasi. Antara tiang pancang dipasang balok penguat menyilang. Pada tiang pancang bagian luar dipasang balok fender sebagai pengaman terhadap tumbukan perahu. 2.2 Persyaratan Teknis 2.2.1 Persyaratan Bahan 1. Kayu Kayu persegi / kayu gelondongan. Kayu harus baik, lurus dan mutu kayu yang digunakan adalah - Mutu kayu Was II dan tahan air, untuk bangunan atas. - Mutu kayu Was I dan tahan air, untuk bangunan bawah. 2. Paku ukuran 7/10 cm. 3. Baut dan mur ukuran 19 mm atau 3/4" dan 1/2 mm atau 12". 4. Besi pelat ukuran 5 x 80 mm dan 4 x 50 mm. 5. Besi patok tambat anti karat ukuran 2,5" untuk menambat perahu. 2.2.2 Peralatan 1. Alat Pancang Alat pancang terdiri atas : tripod, palu beton, katrol dan tambang (lihat Gambar pada halaman 9 ). 3

2. Peralatan Sederhana Peralatan sederhana yang diperlukan antara lain, gergaii, pahat, kunci pas, Linggis, cangkul, katrol, tambang, dan selang. 4

Bab III P E L A K S A N A A N 3.1 Pemilihan lokasi Lokasi Tambatan Perahu dipilih pada bagian sungai yang lurus dan tidak terletak di daerah dengan kondisi erosi yang aktif. 3.2 Pekerjaan Persiapan Langkah - langkah pekerjaan persiapan : - Bersihkan areal lokasi dari sampah dan akar pohon-pohon. - Dalam hal Tambatan Perahu berfungsi sebagai penyeberangan sungai as Tambatan Perahu dibuat dengan memasang 2 buah patok yang ditempatkan di darat seperti gambar di bawah ini. - Tentukan elevasi lantai tambatan perahu dengan menggunakan patok tersebut.. - Tentukan lokasi / areal untuk menempatkan material bangunan. Lokasi 3.3 Pemasangan Pondasi Pondasi terdiri atas pondasi balok tumpuan dan pondsai tiang pancang. 1. Pondasi balok tumpuan Terdiri dari bahan kayu persegi atau kayu gelondongan. Tipe pondasi balok tumpuan ada beberapa macam yaitu : - Tumpuan di atas satu lapis balok - Tumpuan di atas balok susun - Tumpuan di atas tiang pancang 5

2. Pondasi tiang pancang Bahan dapat berupa kayu persegi atau kayu gelondongan. Kedalaman pernancangan tiang sampai menemukan tanah keras atau maksimal 6 meter. 3.3.1 Pemasangan Pondasi Balok Tumpuan 1. Tumpuan di atas satu lapis balok Digunakan untuk kondisi - Tanah baik - Tebing sungai curam dan stabil. Bahan dari kayu persegi atau kayu gelondongan untuk balok tumpuan. Cara Pelaksanaan - Gali tanah sedemikian rupa untuk mendapatkan kedudukan yang baik bagi balok. - Letakkan papan penutup sebagai penahan longsor - Tempatkan dua balok kayu (persegi atau gelondongan) sejajar tebing sepanjang 4-5 meter yang berfungsi sebagai tumpuan. 6

2. Tumpuan di atas Balok Susun Digunakan untuk kondisi tanah kurang baik. Bahan dapat berupa kayu persegi atau kayu gelondongan. Cara Pelaksanaan a. Gali tanah sedalam ± 30 cm kemudian letakkan tiga batang kayu persegi/kayu gelondongan panjang 4-5 m kearah melintang dengan jarak bersih antara batang ± 30 cm. b. Letakkan kayu persegi/kayu gelondongan untuk lapisan kedua pada arah tegak lurus dengan lapisan pertama panjang ± 2,5 m dengan jarak dan uk - uran yang sama dengan lapisan pertama. Hubungkan antara bagian atas dan bagian bawah dengan cara menarik biding kontak setebal masingmasing 5 cm. c. Letakkan kayu persegi/kayu gelondongan untuk lapisan ketiga dengan susunan sama dengan lapisan pertama. d. Letakkan kayu persegi/kayu gelondongan untuk lapisan keempat dengan susunan sama dengan lapisan kedua. e. Letakkan kayu persegi/kayu gelondongan satu batang sebagai tumpuan, khusus untuk kayu gelondongan bagian atasnya diratakan setebal 5 cm. f. Timbun / isi batu kerikil diantara celah - celah susunan balok seperti tergambar di bawah ini. 7

3. Balok Tumpuan di Atas Tiang Pancang Digunakan untuk kondisi tanah jelek. Bahan dari kayu persegi Cara Pelaksanaan - Gali tanah sedemikian rupa untuk mendapatkan kedudukan yang baik untuk balok tumpuan. - Pancang tiang pondasi. - Letakkan di atasnya balok tumpuan (gelagar melintang). - Kemudian letakkan di atasnya gelagar memanjang. - Papan penutup dipasang secara vertikal sebagai penahan longsoran. 3.3.2 Pemancangan Pondasi Tiang Pancang - Siapkan alat pancang terdiri dari tripod yang terbuat dari bambu/ kayu dolken, palu beton, katrol, dan tambang (lihat gambar 12) - Pemancangan dilakukan dengan palu beton yang terbuat dari bahan adukan - beton dengan komposisi campuran 1 semen : 2 pasir : 3 krikil, ukuran 25x 25 x 40 cm atau seberat 80 kg atau disesuaikan ukuran tiang pancang, dijatuhkan di atas kepala tiang pancang dengan tinggi jatuh 50 cm (lihat gambar 13 ). - Ujung tiang pancang harus dilindungi dengan plat baja (lihat gambar 14). - Pemancangan tiang pancang dilaksanakan hingga mencapai lapisan tanah keras atau maksimal 6 meter. 8

9

3.3.3. Sambungan Tiang Pancang Sambungan tiang dapat dilakukan dengan cara mencoak bagian ujung masing- masing tiang sedemikian rupa, sehingga pertemuan kedua ujung tiang yang dipotong menyatu dengan tepat. Panjang irisan coakan ±3 kali tebal tiang. Penyambungan diklem dengan plat baja ukuran 5 x 80 mm sepanjang irisan coakan dan dibaut 1 jarak antara baut minimal 3 kali diameter baut. 3.4 Pemasangan Gelagar clan Papan Lantai Pekedaan pemasangan gelagar adalah sebagai berikut - Setelah pemancangan pondasi tiang pancang, diatasnya dipasang gelagar melintang. Dalam hal ini balok tumpuan berfungsi juga sebagai gelagar melintang. - Gelagar memanjang diletakkan atau dipasangkan di atas gelagar melintang - Untuk menempatkan pertemuan kedua gelagar tersebut, gelagar memanjang dicoak selebar gelagar melintang dan sedalam +U 5 cm. - Papan Iantai ditempatkan merata di atas gelagar memanjang. - Untuk tipe konstruksi dua lantai harus dilengkapi dengan tangga selebar satu meter 10

11

12

13

14

15

DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA 1). Pemrakarsa Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Bina Marga 2). Tim Penyusun Sub Direktorat Penyusunan Standar 3). Tim Pembahas 1. Ir. Sukawan Mertasudira, MSc. Direktorat Bina Teknik 2. Ir. Buddy Darma Setiawan, MSc. Direktorat Bina Teknik 3. Ir. Januar Mardi, MSc. Direktorat Bina Teknik 4. Ir. Nawawi, MSc. Direktorat Bina Teknik 5. Ir. Jawali Marbun, MSc Direktorat Bina Teknik 6. Ir. Utang Kadarusman Direktorat Bina Teknik 7. Ir. Rosita Maharani Direktorat Bina Teknik 8. Ir. Wahyu Widodo Direktorat Bina Teknik 9. Ir. Dendi Pryandana Direktorat Bina Teknik 10. Susongko, BE Direktorat Bina Teknik 11. Jumiran, BE Direktorat Bina Teknik 16